Kata orang, percintaan di masa SMA adalah percintaan yang paling manis, dan sulit di ulang. ada waktunya semua nya berubah. dan tak lagi sama
Julia Anita, atau biasa di panggil lia oleh sahabat sahabat nya, jatuh cinta dengan pria tampan nomor satu idola sekolahan. begitu juga dengan Leon, yang memang suka dengan Lia sejak awal masuk sekolah. tapi sifat Leon selalu memprioritaskan sahabat nya yang tak lain adalah aurel. yang selalu menjadi pilihan yang sulit untuk Leon memilih diantara kedua nya. bagi nya dua Gadis itu sama sama penting untuk nya. tapi dia lebih mengutamakan prioritas Aurel dibandingkan pacar nya sendiri.
bagaimana kisah selanjutnya yuk simak bersama sama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.33
Setelah menangis semalaman. Lia merasa tubuhnya terasa sakit, dan merasa pusing di bagian kepala nya. untung saja bunda Ara tau, dan langsung sigap memberikan obat penurun panas.
"Ini bubur nya, jangan ga dimakan dek."
"Pahit Bun."
"Makan sayang, walaupun hanya dia atau tiga suapan." ucap bunda Ara yang menyuapi anak gadis nya itu.
Dengan terpaksa Lia membuka mulutnya, walaupun rasanya begitu sakit di tenggorokan nya.
"Setelah itu, kamu tiduran lagi. gausah bantuin bunda dulu, kalau besok masih belum reda panas nya, gausah sekolah." ucap Ara yang begitu khawatir saat putri nya jatuh sakit.
Lia jarang sekali sakit, sehingga saat tadi pagi bunda mengetuk pintu kamar putri nya, terlihat Lia menggigil di tempat tidur, dan dengan segera bunda Ara memanggil dokter ke rumah nya. karena jarak dari rumah sakit lumayan jauh, jadinya dia memanggil dokter untuk memeriksa putri nya.
Kebetulan rumah dokter itu, masih satu kompleks dengan nya. sehingga kalau sakit pun, tinggal di periksa saja oleh tetangga nya itu.
Dokter bilang, kondisi kesehatan Lia baik baik saja, hanya butuh istirahat yang cukup. Dan dokter juga memberikan resep obat untuk di beli di apotik terdekat.
"Ini minum obat nya dek, ada 5 macam." ucap bunda Ara yang menunjuk beberapa kemasan obat, untuk putri nya.
Lia yang melihat nya saja sudah merinding. Dia tak suka dengan obat pahit, kalau minum obat saja gadis itu harus dengan adanya pisang, agar mudah di telan.
"Bunda pahit." rengek nya sambil meneteskan air mata nya.
"biar cepat sembuh nak, ayo diminum." ucap bunda Ara yang begitu sabar menghadapi manja nya Lia saat sedang sakit.
Dengan terpaksa Lia meminum obat pahit itu,sambil cepat cepat menelan pisan di mulut nya.
Setelah drama minum obat, akhirnya bunda Ara merasa lega. setidaknya panas nya sudah mulai menurun, hanya tinggal demam nya saja. kemudian langkah kaki nya langsung ke dapur untuk menyiapkan makanan para pelanggan hari ini.
Kadang kadang Lia merasa kasihan melihat bunda Ara banting tulang demi dirinya. Ayah nya saja sudah tak ada kabar lagi, entah bagaimana hubungan bunda dan juga ayah nya saat ini, Lia berharap keluarga nya bisa untuk seperti orang orang. Tapi dia tak ingin bunda nya tersakiti dengan ayah nya sendiri.
Tak lama suara motor masuk di perkarangan rumah lia, dan bunda Ara mengenali motor sport itu. wajah nya langsung berubah menjadi datar, rasa nya Masih terlalu kecewa melihat sifat laki laki itu. Yang mengingkari janji nya kepada Lia.
walaupun dia tak mengatakan apapun. tapi sudah cukup jelas, bahwa Leon lah penyebab putri nya terbaring sakit saat ini.
Leon yang merasa canggung, langsung mengetuk pintu rumah Lia yang terlihat sepi.
"Tok...tok..tok..
Dengan cepat, bunda Ara membukakan pintu itu, tapi tak ada senyum yang menyambut nya. kini hanya wajah yang datar, dan tajam memandang lekat laki laki yang telah mempermainkan hati anak gadis nya.
"Tante, maaf menganggu pagi pagi seperti ini. Lia nya ada Tante?" ucap nya dengan sedikit terbata melihat wajah ibu nya Lia yang menatap nya tajam.
"Lia nya lagi istirahat, ada apa ya?"
"Pengen ngobrol dengan Lia Tante, soalnya di hubungi hp nya ga aktif. Saya cemas dan langsung melihat kondisi lia."
dalam hati bunda Lia tak suka dengan laki laki ini. semalam putri nya terus mengubungi Leon, tapi pemuda itu sama sekali tak mau mengangkat nya.
"Lia sedang sakit, sebaiknya nak Leon kembali saja." ucap bunda Ara yang mengusir nya secara halus.
"Tante, apa boleh saya melihat nya sebentar." ucap Leon dengan penuh harapan.
Mendengar ucapan Leon yang semakin keras kepala, membuat bunda Ara jengah dengan nya. dengan tegas dia mengatakan. "Tidak bisa! Sebaiknya nak Leon kembali saja. Saya masih ada urusan yang lain. Maaf saya tutup pintu nya."
Leon yang melihat respon ibu nya Ara seperti tak suka dengan nya, hanya menghela nafas berat nya. Dia menyesal karena melupakan janji nya sendiri.
beneran ni mah fix, dah Lia mending kamu yg putusin biar tau rasa dia. buang aja ke laut cowok ngga gentle, plin plan
tegas sama si Leon yang nggak bisa ngerti ini ceweknya...