NovelToon NovelToon
Rahasia Bos Muda

Rahasia Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: elinazy

Naya terjebak ke dalam situasi yang rumit bersama dengan bos muda yakni Gavin. Mereka difitnah telah melakukan perbuatan zina hingga membuatnya harus berusaha keras membuktikan kebenaran yang sebenarnya. Apalagi mereka berdua tidak saling mencintai dan enggan menikah karena paksaan. Perjuangan kedua nya menjadi lebih sulit akibat karakter yang berbeda 180 derajat.
Akankah mereka berhasil keluar dari masalah tersebut atau justru harus pasrah menerima pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elinazy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dasar manja!

"Masak apa buk? Aku udah laper banget" Ujar Naya yang baru bangun tidur.

"Anak gadis jam segini baru bangun. Kamu lihat tuh jam berapa" Bentak Bu Nilam sambil menumis.

Naya melihat ke arah tembok yang terdapat jam dinding, menunjukan pukul 12 siang. Ia sudah biasa bangun kesiangan karena tidak ada aktivitas apapun yang dilakukan.

"Yaudah buk, aku mandi dulu"

"Tunggu, kamu bantuin ibuk masak setelah itu baru mandi"

"Gak bisa buk, tahu sendiri kan kalau aku gak bisa masak"

Jawaban Naya membuat bu Nilam tersulut emosi, tingkah putri bungsu nya selalu menaikkan tekanan darah hampir setiap hari.

"Kamu tuh perempuan, coba belajar supaya pintar masak. Kalau gak mau berusaha ya gak akan pernah bisa. Jadi orang tuh jangan maunya enak aja dan gak mau susah"

"Kan ada mbak Mila buk. Loh tapi kok aku gak lihat dia, pergi kemana buk?" Naya melihat ke sekeliling namun tidak menemukan keberadaan kakak ipar nya selalu yang diandalkan untuk segala urusan rumah.

"Mbak mu pergi ke dokter" Ujar Bu Nilam ketus.

"Sakit apa buk?"

"Apalagi kalau bukan kecapean? Punya Adik perempuan satu gak pernah mau bantu, dasar manja!"

"Semuanya kan udah jadi tugas mbak Mila, kenapa aku selalu dibawa bawa? Selama ini juga aku mandiri buk karena jarang ngerepotin"

Naya tidak terima disebut manja oleh ibunya dan berusaha untuk membela. Ia merasa harus menikmati momen yang baru beberapa bulan sejak kelulusan SMA nya sehingga ingin bersantai terlebih dahulu.

"Iya ibuk tahu kalau kamu selalu berusaha memenuhi segala keinginan kamu sendiri. Semua orang juga tahu kalau kamu sekolah pakai uang yang kamu cari sendiri karena ibuk gak mampu untuk nyekolahin kamu. Tapi coba kamu renungkan untuk peduli sama keluarga. Mau sehebat apapun kamu tapi kalau gak punya rasa simpati itu percuma, sama dengan egois"

Ucapan bu Nilam membuat Naya terdiam, rasa bersalah mendadak muncul di benak nya. Ia memang mandiri karena berjualan online untuk kebutuhan sekolah nya. Namun hal itu belum bisa membuat ibunya bangga atas kemandirian yang dilakukan.

"Ingat Nay, gak semua hal itu diukur pakai duit. Ibuk gak pernah menuntut kamu untuk cepat cari kerjaan setelah lulus sekolah. Ibuk mau kamu berubah menjadi lebih bijaksana lagi. Keluarga adalah harta paling berharga dan kamu harus menjaga nya"

"Iya buk" Jawab Naya menundukan kepala karena tidak berani menatap mata ibu nya yang tajam.

"Udah sana mandi, habis itu tolong bantuin beresin kamar kakak mu kalau punya kesadaran dan tanggung jawab sama keluarga"

Naya berjalan pergi dengan perlahan mengangkat kaki nya yang terasa lemas. Membersihkan badan dengan segera lalu melakukan perintah bu Nilam. Mulai hari ini dan seterusnya, ia akan berusaha untuk lebih peduli dengan keluarga.

***

"Gimana hasilnya Mil?" Tanya Bu Nilam mengawali pembicaraan di meja makan saat malam hari.

"Masih sama buk"

"Mbak Mila sakit apa?" Ujar Naya.

"Gak sakit apa apa dek, cuman periksa rutin aja" Jawab Zidan, kakak kandung nya.

"Mbak mu itu ngecek kondisi rahim nya biar bisa hamil, gara gara kamu gak mau bantuin ngurus rumah jadi berdampak buruk buat mbak kesehatan nya" Ujar Bu Nilam yang masih berusaha membuat Naya bersikap dewasa.

"Ibuk gak boleh ngomong gitu, semua ini udah ada garisnya. Jangan nyalahin satu pihak apalagi Naya yang gak tau apa apa" Bela Zidan.

