NovelToon NovelToon
Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Chicklit
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ketika Ling Xi menjadi putri yang tak dianggap di keluarga, lalu tersakiti dengan laki-laki yang dicintai, apalagi yang harus dia perbuat kalau bukan bangkit? Terlebih Ling mendapatkan ruang ajaib sebagai balas budi dari seekor ular yang pernah dia tolong sewaktu kecil. Dia pergunakan itu untuk membalas dan juga melindungi dirinya.

Pada suatu moment dimana Ling sudah bisa membuang rasa cintanya pada Jian Li, Ling Xi terpaksa mengikuti sayembara menikahi Kaisar kejam tidak kenal ampun. Salah sedikit, habislah nyawa. Dan ketika Ling Xi mengambil sayembara itu, justru Jian Li datang lagi kepadanya membawa segenap penyesalan.

Apakah Ling akan terus bersama Kaisar, atau malah kembali ke pelukan laki-laki yang sudah banyak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sidang Akhir

Lalu, bagaimana dengan dupa misterius dan kawanan lebah yang menyerang?" tanya Tuan Ling Yuan, melanjutkan interogasinya.

"Dupa aromatik yang ku keluarkan saat kejadian adalah pemberian dari keluarga mendiang ibu tanpa sepengetahuan ayah. Aku membawanya untuk memenangkan, namun yang terjadi malah sebaliknya. Katanya itu bisa menimbulkan batuk-batuk kalau yang menghirupnya orang yang beraura negatif atau yang menyimpan kebusukan di dalam."

Tuan Ling Yuan terpantik atensinya. Dia ingin Ling Xi menunjukkan dupa itu. Ling Xi mengiyakan, dan ternyata tidak terjadi apa-apa kepada Ling Yuan. Sementara itu, Luo dan Xiu Ying malah terbatuk-batuk lagi.

Ini benar-benar diluar akal. Apa aku sudahi saja interogasi ini dengan Ling Xi yang bebas dari hukuman, lalu aku lanjut menyampaikan titipan hadiah untuknya? Gumam Tuan Ling Yuan dalam hati yang pastinya di dengar oleh Ling Xi.

Hadiah? Apa itu dari teman ayah yang aku beri buah tangan? Sebentar lagi kau lihatlah ayah, aku memang tidak berguna untukmu, tetapi aku akan berguna untuk masyarakat.

"Baiklah. Karena Ling Xi tidak bersalah, maka tidak ada hukuman untuknya. Sebaliknya, aku ingin mengumumkan bahwa Ling Xi mendapatkan hadiah dari istana," kata Tuan Ling Yuan.

Seorang pelayan masuk dan menyerahkan hadiah itu kepada Ling Xi. Ling Xi menerimanya dengan senang hati dan penuh terima kasih. Melihat itu, Nyonya Luo dan Xiu Ying menahan geram.

"Untuk kalian berdua," tatapan Tuan Ling Yuan beralih pada Nyonya Luo dan Xiu Ying. "Aku tidak menyangka kalian akan berbuat demikian. Setelah ini, terimalah hukuman yang sudah kusiapkan."

"Suamiku, ini bisa dibicarakan baik-baik setelah ini dengan kepala dingin. Aku dan Ying'er memiliki alasan tersendiri. Kau harus mendengarkannya juga sebagai bahan pertimbangan." pinta Nyonya Luo.

"Katakanlah sekarang," Tuan Ling Yuan mendesak.

"Aku tidak bisa mengatakannya di sini."

"Kalau begitu, terimalah hukuman ini tanpa membantah. Aku tidak menerima pembelaan di luar persidangan ini."

Tuan Ling Yuan baru saja hendak membubarkan persidangan, tiba-tiba seorang pengawal datang tergesa-gesa.

"Lapor, Tuan. Ada tamu yang ingin bertemu Nona Ling Xi!"

"Siapa?" tanya Tuan Ling Yuan.

"Saya." seru seorang tamu yang tiba-tiba muncul, membuat Tuan Ling Yuan dan yang lain terkejut. Itu orang istana Nanshu.

