NovelToon NovelToon
Ditolak Ibu Pria Miskin, Dinikahi Pria Asing

Ditolak Ibu Pria Miskin, Dinikahi Pria Asing

Status: tamat
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal / Tamat
Popularitas:30.1k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

follow IG Othor @ersa_eysresa

Di usia 30, Aruni dicap "perawan tua" di desanya, karena belum menemukan tambatan hati yang tepat. Terjebak dalam tekanan keluarga, ia akhirnya menerima perjodohan dengan Ahmad, seorang petani berusia 35 tahun.

Namun, harapan pernikahan itu kandas di tengah jalan karena penolakan calon ibu mertua Aruni setelah mengetahui usia Aruni. Dia khawatir akan momongan.

Patah hati, Aruni membuatnya menenangkan diri ke rumah tantenya di Jakarta. Di kereta, takdir mempertemukannya dengan seorang pria asing yang sama sekali tidak dia kenal.

Apakah yang terjadi selanjunya?
Baca kisah ini sampai selesai ya untuk tau perjalanan kisah Aruni menemukan jodohnya.
Checkidot.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Usia Aruni sudah menginjak kepala tiga. Angka yang bagi sebagian besar wanita seusianya telah dihiasi cincin di jari manis dan celotehan riang anak-anak. Namun, bagi Aruni, angka itu hanyalah penanda bertambahnya tahun, diiringi bisik-bisik tetangga dan tatapan penuh tanya dari kerabat.

"Kapan nyusul?"

"Kok belum ada gandengan juga, Ni?"

"Teman-teman kamu udah pada gendong anak, kamu masih betah sendiri aja. Apa yang kamu tunggu? Nunggu pangeran dari Arab? "

"Jangan terlalu pilih-pilih, nanti keburu layu lho."

Kalimat-kalimat itu bagai kaset rusak yang terus berputar di telinganya, terutama saat acara kumpul keluarga atau arisan ibu-ibu kompleks. Mereka selalu membicarakan Aruni yang masih sendiri.

Aruni menghela napas berat saat mengingat ucapan-ucapan orang yang seolah menghakiminya untuk segera menikah, sambil membenarkan letak hijab instan berwarna cokelat di kepalanya. Sebagai seorang guru SD yang menjadi contoh anak muridnya, penampilannya harus selalu sopan dan tertutup.

Ia memandangi pantulan dirinya di cermin. Wajahnya yang ayu dengan mata teduh itu tampak sedikit murung. Seperti ada beban berat dipundaknya yang tak kunjung terangkat.

Bukan ia tak ingin menikah. Justru jauh di lubuk hatinya, ia mendambakan seorang pendamping, seseorang yang bisa berbagi tawa dan duka. Hanya saja, hatinya belum juga terpaut pada siapapun. Pria-pria yang dikenalnya terasa hambar, tak mampu membangkitkan sebuah getar yang ia impikan.

"Aruni, apa sudah siap?" Suara lembut ibunya dari luar kamar membuyarkan lamunannya.

"Iya, Bu. Sebentar," jawab Aruni sambil meraih tas kecilnya dan segera keluar dari kamar menemui kedua orang tuanya.

Malam ini, kedua orang tuanya mengajaknya makan malam di rumah makan sederhana dekat kompleks. Aruni sebenarnya enggan ikut dengan mereka, firasatnya mengatakan ada hal penting yang ingin dibicarakan mereka. Dan firasatnya itu jarang meleset.

Sepanjang perjalanan, obrolan di dalam mobil terasa canggung. Ayahnya, Pak Burhan, yang biasanya selalu bercerita tentang aktivitas di kantornya, malam ini lebih banyak diam. Ibunya, Bu Aminah, sesekali melirik Aruni dengan tatapan penuh harap.

Sesampainya di rumah makan, mereka memilih meja lesehan di sudut yang agak sepi. Aroma masakan Sunda yang menggugah selera tak mampu mengusir kegelisahan yang mencengkeram hati Aruni. Sepertinya akan ada badai setelah ketenangan ini.

Setelah memesan makanan dan pelayan pergi, Pak Burhan berdeham pelan.

"Aruni, Nak," katanya memulai, suaranya terdengar lebih serius dari biasanya.

Aruni menatap ayahnya, jantungnya berdebar tak karuan. "Ada apa, Ayah?"

Bu Aminah menggenggam tangan Aruni di atas meja. "Kamu tau, kami sayang sekali sama kamu, Nak. Kami hanya ingin melihat kamu bahagia. Tapi..." Ibunya menarik napas sejenak, "Kami khawatir melihat kamu terus sendiri seperti ini. Apakah kamu masih belum memiliki pria yang bisa menggetarkan hatimu? "

Aruni menggeleng dan mencoba tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja kok, Bu. Aku menikmati kesendirianku, pekerjaanku, punya banyak teman–"

"Pekerjaan tidak bisa menggantikan kehadiran seorang suami, Nak, Kamu akan kesepian tanpa seorang pasangan." sela Pak Burhan dengan nada tegas namun penuh kasih sayang.

"Teman juga akan punya kehidupan dan keluarga masing-masing. Kami ingin ada seseorang yang bisa menjaga kamu, menemani kamu di hari tuamu nanti. Kami juga ingin menimang cucu seperti orang tua lainnya."

Aruni terdiam. Ia tahu betul maksud kedua orang tuanya. Mereka hanya ingin yang terbaik untuknya. Namun, menikah hanya karena tekanan, omongan orang, tanpa cinta, itu terasa seperti mimpi buruk baginya. Apakah itu akan berlangsung lama atau hanya sesaat dan pergi begitu saja.

