NovelToon NovelToon
Harta, Tahta, Duda Anak Dua

Harta, Tahta, Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Keluarga
Popularitas:22.4k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Kayanara tidak tahu kalau kesediaannya menemui Janu ternyata akan menghasilkan misi baru: menaklukkan Narendra si bocah kematian yang doyan tantrum dan banyak tingkahnya.

Berbekal dukungan dari Michelle, sahabat baiknya, Kayanara maju tak gentar mengatur siasat untuk membuat Narendra bertekuk lutut.

Tetapi masalahnya, level ketantruman Narendra ternyata jauh sekali dari bayangan Kayanara. Selain itu, semakin jauh dia mengenal anak itu, Kayanara semakin merasa jalannya untuk bisa masuk ke dalam hidupnya justru semakin jauh.

Lantas, apakah Kayanara akan menyerah di tengah jalan, atau maju terus pantang mundur sampai Narendra berhasil takluk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 1

Hola!

Karya ini diupload ulang dengan beberapa bagian yang diubah.

Selamat membaca!

Hari yang cerah untuk memulai petualangan baru. Barangkali itulah yang Michelle pikirkan sehingga gadis itu meneleponnya berkali-kali sejak pagi—hanya untuk mendorongnya keluar, menghadiri sebuah pertemuan. Katanya, sudah diatur sedemikian rupa.

“Sumpah, kalau sampai zonk, lo bakal gue gantung di pohon Flamboyan depan kantor redaksi.” Kayanara mengomel pada Michelle melalui sambungan telepon. Gadis itu masih memandunya dari belahan bumi yang lain, memastikan dirinya tidak punya alasan untuk mangkir dari pertemuan.

“Lo udah lihat fotonya, kan? Ganteng gila! Lagian, sebagai freelance writer yang doyan ngubek-ngubek isi dunia, nggak susah buat lo nyari tahu tentang background si Janu. Semua tentang dia ada di internet, terpampang nyata kayak buku cerita yang bisa dibaca sama siapa aja.” Di seberang, Michelle merepet. Nadanya mirip emak-emak yang sedang berjuang menawar cabai di pasar.

“Siapa tahu dia ternyata bau badan?” celetuk Kayanara asal.

“Nggak mungkin, lah! Kalaupun iya, pasti udah ramai gosipnya di sosial media!”

Kayanara berhenti melangkah. Kepalanya terangkat, menatap bangunan kafe dua lantai tempatnya akan bertemu dengan lelaki kenalan Michelle. Namanya Atma Janu Sukmajaya, duda anak dua pemilik perusahaan entertainment terbesar di Indonesia: Dash Entertainment.

Bangunan kafe itu didominasi kaca, membuat Kayanara bisa mengintip sedikit kondisi di dalamnya. Dari tempatnya berdiri, dia bisa melihat seorang pria duduk sendirian di meja dekat jendela. Dari kejauhan, pria itu sudah tampak menawan. Setelan kasual yang dikenakan mampu menyamarkan usia aslinya yang hampir kepala lima.

“Pokoknya, kalau sampai zonk, gue bakal bikin perhitungan sama lo.” Dia mengancam, masih sambil memperhatikan Janu yang tampak sibuk dengan tab di tangan.

“Nggak akan zonk, Kay. Ko Daniel nggak mungkin kasih yang zonk ke lo. Sekali aja deh, percaya sama gue.”

Kayanara menghela napas rendah. “Ya, ya. Kita lihat aja nanti.” Pungkasnya. Terlalu malas mendebat Michelle lebih jauh karena gadis itu selalu punya seribu satu alibi.

Telepon baru diputus ketika seseorang tiba-tiba saja menabrak Kayanara dari belakang, membuat ponsel yang masih menempel di telinganya terlempar sebelum akhirnya mendarat mengenaskan di aspal.

“God!” Kayanara memekik heboh. Serabutan tangannya terulur menyambar benda pipih malang itu dan segera mengecek kondisinya. Dia berdecak sebal tatkala menemukan bagian layarnya retak seperti habis diketuk palu kuat-kuat. Beruntung sudah sempat dipasang screen protector yang cukup tebal. Kalau tidak, bisa repot urusan.

Selesai dengan urusan ponsel, Kayanara beralih menatap nyalang si pelaku penabrakan. Seorang pemuda sekitar usia 20-an berdiri congkak di depannya. Wajahnya datar, penampilannya urakan—celana jeans robek-robek, jaket belel, dan kaus hitam dengan motif sablon yang norak.

