Alana Salsabilla sudah dua tahun lebih bekerja di perusahaan ternama yang berada di jakarta, perusahaan yang banyak disegani dan disenangi oleh banyak pebisnis lainnya, yaitu "Valdez Global Enterprises".
Namun Alana harus di hadapkan dengan situasi dimana dia kembali bertemu dengan mantan menyebalkan baginya yang ternyata anak dari atasan dia salama ini, dan setelah lima tahun tidak bertemu akhirnya dia harus bertemu lagi dengan mantan yang akan menjadi atasan baru di perusahaan itu.
"Alana tolong ke ruangan saya sebentar"ucap pak Reymond yang memang sudah biasa di panggil oleh pekerja di kantor tersebut
"baik pak, saya akan segera kesana"sahut Alana di seberang telepon yang tersambung.
"Aduh apes banget sih ketemu dia lagi"ucap Alana pelan namun masih bisa di dengan oleh Alexander
"Sepertinya anda tidak terlalu suka dengan pertemuan ini ibu Alana"ucap Riven sambil tersenyum penuh arti.
"Mohon kerjasamanya sebagai sekretaris saya ibu Alana"ucap Riven yang tersenyum puas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NLiRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ALANA SALSABILLA
Alana Salsabilla gadis yang berumur 24 tahun itu bekerja di sebuah perusahaan ternama dijakarta untuk menghidupi ibunya yang sekarang sakit-sakitan. Setelah meninggalnya sang ayah, gadis yang kerap di panggil sebagai Alana ini memutuskan untuk bekerja keras setelah lulus kuliah untuk membantu pengobatan ibunya.
Alana bekerja di perusahaan terbesar yang ada di jakarta yaitu Valdez Global Enterprises atau yang lebih dikenal sebagai VGE Company.
Sudah dua tahun Alana bekerja dengan baik dan mendapatkan banyak apresiasi dari atasannya yang merupakan CEO sekaligus pemilik VGE Company.
Awalnya Alana bekerja bersama dengan sahabatnya kecilnya sebagai staf di VGE Company, namun karena kinerjanya yang bagus CEO yang bernama Reymond Erickson Valdez atau yang biasa di panggil pak Reymond, mengangkat Alana sebagai sekretarisnya.
"Heummm... Pagi yang cerah dan harus semangat yang cerah juga"ucap Alana yang sudah siap berangkat ke kantor dengan penuh semangat.
"Ibu, Alana berangkat dulu ya"ucap Alana yang berpamitan pada sang Ibunda.
"Iya nak, kamu hati-hati ya"ucap ibunya Alana yang bernama Sekar.
"Iya Bu... ibu baik-baik ya di rumah, jangan lupa minum obatnya"sahut Alana sambil mencium kedua pipi dan memeluk ibunya.
"Iya Alana" sahut Sekar sambil memeluk anaknya.
Setelah berpamitan dengan ibunya, Alana langsung mengambil motornya dan langsung berangkat ke kantor dengan senyum yang sumringah.
Kurang lebih 30 menit akhirnya Alana sampai di sebuah perusahaan yang sangat besar, ia langsung menuju kearah parkiran motor untuk memarkirkan motornya.
"Alana"sapa sahabat Alana dari kecil yang bernama Tara.
"Hai Tara"sapa Alana yang menghampiri Tara.
"Lia mana?"tanya Alana saat melihat tak ada orang yang sudah menjadi sahabat mereka selama dua tahun ini.
"Paling bentar lagi sampai, kan kita sama-sama tau kalau Lia gak akan datang ke kantor kalau dandanannya belum badai"sahut Tara.
"Hahahaha, iya bener banget, dan dia selalu harus di tegur sama kepala staf karena telat"sahut Alana sambil tertawa.
"Semoga hari ini enggak "sahut Tara yang ikut tertawa.
"Iya semoga, yaudah ayok masuk"ucap Alana yang mengajak Tara untuk masuk ke dalam.
Mereka menggunakan kartu akses mereka untuk masuk kedalam kantor.
"Na, sampai ketemu nanti jam makan siang"ucap Tara yang harus pergi ke lantai ruangan staf, sedangkan ruang Alana dilantai yang sama dengan ruangan CEO.
"Okeyyy, oh ya jangan lupa telpon Lia, jangan sampai di tegur lagi, bisa bahaya nanti"ucap Alana sebelum lift tertutup.
"Siap ibu sekretaris "ucap Tara sembari memberikan hormat dan akhirnya lift tertutup rapat.
Sesampainya di lantai yang ia tuju, Alana langsung masuk dalam ruangannya yang tebat berada di sebelah kanan ruangan CEO, sedangkan ruangan di sebelah kiri adalah ruangan Asisten CEO.
"Huffhhh, waktunya memeriksa beberapa dokumen penting"ucap Alana yang duduk di kursinya dan kemudian langsung membuka laptop dan map yang ada diatas mejanya.
Setelah satu jam lebih berkutik dengan laptopnya, telepon di mejanya pun berdering.
"Selamat pagi pak, ada yang bisa saya bantu?"tanya Alana yang ternyata telepon tersebut dari pak Reymond.
"Alana tolong ke ruangan saya sebentar"ucap Reymond melalui telepon
"baik pak, saya akan segera ke ruangan bapak."sahut Alana di telepon yang tersambung.
Saat telepon sudah terputus, Alana langsung bergerak menuju ke ruangan CEO.
