NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Ibu Pengganti
Popularitas:31.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadziroh

Lintang Anastasya, gadis yang bekerja sebagai karyawan itu terpaksa menikah dengan Yudha Anggara atas desakan anak Yudha yang bernama Lion Anggara.

Yudha yang berstatus duda sangat mencintai Lintang yang mengurus anaknya dengan baik dan mau menjadi istrinya. Meskipun gadis itu terus mengutarakan kebenciannya pada sang suami, tak menyurutkan cinta Yudha yang sangat besar.

Kenapa Lintang sangat membenci Yudha?
Ada apa di masa lalu mereka?
Apakah Yudha mampu meluluhkan hati Lintang yang sekeras batu dengan cinta tulus yang ia miliki?

Simak selengkapnya hanya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2. Pulang ke rumah orang tua

Yudha mendekap tubuh mungil Lion dengan erat. Menyalurkan kasih sayang yang tak akan pernah tergantikan. Banyak ketakutan yang menampar jika membiarkan bocah itu tinggal bersama mama nya. Takut memiliki papa baru yang tak bisa menyayangi seperti dirinya.

"Bapak yakin kita akan ke apartemen?" tanya Andreas sekali lagi sebelum melajukan mobilnya. 

Sebagai asisten yang baik, Andreas memastikan jika Yudha mendapatkan tempat terbaik untuk melepas semuanya. 

Mbak Mimah, sang baby sitter yang duduk di samping Andreas hanya diam, meskipun ia tidak tahu sepenuhnya, namun paham dengan apa yang terjadi saat ini. 

Tak ada jawaban, Yudha masih bingung ke mana akan menyandarkan hidupnya lagi. Di satu sisi hubungannya dengan kedua orang tuanya kurang baik, disisi lain Ia memikirkan nasib Lion yang membutuhkan kasih sayang dari orang terdekat dan juga menjauhkan dari Nathalie. 

"Iya, untuk sementara aku akan tinggal di apartemen," jawab Yudha dengan nada berat. 

Baru saja menyalakan mesin mobil, sebuah mobil dengan sorot lampu tajam berhenti di depan mobil Andreas. 

"Andre, jangan buka pintunya!" titah Yudha saat melihat Natalie turun dari mobil tersebut. Rasa sakit yang mengendap seakan membunuh cinta dan belas kasih yang sudah lama tumbuh. 

"Mas, buka pintunya!" teriak Natalie sembari menggedor-gedor kaca mobil Yudha. 

Suaranya yang terdengar remang membuat Lion yang ada di pangkuan Yudha terbangun.

"Andreas jalan!" pinta Yudha segera, takut Lion melihat kondisi mamanya yang nampak kacau. 

Andreas membelokkan setirnya. Melintasi mobil Nathalie yang ada di depan gerbang. Tak mengindahkan Nathalie yang terus berlari mengejarnya dari belakang.

"Papa, kita mau ke mana?" tanya Lion setelah sepenuhnya sadar jika dirinya ada di dalam mobil yang berjalan. 

Apa yang harus aku katakan, tidak mungkin aku menjelaskan apa yang terjadi.

Yudha mendaratkan kecupan bertubi-tubi di kening Lion. Menahan air matanya yang menumpuk di pelupuk. Ia harus kuat, tidak boleh lemah saat di depan putranya. 

"Lion dan papa akan tinggal di rumah baru." Andreas yang menjawab dengan lantang. 

Lion beranjak, menyembulkan kepalanya di tengah jok depan. Ia baru sadar jika ada Andreas yang sibuk dengan setirnya. 

"Tapi kok mama nggak ada? Apa dia sibuk bekerja di luar kota?" ucapnya dengan polos, seperti yang sering didengar dari mbak Mimah saat di rumah. 

Mbak Mimah tersenyum, membawa Lion ke pangkuannya. 

"Mama nggak ikut, Sayang. Mbak akan menemani Lion saat bermain, mulai sekarang jangan cari mama lagi," pinta Mimah dengan lembut. 

Lion mengangguk mengerti dan kembali tidur di pelukan Mimah. 

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, menerobos kegelapan malam yang semakin larut. 

Beberapa kali ponsel Yudha berdering, namun tak dihiraukannya. Andreas yang merasa risih terpaksa menghentikan mobilnya di tepi jalan. 

"Kenapa Bapak tidak mengangkat teleponnya?" tanya Andreas tanpa menoleh. 

"Pasti Natalie," jawabnya pelan dengan mata terpejam. 

"Kalau bapak tidak mau mengangkat teleponnya, matikan saja!" Andreas sedikit membentak. 

Terpaksa Yudha meraih ponselnya dan menatap layar yang berkelip. Betapa terkejutnya saat melihat nama yang yang muncul di layar. 

"Mama!" memekik kaget. 

Andreas tersenyum kecil. Sebab, dibalik telepon yang tersambung adalah ulah dirinya. 

Yudha menghela nafas panjang. Rasa bersalah kembali menyeruak mengingat sikapnya selama ini. Ia pikir dengan cinta akan hidup bahagia selamanya, faktanya tanpa restu sang ibu, pernikahannya kandas juga. 

"Siapa, Pak?" tanya Andreas pura-pura. 

"Mama, bagaimana kalau dia __"

"Angkat saja!" 

Yudha menggeser lencana hijau tanda menerima. Siap menerima apapun yang akan dihadapinya nanti. 

"Halo, Ma," sapa Yudha dengan suara lirih. 

"Pintu rumah selalu terbuka untuk kamu dan Lion, bawa cucu mama pulang. Sudah cukup pengorbanan kamu selama ini, jangan sia-siakan hidup kamu lagi. Kalian berhak bahagia."