"Anak manja ini kan masih imut imut nya, baru juga lulus sekolah masak udah dilibatin sama urusan rumah tangga kami buk?" Mila mencubit pipi Naya dan melempar senyum untuk mencairkan suasana.

Naya tidak senang dengan sebutan manja yang dilontarkan oleh mulut kakak ipar nya. Namun ia hanya bisa diam daripada membuat situasi menjadi buruk lagi setelah berusaha dicairkan.

Selesai makan, Naya membantu Mila menyimpan makanan sisa dan mencuci piring.

"Nah, gini kan adem dilihat nya. Sering sering bantuin mbak mu ya Nay biar bisa cepet hamil karena gak terlalu kecapean" Ujar Bu Nilam yang mengintip di depan pintu dapur.

"Istirahat aja buk, gak perlu khawatir. Aku bisa ngelakuin semuanya sendiri bahkan kalau mbak Mila harus istirahat total juga gak masalah" Balas Naya.

Bu Nilam hanya menggelengkan kepala karena Naya belum sepenuhnya sadar dan masih menyelipkan rasa egois. Melakukan sesuatu agar tidak disebut manja.

"Ngelakuin apapun itu pakai hati Nay jangan cuman karena gengsi"

"Gengsi gimana sih buk? Aku kan udah mencoba berusaha untuk peduli. Masih kurang?" Naya membalikkan badan nya ke arah bu Nilam dengan kesal.

"Udah Nay, kamu lanjut cuci piring aja biar mbak antar ibuk ke kamar ya" Mila menepuk halus pundak adik ipar nya untuk meredam kekesalan.

Bu Nilam digandeng sampai kamar nya dan duduk di atas ranjang dengan kaki yang dipijit oleh Mila.

"Kamu harus ngajarin Naya untuk jadi orang yang baik"

"Ngajarin gimana buk? Orang anak itu udah baik"

"Dia itu masih banyak minus nya Mil, merasa paling hebat. Makanya ibuk coba panas panasin supaya mau berubah. Naya juga masih terpaksa ngelakuin nya belum tulus dari hati"

"Setiap orang kan punya kelebihan dan kekurangan masing masing buk, jangan terlalu keras ngajarin nya. Anak zaman sekarang kalau digituin bisa minggat"

"Biarin aja kalau dia berani gak masalah, justru bagus itu gak nambahin beban pikiran terus"

"Istighfar buk, gak boleh ngomong jelek begitu"

"Astaghfirullah, udah Mil kamu lihat Naya aja sana. Kamu pastikan semuanya beres biar besok enak dilihat kalau udah bersih rumah nya" Bu Nilam menarik kaki nya dari pijatan Mila dan dinaikkan ke atas ranjang untuk bersiap tidur. Ia berharap agar selalu ada kedamaian di rumah sederhana peninggalan almarhum suami nya.

Mila tersenyum manis saat melihat adik ipar nya yang mampu membereskan dapur dengan baik seolah sudah biasa dilakukan. Rasa sedih karena tak kunjung hamil pun langsung sirna karena Naya perlahan bisa menjadi lebih baik. Sematan manja nampaknya akan segera hilang dari sosok gadis cantik itu.

"Pintar banget adikku ini" Puji Mila.

"Biasa aja kak"

"Gak biasa loh dek karena biasanya jam segini masih banyak kerjaan numpuk, tapi sekarang udah beres jadi enteng rasanya gak ada yang mengganjal di pikiran"

Naya semakin merasa bersalah telah membuat kakak ipar nya mengerjakan semua sendiri. Seolah memanfaatkan kebaikan nya yang mau mengabdi untuk keluarga suami.

"Apa benar mbak ucapan ibuk itu?"

"Yang mana Nay? Ibuk kan tiap hari ngomong jadi banyak yang diucapin"

"Katanya mbak belum bisa hamil karena terlalu kecapean mengurus rumah ini"

"Itu gak bener Nay, Mbak selalu.."

Drrtt.. Drrtt..

Ucapan Mila terpotong karena ponsel Naya berdering.

"Sebentar ya mbak, aku angkat telpon dulu"

Mila hanya mengangguk senyum memperhatikan Naya.

"Halo Rat, tumben malem malem gini nelpon?"

"Aku mau nawarin kerjaan nih mau gak?"

"Kerjaan apa? Mau banget kalau kerjaan nya benar dan halal"

Mila khawatir mendengar Naya yang sepertinya akan segera bekerja. Ia hanya berharap supaya adik nya selalu ingat untuk tidak berbuat sesuatu yang akan merugikan diri sendiri.

1
∆ri/ᐠ。_。ᐟ\
Pas baca endingnya, kerasa kayak kehilangan teman baik. Pokoknya cinta banget sama cerita ini!
elinazy: makasih banget udah baca, ditunggu kelanjutan nya ya luv❤
total 1 replies
Laqueno Sebaña
Kebayang terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!