Healing Hearts, Holding Hands

Ruang Kerja Eren Al Sharif

Wajah Eren tampak mengeras dan dingin saat membaca laporan Liam termasuk hasil test kesehatan dirinya.

"Delapan wanita ...." Eren menatap Liam yang hanya mengangguk.

"Yes, Emir Al Sharif."

"Apa dari semua ini ada anak?" tanya Eren.

"Tidak, Emir Al Sharif."

Eren memajukan tubuhnya. "Kamu dan Ella baru saja bertemu, dan aku tidak suka dengan gaya hidup kamu. Aku juga tidak suka jika tiba-tiba ada yang mengaku punya anak dari kamu! Apa benar kamu tidak ada anak diluar sana?"

"Tidak, tuanku Emir. Saya selalu memakai pengaman karena saya juga tidak mau punya anak diluar nikah." Liam menatap Eren. "Saya tidak punya anak, tuanku. Semua wanita yang pernah tidur dengan saya, begitu putus, ya sudah. Kami tidak berhubung lagi bahkan saya menghapus nomor ponselnya."

Eren menyandarkan punggungnya ke kursi. "Begitu ya. Sejujurnya, setelah membaca ini, aku tidak yakin mengijinkan kamu bersama Ella."

"Saya paham itu. Saya datang kemari karena anda minta semua data pribadi saya termasuk kehidupan s3ksual saya. Sangat bisa dimengerti jika tuanku Emir tidak setuju karena pasti masa lalu saya akan diungkit."

"Tidak itu saja, ayah kamu yang jadi pertimbangan. Dia bekas CIA! Apa jadinya jika kamu bersama Ella! Dom dan Terry saja sudah menjadi target mantan biro ayah kamu! Lalu kamu dengan Ella? Tidak, Liam! Aku tidak mau membahayakan nyawa putriku, istriku dan putraku!" ucap Eren tegas.

"Baik, tuanku Emir. Saya paham." Liam pun berdiri diikuti oleh Eren. "Saya permisi. Tapi ijinkan saya berbicara dengan Ella, Sir."

"Silahkan. Hanya setengah jam."

***

Taman Samping Istana Al Sharif

Ariella tersenyum maklum kenapa ayahnya tidak setuju. Liam terlalu banyak red flagnya.

"I'm so sorry, Ella. Aku tidak tahu jika aku akan bertemu denganmu," ucap Liam sendu.

"Yeah, me too." Ariella menatap Liam. "Semoga kamu mendapatkan gadis yang lebih baik dari aku."

Liam memandang wajah cantik Ariella. "Jika saja ayahku bukan pengkhianat CIA, aku tidak hidup bebas ... Mungkin situasinya akan berbeda."

Ariella menggenggam tangan Liam. "Terima kasih untuk petualangan kita kemarin."

Liam membalas genggaman tangan Ariella. "Goodbye princess."

"Goodbye Soldier."

***

"Kamu baik-baik saja?" tanya Eren saat melihat putrinya duduk di taman belakang istana.

"Haaaahhh ... Setengah patah hati, Abi." Ariella melihat ke arah ayahnya yang tetap awet ganteng meskipun sudah berumur.

Eren duduk di sebelah Ariella dan gadis itu meletakkan kepalanya di bahu ayahnya.

"Sayang, memang di jaman sekarang mencari pria yang pure itu langka. Mungkin tinggal para sepupu kamu tersisa macam makhluk langka Dinosaurus, burung Dodo ..."

"Abi, burung Dodo itu suaminya Amura."

Eren tertawa kecil. "Heran aku, keluarga Park-Chen itu hobi sekali menistakan."

"Abi, bukannya keluarga kita itu hobi menistakan?" senyum Ariella.

"Iya juga sih. Ella, Sayang, kamu itu masih muda. Masih ada banyak pria baik di luar. Abi tidak bilang Liam baik karena Dom bisa bersahabat dengannya. Kamu tahu sendiri kan kalau keluarga kita pilih-pilih sahabat?" senyum Eren sambil merangkul bahu putrinya. "Tapi Abi tidak mau kamu mendapatkan masalah di suatu hari nanti karena Liam adalah anak mantan agen CIA meskipun sekarang jadi agen FBI."

"Iya Abi. Apalagi sedang ramai kita dituding terlibat kasus impeachment Eagle One kemarin."

"Touché." Eren mencium pucuk kepala putrinya. "Abi yakin, kamu akan menemukan jodoh yang baik."

"Aamiiin." Ariella memeluk erat Eren. "Abi, aku boleh liburan ke Indonesia?"

Eren tersenyum. "Boleh."

