NovelToon NovelToon
RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: LennyMarlina

“Apakah kau sedang berusaha untuk mengakhiri hidupmu?”

Celphius menemukan seorang gadis yang di buang seseorang di dalam hutan dalam kondisi tubuh yang sudah memprihatinkan. Suatu ketika saat Celphius membawanya pulang ke rumah, terjadi keanehan misterius pada gadis itu di mana setiap pulang dari luar, tubuh gadis itu sudah di penuhi dengan darah dan kamar yang berantakan. Ingin mencari tahu sumber masalah itu, Celphius pun memasang kamera tersembunyi di kamar gadis itu dan hasilnya membuat bibirnya menganga!

Apa yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LennyMarlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Celphius Allen Blair

Begitu tiba di ruangannya, keberadaan sang ayah membuat pemilik ruangan itu, Celphius Allen Blair, terkejut bahkan terlihat semua barang-barangnya sudah dimasukkan ke dalam kardus. Alisnya sontak berkerut dengan tajam.

“Apa-apaan ini?”

Perasaan terkejutnya tidak pernah hilang sampai bola mata menusuk mengarah kepada ayahnya yang sudah duduk di kursi miliknya tanpa rasa bersalah. Dan lagi, untuk apa adiknya juga berada di ruangan pribadinya?

“Celphius, untung kamu cepat datang sehingga Ayah tidak perlu menunggu kedatanganmu dengan lama. Duduk di sana, Ayah ingin mengatakan sesuatu,” ucap Tuan Blair.

Di depan Celphius ada satu kursi untuk pegawai duduk saat mendatangi ruangannya dan selalu duduk di sana saat ada yang memerintahkannya. Tetapi, mengapa rasanya seperti keadaan terbalik dan dia menjadi pegawai biasa?

“Kamu sedang apa? Cepat, duduk.” Tuan Blair tidak akan mengatakannya sampai tiga kali hanya untuk meminta sang putra duduk dengan nyaman di hadapannya.

“Ayolah, duduk saja, Kak. Ayah ingin membahas sesuatu yang sangat penting. Kakak pasti tidak mau ketinggalan informasi penting itu, 'kan?” tanya Flavian meledek.

Sang adik kemudian menarik kursi di hadapan ayahnya dan mempersilakan sang kakak untuk duduk. “Silakan duduk. Aku mempersembahkannya untuk Kakak.”

GRRT!

Kedua tangan Celphius sudah saling mengepal dengan kuat melihat sikap ayah dan adiknya yang tidak mengenakan untuk di lihat. Ada apa dengan semua yang terjadi di ruangannya ini? Apakah Celphius akan di usir dari sana?

Dengan keterpaksaan hatinya, Celphius akhirnya memutuskan untuk duduk di kursi pegawai. Sembari menanyakan, “Ayah ingin membicarakan apa denganku?”

Semua yang terjadi tidak pernah seperti ini sebelumnya dan pasti ada sesuatu yang membuat ayahnya datang ke ruangannya dan duduk di depan sana sembari menatap dengan tajam seolah ada sesuatu yang mencurigakan.

“Celphius. Ayah mau tanya tentang hubunganmu dengan anak Tuan Rowland. Apa kamu sudah memutuskan kapan akan melamarnya dan menikahinya?” tanya Tuan Blair.

Dari sekian banyaknya pertanyaan, kenapa harus pertanyaan ini yang sangat ingin diketahui? Celphius merupakan satu-satunya orang yang membenci pertanyaan semacam ini dan bahkan malas untuk mendengarnya.

Sehingga banyak hari yang dilewatkan untuk mengambil kesempatan merayu anak perempuan Tuan Rowland karena Celphius memang tidak berniat untuk menikah atau bahkan hanya sekadar berteman dengan wanita.

Celphius cenderung menghindari pergaulan yang seperti itu dan memilih jalur hidupnya sendiri menemukan cinta yang perlahan-lahan akan mekar. Sekarang sudah saatnya untuk menghentikan perjodohan tanpa cinta ini.

“Tidak.”

“Maksudmu ... kamu belum memutuskan pilihanmu?” Tuan Blair menyalah-artikan ucapan Celphius.

