seandainya...
waktu bisa ku ulang mungkin aku tidak akan mengajakmu pergi hari itu...
seandainya...
waktu itu kita tetap di kamar masing-masing hanya menelfon mungkin smua itu tidak akan terjadi ..
kini hanya penyesalan yg menggerogoti ku ..
hidupku terasa sunyi tanpa mu...
arga.... aku merindukan mu...
hanya air mata dan doa yg selalu menjadi temanku untuk mengenang mu ...
***********
"Aku tidak mau Regan..!!!" jawab ku dengan lantang dan berurai airmata, aku menatap Regan nanar, bagaimana bisa hal gila itu terlintas di benaknya. aku adalah mantan calon kakak ipar nya walau pada akhirnya Arga ku meninggal. tetapi cinta ku seutuhnya hanya untuk dia.. mungkin seumur hidup aku akan tetap sendiri.
Regan menatap ku dalam seraya berkata rendah dan tampa mau di bantah.
"Gue tidak perlu persetujuan lho ..tidak ada pilihan lain, selain kita menikah Nirina!!"
Akankah pernikahan itu langgeng sementara cinta Nirina hanya untuk Arga seorang..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofie Fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Perdebatan...
HRD itu menelan ludah kasar, seperti nya dia akan kena masalah, mereka mengikuti langkah Regan menuju ruangan CEO setelah sampai di sana Regan membuka ruangan Arman dengan kasar. Kenapa harus ada dua betina yang tidak tau dari mana rimbanya ini sehingga merusak mood Regan yang sedang bagus hari ini.
Sedangkan Rere dan Miranda tetap saling senggol dan saling mendelik walaupun mereka di pegang oleh security.
"Lepas ihhh gue bukan buronan.." Teriak Rere kesal enak saja security ini pegang-pegang tangan nya padahal semua orang menghormati nya.
"Ia mahal nih perawatan gua " sambung Miranda kesal, bagaimana bisa dia di perlakukan seperti pencuri sedang di London sana dia sudah menjadi model yang di perhitungkan.
Regan menatap mereka jengah. Setelah itu menyuruh security melepaskan nya.
"Kalian boleh keluar. " ucap Regan tegas seraya menoleh ke arah security
"Tolong panggilkan manager nya agar menjinakkan kedua mahluk ini."
Miranda dan Rere menatap Regan melotot, enak saja Regan, penghinaan ini namanya, tapi nyali mereka menciut melihat kilatan amarah Regan.
"Ada apa Re.." Tanya om Arman penuh wibawa, dari tadi dia hanya diam menonton.
Om Arman bangun dari tempat duduk kebesaran nya, dan menepuk pundak Regan beberapa kali sehingga emosi Regan sudah mulai stabil.
Ada suara ketukan pintu dan Om Arman menyuruh mereka masuk ternyata adalah manager Miranda dan Rere. Mereka langsung menjaga artis-artis mereka.
"Coba jelaskan apa masalah nya??"
tanya Om Arman penuh wibawa.
"Aku mau mereka tidak ikut casting Om." Jawab Regan tegas tampa basa basi, dia tidak mau ada hama di kantor nya yang akan mempersulit pekerjaan nya kedepan.
"Mana bisa begitu..!! seru Rere lantang dia tidak terima tiba-tiba tidak boleh ikut casting padahal ini kesempatan nya untuk memperluas penggemar nya.
"Ya.. Saya di London termasuk artis yang populer kenapa di sini saya di perlakukan tidak menyenangkan. saya bisa membuat statement buruk tentang perusahaan ini " sambung Miranda tegas.
"Gue tidak perduli." jawab Regan.
"Regan.. " Seru om Arman sambil menggelengkan kepala memberi tanda agar Regan diam.
"Kita bisa membicarakan ini baik-baik, pak Ali tolong jelaskan kronologi nya.??" perintah Om Arman penuh wibawa.
Pak Ali menceritakan kronologi kejadian dengan sangat detail sedang kan Om Arman mendengar kan dengan cermat. Setelah selesai om Arman beralih bertanya sama Miranda.
"Terus hubungan Anda dengan keponakan saya apa?? Bukankah anda baru pulang dari London." tanya om Arman keheranan.
"Saya mantan Regan waktu SMA, kita pacaran satu tahun sebelum saya berangkat ke London kita putus. " jawab Miranda percaya diri sedang kan Regan hanya diam, dan mencoba mengingat perempuan yang mengaku pacarnya ini.
"Benar itu Regan.??" Tanya om Arman, Regan menggaruk kepala nya bingung, ngapain dia harus mengingat hal tidak penting seperti ini hidup nya sudah cukup rumit.