"Sendiri ya? Tanpa pengawal? Aku jadi backpacker biar santai. Kan saudara banyak di Indonesia."

Eren menatap Ariella. "Kamu yakin?"

Ariella mengangguk.

"Selama tugas kerajaan sudah kamu selesaikan, kamu boleh liburan ke Indonesia."

Ariella tampak senang lalu mencium pipi Eren. "Terima kasih Abi!"

***

Dominic and Gizem's Wedding

Ariella datang bersama Aidan, Shaera dan Eren. Bayu memang meminta keturunan Blair dan Giandra untuk bisa datang ke Ankara. Menurut rencana, Opa ganteng itu ingin mengajak para generasi keenam jalan-jalan. Tentu saja Damian dan Radhi Blair pun datang ke Turki.

Ariella langsung heboh bertemu dengan para sepupunya yang datang dan mata birunya bersirobok dengan mata biru Liam yang datang dengan seragam resminya. Bahkan Terry, Liam dan Peter Thomassen menjadi best men Dominic, guna mengingat bagaimana dulu mereka dikejar-kejar.

Liam lalu menghampiri Ariella yang sedang asyik bersama Arletta Peterson, Ekavira Gupta, Amisha Darling dan Amira Léopold Daugherty.

"Excuse me ladies, bolehkah aku pinjam princess Ella sebentar?" senyum Liam sopan.

"Tentu saja," jawab Amisha yang sudah kuliah di kedokteran Oxford.

Ariella tersenyum ke arah sepupunya dan berjalan mengikuti Liam.

"Bagaimana kabarmu princess?" tanya Liam.

"Alhamdulillah baik. Bagaimana dengan kamu, soldier?" Ariella menatap Liam.

"Baik juga. Kamu cantik hari ini princess."

"Terima kasih. Kan Dom dan Gizem menikah, masa aku tidak dandan cantik?" senyum Ariella. "Apa kamu sudah punya pacar?"

Liam menggelengkan kepalanya. "Belum, mungkin dalam waktu lama, princess. Aku lebih menikmati keributan Dom dan Terry di barak."

Ariella mengangguk. "Semoga kamu mendapatkan gadis yang baik, Liam."

"Kamu juga Ella. Pria yang tidak seperti aku," jawab Liam.

"Kamu pria baik dan aku harap kamu mendapatkan jodoh yang sama tangguhnya denganmu," senyum Ariella.

***

"Apa temannya Dombret ada cerita sama Ella?" tanya Amira yang datang bersama dengan suaminya, Grady Daugherty dan dua anak kembarnya.

"Kabarnya sih Ella dan Liam ada kisah cinta sekilas info tapi Oom Eren menolak Liam. Background nya red flag ... Kan ayah Liam mantan cleaner CIA. Kebayang kan?" ucap Arletta Peterson. "Mana Dom dan Terry masuk daftar berbahaya CIA. Tentu saja Oom Eren tidak mau ambil resiko meskipun Liam bisa saja tidak terlibat."

"Liam patah hati sih kata Terry," timpal Ekavira.

"Mbak Vira, kamu dan Terry ... Dia diincar CIA, kamu tidak apa-apa?" tanya Amisha Darling.

"Ada apa-apa kan aku tahu minta tolong ke siapa?" senyum Ekavira.

***

Empat bulan Kemudian di Stasiun Gambir Jakarta

Ariella mencari tempat duduknya saat naik kereta api ke Semarang. Gadis yang terlihat seperti turis backpacker itu akhirnya menemukan kursinya. Setelah menghadiri pernikahan Dominic dan Gizem di Ankara dua bulan lalu, lalu bertemu dengan Liam, Ariella merasa dirinya butuh liburan.

Gadis itu lalu meletakkan botol air mineralnya ke atas meja di sebelahnya. Ariella memang sengaja mengambil kursi sebelah jendela untuk bisa melihat pemandangan.

Ariella sedang memasang headset nya ketika seorang pria duduk di sebelahnya. Gadis itu melihat pria itu ganteng untuk ukuran orang Indonesia dan kakinya juga jenjang.

"Hai," sapa pria itu.

"Halo."

"Sorry," ucap pria itu sambil menurunkan rest arm yang ada di tengah-tengah kursi. "Turis?"

"Iya. Kamu mau ke Semarang?" balas Ariella.

"Iya. Aku kangen kota lumpia. Baru setelahnya ke Yogya."

"Oh."

Pria itu tampak terpesona melihat mata biru Ariella. "Aku Akarsana," ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Ariella." Keduanya saling bersalaman.

Visual Ariella dan Akarsana

***

yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa gaeeesss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️