NovelToon NovelToon
Pertukaran Jiwa: CEO Kejam Menjadi Istri Teraniaya

Pertukaran Jiwa: CEO Kejam Menjadi Istri Teraniaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Romansa / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Rachel sering mendapatkan siksaan dan fitnah keji dari keluarga Salvador. Aiden yang merupakan suami Rachel turut ambil dalam kesengsaraan yang menimpanya.

Suatu hari ketika keduanya bertengkar hebat di bawah guyuran hujan badai, sebuah papan reklame tumbang menimpa mobil mereka. Begitu keduanya tersadar, jiwa mereka tertukar.

Jiwa Aiden yang terperangkap dalam tubuh Rachel membuatnya tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada sang istri selama tiga tahun ini. Begitu juga dengan Rachel, jadi mengetahui rahasia yang selama ini disembunyikan oleh suaminya.

Ikuti keseruan kisah mereka yang bikin kalian kesal, tertawa, tegang, dan penuh misteri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Di waktu yang sama, di tempat Aiden.

Langit kota begitu cerah hari ini, maka Aiden memutuskan untuk pergi berbelanja.

"Pekerjaan biar dia—Rachel— saja yang urus. Sekarang saatnya berbelanja!" Aiden tampak lebih bersemangat dari biasanya.

"Richard, ikut aku!"

"Ke mana?"

"Nanti kamu juga akan tahu."

Richard, teman sekaligus tangan kanannya, mengantar Aiden ke salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota. Di dalam mobil, wajah Aiden terlihat lebih tenang, tidak dingin seperti biasanya. Malah terlihat penuh antusias. Sesuatu yang belum pernah Richard lihat sebelumnya.

Sesampainya di mall, Aiden langsung melangkah menuju konter make-up. Tangannya cekatan memilih beberapa palet eyeshadow dan lipstik.

"Aiden, mau apa kita ke sini?" tanya Richard merasa heran.

"Jangan banyak tanya. Kamu ikuti saja ke mana pun aku pergi," jawab Aiden.

"Warna ini cocok untuk kulit Rachel yang berwarna kuning langsat," ucap Aiden sambil memoleskan lipstik di punggung tangannya dan menatap warnanya lekat-lekat, seolah sedang melihat kulit Rachel sendiri.

Richard menepuk pipinya beberapa kali. Memastikan kalau dia tidak sedang bermimpi atau berhalusinasi.

Kerut tipis muncul di dahinya. "E, kayaknya kulit dia sekarang ini menjadi pucat dan kusam. Aku harus cari warna yang cocok untuk kulitnya saat ini," gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri, sebelum mengesampingkan pilihan tadi dan mengambil warna yang lebih lembut.

"Kok, aku merasa merinding melihat Aiden kecentilan begitu!" batin Richard sambil menggosok lengannya.

Mata Aiden berbinar. Senyum hangat, yang jarang sekali terlihat, menghiasi wajahnya sepanjang menyusuri rak-rak skincare. Diambilnya pelembab wajah terbaik, serum pencerah, masker, hingga rangkaian perawatan tubuh dari merek ternama. Tidak sekalipun ia melihat harga. Baginya, yang penting Rachel merasa dicintai dan diperhatikan.

"Biar kulit Rachel semakin bersinar, tidak pucat seperti sekarang ini," ucap Aiden sambil memilih handbody, suaranya penuh kasih seperti seorang pria yang sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Richard yang sedari tadi mendampingi hanya bisa berdiri sambil terbengong. Pandangan dia tak lepas dari gestur sang atasan yang kini terlihat sangat berbeda dari biasanya. Sosok Aiden Salvador yang dulu dikenal dingin dan kaku kini menjelma jadi pria hangat yang memikirkan kosmetik dan skincare untuk istrinya.

"Aiden, apa kamu baik-baik saja?" tanya Richard mencoba memastikan pria itu tidak sedang kerasukan setan atau mengalami gangguan kejiwaan setelah insiden kecelakaan beberapa hari lalu.

Aiden mengangkat alis, menoleh. "Kenapa?" tanyanya ringan. "Apa ada sesuatu yang aneh pada diriku?"

Richard menggaruk tengkuknya. "E ... hari ini kamu terlihat sangat berbeda dari biasanya," jawabnya jujur, raut wajahnya kebingungan sekaligus penasaran.

Aiden tertawa kecil, suara tawa yang selama ini hampir tidak pernah Richard dengar. Lalu ia menarik napas, tatapannya menerawang.

