Arkendra Zivan Mahendra seorang laki-laki yang berhati dingin dan terkenal dengan sikapnya yang anti perempuan. Bukan tanpa alasan laki-laki sukses dan kaya raya itu di juluki anti perempuan. Hal itu karena di masalalu, dia pernah di kecewakan oleh seorang perempuan yang berstatus calon istrinya.
Di hari pernikahan Kendra harus menelan pil pahit jika calon istrinya memilih meninggalkan dirinya dengan pria lain. Hal itu menjadikan Kendra trauma akan pernikahan dan malas berdekatan dengan perempuan.
Sampai di mana dia bertemu dengan seorang seorang perempuan yang menarik hatinya. Siapakah perempuan yang berhasil membuat Kendra berani untuk mengambil hatinya?
ikuti kisahnya ...
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertama Bertamu
Terlihat seorang gadis cantik dengan hijab pasmina menutupi mahkotanya, terlihat tergesa-gesa melangkah masuk ke dalam sebuah lobby Rumah Sakit.
Setelah dia menanyakan kepada resepsionis dimana pasien yang di maksud berada, dia pun langsung melangkah dan berlari kecil menyusuri koridor Rumah Sakit. Dia melihat pintu sebuah lift terbuka membuat dia buru-buru untuk masuk ke dalam lift tersebut.
Tapi sayang, langkahnya harus terhenti saat tubuhnya tanpa sengaja menabrak seseorang yang baru saja keluar dari lift yang sama.
"Astaghfirullah..!" tubuh gadis itu pun terhuyung ke belakang. Beruntung dia tak jatuh karena tangannya sempat menarik lengan orang yang sudah dia tabrak tadi.
Orang itu pun reflek meraih pinggang ramping gadis itu supaya mereka tidak terjatuh.
Beberapa detik mata mereka terlihat saling tatap. Gadis itu terlihat bergidik ngeri saat melihat tatapan mata yang terlihat tajam mengarah padanya.
Gadis itu dengan cepat melepaskan diri dari rengkuhan pria itu.
Sedetik kemudian terdengar suara yang membuat gadis itu terkejut. "Apa-apaan ini!!" sebuah bentakan keras terdengar di telinga gadis itu.
"Ma_maaf..saya mohon maaf tuan, saya sangat ceroboh..maaf kalau..
Belum juga selesai bicara, pria itu melangkah pergi meninggalkan tempat itu membuat si gadis langsung diam.
Astaghfirullah,itu orang serem amat sih..muka sih ganteng, tapi..tatapan matanya menakutkan gadis itu hanya bisa membatin mengingat wajah tampan pria yang sempat dia tabrak itu dan yang membuat dia takut tatapan matanya yang tajam saat menatap dirinya.
Gadis itu menaiki lift menuju lantai dimana sang ibu sedang dirawat.
Gadis itu pun membuka pintu kamar rawat sang ibu. "Assalamualaikum."
"Wa'alaikum salam, Dania..kamu sudah datang." seorang perempuan paruh baya menatap ke arah gadis bernama Dania.
"Budhe, gimana keadaan ibu?" Dania menyalami tangan perempuan yang merupakan kakak dari ibunya itu.
"Dania,sakit jantung ibumu semakin parah. Dokter Heru yang menanganinya menyarankan untuk ibumu segara di operasi."
Dania menatap sang ibu yang terbaring lemah di atas brangkar dengan selang oksigen dan juga infus. "Kira-kira berapa biaya yang harus Nia butuhkan budhe?" dengan nada lirih Dania bicara pada Lela kakak dari ibu kandung Dania.
"Kata dokter, kira-kira kamu harus sediakan dana dua ratus juta lebih Nia."
Deg.
Ya Allah, dapat uang dari mana sebanyak itu? Bahkan aku belum dapat pekerjaan lagi. Dania hanya bisa membatin mengingat dirinya sampai sekarang belum juga mendapat pekerjaan lagi setelah di PHK saat bekerja di pabrik.
" Nia, apa kamu sudah dapat pekerjaan?" Dania menggelengkan kepalanya dengan lemah.
"Belum budhe, dari pagi Nia beberapa kali masukin lamaran semuanya nggak ada lowongan."
Lela mengusap punggung Dania. "Kamu yang sabar ya Nia, semoga kamu cepat dapat pekerjaan. Maafin budhe yang nggak bisa bantu banyak. Kamu tahu sendiri gaji Pakdhe kamu habis buat biaya kuliah Fitri. Sedangkan penghasilan warung budhe hanya cukup buat makan sama bayar kebutuhan rumah." Lela sebenarnya kasihan pada ponakan nya itu. Bagaimanapun dia hanya hidup berdua dengan ibunya yang sudah lama sakit-sakitan. Sedangkan dia hanya lulusan SMA.
