Kanaya terkejut saat bosnya yang terkenal playboy kelas kakap tiba-tiba mengajaknya menikah. Padahal ia hanya seorang office girl dan mereka tak pernah bertatap muka sebelumnya. Apa alasan pria itu menikahinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arandiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Awal pernikahan
"Wanita mana lagi yang kau bawa?" Tanya seorang wanita paruh baya, yang muncul saat pintu rumah terbuka.
"Dia istriku," jawab Arjuna dengan datar, tak peduli dengan reaksi yang Kanaya tebak sebagai ibu mertuanya itu.
"Halo ma, aku Kanaya," ucapnya terbata.
Nyali Kanaya menciut, saat melihat tatapan sengit dari orang-orang di sana, yaitu Mama dan adik iparnya. Pernikahan yang ia lakukan hanya sebatas akad dan tidak ada resepsi pernikahan, lantaran ia hanya sebatang kara. Sedangkan Arjuna hanya membawa beberapa teman, dan tidak membawa satu orang pun keluarganya.
"Apa? Apa-apaan ini? Apa selera mu sudah turun? Mama tak masalah kau membawa pulang banyak wanita, tapi apa ini? Kau sedang bercanda kan? Wanita jelek dan kampungan ini tidak mungkin jadi menantuku." Wanita paruh baya yang bernama Ratih itu semakin terlihat kesal.
Kanaya menunduk, tak membantah apa yang diucapkan oleh ibu mertuanya. Ia meremas gaun pengantin yang kebesaran di tubuhnya yang mungil dan pendek.
Kanaya, gadis polos berusia 23 tahun, yang bekerja sebagai office girl di sebuah perusahaan besar, kini menjadi istri bosnya yang terkenal sebagai Casanova kelas kakap. Pria tampan berusia 33 tahun itu seolah biasa dengan reaksi ibunya, seakan kejadian ini sudah terbiasa baginya
"Mau tidak mau, dia adalah menantu Mama. Kami mau istirahat dulu, permisi." Arjuna berkata dengan tegas dan langsung menarik tangan Kanaya agar mengikutinya.
"Pak, apa tidak apa-apa?" Tanya Kanaya sambil terseok-seok mengikuti langkah kaki suaminya. Ia merasa bersalah karena sudah membuat keributan. Ia tak berani untuk bertanya lebih mengenai pernikahannya saat ini.
"Sudah kubilang, kau tidak perlu memikirkan hal lain, dan cukup jadi istriku saja. Nah, mulai sekarang ini kamar kita, aku akan mandi dulu," ucap Arjuna setelah menutup pintu kamarnya yang besar.
Kanaya terkagum-kagum saat melihat sekeliling kamar yang dipenuhi benda-benda berharga, tapi entah kenapa hatinya semakin gelisah. Dimulai dari pernikahan tak masuk akal yang diadakan secara dadakan, dan juga sikap orang-orang yang ada di sekitarnya sangat menakutkan.
Bahkan ia tak tahu alasan mengapa ia bisa menikah dengan bosnya sendiri. Padahal, mungkin saja sebelumnya Arjuna tak tahu bahwa seorang wanita bernama Kanaya itu hidup di dalam perusahaannya.
"Kenapa melamun begitu, cepat mandi!"
Ia tersentak kaget, saat melihat Arjuna keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya.
"Baik pak," ucap Kanaya terbata, dan langsung bangkit menuju kamar mandi. Namun beberapa saat kemudian, sebuah tangan besar menahannya.
"Jangan panggil aku dengan sebutan itu. Aku tidak setua itu kan," ucap Arjuna sarkas, yang mana hal itu membuat Kanaya terkejut.
Memangnya ia harus memanggil apa? Kenal pun baru hari ini.
"Saya harus manggil apa, pak?" Tanya Kanaya sambil menunduk. Ia tak berani bertatapan langsung dengan Arjuna. Pria itu memiliki pesona di dalam matanya yang tajam.
"Terserah, tapi jangan terlalu aneh. Satu hal lagi yang ingin ku pastikan, jangan berharap lebih pada pernikahan kita."
Jujur saja Kanaya kaget dengan ucapan suaminya. Bagaimana bisa Arjuna dengan mudah mengatakan hal mengerikan seperti itu? Bahkan belum sehari setelah akad pernikahan mereka.
"Apa saya boleh tau, alasan mas menikahi saya?" Meski takut, Kanaya berusaha memberanikan diri untuk bertanya.
"Mas? Boleh juga, tapi kau tidak perlu tau alasannya. Jangan bersinggungan dengan Mama maupun Jesika, karena aku malas melihat keributan. Paham?"
"I-iya mas, paham."
Setelah itu, Kanaya bergegas pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Meskipun ia merasa tidak puas dengan jawaban suaminya, tapi ia akan melakukan yang terbaik.
Kanaya bersyukur karena memiliki tempat tinggal tanpa mengeluarkan uang sewa. Jadi, gaji yang ia peroleh bisa ia tabung untuk kebutuhan nanti.
Namun, saat ia hendak keluar setelah selesai mandi, terdengar suara tawa riang dari Arjuna. Memang Arjuna sedang bicara dengan siapa? Kanaya ingin keluar tapi takut dianggap lancang karena sudah menguping.
