Kehancuran yang Siska alami setelah kehilangan sang bayi, hasil dari pelecahan yang ia alami. Dan juga sang kekasih yang masuk ke dalam penjara atas pembalasan dendam yang ia lakukan atas pembunuhan anak dari Siska sendiri. Membuat Siska depresi dan memilih jalan pintas untuk bunuh diri, agar semua masalah di hidupnya berakhir dengan cepat. Justru membuat dia hidup dalam lembaran yang baru dan dengan identitas baru setelah kehilangan ingatannya. Dan semua masa masa kelam serta kebahagiaan yang ia alami sebelumnya.
Siska mengalami amnesia dan menikah dengan pria yang sebelumnya melamarnya. Hingga hidup bahagia bersamanya, sebelum takdir kembali mempertemukan dia dengan orang yang ia cintai, yang baru saja bebas dalam penjara. Dan hal itu membuat Siska merasa ada hal yang aneh ketika ia melihatnya, sampai tanpa sadar Siska kembali teringat sesuatu tentang pria bernama Hamdi tersebut, yang membuat degub jantungnya kembali berdetak tak seperti sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Nurdiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran istri kedua?
Nyanyian itu selalu saja berdenging di telinga, hingga aku tak sadar apa yang telah ku rasa saat ini ketika mendegarkannya. Aku tak tahu muncul darimana perasaan aku dekat dengannya dan darimana aku mengingatnya, padahal kami bahkan belum bertemu dan bahkan belum pernah bertatap muka sebelumya. Hanya saja setiap kali aku melihatnya, jantungku berdegup cukup kencang dan hatiku merasa bahagia ketika melihat senyumnya.
Aku Siska, seorang istri dari pria tampan dan juga mapan, yang senantiasa memperlakukan aku dengan baik dan juga penuh kasih sayang. Namun sayangnya entah kenapa hatiku masih belum bisa menerima kehadirannya, padahal kami telah menikah selama satu tahun ini, meskipun kami telah saling mengenal bahkan saat aku mengalami koma atas insiden yang kata mas Zidan aku alami. Mas Jonathan dengan setia menemaniku dan memperlakukanku layaknya seorang putri.
"kenapa? Kenapa melamun? Aku tampan ya sayang?" tanyanya secara tiba tiba, saat ku tatap lekat wajahnya yang kini tengah menyantap makanan buatan ku tadi siang.
Aku tersenyum mendengar ucapannya. Dia manis, baik dan juga sangat memiliki aura positif setiap hari, hingga aku pun tak jenuh menjalani hari hariku d rumah ini, meskipun terkadang aku sering kesal dengan ibunya yang datang dan hanya mengatakan hal hal buruk tentangku yang jelas tak ada satupun yang benar dari ucapannya itu.
Aku menikahi Jonathan dan menghormati dia sebagai pasangan, namun jujur saja sampai detik ini aku masih ragu padanya, mengingat dia pun tampak senang ketika bersamaku ini yang terkesan membosankan. Ya aku akui Jika aku ini terlalu membosankan untuknya. Aku terkadang sering kali menangis setiap malam dan mengingau ketika tertidur, sehingga ku pikir Jonathan akan ilfeel dan merasa jenuh dengan diriku.
"kau sangat manis dan tampan" pujiku padanya yang sontak saja membuat dia bangkit berdiri, memelukku saat ini, seraya bersiap untuk menci*m pipiku, namun tiba tiba saja terhenti karena ibu membuka pintu rumah kami tanpa permisi.
"heh ngapain kalian?! Pagi pagi udah mau ci**man!" teriaknya yang sontak saja membuatku malu.
"apa sih Bu. Aku dan Siska udah menikah jadi gak papa dong mau c*man mau jumpalikan, mau apapun kami bebas. Iya kan sayang" jawab Jonathan yang jelas saja membuatku terdiam.
Aku tahu ibu mertuaku ini memang tak pernah menyukaiku sejak aku menikah dengan putranya ini. Aku menahan semua rasa benci yang ia miliki untukku, karena aku sangat menghormati Jonathan dan sungguh berterimakasih padanya, mengingat dia senantiasa ada di saat aku terluka dan dalam masa pemulihan.
Jonathan adalah orang asing untukku yang dengan setia menemaniku di saat aku jatuh dan bahkan kehilangan ingatanku. Hingga akhirnya aku pun mulai nyaman bila dekat dengannya. Walaupun aku tak bisa menjabarkan rasa sayangku untuknya.
"ada apa? Kenapa ibu datang kemari?" tanya Jonathan kembali, yang membuat ibu pun tersenyum dengan senang sekali.
"gini loh Jo..itu si Laura, anaknya Bu Laras sekarang udah cerai sama suaminya. Kasihan dia loh saat ini tengah hamil dan anaknya gak punya bapak. Kamu mau kan menikah dengan dia. Dia cantik ko gak kalah dari Siska" ucapnya yang sontak membuat hatiku berhenti berdegup dan mas Jonathan pun menatap ke arahku
"apa ibu masih waras?! Ibu sehat?! Ibu ini ngomong apa sih gak jelas! Aku udah nikah sama Siska jadi gak lucu ngomong kayak ginian! Ibu gak punya hati ya, bisa bisanya ngatain hal kayak gini di hadapan istri Jonathan sendiri! Lebih baik ibu pergi saja dari sini daripada bicara omong kosong!" usir Jonathan pada ibunya yang membuatku memebelakkan mata.
Selama pernikahan kami berlangsung, memang ku akui, aku tak pernah di sukai oleh wanita paruh baya itu. mengingat kriteria wanita yang ia impikan untuk putranya adalah seorang gadis cantik, berpendidikan tinggi dan tentunya masih perawan serta bisa di banggakan. Tak seperti aku yang bahkan keluargaku hancur berantakan, dengan kakak ku yang bahkan masih di dalam penjara akibat perlakuannya terhadap istri keduanya yang begitu terkesan barbar serta kejam. Hingga kelakuan ayahku yang juga begajulan serta tak bisa di benarkan dalam sisi manapun sebelumnya
Aku dan Jonathan menikah baru satu ini dan sampai detik ini belum ada tanda tanda kehamilan yang akan terjadi padaku, setelah aku rutin mengkonsumsi vitamin serta tak lupa berolah raga setiap pagi.
Hingga ibu mertuaku pun semakin saja membenciku dan juga mengabaikan ku, tanpa memperdulikan suamiku yang jelas saja sangat mencintaiku.