"Kami sudah memikirkan ini matang-matang, Aruni," lanjut Bu Aminah dengan suara lembut namun tak terbantahkan.

"Ayah punya seorang teman lama di desa sebelah. Anaknya seusia kamu, namanya Ahmad. Dia juga belum menikah diusianya yang sudah matang. Entah kenapa dia tidak mau menikah. Saat kami tanya alasannya ternyata alasannya sama denganmu, karena masih belum ada yang cocok." ujar Pak Burhan dengan semangat saat menceritakan sosok pria itu.

"Dia seorang pria baik, pekerja keras, dan punya sopan santun dan adab yang baik. Dia seorang petani, Nak. Pekerjaannya sehari-hari adalah di sawah, tapi dia punya sawah dan kebun sendiri dan orangnya sangat bertanggung jawab. Kami sudah bertemu dengannya beberapa kali, dan kami rasa dia cocok untuk kamu. Orangnya sabar dan dewasa."

Aruni terkejut. "Ini artinya kalian ingin menjodohkan aku?" tanyanya lirih, tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Bukan dijodohkan paksa, Nak. Kami hanya ingin mengenalkan kalian. Kalian bisa saling mengenal dulu. Kalau memang tidak ada kecocokan, ya tidak apa-apa, kalian bisa berpisah. Dan jika kalian cocok, kalian bisa lanjut ke jenjang yang lebih." Ujar Pak Burhan, mencoba menenangkan anaknya agar tidak panik dengan apa yang dia sampaikan. Namun, nada bicaranya menyiratkan harapan yang besar.

"Tapi, Ayah, Ibu... aku bahkan belum pernah bertemu dengannya. Bagaimana bisa aku..." Aruni berusaha menolak dengan halus tapi ucapannya langsung dipotong oleh ibunya

"Tunggu, Ibu punya foto anak Pak Bakri, Kamu bisa melihatnya. " Bu Aminah mengeluarkan sebuah foto sedikit usang dari dalam dompetnya. Foto seorang pria sederhana dengan senyum tulus di wajahnya.

"Ini Ahmad, Nak. Kami harap kamu mau bertemu dulu dengannya, demi kami nak. Dia pria baik sederhana dan nggak neko-neko."

Aruni menerima foto itu dengan tangan gemetar. Ia menatap wajah di foto itu. Ada ketenangan di sana, matanya sangat teduh, wajahnya juga tampan khas orang Indonesia. Namun dibalik itu Aruni bisa melihat sebuah misteri yang belum terungkap. Entah apa itu, Aruni masih belum tau.

"Baiklah," kata Aruni akhirnya, suaranya nyaris tak terdengar. "Aku akan bertemu dengannya, dan akan mencoba mengenalnya lebih dekat. Tapi sesuai janji , kalau aku nggak cocok, aku akan mundur. Ayah dan ibu tidak bisa mencegahku lagi. "

Dengan sedikit terpaksa dia akan mencoba menerima perjodohan yang diatur oleh kedua orang tuanya. Mungkin saja dia bisa bertemu dengan jodohnya melalui perjodohan ini.

Raut wajah kedua orang tuanya langsung berubah cerah. Mereka tersenyum lega, seolah beban berat baru saja terangkat dari pundak mereka. Namun, di dalam hati Aruni, sebuah pertanyaan besar mulai tumbuh.

Siapakah Ahmad sebenarnya? Mungkinkah kebahagiaan yang dicari selama ini bersembunyi di balik kesederhanaan seorang petani, ataukah ini hanya awal dari sebuah babak baru dalam hidupnya yang penuh dengan ketidakpastian?

Saat menatap foto pria asing itu, Aruni merasakan sebuah benih harapan sekaligus kecemasan tumbuh di hatinya. Pertemuan yang akan datang terasa seperti sebuah persimpangan jalan yang akan menentukan arah hidupnya.

Akankah ia menemukan kebahagiaan dalam pilihan orang tuanya, atau justru menemukan kekecewaan yang lebih dalam?

1
Tira Aneri
suukaaa
Rea Sitta
Luar biasa
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😍😍😍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒃𝒖 𝒀𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒏𝒚𝒆𝒔𝒆𝒍𝒌𝒂𝒏 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒏𝒊𝒉 𝒐𝒓𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 🤔🤔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒋𝒖𝒏𝒊𝒐𝒓 𝒕𝒍𝒉 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓 🤭🤭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒃𝒆𝒏𝒆𝒓" 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒈𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 👍👍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒈𝒆𝒓𝒂 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒆𝒌 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒓𝒔 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒈𝒂𝒔 💪💪💪
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒓𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒘𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒅𝒆𝒔𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒊 𝒖𝒏𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒅 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒉 𝒌𝒍 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒑𝒕 𝒔𝒖𝒍𝒕𝒂𝒏 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒑𝒕 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒍𝒃𝒉 𝒅𝒓 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒂𝒔 𝑹𝒊𝒄𝒐 🤭🤭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒑𝒐 𝒏𝒊𝒉 𝒔𝒊 𝒃𝒊𝒃𝒊 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍 𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒎 𝒎𝒖𝒍𝒖𝒕" 𝒘𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 🤲🤲
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒋𝒈 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒊𝒃𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒈 𝒆𝒈𝒐𝒊𝒔 𝒋𝒅 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒏𝒂 😔😔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒚𝒈 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒔𝒅𝒉 𝒈𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒃𝒂𝒓 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒖 𝒀𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒑𝒂𝒔 𝒕𝒉 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒊 𝒍𝒂𝒎𝒂𝒓 🤔🤔😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!