NovelToon NovelToon
Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga / Angst / Pihak Ketiga
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: SunflowerDream

Danendra dan Alena sudah hampir lima tahun berumah tangga, akan tetapi sampai detik ini pasangan tersebut belum juga dikaruniai keturunan. Awalnya mereka mengira memang belum diberi kesempatan namun saat memutuskan memeriksa kesuburan masing-masing, hasil test menyatakan bahwa sang istri tidak memiliki rahim, dia mengalami kelainan genetik.

Putus asa, Alena mengambil langkah yang salah, dia menyarankan agar suaminya melakukan program tanam benih (Inseminasi buatan). Siapa sangka inilah awal kehancuran rumah tangga tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunflowerDream, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kapal-pecah di tengah pesta

Sudah hampir setengah jam berlalu tetapi seorang wanita yang mengenakan gaun cantik serta dilengkapi  dengan dandanan tipisnya masih terdiam mematung di depan meja rias marmernya, ia masih ragu apakah harus hadir dalam acara keluarga kali ini atau sebaiknya berdiam diri saja di rumah.

Danendra yang juga sudah rapi dengan setelan jasnya dari tadi ia sibuk memperhatikan gerak-gerik sang istri lelaki itu menatapnya kasihan, Danendra cukup sabar menunggu keputusan apa yang akan diambil nanti.

Setelah menetapkan keputusan Alena menoleh ke arah suaminya mengisyaratkan untuk segera bersiap-siap, Danendra hanya membalasnya dengan senyum lembut lalu merangkul istrinya serta sedikit memberikan pelukan yang hangat demi menenangkan hati rapuh wanita itu. Tidak lama pasangan suami-istri itu menuju garasi menghampiri mobil mewah milik Danendra.

Ah ralat sebenarnya itu bukan seutuhnya milik Danen, mobil mewah tersebut adalah hadiah pernikahan yang diberikan oleh ayah mertuanya dengan mengatas namakan Danendra. Setelah sampai di mobil Danen segera membukakan pintu penumpang untuk sang istri, setelah memastikan istrinya duduk dengan nyaman Danen segera berlari  ke kursi pengemudi. Ini sudah menjadi kebiasaan lelaki itu memperlakukan istrinya begitu lembut bahkan dari awal mereka berkencan.

Danendra berani bersumpah bahwa ia sungguh mencintai wanita di sampingnya ini. Wanita ini sempurna Alena Hadikusuma, ia terlahir dari keluarga yang kaya raya, Danen yakin jika Alena meminta sebuah pulau maka dengan gampang keluarga itu akan memberikannya. Akan tetapi Alena berbeda dari anak konglomerat biasanya, ia memilih hidup sederhana bahkan tidak pernah sedikitpun ada dalam benaknya bahwa dia berbeda dari yang lain Alena memandang semua manusia sama.

Alena menjadi satu-satunya keturunan Hadikusuma yang tidak melanjutkan pendidikan S2, ia lebih memilih menikah muda dan hidup sederhana di komplek perumahan  biasa tanpa seorang pun asisten rumah tangga, tentu saja keluarganya menentang tapi Alena bersikeras hingga tidak ada pilihan lain.

“Kamu yakin sayang?”

“Jika kamu berubah pikiran aku akan mengikutinya.” Sebelum menjalankan mobilnya Danen kembali menggenggam erat tangan sang istri, ia ingin memastikan apakah istrinya siap berhadapan lagi dengan keluarga besar Danendra, namun wanita yang memiliki siluet seperti putri kerajaan itu hanya mengangguk mantap membuat suaminya tidak ada pilihan lain.

Setelah menempuh hampir satu jam perjalanan akhirnya pasangan itu sampai di sebuah basement hotel mewah dan bersiap turun untuk menuju ruangan VIP tempat di mana acara berlangsung. Sebenarnya ini bukan acara  besar ini adalah ulang tahun pertama untuk putri ketiga Hamdani, sepupu dari Danendra, tidak heran hanya ada beberapa tamu undangan dan sedikit keluarga besar.

Setelah sampai pada ruangan yang dituju, Danen semakin menggenggam erat tangan sang istri akan ia pastikan bahwa hari ini Alena tidak akan menangis lagi dan dia tidak akan meninggalkannya sendirian dalam acara ini. Namun takdir berkata lain ketika acara semakin larut Danen terpisah dari Alena lelaki itu malah sibuk berbincang bersama para sepupu laki-lakinya, meninggalkan Alena sendirian di tengah barisan sepupu iparnya.