Punggung Tuan Ling Yuan menegang, sebab takut Ling Xi telah berbuat sesuatu yang kacau sampai-sampai didatangi seorang kasim. Kasim tersebut menyunggingkan senyum hangat begitu pandangannya jatuh pada Ling Xi.

"Maafkan saya telah mengganggu acara keluarga Anda, Tuan Ling Yuan," sapanya dengan suara yang ramah. "Namun saya datang khusus untuk bertemu dengan Nona Ling Xi."

"Tidak apa-apa. Mohon maaf jika putri saya ini telah membuat sesuatu yang tidak mengenakan." Ling Yuan membungkuk hormat pada kasim di istana tempat ia mengabdi.

"Saya datang untuk memberikan penghargaan khusus kepada putri Anda."

Ling Xi hanya tersenyum tipis. Ini memang bagian dari rencananya, menyuruh A Mei mengatakan pada petani, jika ingin bilang terimakasih, datang saja ke kediaman pada waktu yang sudah ditentukan. Tapi yang datang justru sampai seorang Kasim Istana Nanshu.

"Penghargaan?" tanya Ling Yuan bingung. "Atas dasar apa?"

"Berkat solusi cemerlang Nona Ling Xi, para petani di wilayah tengah kini bisa bernapas lega dari bayang-bayang gagal panen. Nona Ling Xi datang dengan ide cemerlang untuk membuat teknik irigasi baru dan meracik pupuk yang sangat efektif."

Mendengar itu, Nyonya Luo dan Xiu Ying saling pandang, raut wajah mereka berubah masam. Sementara Ling Yuan tampak tidak percaya. Ia tidak menyangka putri yang selama ini dianggapnya tidak berguna justru telah melakukan hal yang begitu luar biasa.

"Putri Anda adalah aset berharga, Tuan," ujar pria itu sambil mengangguk hormat. "Dia adalah penyelamat."

Mendengar pujian setinggi itu, Ling Yuan terdiam. Hatinya terasa campur aduk antara rasa bangga, penyesalan, dan juga haru. Ia menatap Ling Xi seolah baru pertama kali melihat putrinya yang sebenarnya. Sementara itu, Nyonya Luo dan Xiu Ying mengepalkan tangan di balik gaun mereka.

...***...

Setelah sibuk mengikuti lomba perburuan di kerajaannya, dimana hasilnya dia menjadi pemenang, Jian Li mulai kembali lagi sibuk menyambangi kediaman Ling. Kali ini dia ingin mengajak Xiu Ying berjalan-jalan santai di alam seperti perkataan tempo hari kepada pengawalnya.

"Apa tidak apa-apa jika kita pergi berdua begini? Kau dan Ling Xi kan..."

"Tidak apa-apa. Diantara kami sudah tidak ada hubungan lagi. Jadi tidak perlu ada yang di risaukan." Begitu jawab Jian Li kepada Xiu Ying yang seakan ragu dengan ajakan Jian Li.

Akhirnya Xiu Ying menerima ajak Jian Li. Dia tidak perlu bersiap-siap, karena menurut Xiu Ying tidak perlu berhias diri kalau perginya hanya dengan seorang Jian Li.

Dia sudah bukan kekasih Ling Xi lagi, dekat dengannya pun akan percuma, tidak membuat Ling Xi tersakiti. Ah sudahlah, kali ini saja aku menerima ajakannya. Setelah itu pelan-pelan aku akan menjauhinya. Batin Xiu Ying.

Aku hendak pergi berdua saja dengan Xiu Ying, namun rasanya biasa saja. Dulu ini yang aku inginkan, sekarang ketika sudah bisa seperti ini, hatiku malah terasa tidak nyaman. Batin Jian Li.

Mereka pun bergegas. Namun, begitu tiba di gerbang dan hendak menaiki kereta kuda, Xiu Ying menjerit. Sebuah ular tiba-tiba muncul di dekatnya, membuat Xiu Ying ketakutan dan spontan bersembunyi di balik punggung Jian Li.