"Nggak apa-apa budhe, Nia juga mini maaf kalau Nia sana ibu selalu nyusahin keluarga budhe. Apalagi dengan kondisi ibu, sering Nia tinggal pergi. Menyita waktu budhe buat nengokin ibu. Apalagi ibu yang suka kumat,Nia ucapkan banyak terimakasih."
"Jangan sungkan Nia, cuma keluarga budhe sekarang jelas-jelas keluarga kamu. Kalau ada apa-apa jangan ragu bilang kami yaa.."
"Iya budhe terimakasih." Lela menepuk bahu Dania.
Lama tak berselang, Lela berpamitan pada Dania untuk pulang lebih dulu. Sementara ibu Dania masih terpejam matanya, kata dokter kira-kira satu jam lagi beliau sadar.
Dania berniat ingin membeli beberapa makanan kecil dan melaksanakan solat. Sebelum meninggalkan ruangan ibunya, dia menitipkan ibunya pada suster jaga.
Saat menunggu pesanan, tanpa sengaja Dania mendengar dua orang sedang bicara serius. Terlihat laki-laki paruh baya berseragam safari duduk di depan wanita yang tak jauh umur nya dengan laki-laki itu.
"Anto, saya minta kamu cari asisten rumah tangga satu lagi. Saya mau secepatnya, tapi ingat...jangan asal-asalan. Kamu tahu kan, sifat Kendra bagaimana?"
"Baik nyonya, saya akan bilang sama Suti juga, kali saja dia punya tetangga yang kebetulan sedang mencari pekerjaan." wanita itu terlihat menganggukan kepalanya.
Asisten rumah tangga, sepertinya aku harus coba bicara sama ibu itu. Kali saja ibu itu bisa ngasih kerjaan buat aku. Dania yang mendengar percakapan dua orang itu, akhirnya memberanikan diri untuk menanyakan pekerjaan pada perempuan yang saat ini masih duduk di kantin Rumah Sakit.
Dania yang melihat dua orang yang tadi sempat ngobrol itu sudah beranjak dari tempat duduknya, bahkan melangkah siap meninggalkan tempat itu. Dania dengan cepat mendekati dua orang tersebut.
"Permisi nyonya, maaf kalau saya lancang. Kebetulan tadi saya dengar kalau nyonya sedang mencari orang untuk jadi asisten rumah tangga? Apa saya boleh mengajukan diri untuk bekerja dengan nyonya?"
Wanita dan laki-laki itu pun saling tatap sejenak. "Memang benar saya sedang cari asisten rumah tangga. Tapi maaf, kamu kelihatan masih muda, umur kamu berapa?"
"Umur saya 20 tahun nyonya.."
"Nama kamu?"
"Nama saya Dania.Saya kebetulan baru di PHK dari pekerjaan saya sebelumnya. Makanya saya sedang mencari pekerjaan.Jadi, jika nyonya berkenan..saya ingin mendaftar dan siap untuk bekerja dengan nyonya kapan pun nyonya butuhkan."
Wanita itu tersenyum tipis mendengar ucapan Dania. "Baiklah Dania, saya terima kamu bekerja dengan catatan kamu harus rajin dan jangan main-main, saya percaya kamu dan sebaliknya kamu harus jaga kepercayaan saya, mengerti?"
Mendengar ucapan wanita itu, Dania merasa senang dan lega karena itu artinya dia akan bekerja besok.
"Mengerti nyonya, terimakasih atas kesempatan nya. Insyallah saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang nyonya kasih ke saya."
"Kalau begitu, ini kartu nama saya. Kamu bisa datang ke rumah langsung." Dania mengambil kartu nama yang di sodorkan padanya.
" Terimakasih sekali lagi nyonya."
Dirasa pembicaraan mereka sudah cukup, wanita bernama Yunita itu melangkah pergi meninggalkan Dania.
Sementara Dania menatap kartu nama itu tersenyum lega.
"Yunita Mahendra.." Dania bergumam dengan membaca nama yang tercantum di kartu tersebut.
Dania kemudian kembali ke ruang rawat sang ibu. Sampai di ruangan itu, terlihat ibu nya sudah tersadar dari pengaruh Obat tidur.
Terlihat wajah ibunya yang pucat dan tubuhnya pun tak sesegar tahun lalu, Dania tentunya merasa sedih melihat keadaan ibunya saat ini. Tapi, mau bagaimana lagi..dia harus berusaha tegar untuk mendampingi sang ibu dan selalu menyemangati ibunya supaya tetap semangat.
Bersambung
Tunduk deh...