“Saya tidak akan menikah dengannya ataupun berhubungan dengan keluarga Rowland. Saya harap Ayah menghentikan perjodohan kami,” ketus Celphius berkata.

Tuan Blair semakin terbelalak lebar, “Apa maksudmu? Kamu sudah tidak mau memiliki hubungan dengan mereka dan memutuskan hubungan secara sepihak?”

“Saya tidak memutuskannya secara sepihak. Nona Daniar Rowland juga mengambil keputusan yang sama seperti pemikiran saya.” Anak Tuan Rowland pun menyetujuinya.

Celphius melanjutkan, “Jadi, Ayah tidak bisa menganggap ini sebagai keputusan sepihak saya karena Nona Daniar juga tidak menyukai perjodohan ini apalagi menikah.”

Ini sudah diputuskan sejak awal bahwa keduanya sama-sama tidak saling mencintai atau bahkan saling menyukai. Berkali-kali Celphius membicarakan mengenai perjodohan ini dengan Daniar, akhirnya wanita itu setuju.

Setiap orang memiliki pasangan hidup masing-masing dan jika kelihatannya Celphius masih menyendiri dan masih belum menemukan jodohnya, orang-orang yang tergila-gila akan ketampanannya saling berebut memilikinya.

Anak-anak yang masih di bawah umur pun di buat perlombaan oleh orang tua mereka untuk bisa memiliki menantu seperti Celphius yang memiliki ketampanan di atas rata-rata. Dan lagi, ia juga sangat tinggi.

DRRK!

Lelaki itu berdiri. “Jika sudah selesai mempertanyakan hubungan saya dengan Nona Daniar, dengan rasa hormat saya meminta Ayah untuk keluar dari ruangan ini.”

“Ayah tidak bisa mengusir saya keluar dari ruangan ini setelah semua pengorbanan yang saya lakukan untuk perusahaan. Sebaiknya, Ayah berpikir dengan panjang.”

Sebagai seorang anak, Flavian tidak bisa membiarkan kakaknya menggertak ayahnya seperti itu karena tidak sopan dan tidak tahu diri. Tanpa Ayah, tidak akan mungkin kakaknya berada di posisi ini dan menjadi orang terkenal.

“Jangan menyombongkan dirimu di hadapan Ayah! Kau tidak bisa membawa-bawa nama perusahaan hanya demi kepentinganmu sendiri!” sentak Flavian tak terima.

“Tadinya saya tidak berniat memperlakukan Ayah seperti ini tapi saya mengusir Ayah secara halus dan sopan. Memangnya atas izin siapa kalian datang kemari?”

Celphius hanya menggunakan hak suaranya karena mau bagaimanapun juga ruangan itu masih mengatasnamakan dirinya. Siapa pun tidak berhak memasuki ruangan itu tanpa seizin darinya mau itu ayahnya ataupun adiknya.

Terlebih lagi semua barang-barang seperti dokumen sudah dimasukkan ke dalam kardus seolah mereka-mereka itu ingin mengusir Celphius agar tidak bekerja lagi di ruangan itu atau di perusahaan. Mereka berniat memecatnya.

Jika tak bisa menggunakan cara yang halus maka Celphius yang bisa melakukan apa pun bisa saja memanggil security untuk mengusir mereka keluar dari ruangannya. Sebelum itu terjadi, mereka harus secepatnya sadar diri.

“Dasar pengkhianat! Ayo, Ayah. Sebaiknya kita keluar saja dari sini daripada terus berhadapan dengan orang yang tidak pernah memperlihatkan sopan santunnya,” ucapnya.

“Tapi, Flavian ... apa yang disebut dengan sopan santun terhadap orang yang lebih tua? Apa kau jauh lebih mengerti arti kata itu daripada aku?” tanya Celphius.

“Tentu saja itu benar! Aku jauh lebih tahu sopan santun daripada kau yang tidak pernah memedulikan Ayah! Kau yang tidak tahu diri!” Flavian meninggikan suaranya.

“Kalau begitu ... bukankah sebaiknya kau memperlihatkan sikap sopan santunmu itu padaku yang lebih dulu dilahirkan daripada jiwamu?” tanya Celphius menyeringai.