"Ya. Bisa dibilang seperti itu. Setelah kejadian hidup dan mati kemarin, aku semakin menyadari kalau hidup di dunia ini hanya satu kali. Makanya aku dan A ... Rachel bersepakat untuk menikmati hidup ini bersama-sama. Biar tidak ada penyesalan," jelas Aiden sambil tersenyum, senyum yang tidak dibuat-buat.

Mulut Richard menganga. Ia seperti melihat seorang pria yang dilahirkan kembali. Ada cahaya ketulusan di mata Aiden yang dulu gelap dan penuh beban.

"Sepertinya kecelakaan itu membawa berkah bagi Aiden," batin Richard dengan penuh rasa syukur.

Tak jauh dari mereka, dua pelayan toko yang melayani belanjaan Aiden sempat saling berbisik sambil melirik ke arah pria tampan itu.

"Ternyata Tuan Salvador begitu mencintai istrinya. Rupanya perselingkuhan itu hanya rumor belaka," bisik pelayan berambut pendek pada rekannya.

"Benar. Lihat saja belanjaan yang dibeli itu, semua menghabiskan puluhan ribu dollar," balas pelayan berambut panjang sambil mencatat item-item yang dipilih Aiden.

"Jadi, iri sama Nyonya Salvador. Begitu dicintai oleh suaminya."

"Pantas saja Nyonya Salvador jarang terlihat di depan umum, karena Tuan Salvador begitu menjaga dirinya."

Aiden dan Richard mendengar percakapan pelan itu. Aiden menoleh, tersenyum tipis. Ia tak menyangka bahwa tindakannya hari ini memberikan dampak begitu luas. Ternyata, mencintai seseorang dengan tulus bukan hanya dirasakan oleh yang dicintai, tetapi juga mampu menyentuh hati mereka yang melihatnya.

Sekarang Aiden berjalan mantap menuju bagian toko pakaian wanita. Langkah dia tenang tapi matanya berbinar penuh antusias seperti para wanita ketika melihat barang-barang yang indah. Di hadapannya tergantung beragam pakaian dengan model dan warna yang memanjakan mata. Ia memerhatikan satu per satu, mengusap bahan kainnya, dan membayangkan Rachel mengenakannya.

Aiden mengambil sebuah dress biru muda berpotongan simpel, tetapi elegan. Lalu, berdiri di depan cermin besar toko, menempatkan pakaian itu di depan tubuhnya untuk melihat efek visualnya.

“Baju ini manis sekali ... apalagi warnanya biru. Aku harus beli,” gumam Aiden sambil memiringkan kepala, seolah sedang menyaksikan lukisan yang hampir sempurna.

"E, ini juga bagus!" Aiden tersenyum manis melihat pantulan dirinya di cermin.

Dari kejauhan, Richard hanya bisa menggelengkan kepala. Ia memandangi atasannya itu dengan ekspresi tak percaya. Aiden Salvador yang biasanya tegas, berwibawa, dan jarang bersikap ekspresif, kini berubah menjadi lelaki yang begitu lihai dalam memilih pakaian perempuan. Bahkan ekspresinya kini tampak begitu lembut—nyaris kemayu, pikir Richard geli.

"Aku rasa Aiden berubah total sekarang ini," batin Richard sambil menyilangkan tangan. “Apa kecelakaan itu benar-benar mengubah kepribadiannya?”

Aiden telah berpindah ke rak berisi gaun malam. Ia mengambil satu yang berwarna merah marun, dengan potongan rendah dan bahan satin mengkilap. Tangannya menyusuri renda di bagian dada gaun itu, kemudian menyeringai pelan.

"Gaun malam ini sangat seksi dan menggoda. Bagaimana reaksi dia ketika melihat baju ini, ya?" gumamnya sembari membayangkan Rachel menatap gaun itu dengan pipi merona. Sebuah senyum nakal terbit di wajahnya. Ada rasa iseng dan cinta yang berbaur menjadi satu.

Namun, bayangan itu berubah cepat. Aiden justru membayangkan dirinya sendiri yang tersipu malu. Dia terkekeh pelan, geli sendiri dengan imajinasi yang melintas di kepalanya.

"Kok, aku malah membayangkan wajah Aiden yang tersipu malu?" Dia tertawa geli. Senyum di wajahnya tak luntur.

Di sisi lain, Richard sudah mulai kehilangan tenaga. Kakinya pegal, punggungnya kaku, dan tangannya terasa kebas.

