Sofia Ariadne seorang wanita cantik, mandiri dan kuat, terjebak dalam permainan taruhan yang dibuat oleh Alessandro Calvin Del Piero, seorang mafia playboy, tampan dan berkuasa.
Ketika Sofia mengetahui dirinya hamil benih dari Alessandro, dia harus menghadapi ancaman dari musuh Alessandro yang ingin menggunakan bayi itu sebagai alat untuk menghancurkan Alessandro.
Namun, Sofia yang tidak ingin terlibat lagi dengan Alessandro memilih untuk melarikan diri sejauh mungkin. Meskipun harus menjalani susahnya hidup dengan kehamilan tanpa adanya pasangan.
Bagaimana kelanjutan kisah percintaan antara Sofia dan Alessandro yang penuh dengan intrik serta konflik etika. Yuk, kepoin terus ceritanya hanya di Noveltoon. Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan Alessandro
"Tuan, ada info baru tentang Alessandro." Ucap seorang bawahan yang tengah bersimpuh di bawah kaki pria bertopeng dengan tangan bergemetar.
"Apa karena aku ingin membunuh seluruh keluargamu jadi sekarang kamu baru akan mengatakan sesuatu untukku."
"Tolong jangan usik keluarga saya, kali ini saya membawa berita yang sangat penting untuk Anda."
"Katakan, jika ternyata hanya omong kosong peluru dalam pistol ini pasti menembus tulang tengkorakmu itu."
"Saya yakin ini berita akurat, karena saya tidak sengaja mendengar pertengkaran Alessandro dengan dua orang wanita. Yang satu mengaku kekasihnya dan yang satu mantan kekasihnya."
"Kamu ingin mempermainkan saya." Ucap pria itu dengan menodongkan pistolnya.
"Tidak tuan, tolong dengarkan saya hingga selesai." Ucap bawahan itu.
"Teruskan... Jangan terlalu membuang waktuku "
"Mantan kekasih Alessandro marah karena di hamili Alessandro secara paksa. Sementara kekasihnya yang sekarang tidak terima karena bukan dia yang hamil." Ucap bawahan itu lagi.
"Menarik, cinta segitiga. Kalau begitu aku berikan tugas penting untukmu."
"Apa yang harus saya lakukan tuan." Ucap bawahan dengan tunduk.
"Awasi pergerakan dua wanita itu. Aku ingin tahu lebih detail permasalahannya, sehingga aku bisa mencari kelemahan Alessandro." Ucap pria bertopeng.
"Ingat lakukan tugas ini dengan benar, karena nyawa istri dan anak-anakmu ada di tanganku. Sekali gagal, keluargamu tinggal nama."
"Baik tuan, kalau begitu saya permisi dulu. Terima kasih telah diberi kesempatan kedua." Ucap bawahan.
"Hmm... Pergilah." Ucap pria bertopeng.
Setelah seluruh anak buahnya pergi, pria bertopeng itu membuka topengnya. Hampir seluruh wajah pria itu hancur, dengan satu bola mata yang memutih. Terlihat aura dendam yang begitu pekat dari wajahnya.
"Seluruh keturunanmu harus membayar mahal semua yang telah kamu lakukan padaku dulu. Akan aku pastikan jika nama besarmu tinggal kenangan." Ucap pria bertopeng itu dengan api dendamnya yang semakin membara.
"Karena keserakahanmu, aku kehilangan seluruh keluargaku. Istri yang sangat aku cintai, bahkan bayi dalam kandungan istriku tiada karenamu." Ucapnya lagi.
Sementara itu, Alessandro yang masih syok terpaku menatap kosong langit-langit ruang kerjanya. Membiarkan Tom dan Darren yang ikut membisu.
"Jadi benar...? Sofia dijebak? Dan aku dengan bodohnya langsung percaya."
"Kami ingin mengatakannya sejak dulu..."
"Lalu kenapa kalian hanya diam dan membiarkan aku semakin salah paham." Ucap Alessandro menahan emosi.
"Maafkan kami berdua, Anda boleh menghukum kami saat ini juga. Tapi kami melakukannya karena tidak ingin membuat Sofia semakin terluka karena Anda tidak mempercayai dirinya." Ucap Tom dengan wajah menunduk.
"Karena setelah hari itu, Anda sudah bersama dengan Bella. Saya pikir jujur pun percuma karena urusan pribadi Anda." Ucap Darren.
"Kalian benar, semua salahku karena dengan mudah terprovokasi tanpa mencari tahu kebenarannya. Membiarkan Sofia semakin terluka karena setelah hari itu aku menjadi seorang pria playboy."
"Jadi siapa pria yang membawa Sofia saat itu, apakah kalian juga sudah mendapatkan informasi?" Tanyanya.
"Menurut info yang kami dengar, pria itu adalah suruhan Bella."
Brak...
"Breng sek... Jadi kalian menyembunyikan fakta buruk untukku." Ucapnya.
"Maaf, bukankah sejak hari itu Anda lebih sering mendengar apa kata Bella daripada kita yang hanya bawahan rendahan?" Ucap Darren.
"Ingatkah Anda, jika saya pernah sekali mencoba memberi tahu Anda tapi dengan mudah Anda bilang untuk saya diam." Tambah Darren.
"Hanya karena Bella di samping Anda bilang jika kemungkinan kami berdua hanya ingin membela Sofia. Lalu Anda tidak memberikan kami kesempatan membuka mulut, hingga lima tahun lamanya." Ucap Tom berani.