"tok..tok..Permisi pak"ucap Alana yang mengetuk pintu ruangan.
"Masuklah Alana"teriak Reymond dari dalam.
Alana masuk ke ruangan mewah tersebut, disana sudah ada istri pak Reymond yang bernama Regina Andriana Valdez atau yang biasa di panggil nyonya Regina, dan juga ada sekretaris pak Reymond yang bernama Dikson Winata atau biasa di panggil pak Dikson.
"Selamat pagi pak Reymond, nyonya Regina dan pak Dikson"sapa Alana dengan sopan.
"Selamat pagi Alana"sahut Regina dengan ramah.
"Silahkan duduk Alana, ada yang perlu saya bicarakan "ucap Reymond yang juga sangat ramah dan Alana pun langsung duduk.
"Jadi Alana, saya kemarin sudah pernah menyampaikannya kepada kamu bahwa saya akan pindah ke LA dan perusahaan ini akan di ambil alih oleh putra saya"ucap Reymond.
"Iya pak, saya masih mengingatnya "sahut Alana dengan sopan.
"Baguslah kalau kamu masih mengingatnya, jadi saya mau memberitahukan kepada kamu kalau besok saya akan berangkat bersama istri saya dan juga dengan Dikson"ucap Reymond yang membuat Alana sedikit terkejut.
"Hah, langsung besok pak"ucap Alana yang sedikit berteriak karena keceplosan.
"Eh maaf pak, maksud saya langsung besok bapak berangkatnya?"tanya Alana yang langsung mengubah cara bicaranya dan membuat Regina tersenyum.
"Iya Alana, hari ini anak saya akan ke perusahaan dan saya akan mengumumkan pemindahan jabatan hari ini, jadi tolong suruh semua karyawan yang ada di perusahaan ini untuk berkumpul di ruangan pertemuan dalam waktu 30 menit kedepan."ucap Reymond.
"Baik pak"sahut Alana dengan sangat sopan.
"Oh ya Alana, apa besok kamu bisa mengantar saya ke bandara?"tanya Regina yang memang sudah sangat akrab dengan Alana.
"Tentu saja bisa nyonya, dengan senang hati saya akan ikut mengantar anda besok"sahut Alana dengan tersenyum manis.
"Terimakasih Alana "ucap Regina.
"Tidak perlu sungkan nyonya"sahut Alana lagi.
"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu, untuk memberitahukan kepada seluruh staf untuk berkumpul"ucap Alana dan mendapatkan anggukan dari pak Reymond.
"Mohon maaf pak, saya minta izin untuk berbicara dengan Alana sebentar"ucap Dikson
"Tentu saja, silakan "ucap Reymond.
"Mari Alana"ajak Dikson dan diikuti oleh Alana menuju keluar ruangan CEO.
"Ada apa pak Dikson?"tanya Alana dengan ramah.
"Nak, bekerjalah dengan sungguh-sungguh selama saya tidak ada di sini"ucap Dikson yang memang sudah sangat akrab bahkan sudah menganggap Alana sebagai anak gadisnya.
"Tentu saja pak, saya akan bekerja dengan sungguh-sungguh"ucap Alana dengan ramah dan tersenyum namun matanya berkaca-kaca.
Tidak menutup kemungkinan bahwa Alana memang sedih atas perpindahan kerja Pak Dikson, karena pak Dikson lah yang memasukkan Alana ke perusahaan dan beliaulah yang selalu membantunya. Itu semua karena pak Dikson kenal dengan keluarga Alana.
"Jika ada hal yang tidak kamu paham nanti, jangan sungkan-sungkan untuk menelpon saya"ucap Dikson.
"Terimakasih pak, saya akan selalu berhutang budi kepada anda"ucap Alana yang sudah mengeluarkan airmata.
"Kamu tidak perlu sungkan Alana, sekarang hapus air mata kamu itu, saya gak mau nanti orang-orang mengira saya menindas kamu"ucap Dikson yang sedikit bercanda.
"Hahahaha, bapak ada-ada saja"ucap Alana yang tertawa sambil menghapus air matanya.
"Kalau begitu saya kembali dulu ke ruangan pak Reymond"ucap Dikson.
"Baik pak "sahut Alana.
Alana masuk ke dalam ruangannya kemudian kembali duduk di kursinya dengan perasaan sedikit sedih.
Dia mengambil hpnya dan mengirim pesan di grup perusahaan "20 menit kedepan semua harus berkumpul di ruangan pertemuan, tidak ada yang terkecuali, semuanya harus berkumpul tepat waktu" isi pesan dari Alana.
"Huffhhh, semoga anak pak Reymond orang baik dan juga berwibawa seperti pak Reymond"ucap Alana yang menyandarkan tubuh di kursi.
"Dan semoga asisten baru juga baik seperti pak Dikson. Rasanya gak rela mereka pindah, tapi ya mau bagaimana lagi namanya juga bilioner yang dimana-mana memiliki perusahaan"sambung Alana.
Tak mau memikirkan hal yang tidak-tidak, Alana memilih untuk menyusul temannya supaya bisa jalan bareng ke ruangan pertemuan.
...****************...
...****************...
...****************...
Hai guys dukung terus author ya
jangan lupa follow, like,comment, dan tambahkan ke daftar favorit kalian, supaya kalian mendapatkan notifikasi saat author update.
maaf jika ada kata-kata yang typo
byebye....
...****************...
...****************...
...****************...