"Aiden, sebenarnya mau beli berapa banyak lagi?" tanya Richard, suaranya seperti angin yang kehabisan napas. “Kita sudah menghabiskan waktu selama tiga jam di sini.”

Aiden tidak menyangka sudah menghabiskan banyak waktu hanya untuk berbelanja.

"Aku belum membeli pakaian dalam buat Rachel. Perhiasan, tas, dan sepatu," jawab Aiden datar, seperti membaca daftar belanja yang belum setengahnya tercoret. "Lalu, apa lagi, ya? Jangan sampai ada yang kelupaan."

Aiden mengeluarkan kertas catatan dari saku jas. Kertas itu tampak penuh coretan dan centang. Matanya menyapu tulisan dengan cepat, lalu berhenti pada satu baris yang membuatnya mengulum senyum. Wajahnya berubah, senyuman penuh rencana terpatri di wajahnya.

"Aku tidak boleh melupakan barang penting itu," batinnya sambil menyeringai pelan, seperti sedang menyimpan kejutan rahasia.

Belanjaan Aiden hari itu begitu banyak sampai membuat para kasir dan pelayan toko kalang kabut. Pihak toko terpaksa mengatur untuk mengirim semua barang belanjaan itu langsung ke rumah keluarga Salvador. Tas-tas mewah, kotak-kotak perhiasan, dan belasan kantong besar berisi pakaian menumpuk di belakang konter pembayaran.

Richard yang menyaksikan semua itu hanya menghela napas. Menuntutnya selama hidup ini, baru pertama kali melihat orang belanja sebanyak itu. Sampai kerah jasnya basah oleh keringat, dan napasnya menghembuskan napas berat.

“Apa Rachel sedang ulang tahun? Sampai Aiden memberi begitu banyak hadiah untuknya,” gerutu Richard dalam hati.

Setelah semuanya selesai, Richard memberanikan diri bertanya, "Sekarang kita mau ke mana?"

Aiden tidak mendengar ucapan Richard. Dia sedang mengecek ponselnya, tampak gelisah. Alisnya bertaut dan jemarinya menyentuh layar berulang kali.

"Ada apa, Aiden?" tanya Richard.

1
Noor hidayati
semoga dua orang sahabat rachel kedepannya akan membantu rachel
Sweet Girl
Hati hati... terbakar...
Ratih Tupperware Denpasar
nah kini muncul dua sahabat yg tahu persis gmn rachel sebenernya. apa pertukaran jiwa mereka akan terbongkar?
partini
apa bakal ketahuan jiwa mereka tertukar
Sweet Girl
Bwahahaha kamu Ndak tau... klo mereka mau ke Salon....🤪🤪🤪🤪
Sweet Girl
Karena sekarang mereka akan selalu menyusun strategi...
Sweet Girl
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Sweet Girl
Kenapaaa... kaget ya... lihat Rachel bisa melawan....?
Sweet Girl
Makanya sekarang kamu ditukar roh mu sama Rachel, biar kamu tau kebenarannya.
pelajari tuuuu muka-muka penjilat.
Sweet Girl
😲
Sweet Girl
Kasihan Rachel jadi kambing hitam
Ratih Tupperware Denpasar
lanjut kak/Pray//Pray/
Susi Akbarini
karena Tuhan Maha adil...

mendengar srmua doa dan kesakitan Rachrl..
supaya mata Aiden tervelek pada pendeeitaan Rachrk selama ini..
😀😀😀❤❤❤❤
Tasmiyati Yati
mungkin biar mereka bisa merasakan kehidupan satu sama lainnya biar tidak selalu bertengkar karena fitnah orang orang sekitar nya
Ita rahmawati
mungkin supaya kamu tau penderitaan yg dialami rachel,,pertukaran itu secara lgsg membuka matamu yg selama ini tertutup
Ita rahmawati
siapkah itu 🤔
Ita rahmawati
terus aja lakuin apa yg kamu mau hill biar di masukin penjara secepatnya sm aiden
Ita rahmawati
males gtu hel,,ngapain belajar bisnis emang kalian akan selamanya tertukar 🤦‍♀️🤣
Hasanah Purwokerto
Biar Aiden bs merasakan penderitaan Rachel..
Karena selama ini Aiden ga pernah percaya dg Rachel,,tp mudah diperdaya org" disekelilingnya
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Astaga...ya kalian biar bisa akur🤣🤣
Dan bisa ngerasain di cambuk nenekmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!