NovelToon NovelToon
My Director My First Love

My Director My First Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / CEO / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: arsyazzahra

Pernahkah kalian membayangkan, bagaimana rasanya bertemu mantan, yang tak lain merupakan cinta pertamamu?

Bella tak menduga jika ia kembali dipertemukan Arfa. Sosok mantan kekasih sekaligus cinta pertamanya, yang tak lain adalah Direktur baru tempatnya bekerja. Semula ia merasa percaya diri menganggap jika keadaan masih sama. Namun, sikap Arfa yang dingin dan ketus terhadapnya, membuatnya harus sadar diri, rasa percaya dirinya itu seketika terenggut dengan paksa. Bella memaksakan diri untuk membuang jauh-jauh perasaannya.

Namun, bagaimana jika keadaan justru membuatnya harus terus berdekatan dengan Arfa. Membuat rasa cinta itu tumbuh semakin besar. Seiring sesuatu alasan yang membuat Arfa berubah pun terkuak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arsyazzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arfa Adiyaksa

Pukul satu siang, manager Agus meminta para staf untuk berbaris rapi di pintu masuk, demi menyambut kedatangan direktur baru. Para karyawan wanita tampak semangat, bahkan tak segan beberapa kali melihat penampilan wajahnya yang dirasa ada yang kurang. Karena mereka menginginkan penampilan yang sempurna, agar direktur barunya Sudi melirik ke arahnya.

Salah satunya Sima yang tampak heboh, berkali-kali bertanya pendapat penampilannya pada Bella. Sementara, Bella memilih tampil apa adanya asal ia merasa sudah rapi. Karena yang ia tahu, Arfa hanya menyukai perempuan yang tampil apa adanya.

Sebuah mobil mercy tiba di loby perusahaan, kedua penjaga sigap membukakan pintu. Seorang lelaki tampan, tinggi, rambutnya di sisi ke belakang, rahangnya tegas, menggunakan balutan jas biru, serta kacamata hitam yang bertengger di hidungnya, keluar dari dalam mobil. Ia melangkah masuk dengan gaya elegan, seraya melepaskan kacamata hitamnya. Di belakangnya tampak tiga orang pengikutnya pun turut andil mengikutinya.

Bunyi gesekan sepatu fantovel dengan lantai marmer terdengar semakin dekat. Bella yang semula menunduk pun memberanikan diri mengangkat wajahnya. Bersamaan dengan pintu kaca kantor terbuka, sosok lelaki yang merupakan Direktur barunya melangkah masuk. Bella terkejut mendapati dugaannya sama sekali tidak meleset.

“Arfa,” gumamnya hampir tak terdengar.

Seperti sebuah magnet, gumaman Bella membuat Arfa pun menoleh ke arahnya. Sama seperti Bella, lelaki itupun tampak terkejut melihatnya.

Bella merasa bahagia, ia memasang senyum semanis mungkin, berharap Arfa akan membalasnya. Namun, lelaki itu justru memalingkan mukanya, bersikap seolah keduanya hanyalah orang asing. Wajah bahagia Bella, kini menjadi muram. Kekecewaan menghantam keras relung hatinya yang paling dalam.

Namun, di sisi lain otak kecilnya mencoba berfikir positif jika mungkin saja Arfa hanya tengah bersikap profesional karena saat ini kedua tengah berada di perusahaan bahkan di depan banyak orang. Bella mencoba kembali tersenyum, mengenyahkan pikiran negatifnya.

“Gantengnya Pak Direktur. Aaah, aku meleleh,” pekik Sima seraya menangkup kedua pipinya.

Bella hanya mendengus, ketika para karyawan banyak yang memuji ketampanan Arfa. Memang harus di akui jika Arfa adalah lelaki tampan yang pernah dilihatnya, dengan rahang kuat, sepasang alis lebat, hidungnya mancung, sepasang bola mata hitam, matanya sedikit sipit. Sayangnya, kini Bella harus menelan rasa kecewa, saat melihat sikap Arfa padanya yang begitu acuh seperti tak saling mengenal. Padahal selama ini ia menutup hatinya untuk lelaki lain, demi perasaannya pada Arfa yang kian bertambah besar.

Setelah memastikan direktur masuk ke dalam ruangannya. Manager Agus membubarkan para staffnya. Bella menurut, tapi Sima justru masih bergeming di tempat dengan pandangan yang mengarah ke lift khusus direktur. Hal itu membuat manager Agus kesal.