"Aku lupa om." jawab Regan polos sedangkan Miranda sudah mendelik marah menatap Regan, tawa Rere pecah.
"Hahahaha.. Mantan toh, emang sih mantan pantes nya seperti sampah setelah di buang langsung di lupakan hahaha "
"Jaga ya mulut lho kalau tidak ingin gua robek." Ucap Miranda seraya menunjuk Rere.
"Turun kan tangan lho, kalau tidak mau karir lho hancur." ucap Rere
"Lho nantang gua."
"Diam.. " Teriak Regan menggelegar sehingga ruang itu sunyi sesaat.
Regan menatap kedua perempuan di depan nya dengan penuh amarah, dia muak dengan semua perempuan yang sok dekat dengannya, dia benci selalu di tempelin perempuan seperti lintah.
"Lho.." tunjuk Regan ke arah Miranda
" Kalau mau ikut casting di sini jangan pernah mendekat. Hubungan kita sudah berakhir jadi tidak usah sok dekat."
"Dan untuk lho Rere jangan pernah melewati batas, kita tidak pernah ada hubungan, selamanya akan selalu begitu, jadi berhentilah berulah dan menyebarkan gosip kalau kita ada hubungan."
Regan menghela nafas sejenak, sebelum melanjutkan dengan penuh penekanan.
"Gue diam karena menghormati bokap lho, tapi.. Jika lho sampai melewati batas, lho akan tau akibat nya, kekuasaan ayah lho tidak akan pernah bisa membantu lho."
Suasana di ruangan itu hening, tidak ada yang bisa membantah ucapan Regan terlalu menakutkan untuk berbicara.
Regan menoleh ke arah Om Arman.
"Urus kedua betina ini Om, jangan sampai membuat masalah, terserah Om saya hanya menerima beres seperti biasa. Aku pergi Om.." mereka berdua mendelik mendengar perkataan Regan
"Ya.. Hati-hati " Regan melangkah pergi meninggalkan ruang Om Arman. Dia ingin tau ke adaan Nirina di merogoh saku celana nya dan menghubungi telpon rumah.
Dia terus melangkah dan memencet tombol lift menuju lantai bawah. Dia tidak memperhatikan sekitar, telfon diangkat.
"Halloo"
"Halo bibi bagaimana keadaan istri saya." Tanya Regan dengan tidak sabar.
"Non Nirina sedang di taman den."
"Ngapain di taman.??"
"Saya tidak tau den, beliau hanya diam dari tadi." jawab bok Jum, dia memang tidak paham dengan keadaan Nirina BOK Jum pikir Nirina hanya butuh ketenangan sebentar.
"Bok suster sudah datang?"
"Sudah den.. Tapi non Nirina tidak mau di temani baik suster atau Lia den non Nirina bilang hanya ingin sendiri."
"Terus kalian biarkan istri saya sendiri begitu. Dengar bok, kondisi istri saya sekarang sedang tidak stabil, dia harus di teman. Bilang sama suster suruh siapkan jus dan buah untuk cemilan siangnya dan bilang sama Lia suruh dekati istri saya dengan cara apapun sehingga dia tidak sendiri."
Perintah Regan tegas rahangnya mengeras, dia mengepel kam tangan nya erat, dia mengingat kejadian kemarin, semua itu tidak boleh terjadi lagi, akan dia pastikan Nirina akan selalu baik-baik saja bersama nya.
"I..ya den ." Jawab jawab bok Jum terbata dia sangat takut kalau majikannya ini sedang marah.
"Bagus. Kalian harus tau, tugas utama kalian adalah pasti kan kondisi istri saya baik-baik saja, dia makan dengan benar dan teratur dan semua kebutuhan nya terpenuhi."
"Si..ap den."
"Saya mungkin pulang nya sore, tolong jaga istri saya."
"Ia den."
Regan tidak sadar bahwa di lift itu dia tidak sendiri dan ada yang merekam semua pembicaraan nya. Dan orang itu menyeringai.
mampir juga ya..
Rangkaian kosakata kamu juga banyak.
Mulai baca2 lagi buat nambah kosakata.
Untuk gaya bahasa, udah sesuai karena kamu ambil genre teenlit.
Hai! Namaku Nirina. Aku tinggal di desa yang berada di pinggiran kota kecil. Aku hanya anak remaja yang baru beranjak kelas dua SMA. Tidak ada yang spesial dalam diriku, kecuali cantik.
jangan lupa baca karyaku juga ya..