Mereka menatap sinis Alena bagi mereka Alena ini terlalu sombong mentang-mentang terlahir dari keluarga kaya ia bisa seenaknya menaikkan popularitas dengan berpartisipasi di berbagai kegiatan amal agar keluarga Hadikusuma semakin terpandang, Alena juga bagi mereka sengaja hidup berpura-pura sederhana agar orang-orang makin bersimpati. Padahal yang  sebenarnya terjadi Alena tidak pernah peduli dengan popularitas dan sebagainya ia benar-benar tulus ingin membantu beberapa orang kurang beruntung.

“Alena, liat tu Hamdani dengan istrinya sekarang sudah merayakan ulang tahun untuk anak ketiga mereka!”

“Koq kamu sampai sekarang belum?” Celetuk salah satu sepupu iparnya disana, “Jangan-jangan kamu mandul ya?” Timpalnya lagi.

Hati rapuh Alena mencelos begitu saja saat mendengar kata mandul, memang benar ia mandul tapi sampai sekarang hanya dirinya dengan sang suami yang mengetahui perihal kemandulan tersebut.

“Tau nih! Kamu dengan Danendrakan sudah mau lima tahun masa sampai sekarang belum ngisi?” Sahut salah satu dari mereka seraya mendorong pelan bahu Alena.

“Alena kamu tau perempuan yang mandul itu berarti perempuan cacat,  perempuan gak sempurna gak berguna, ngerti?” Seorang wanita cantik dengan gaun glamour sepaha bewarna putih bersih segera bergabung dalam percakapan mereka.

Meisya nama perempuan yang baru saja bergabung itu Mesya, dia adalah calon kakak ipar Alena, wanita itu sudah berpacaran dengan kakak laki-laki Alena selama lima tahun mereka bertemu saat pernikahan Alena dengan Danendra. Tetapi hubungan Alena dengan calon kakak iparnya tidak pernah baik, Meisya selalu menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Alena. Sebenarnya wanita itu iri dengan segala yang dimiliki Alena, ia cantik kaya raya bahkan berhasil menikahi Danendra laki-laki yang sudah ia sukai sejak lama.

“Kasiannya Danenku hidupnya susah karena memilih menikahi perempuan mandul kayak kamu.” Meisya tersenyum meremehkan menatap Alena yang hanya bisa tertunduk  malu di kursi empuk itu.

“Kamu tau dulu saat aku masih bersama Danendra, dia selalu bercerita bahwa ia ingin hidup di masa depan dengan memiliki tiga orang anak yang lucu, namunㅡ” Meisya menarik dagu Alena ke atas agar menatap wajah cantiknya yang sedang tersenyum mengejek, “namun Danenku yang malang dia malah menikahi wanita mandul kayak kamu.” Alena mulai mengepal erat kedua tangannya wanita itu ingin marah akan tetapi semua yang  dikatakan Meisya adalah sebuah kebenaran.

“Kamu taukan Alena, Danen itu anak tunggal, tapi dengan keadaannya yang sekarang orang tua Danen hanya akan terus bersedih karena putra tunggal mereka tidak akan pernah memberikan cucu. Bisa sih orang tua Danen dapat cucu tapi dengan syarat Danen harus tidur dengan wanita lainㅡ oopss!” Meisya berpura-pura menutup bibir busuknya, bersandiwara seakan baru saja ia keceplosan.

“Kamu harusnya sadar diri perempuan cacat kayak kamu gak pantes dinikahi!”  Itu kalimat terakhir yang Meisya ucapkan sebelum dia segera berlari menghampiri sang kekasih yang terlihat mendekat ke arah mereka, dia harus segera membawa kekasihnya menjauh sebelum pria itu sadar bahwa adiknya di tengah sana sudah tertunduk malu dengan air mata yang hampir jatuh.

“Kamu habis ngomong apa sama adikku?” Tanya Aleon saat melihat kekasihnya baru saja seperti berbicara dengan adik bungsunya itu.

“Bukan apa-apa sayang, aku cuman tanyain rekomendasi parfume terbaru koq!” Jawab Meisya santai lalu bergegas menggiring Aleon untuk segera menjauh dari kerumunan tersebut, padahal sebenarnya Aleon ingin menyapa sang adik sebentar, tetapi dilihat dari situasinya sepertinya anak manis itu sedang sibuk mengobrol bersama sepupu ipar sebagai kakak yang baik Aleon tidak akan menganggu, lagi pula itu perkumpulan para wanita tidak cocok jika dirinya tiba-tiba bergabung.