"Kau tenang saja, semuanya aman sesuai rencana. Kau juga harus siap-siap dengan hadiahnya dong, haha kalau begitu aku matikan dulu." Setelah mengatakan hal itu, suasana kamar menjadi sunyi kembali.
'Mas Arjuna lagi ngomongin apa ya? Kenapa aku jadi gak nyaman,' batinnya yang tiba-tiba merasakan firasat aneh.
***
"Kau sedang apa?" tanya Arjuna saat melihat Kanaya, gadis polos yang baru dinikahinya, naik ke atas tempat tidurnya.
"Eh, aku mau tidur, Mas," jawab Kanaya polos. Arjuna mengernyit. Tidak sudi ia satu kasur dengan gadis sederhana seperti Kanaya.
"Pindah!" perintah Arjuna tegas. Ia tak ingin menerima bantahan. Kehadiran Kanaya membuatnya risih.
"A-apa, Mas?" tanya Kanaya terbata. Arjuna semakin kesal melihat wajah polos Kanaya.
Namun, sebelum Arjuna menjawab, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Matanya melebar membaca isi pesan dari temannya itu. Ini gila!
"Haah … Ya sudah, tidur saja," ucap Arjuna terpaksa. Andai bukan karena pesan itu, tak mungkin ia mau satu ranjang dengan Kanaya.
"Mas, apa Mas mau meminta haknya malam ini?" tanya Kanaya di belakang punggung Arjuna. Arjuna mendengus. Ia jijik bercampur rasa geli saat Kanaya memanggilnya dengan sebutan "mas?" Dan apa maksud "haknya"? Tak sudi ia menyentuh Kanaya.
"Tidak, aku sangat lelah. Dan oh ya, jangan terus memanggilku. Kau itu sangat berisik karena cerewet. Aku tidak suka," kata Arjuna memperingatkan, tanpa menoleh.
"Aku hanya bertanya, Mas. Apa tidak boleh?" Arjuna menghela napas. Kanaya banyak tanya sekali.
"Terserah, tapi jangan aneh-aneh."
Setelah itu, Arjuna tak lagi mendengar ocehan Kanaya. Ia tahu Kanaya sudah tidur, karena terdengar suara dengkuran dari arah belakang. Mudah sekali ya dia tertidur?
Arjuna berbalik menatap Kanaya. Rasanya seperti mimpi ia bisa menikah dengan gadis seperti ini. Akan tetapi, hati Arjuna sesak menyadari bahwa pernikahan ini terjadi.
Kanaya, gadis polos yang bekerja sebagai office girl di perusahaannya. Gadis sederhana yang selalu menjadi sasaran empuk para karyawan. Arjuna tahu Kanaya sering dibully, dan sekarang gadis itu ada di sisinya, menjadi Nyonya Arjuna Nugraha.
Andai bukan karena sebuah kesepakatan, tak sudi ia menikahinya. Meskipun awalnya Kanaya menolak, karena merasa aneh dengan lamaran mendadak Arjuna. Tapi Arjuna selalu punya cara.
Ia hanya butuh sedikit usaha untuk meyakinkan Kanaya, bahwa ia menyukainya dan memintanya menikah. Tanpa Kanaya ketahui, ini hanyalah bagian dari rencananya.
Lihatlah cara Kanaya tidur, sangat polos dan sederhana. Gadis sederhana itu mungkin baru tidur nyenyak setelah tidur di kamar mewah ini. Begitu pikir Arjuna.
***
Tidur Arjuna terusik oleh ketukan pintu. Matanya berat, tapi ada yang aneh, tubuhnya terasa berat.
Ia mengucek matanya, dan terkejut mendapati Kanaya tidur di atas tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan?! Cepat turun!" bentak Arjuna kasar, dan tanpa sadar mendorong Kanaya hingga jatuh ke lantai. Ia mendengar Kanaya meringis kesakitan.
"Mas," ucap Kanaya lirih sambil mengusap air matanya, tapi Arjuna tak peduli. Ia jijik disentuh Kanaya.
"Jangan menyentuhku sembarangan. Ingat itu!" Setelah memperingatkan, Arjuna langsung menuju kamar mandi. Ia harus membersihkan diri.
Setelah keluar dari kamar mandi, sebuah setelan kerja sudah siap di sisi tempat tidur. Siapa yang menyiapkan ini? Mungkin Kanaya?
"Mas, sudah selesai?" tanya Kanaya muncul dari balik pintu, dengan seragam kerjanya lengkap.
"Menurutmu? Apa kau buta?" Arjuna kesal.
"Aku sudah menyiapkan setelan kerjamu, Mas. Mama sudah menunggu di meja makan untuk sarapan."
"Kapan kau mandi, tiba-tiba sudah rapih begitu?" tanya Arjuna selidik. Jangan-jangan Kanaya juga jorok.
"Aku mandi di kamar tamu, Mas."
"Keluar, aku mau ganti baju. Berangkat kerja masing-masing, aku tidak ingin ada yang tahu mengenai hubungan kita, paham?"
biar stres semoga Naya pergi jauh ke kampung biar tambah edan
udah akua hapus dari daftar favorit kemarin