"Apa Kakek Dario tahu tentang semua ini?" Tiba-tiba Alessandro teringat jika kakeknya yang terus mendorongnya untuk kembali bersama Sofia.
"Iya, Tuan Dario tahu sejak awal jika Anda sedang dipermainkan oleh Bella. Tapi Tuan Dario membiarkan Anda membuka sendiri mata Anda. Tapi karena setelah 5 tahun Anda masih belum mengerti juga, maka dari itu Tuan Dario memberikan ide sebuah tantangan untuk Anda." Ucap Darren akhirnya membuka rahasia besar kakek Alessandro.
Tak tak tak
Suara tongkat kayu terdengar nyaring mendekati pintu ruang kerja Alessandro. Sudah pasti itu suara tongkat milik Kakek Dario. Dengan tergesa, Alessandro bangkit dari duduk ya lalu menyambut sang kakek dengan tatapan membunuh.
"Tidak usah menatapku seperti itu Alessandro, kamu pikir kakekmu ini akan takut melihatnya." Ucap Kakek.
"Jadi tujuan Kakek ingin aku menghamili Sofia bukan serta merta karena ingin memberikan kekuasaan padaku?"
"Tentu saja, cucu bodoh seperti dirimu harus dijebak supaya sadar diri. Apakah jika aku bilang supaya kamu meninggalkan Bella dan kembali pada Sofia, kamu akan menurutinya? Bahkan ketika aku akan memberikan bukti kebenaran tentang Bella."
"Karena aku tahu Alessandro, aku pernah muda. Orang yang patah hati akan mudah terprovokasi dan tidak mudah untuk percaya selain orang yang bisa memberikan segalanya. Kamu sudah merasakan pelayanan Bella selama ini, apa kamu punya perasaan untuk wanita murahan itu?"
"Apa kamu mendengarkan jika aku minta supaya menjauhinya?" Tanya Kakek.
"Tentukan keputusanmu 2x24 jam, lalu umumkan jika sekarang kamu tidak memiliki hubungan dengan wanita itu. Tutup akses ke perusahaan dan blokir semua kartu kredit yang kamu berikan padanya. Baru aku akan umumkan secara resmi juga jika kamu adalah generasi penerus yang akan memimpin Klan Cosa Nostra." Ucap tegas Kakek Dario.
Sedangkan saat ini yang menjadi bahan perseteruan sedang memeriksakan diri ke Dokter atas saran sahabatnya.
"Gimana Dokter, sudah berapa umur bayi dalam kandungan saya?" Tanya Sofia penuh rasa ingin tahu.
"Menurut alat USG, usia janin Anda sudah 5 minggu. Masih kecil, tapi dia tumbuh dengan sangat sehat." Ucap Dokter itu.
"Lihat Sofia, bayi mu tumbuh sehat. Apakah bentuknya memang hanya sebesar biji jagung?" Tanya Naren.
"Benar, janin berusia 5 minggu masih sangat kecil. Tapi syarat otaknya sudah mulai terbentuk dan juga detak jantungnya sudah bisa terdengar. Apa Anda ingin mendengarkannya?"
Deg
"Suara jantung bayiku." Sofia terharu hingga meneteskan air mata.
"Sekarang saya akan berikan vitamin untuk membantu perkembangannya, jangan lupa untuk memperbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat, minum susu hamil dan rajin berolah raga."
"Terima kasih Dokter, kalau begitu kami permisi." Ucap Naren mewakili.
"Saat ini Sofia dan Naren sudah menuju rumah setelah menebus obat dan membeli susu hamil."
"Apa kamu bahagia Sofia, sejak tadi kamu terlihat tersenyum-senyum sambil mengelus perut?" Tanya Naren.
"Iya, aku bahagia. Tiba-tiba perasaanku menghangat dan emosional. Aku menyayangi bayi ini." Jawab Sofia.
"Syukurlah, aku senang mendengarkan. Aku akan membantu kamu menjaga kandunganmu."
"Terina kasih karena selalu ada untukku, Naren." Ucap tulus Sofia.
Cekit... Brak...
Terlalu fokus mengobrol, membuat Sofia dan Naren tidak memperhatikan jika sejak keluar dari Rumah Sakit mobilnya sudah diikuti. Dan setelah mereka berada di jalanan sepi, mobil yang di bawa Naren di hadang dari depan hingga terdengar benturan karena Naren membanting setir hingga membuat mobil itu menabrak pembatas jalan.
"Keluar kalian..." Ucap seorang pria berbadan besar dengan tubuh penuh tatto. Serta beberapa anak buahnya yang memaksa membuka pintu mobil yang terlihat rusak bagian depannya.
"Siapa kalian kenapa menghalangi jalan kami." Ucap lantang Sofia tanpa ragu, sementara Naren sudah ketakutan.
"Siapa kami tidak penting, sekarang keluar dan ikut kami pergi."
"Bagaimana jika kami tidak mau ikut bersama kalian?" Tantang Sofia.
"Maka kami akan memaksa kalian berdua." Jawab pria itu marah.
Sofia membiarkan tubuhnya ditarik paksa keluar dari mobil, begitu pula dengan Naren yang terlihat pasrah.
"Mungkin memang sudah waktunya aku menunjukkan siapa diri ini yang sebenarnya." Ucap Sofia dalam hatinya.
ayo lanjut lagi, thor.