“Lain kali hati-hati, dong! Nggak lihat ada orang segede ini?” ocehnya.

“Bukan salah gue. Lo yang berdiri di tengah jalan.” Si pemuda menyahut santai. Seketika, dua tanduk iblis berwarna merah muncul di kedua sisi kepala Kayanara.

“Bukan salah lo? Gimana bisa itu bukan salah lo? Jelas-jelas gue lagi diem aja dan lo tahu-tahu nabrak gue sampai bikin hape gue jatuh!” semprotnya. Seraya mengacungkan ponsel yang retak untuk menunjuk-nunjuk wajah tengil si pemuda.

Yang lebih menyebalkannya lagi, si pemuda sama sekali tidak tampak terusik. Padahal Kayanara sudah mencak-mencak, garang pol seperti bisa menelannya hidup-hidup tetapi, si pemuda masih saja memasang wajah datar dan malah mengedik abai.

“Keriput lo tuh di mana-mana. Saran gue, kurang-kurangin deh marah-marah.” Enteng sekali mulutnya mencibir. Sehabis itu pun, pemuda berambut ikal kecokelatan itu berbalik dan melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan Kayanara dengan bibir terbuka lebar—cengo.

“Yak! Dasar bocah zaman sekarang, nggak ada sopan-sopannya sama orang tua!” teriak Kayanara kesetanan ketika si pemuda sudah terlampau jauh pergi.

“Gue tandain muka lo, ya! Awas kalau kalau sampai kita ketemu lagi, bakal gue kasih pelajaran biar ngerti tata krama!” kutuknya sungguh-sungguh.

God, kalau sudah begini, apanya yang cerah? Kayanara merasa harinya baru saja berubah mendung, dirundung awan kelabu.

...🌼🌼🌼🌼🌼

...

Setelah melalui drama menyebalkan dengan si pemuda tidak sopan, Kayanara akhirnya bisa menampakkan diri di depan Janu. Tak sulit baginya untuk menyetel senyum karier demi membangun image yang baik pada pertemuan pertama mereka hari ini. Walaupun sebenarnya, dia juga mau-tidak-mau datang ke sini.

“Silakan duduk.” Janu mempersilakan. Dengan sopan, lelaki itu menarik kursi agar Kayanara bisa duduk.

Kayanara tersenyum tipis. “Terima kasih,” ucapnya, lantas menduduki kursi yang telah Janu siapkan untuknya.

“My pleasure.” Janu menanggapi seraya duduk di kursinya lagi.

Tak lama berselang, seorang pelayan perempuan datang membawakan satu gelas Ice Matcha Latte dan satu gelas Ice Americano. Dengan sigap, Janu membantu pelayanan tadi menggeser gelas Ice Matcha Latte ke depan Kayanara, sementara Ice Americano dia tarik ke hadapannya.

“Terima kasih,” ucap Janu. Si pelayan menyahut singkat sambil tersenyum, lalu pergi undur diri. Meninggalkan meja Janu dan Kayanara yang diliputi hening selama beberapa saat.

Kayanara terpaku sejenak. Menatap gelas Ice Matcha Latte di hadapannya dengan terheran-heran. Pasalnya, tidak banyak yang tahu kalau dirinya suka minuman yang satu itu. Kebanyakan orang tahunya dia suka Caramel Macchiato. Karena kalau pergi hangout, dia lebih suka memesan menu itu.

“Saya tanya sama Michelle apa yang kamu suka, biar nggak salah pesan.”

Informasi yang Janu berikan itu berhasil membuat Kayanara menaikkan lagi pandangannya. Netranya gantian terpaku pada manik kelam sang pria, cukup merasa tersentuh atas effort yang dikeluarkan oleh si duda anak dua.

Iya, iya. Itu bare minimum, Kayanara tahu. Tapi zaman sekarang, susah sekali mencari seseorang yang seniat itu mencari tahu tentang apa yang kita suka dan yang tidak. Sekalinya mau, kadang mereka malah menggunakan hal tersebut untuk membuat kita mengikuti seleranya, kalau dirasa selera kita tidak sesuai dengan standar miliknya.

Maka, bukankah wajar jika Kayanara memberikan apresiasi atas usaha Janu kali ini?

Oke, satu poin plus.

“Thank you, I appreciate it.”