Ponsel yang ada di tangan Yudha jatuh seketika. ia tak sanggup lagi membendung air mata yang menumpuk. Tak menyangka mamanya masih peduli disaat dirinya rapuh. Ucapan itu sudah mencangkup semuanya, kembali adalah jalan yang terbaik, terutama untuk menyembuhkan lukanya. 

"Kita ke rumah mama," ucap Yudha pada Andreas. 

Hampir satu jam perjalanan, akhirnya Andreas menghentikan mobilnya di halaman rumah yang dituju. 

Mimah menggendong Lion yang terlelap. Yudha mengikutinya dari belakang. Andreas mengambil barang-barang milik sang majikan, dibantu beberapa pembantu Bu Indri. 

Wanita paruh baya berdiri di depan pintu, kedua tangannya merentang siap menyambut kedatangan putra dan cucunya. 

Tangis Yudha pecah. Sisi kerapuhan yang ia miliki terbongkar sempurna, entah apa yang ada di dalam benaknya saat ini, hanya Yudha dan Allah yang tahu. 

Yudha berhamburan memeluk mamanya, menumpahkan sisa air mata yang masih tertinggal. Mengurai kehancuran yang kini menyelimutinya. 

"Maafkan aku, Ma. Maafkan aku," ucap Yudha masih diiringi deraian air mata. 

"Mama sudah memaafkan kamu dari dulu. Tinggallah di sini bersama Lion. Tenang kan diri kamu." 

Bu Indri menepuk punggung lebar Yudha yang masih bergetar. 

Setelah melepas pelukannya, Bu Indri menghampiri Mimah, mengusap kepala Lion dengan lembut, lalu mencium pipi gembul bocah itu. 

"Mimah, kamu tetap urus Lion. Bagaimanapun caranya, buat dia melupakan Nathalie." 

"Baik, Bu. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Lion. Dia akan baik-baik saja tanpa bu Natalie," Jawab Mimah meyakinkan. 

Yudha melepas jas yang masih membalut tubuhnya, mengendurkan dasi yang seharian penuh mencekik lehernya. Pulang dari kantor ingin istirahat melepas lelah, justru ia mendapatkan hadiah yang menguras emosi. 

Andreas menghampiri Yudha setelah meletakkan barang-barang di kamar. Pria itu melihat jam yang melingkar di tangannya lalu menatap Yudha. 

"Pak, saya harus pulang, sudah malam." 

Yudha mengangguk dan mengucapkan terima kasih. 

"Kamu mau ke mana, Ndre?" tanya Bu Indri membawa dua cangkir kopi di tangannya. 

"Pulang, Nyonya."

"Menginap saja di sini, masih ada kamar banyak, ini sudah terlalu malam, pasti kamu juga sudah ngantuk," tawar Bu Indri yang membuat Andreas mengangguk. Pasalnya, tubuhnya pun sudah terlalu lelah, matanya berat untuk kembali membelah jalanan. 

Setelah menghabiskan secangkir kopi buatan bu Indri, Andreas langsung ke kamar tamu, sedangkan Yudha masih berada di sofa ruang keluarga. 

"Sekarang kamu istirahat, jangan sampai masalah ini membuat kamu terpuruk. Nathalie tidak pantas mendapatkan cinta kamu. Lion akan tetap bahagia tanpa mama nya."

Yudha mencerna semua yang diucapkan mamanya. Selama ini ia sudah di butakan cinta yang membuat dirinya tenggelam dan lupa akan daratan yang indah. 

"Papa ke mana, Ma?" tanya Yudha yang dari tadi tidak melihat Pak Radit. 

"Papa kamu keluar kota, katanya malam ini pulang, tapi mama tidak tahu jam berapa, mendingan kamu istirahat saja, temui papa besok."

Yudha meraih jas nya dan berlalu meninggalkan bu Indri. 

1
Sophia Aya
mampir Thor
M. Namikaze
meranalaaaaah... aku merana....
M. Namikaze
teriak aja reader juga pada tahu
M. Namikaze
tahu lantai 10, kan kemarin ikut nyari
🌹🪴eiv🪴🌹
astoge, apa ini
🤡 lawak kali kau thor
🌹🪴eiv🪴🌹
aku tidak pernah
🌹🪴eiv🪴🌹
sialan si Yudha, sudah kena pelet cinta mama e lion (kok lali aku karo jenenge) 😜
🌹🪴eiv🪴🌹
wah,,ada prahara di balik nama Anggara
Dinda Putri
Luar biasa
Mita Karolina
Tak kiro bilang gini “kamu siapa?”
Bunda Aish
🤦 astaga......
Bunda Aish
gila' si Claire ini,laki orang disembunyikan, segitu terobsesi nya sampai tega begitu😡
Hayati
sampai pembaca pun ikut nangis 🤭🤭🤭
Bunda Aish
ceroboh 🤦
Bunda Aish
capek lho Lin kayak gitu terus, mending jujur deh, kalau memang sahabat sejati gak mungkin mereka nuduh kamu yg bukan-bukan
Bunda Aish
wanita pilihan kakek mu malah jauh lebih baik dari pilihan mu sendiri ya Yudha
Bunda Aish
diatas langit masih ada langit pak jul..... sombong amat 😡
Bunda Aish
tidak semua wanita silau dengan harta
Bunda Aish
perlakuan Yudha setidaknya disadarkan lewat anaknya sendiri
Bunda Aish
sekarang berbalik ya Yudha....anak mu yang bergantung pada orang miskin yang pernah kamu hina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!