“Ehh SIM card kamu gak dengar perintah saya. Buruan balik ruanganmu.”

“Atuhlah Aa Suga teh galak pisan. Main ganti-ganti namaku jadi SIM card pula,” dumel Sima kesal. Bella hanya terkekeh mendengarnya. Padahal apa bedanya, sama Sima yang mengganti nama Agus jadi Suga.

“Kamu juga ganti-ganti namaku kok,” celetuk Agus tak kalah sewotnya.

“Itu hanya aku balik, biar keren. Dasar gak gaul,” celetuk Sima kemudian, seraya menarik tangan Bella untuk kembali ke ruangannya. Tak memperdulikan umpatan kesal yang Agus berikan. Satu-satunya orang yang begitu berani dengan seorang manager hanyalah Sima. Kebetulan mereka berasal dari kota yang sama, Garut.

“Kamu itu kenapa kalau bertemu dengan Pak Agus bawaannya pengen adu mulut terus,” keluh Bella heran ketika keduanya telah tiba di ruangannya.

“Suka aja. Lucu gitu kalau ngeledek dia.” Sima mendudukkan dirinya di kursi, sementara matanya menatap ke arah depan, di mana ruangan Direktur terlihat. Perusahaan itu memiliki 22 lantai, dan divisi mereka berada di lantai 12. Terdapat 3 ruangan di sana yaitu ruangan Direktur, HRD, dan divisi marketing yang merupakan ruangan bebas tanpa sekat.

“Awas nanti jadi jatuh cinta,” celetuk Bella.

“Gak lah. Kan hanya untuk seru-seruan aja,” sahut Sima santai.

Bella mengangguk, otaknya berusaha fokus pada pekerjaannya. Namun, ternyata susah saat bayangan sikap Arfa justru menghantuinya, ia justru merasa gelisah dan gundah saat tak kunjung mendapatkan jawaban dari sikap cuek dan datar lelaki itu.

“Kamu kenapa sih, gelisah gitu Bell? Kaya aku dong, semangat kan ada direktur baru,” ujar Sima bahagia.

“Emm... Kayaknya aku butuh kopi deh.”

“Oh ngantuk? Ya udah panggil OB aja suruh buatin,” seru Sima.

Bella menggeleng. “Aku buat sendiri aja deh. Soalnya kalau dibuatin suka gak sesuai selera.” Perempuan itu beranjak menuju pantry. Sima mendengus melihat sikap Bella yang menurutnya ribet, apa salahnya tinggal duduk santai menunggu kopi tiba. Tapi apalah daya itu haknya Bella.

1
Anonymous
m
Murti Ningsih
kan Bella sendiri yg minta putus. jadi wajar klw Arfa bersikap acuh terhadap Bella
Anonymous
keren
Ni komang Utari ariani
Kecewa
Ni komang Utari ariani
Buruk
Endang Purnama
sesek ooy
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
Aisah Zahra
Semoga beliau n arfa kembali bersama
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
...
Dwi Winarni Wina
Arfa dulu sangat hangat dan lembut berubah jd dingin dan kayak membenci bella,,,,
Anonymous
keren
Elvi
knpa blm ada lanjutanx
😝
Paling ga suka baca novel yg cerita nya si wanita di buat goblok kayak gini, itu akan buat kita jd ikutan goblok
Fitri Ummu Arsyaqila
Luar biasa
Hasanah
di arfa lai. du mult lain di hati
😝
Lagian biasanya klo yg bikin kopi CEO ya sekretaris ya, lah ini knp juga karyawan lain kan di luat nurul ceritanya
Yunea Shanchai: ini kan novel ,cerita halu..suka2 penulis nya lh..nikmati aja kak..
Hasanah: kan yg mau buat kopi kbelet pipis ,karena ad kesempatan Bella menawarkan dri untuk buatkan kopi untuk arfa
total 2 replies
murniati cls
mamanya kek tak syg ya sm Arfa, mamanya LBH menyayangi abgnya
murniati cls
kok ayahnya tak bcr sdktpun, biasanya bila ibunya gitu ayahnya beda ya
murniati cls
keknya dulu dia mnta putus uga Krn ibunya deh,Krn dia miskin jd ibunya tak suka
murniati cls
mgkn mamanya uga dibohongi sm Olivia ini,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!