Rasanya Alena sudah hampir ingin meraung kencang  saat melihat kakaknya terkesan mengabaikan dirinya dan sibuk meladeni kekasihnya itu, padahal Alena berharap sang kakak datang membantunya keluar dari kerumunan yang sangat mengintimidasi ini, tapi Alena tidak boleh menangis sebisa mungkin ia tahan air matanya yang sudah hampir jatuh sejak kedatangan Meisya tadi.

“Alena aku tanya sekali lagi, kamu beneran mandul?” Tanya kakak sepupu Danen setelah mendengar perkataan Meisya barusan, Alena tidak mampu menjawab ia hanya menundukkan kepalanya sambil mengenggam erat gaunnya ia tidak mampu menatap lawan bicaranya saat ini.

“Benerkan mandul!”

“Haa… Haa… Haa!”

“Haa… Haa… Haa!” Mereka terdengar beramai-ramai mentertawakan Alena sampai terbahak-bahak, “ternyata Tuhan memang adil anak manja kaya kamu diberi kemandulan.”

“Haa… Haa… Haa!” Orang-orang itu terus tertawa tanpa memperdulikan keadaan Alena saat ini.

“Kasian om sama tanteku seumur hidup gak akan pernah dapat cucu!”

“HEH! Kalo orang ngomong itu diperhatiin!” Salah satu dari mereka menarik paksa rambut Alena sehingga Alena yang dari tadi tertunduk terpaksa menatap wajah  mereka yang terlihat penuh kemenangan.

“Nangis? Gitu aja nangis dasar anak manja!” Karina  yang paling tua di antara mereka bepura-pura ingin memberikan tisu tapi dengan sengaja tangannya menyenggol cangkir yang berisi kopi panas hingga tumpah tepat mengenai bagian paha kiri Alena.

“Aaaghhh!!!” Alena refleks berdiri dan meringis kesakitan tetapi mereka semakin tertawa bahagia.

“Oopss sorry adik ipar!” Karina berpura-pura lagi ingin membersihkan tumpahan kopi yang mengenai gaun panjang yang Alena kenakan, tetapi dengan sengaja ia menyenggol kaki kursi hingga tubuhnya terhuyung menabrak Alena alhasil Alena yang  masih shock akibat kopi panas kembali terkejut dengan Karina yang tiba-tiba jatuh ke arahnya hingga tubuhnya jatuh terbaring ke lantai.

“Akh!” Alena merasakan tubuhnya sakit sekali, sebab tertimpa badan Karina yang jelas sekali  tubuh wanita itu dua kali lebih besar dari tubuhnya, sebelum bangkit berdiri Karina sengaja menekan pinggulnya lebih kuat yang mendarat di perut Alena sehingga Alena semakin meringis. Alena benar-benar sakit hati semua orang di sana terlihat tertawa, seakan baru saja menonton lelucon.

“KARINA!” Danendra berteriak marah, ia terkejut setengah mati melihat istrinya terbaring di lantai dengan kondisi berantakan dan para sepupunya tertawa, jelas sekali mereka mengejek kondisi Alena saat ini.

“GILA APA KALIAN SEMUA HAH?” Danen mencengkram kuat dagu kakak sepupunya, “maksud lo apa Karina? Lo mau gue bunuh HAH?!” Danendra bersiap melayangkan satu tamparan di wajah Karina, tapi tangannya ditahan oleh tangan kecil yang bergetar ketakutan.

“Ja... jangan!” Pinta Alena pelan, sungguh dia kesusahan untuk berdiri tapi  tetap memaksakan tubuhnya demi menghentikan tindakan suaminya. Danen menoleh tatapan marahnya berubah sendu saat ia menoleh ke arah Alena, wanitanya menangis.

PRANNGG!

Suara pecahan kaca menggelegar diseluruh ruangan, Danendra mengamuk  dia membalikkan meja bundar yang berisi banyak makanan sehingga menciptakan bunyi kapal-pecah, lalu segera menarik sang istri yang bergetar ketakutan untuk segera pergi dari tempat penuh kesialan ini.

Bersambung.

1
Rafly Rafly
perempuan bodoh.. udah cacat dalam gampang di kibulin pula..l
Phoenix Ikki
Siapin tisu buat nangis 😭
Oralie
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!