Lalu melanjutkan, “Jika kau terus-terusan membelanya dengan kedua tanganmu itu, apa kau yakin akan merasa terlindung oleh orang yang sudah mengusir Ibu kita?”

DEG!

Hanya tersisa luka goresan yang sangat besar tersayat di dalam hati Celphius yang masih tidak terima ibunya di usir oleh ayahnya sendiri. Tuan Cillian Blair tampak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh anak pertamanya.

“Kau— ”

“Sudahlah, Flavian. Jangan ribut lagi.” Tuan Cillian memotong ucapan anak keduanya. “Celphius, kepergian ibumu bukan kesalahan Ayah. Ibumu yang memutuskan.”

“Jika kamu masih menganggap kepergian Ibu kalian adalah salah Ayah, maka Ayah tidak bisa menyangkal apa yang terjadi. Karena Ayah tidak bisa menghentikannya.”

“Ini memang salah Ayah. Kalau dipikir-pikir lagi ini memang kesalahan yang Ayah perbuat pada ibumu. Tapi, kamu tidak perlu sampai terus mengingatnya begitu.”

“Ibu kalian sudah tidak memedulikan kalian lagi dan memilih untuk pergi dan meninggalkan Ayah juga. Apa kamu tidak bisa mendengar ucapan terakhirnya padamu?”

“Dia bilang kalau dia sudah tidak mau mengurus kalian lagi dan menyerahkan semua tanggung jawabnya kepada Ayah yang harus mengurus kalian berdua sejak kecil.”

“Kamu masih berusia 2 tahun saat itu, jadi, kamu masih belum mengerti betapa jahatnya Ibu kalian itu. Ayah pun tidak habis pikir dengan segala tingkah lakunya itu.”

“Untung saja hak asuh kalian berdua jatuh di tangan Ayah sehingga Ayah bisa lebih merasa nyaman dan lega dengan apa yang Ayah miliki. Kalian berdua kebanggaan Ayah.”

Tuan Cillian merangkul pundak kedua putranya dengan tataan hati yang luar biasa nyamannya. Beliau merasa tidak memiliki kesalahan apa pun kepada Ibu anak-anaknya yang mendadak keluar rumah dan meninggalkan putranya.

Sedangkan Celphius yang tidak memercayai omong kosong ayahnya hanya bisa tersenyum menyeringai sembari melepaskan lengan yang merangkul pundaknya. Baginya, semua itu hanyalah fakta yang diputar-balikan ayahnya.

“Saya akui bahwa Ayah memang pandai bersilat lidah. Saya pun tidak mengira akan dibesarkan oleh seorang Ayah yang tidak peduli ke mana istrinya menghilang.”

“Ayah benar-benar telah membuat ibuku meninggalkan rumah di usiaku yang baru 2 tahun dan Flavian yang masih bayi! Sudah 26 tahun Ibu meninggalkan kami berdua!”

“Dan semua itu gara-gara perbuatan Ayah yang menyuruh Ibu untuk meninggalkan kami berdua!” Celphius sudah tidak bisa mengontrol emosinya yang sedang membara.

BUGH!

Apa yang sudah dikatakannya sangat keterlaluan dan Flavian tidak menyukainya. Dengan berani lelaki berusia 26 tahun itu memukul wajah kakaknya sendiri hanya karena cara bicaranya yang tak sopan mengganggunya.

“Siapa yang menyuruhmu bicara seperti itu pada ayahku! Kau sudah keterlaluan dan kau masih saja membela wanita itu! Ayah sudah memberi tahu semuanya!”

“Kalau kau berani membentak ayahku lagi maka kau akan berurusan denganku dan menjadi musuhku!” Flavian mendorong tubuh Celphius dan keluar dari ruangan itu.

Cillian pun ikut mengikuti jejak putra keduanya yang begitu sangat marah sampai harus memukul wajah kakaknya sendiri. Benar-benar tidak bisa diprediksi. Hubungan saudara kandung itu bisa saja putus rantainya.

“Haa ... ”

Celphius duduk di tempat yang seharusnya. Lelaki itu menghela napasnya dengan panjang sembari menyandarkan punggungnya di kursi kerja itu. Dan tidak lama kemudian, Vernon datang setelah diizinkan.