Jian Li tertegun. Pikirannya melayang-layang, teringat akan sesuatu. Kesadarannya baru kembali sepenuhnya saat Ling Xi kebetulan lewat, hendak pergi juga. Melihat Xiu Ying yang ketakutan, Ling Xi melirik sekitar, dan melihat seekor ular.

Seperti adegan yang terulang, Jian Li menyaksikan Ling Xi memindahkan ular itu tanpa rasa takut sedikit pun. Dada Jian Li terasa sesak.

Xiu Ying sangat takut ular, sedangkan Ling Xi tidak, batinnya. Itu artinya... tidak! Ia tidak sanggup membayangkannya. Jian Li memukul-mukul kepalanya.

Ada apa dengan Jian Li? Kenapa ia membandingkan aku dan Xiu Ying tentang ular? batin Ling Xi, belum mengerti. Tanpa mau terlibat lebih jauh dengan dua orang di hadapannya, Ling Xi pun bergegas menaiki kereta kudanya dan pergi.

Sementara itu, Xiu Ying merasa jengkel dengan Jian Li yang tidak sigap ketika dirinya ketakutan karena ular. Malah Ling Xi yang menolongnya, membuat Xiu Ying tambah kesal. Padahal Ling Xi hanya takut ularnya disakiti oleh keduanya.

"Jian Li, kau kenapa?"

"Tidak apa-apa."

"Apakah kita jadi pergi dengan kondisimu seperti ini? Kau terlihat seperti banyak pikiran."

Jian Li menarik nafas panjang seraya menjawab, "Ayo kita pergi."

.

.

Bersambung.

1
〈⎳ FT. Zira
berani gak ngambil sendiri paduka/Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
negosiasi dulu ya Ling/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
kaisar kalah telak/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
kaisar model gini sulitnya melebihi kode cewe gak sih/Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
siap siap cingta dateng yaa/Proud/
Muliana
walaupun gemetar, tapi masih saja mau /Grin//Grin/
Muliana
Kepala pelayan aja, takut /Proud/
Muliana
Beruntung kamu bisa mendengar isi hati orang, jadi sedikit banyak bisa menolong mereka
Biduri 🎖️
jadi nau ngobrak ngabrik dada gtu 😂
nowitsrain
/Facepalm//Facepalm/
aleena
hahaha walaupun gemetar.ttep menjawab
keselamatan rakyat dan pengawal
juga penting
pilihan bijak
/Determined//Determined//Determined/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
Dewi Payang
jadi ingat nontin ikln film, rajanya dikit² bunuh owrempuan yg di suruh masuk ke tempatnya, ada satu cewe dari jaman modern yg trnamjgrasi ke jaman Kuno, dia bisa dengar apa yg ada dalan fikiran tu raja, jadi selamtlah dia swperti Ling Xi ini, juga dua perempuan yg masuk bersama dg dia.
Dewi Payang: Ya donk kak, siapa dulu authornya...❤️
Muliana: hihi, iya ...
kayak gak asing gitu, tapi author hebat, bisa mengambil celah, untuk dimasukkan ke novelnya /Heart/
total 9 replies
Dewi Payang
Wajah bertopengnya oasti tampan....
Zenun: yuhuuuu
total 1 replies
Dewi Payang
Kaisarnya Beda memang, biasanya sayembara mencari suami.....🤭
Zenun: ehehehe
total 1 replies
nowitsrain
Hayo, apa hayoo. Ada apa dengan nama Ling Xi
Zenun: hayolooo
total 1 replies
Biduri 🎖️
berani jg kau main-main sm kaisar 🤣
Zenun: beraninya dia ngumpetin pedang Kaisar 😁
total 1 replies
Biduri 🎖️
Oalah kirain berani buka wkkw
Biduri 🎖️
apa tuh
aleena
heemm
Luka api
pasti panas dan sakit
Zenun: pastinya
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
ini namanya kode wanita/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!