“Not a big deal.” Janu menjawab sambil menyunggingkan senyum. Kemudian, dia lebih dulu menyambut Ice Americano miliknya sebelum mengisyaratkan kepada Kayanara untuk melakukan hal serupa.

Kayanara pun turut mengambil Ice Matcha Latte miliknya. Menyedot cairan hijau yang kata orang-orang rasanya mirip rumput itu secara perlahan. Menyesapi rasa uniknya yang menari-nari di lidah. Meninggalkan sensasi pahit—tapi nikmat—yang muncul di akhir.

Baru saja akan memulai pembicaraan setelah meletakkan kembali gelasnya, Kayanara dan Janu dibuat menoleh serempak ketika sebuah suara datang menyapa dari sisi meja.

“Ayah....”

Bersambung....

1
nowitsrain
Aku pun 🤣🤣
Dewi Payang
iiiih ya ampyun....
Dewi Payang: /Joyful/
nowitsrain: Merinding sebadan-badan...
total 2 replies
Dewi Payang
Ngusir tanpa basa-basi.....
Dewi Payang: Tapi Kay tidak ada duplikatnya.....😅
nowitsrain: Hilang satu cari yang baru dong 🥰🥰
total 4 replies
Dewi Payang
Aku juga punya adik, sampai SMU masih ku cium², marah jugalah kaya Naren itu, tapi aku gak peduli, sekarang dia udah nikah dan punya anak 1 sebentar lagi 2, udah gak ku cium² lagi, udah beda auranya😅
Dewi Payang: Tul😅😅
nowitsrain: Iya, marah-marah tidak jelasss
total 4 replies
Dewi Payang
Yeay! Lari Mahen!
nowitsrain: /Facepalm//Facepalm/
Dewi Payang: Lah salah😅😅😅 Naren maksudnya tadi🤣
total 3 replies
Dewi Payang
Aku juga ngeri🙈😅
Dewi Payang: /Facepalm//Facepalm/
nowitsrain: Aku pun 🤣🤣
total 2 replies
Dewi Payang
Ecie... mulai curhat....
Dewi Payang: /Joyful/
nowitsrain: Lagi nggak sadar aja tuh, kalau sadar juga mencak-mencak lagi
total 2 replies
Dewi Payang
Emank lo mau makan kalo si Eric jadi roti Ren😅
Dewi Payang: /Joyful//Joyful/
nowitsrain: Naren: Tidak, akan kulemparkan dia ke kandang kambing
total 2 replies
Dewi Payang
Ya ampyun, dua bocah ini, sama² kumal😅
Dewi Payang: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
nowitsrain: Rill anak terlantar 🤣🤣
total 4 replies
Dewi Payang
Tar gantian kamu yang nangis Naren klo tau si Kay nangisin apa....
Dewi Payang: /Joyful/
nowitsrain: Auto tertampar terjungkal
total 2 replies
Zenun
Pake vakum cleaner
nowitsrain: Kesian banget anak gue disamain sama debu
Zenun: ya semacamnya
total 3 replies
Zenun
iiiiiih mahen
nowitsrain: Auto dikerangkeng dah bininya, nggak boleh bersosialisasi
Zenun: bininya abis dikokop
total 3 replies
Zenun
besok malam juga gapapa
nowitsrain: Nggak boleh atuh
Zenun: bagen, emang biar khilap
total 3 replies
Zenun
tapi dia keren bang udah nulungin orang
nowitsrain: Naren: Ssstttt ah, nanti ayah denger
Zenun: lha iya si, udah mau otw punya pacar juga
total 3 replies
Zenun
lah udah direstuin nih
nowitsrain: Belom ya
Zenun: udah kali itu
total 3 replies
Zenun
Ngaku aja Kay, kamu masih ada perasaan sama Tejas kan
nowitsrain: Pantesan ada yang terasa tergongsreng
Zenun: iih aku bukan kompor, aku wajan
total 3 replies
Zenun
yang bohong berarti yang ngasih
nowitsrain: Kenapa ya
Zenun: 😱😱😱😱😱😱
total 3 replies
Ella
udah akrab aja ni di liat²
nowitsrain: /Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Zenun
Maaf, Eric tak bisa dibungkam
nowitsrain: Wkwk mulutnya terlalu lemes
total 1 replies
Zenun
Ada pak, temen spesial
nowitsrain: Angjayy, spesial pakai telur enam
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!