“Tuan! Apa Anda baik-baik saja?” Vernon langsung masuk ke dalam ruangan atasannya karena terkejut setelah mendengar suara pukulan dari dalam sana.

Lelaki itu tidak langsung menjawab pertanyaan asisten pribadinya sekaligus seorang bodyguard karena sangat lelah bertengkar dengan keluarganya. Sungguh. Mimpi terburuk adalah keluarganya hancur lebur.

Di lihat bagaimana cara ibunya disuruh meninggalkan rumah oleh ayahnya sendiri menjadi kenangan buruk yang terus terngiang-ngiang di kepalanya. Sampai sekarang masih tak bisa percaya dia adalah anak ayah itu.

“Saya tidak sengaja mendengar keributan Anda dengan keluarga Anda saat berada di luar tadi. Bahkan karyawan yang tidak sengaja lewat pun sempat mendengarnya.”

“Jika Anda mengizinkan, saya akan secepatnya membereskannya dan membuat orang-orang menutup mulut. Saya yakin bahwa Anda memiliki alasan.”

Vernon akan membereskannya untuk melindungi citra atasan yang mungkin akan terkena skandal buruk mengenai hubungan keluarga mereka. Reputasi semua orang dalam keluarga itu akan dibicarakan sana-sini.

“Tidak perlu.”

“Apa, Tuan?”

“Kau tidak perlu membereskan masalah itu. Sebaik apa pun kita menyembunyikannya, pandangan dunia selalu tahu apa yang terjadi,” geleng Celphius menolak usulan.

Ia merasa semuanya hanya akan menjadi sia-sia walaupun mereka menyembunyikan masalah itu dengan ketat, mata dunia, telinga semua orang lebih cepat tanggap jika dibandingkan dengan selalu bersembunyi.

“Tapi, Tuan ... apa tidak apa-apa jika semuanya berlalu begitu saja tanpa membereskan semua itu? Bagaimana dengan reputasi Anda dan keluarga?” Vernon keheranan.

“Setelah melihat semuanya, sudah tidak ada gunanya bagiku untuk membela orang yang menghancurkan hidupku. Mereka semua sudah tidak ada gunanya.”

Namun, sekalipun keluarga itu berada dalam masalah serius, tetap saja nama Celphius Allen Blair akan ikut terlibat di dalam urusan mereka karena nama ujungnya memiliki nama keluarga besar dari keluarga Blair.

Celphius kembali menghela napasnya dengan panjang. Kadang dirinya sangat merindukan ibunya dan merasa hampa tanpa sosok wanita yang melahirkannya. Tidak mungkin ibunya dengan tega membuangnya.

Kalau memang sejak dulu ibunya tidak mau merawatnya atau seperti membenci seorang anak pasti ibunya itu akan meninggalkannya sejak bayi dan tidak melahirkan Flavian setelah dua tahun melahirkannya.

Semua rasa kebencian, rasa bersalah, atau bahkan rasa kecewa telah melahirkan seorang anak pasti akan segera berakhir dengan ibunya yang hanya meninggalkannya tanpa memiliki seorang adik laki-laki.

Tetapi kenapa ibunya baru merasa terbebani setelah memiliki dua anak jika bukan karena terkena hasutan suaminya? Yang salah sudah pasti Cillian Blair yang semakin meyakinkan Celphius bahwa itulah adanya.

BRAK!

Celphius menggebrak meja dengan keras sampai Vernon pun merasa terkejut mendengarnya. Atasannya pasti sedang memendam emosi mendalam yang hanya dirinya yang tahu dan tak ada yang bisa membantu.

Jadi, akan lebih baik jika Vernon hanya diam saja dan berbicara saat tuannya sudah siap membuka mulutnya. Mungkin benar-benar ada sesuatu yang belum pernah Celphius ceritakan kepada siapa pun.

“Haa ... menjengkelkan sekali.”

BERSAMBUNG

1
Glamours Style
mana lanjutannya ka?
Abi Zar
keren kak
Abi Zar: trimaksih kak
total 1 replies
Sunraku
Recommend
Sunraku
Lanjut Mba/Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!