Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Misterius
Setelah kejadian penyiraman air panas itu, Gwen mengalami cacat wajah dan semakin menambah penderitaan yang dia alami saat ini.
Teman-teman sekolahnya yang dulu dekat dengan Gwen sekarang menjauh karena Gwen menjadi gadis buruk rupa.
Walaupun Gwen tidak digaji tapi keluarga Watson masih mau menyekolahkan gadis itu, hanya karena satu alasan. Mereka tidak ingin Gwen bodoh dan tidak mengerti apa-apa yang membuat mereka susah, hanya sebatas itu.
"Jijik banget lihat wajah Gwen yang sekarang!"
"Itu karma karena menggoda pacar orang!"
Rupanya rumor tersebar jika Gwen mengalami musibah itu karena gadis itu yang kecentilan. Padahal semua itu tidak benar.
Tentu saja Carol dalang dibalik semua itu, dia sangat senang akhirnya Gwen tidak mempunyai teman lagi.
Tahun ini adalah tahun akhir sekolah, kalau saja tidak memikirkan ujian akhir, Gwen tidak akan mau bersekolah lagi.
"Setelah lulus aku akan masuk agensi film, aku akan merintis jadi artis terkenal," ucap Carol pada teman-temannya. Dia memang terobsesi untuk menjadi seorang artis.
Sementara Gwen rasanya tidak memiliki mimpi, dia hanya ingin keluar dari kediaman keluarga Watson dan memulai hidupnya yang baru.
"Hei, kenapa kau bengong saja! Cepat kemari jelek!" teriak Carol yang seolah berkuasa atas diri Gwen selama ini.
Gwen mendekat pada Carol dan teman-temannya tapi begitu mendekat, Carol menendang perut Gwen sampai gadis itu terjatuh ke lantai.
"Jangan dekat-dekat! Wajah jelekmu itu tidak pantas dekat dengan kami!" teriaknya lagi. Carol merasa puas melihat Gwen yang menderita.
"Hahaha..." Teman-teman Carol menertawakan Gwen yang tidak berdaya. Mereka justru melempari Gwen menggunakan kertas yang sudah dibentuk bola-bola kertas.
"Jelek! Jelek! Jelek!"
Begitu kata mereka yang membuat Gwen berlari keluar kelas. Gwen sudah tidak peduli lagi, dia keluar dari sekolah dan berniat tidak akan mengikuti pelajaran hari ini.
Gwen menangis tergugu dan terus berlari sampai akhirnya dia berhenti di sebuah gedung paling tinggi di kota. Dia naik ke atap gedung itu karena ingin mengakhiri hidupnya saja.
Hidupnya sudah tidak mempunyai harapan lagi, lebih baik dia mati menyusul kedua orang tuanya.
Gwen yang sudah sampai di atap gedung, berdiri dan naik ke dinding pembatas. Dia menunduk ke bawah dan merasakan jantungnya berdegup kencang karena jaraknya yang sangat tinggi.
"Ayah ibu, sebentar lagi kita akan bertemu!" ucap Gwen penuh tekad.
Saat kakinya akan bergerak tiba-tiba dia mendengar suara yang menegur aksinya. Suara seorang pria dengan nada bass yang kental.
"Saat kau terjun ke bawah sana! Kepalamu akan hancur dan otakmu akan berceceran karena kau memilih gedung tertinggi di kota!" ucapnya.
Pria itu mendekat dan ikut naik ke dinding pembatas. Dia ikut melihat ke bawah di mana tujuan Gwen akan mati.
"Oh, ternyata aku salah! Bukan hanya kepala dan otakmu yang berceceran tapi tubuhmu pasti akan langsung tergilas mobil-mobil besar yang lalu lalang di bawah sana!" tambahnya.
Gwen memberanikan diri menatap pria itu. Pria itu bertubuh tinggi dan kekar serta mempunyai rahang yang begitu tegas, sorot matanya juga tajam. Tampak mengerikan dimata Gwen.
"Apa mati akan sesakit itu?" tanya Gwen yang akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"Jadi kau ingin mati dengan cara yang tidak sakit dan singkat?" tanya pria itu sambil mengeluarkan pistol dari balik jas yang dia pakai. "Aku bisa menembak kepalamu sekarang juga jadi dalam beberapa detik kau akan mati tanpa merasa kesakitan!"