NovelToon NovelToon
LITTLE NANNY

LITTLE NANNY

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Duda / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Keluarga
Popularitas:588.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ely LM

LITTLE NANY

Menjadi babby sitter diusia 19 tahun adalah adalah tawaran terbaik bagi Tisha karena dia harus melunasi hutang keluarga yang jumlahnya besar.

Nizar Mukti Wibowo, duda beranak satu yang berusia 35 tahun ini harus merelakan anaknya dalam pengasuhan Tisha sebagai babby sitter.

Namun, takdir membawa Tisha tidak hanya sebatas menjadi pengasuh, melainkan juga mengambil peran sebagai ibu bagi anak yang haus akan kasih sayang seorang ibu tersebut.

Bagaimana Tisha akan menjalani kehidupannya? Dan bagaimana juga Tisha akan menghadapi Nizar yang otomatis memiliki gelar suami baginya?

Inilah kisah hidup Tisha...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ely LM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Pertama

Angin malam yang berhembus kencang menembus kaos oblong abu-abu pendek yang Tisha gunakan. Bukan angin sepoi-sepoi yang berhembus, melainkan angin pengantar hujan yang kurang nyaman bila dirasakan.

Rintik hujan mulai berjatuhan membasahi bumi yang selama seminggu ini kering kerontang karena hujan tak kunjung datang.

Hal ini membuat orang-orang yang berada di sana mendongak untuk memastikan apakah yang jatuh dari atas memang benar air hujan atau yang lainnya. Begitu juga dengan yang Tisha lakukan.

Sebagian orang berlari dari pinggir danau menuju tenda para penjual makanan untuk berteduh. Sebagian lagi tetap duduk santai. Mungkin mereka menunggu rintik berubah menjadi deras, barulah mereka berteduh. Mungkin juga mereka menganggap bahwa rintik itu tidak lama lagi akan hilang, seperti hari-hari sebelumnya.

Tisha, gadis berusia sembilan belas tahun itu tetap pada posisinya. Dari mimik wajahnya tidak ada kekhawatiran jika rintik yang telah jatuh menembus kaosnya sebentar lagi akan berubah menjadi hujan besar yang siap mengguyur badannya.

"Ibu menerima tawaran Bu Karti untuk kerja di laundry cabang miliknya. Mungkin semingguan lagi berangkat ke sana."

Ingatan Tisha terus berputar pada percakapannya dengan ibunya sore tadi.

"Kenapa diterima Bu, bukannya laundry cabang itu jauh? Beda pulau loh, Bu!" jawab Tisha tadi sore yang terkejut dengan keputusan ibunya yang ingin bekerja dengan jarak yang cukup jauh.

"Ibu tidak punya pilihan lain Ti. Bapakmu meninggal dengan meninggalkan beban hutang seratus juta untuk kita. Seratus juta itu bukan uang yang kecil Ti. Darimana ibu bisa mendapatkan yang segitu banyaknya jika tidak nekat untuk merantau? Itu pun ibu juga tidak tahu harus berapa lama ibu mengumpulkan uang sebanyak itu." jeda ibu Tisha, lalu memijit pelipis kepalanya yang terasa berdenyut.

"Kamu juga harus lanjut kuliah dan adikmu harus lanjut sekolah. Masa depan kalian masih panjang. Ibu harus melanjutkan semuanya!" lanjut ibu Tisha.

Sudah tiga minggu bapak Tisha meninggal dan sejak seminggu yang lalu ada hal yang mengejutkan baginya dan keluarga.

Bapaknya meninggalkan hutang sebesar seratus juta tanpa diketahui mengutang sebanyak itu digunakan untuk apa semasa hidupnya.

Utang sebesar itu jika dalam waktu seminggu keluarga Tisha tidak bisa mengembalikan, maka rumah mereka yang akan disita.

Pikirannya bingung dan terus berusaha waras dalam menghadapinya. Hujan yang semakin deras diabaikan begitu saja olehnya. Rambut sepundak berwarna hitam yang ia kuncir kuda sudah basah diguyur hujan.

Matanya terpaku melihat air mancur yang terus berganti dan terus membentuk formasi warna di tengah danau tersebut.

Cantik sekali batin Tisha, tapi sayangnya ia tidak bisa menikmati air mancur tersebut dengan hati yang riang.

Tisha terkejut saat ada yang menarik tangan kirinya dengan cepat. Gerimis yang berubah menjadi hujan yang cukup deras itu menghalangi dirinya untuk melihat siapa ora yang telah menarik tangannya dengan jelas.

"Papi bilang tidak boleh main hujan saat malam hari, nanti bisa sakit!" teriakan itu berusaha menandingi berisiknya air hujan.

Pandangan Tisha beralih kepada tangan mungil yang terus berusaha menarik tangannya.

Dengan terpaksa Tisha berdiri dan mengikuti ke mana tangan kecil itu membawanya. Tisha merasa percaya karena dia masih kecil. Andai saja dia orang dewasa, pasti ada upaya penolakan darinya.

Kaki kecilnya yang berlari dan diikuti oleh Tisha berhenti tepat di bawah tenda berwarna kuning milik pedagang gulali.

Tisha langsung menyeka wajah dan rambutnya yang basah saat sampai di bawah tenda tersebut. Ia juga melanjutkan dengan mengibas-ibaskan kaos dan rok selutut yang basah miliknya.

Namun, berbeda dengan anak kecil tersebut, dia justru fokus mendongak melihat Tisha yang sedang sibuk sendiri.

Sesaat setelah Tisha selesai dari kesibukannya, ia lalu menoleh ke arah sebelah kiri dari tempat dia berdiri. Tisha melempar senyuman kepada anak kecil yang tingginya hanya seperut Tisha.

"Terima kasih, ya," ucap Tisha mengawali percakapan mereka.

Anak kecil berjenis kelamin laki-laki itu tidak membalas senyuman Tisha justru menatap Tisha dengan tatapan yang tajam. Ekspresi datar dan bentuk wajah yang tegas walaupun masih kecil itu membuat dia terlihat berkharisma walaupun masih kecil.

Tisha tidak munafik, dalam hatinya juga mengakui jika anak kecil di sampingnya ini tampan.

Tisha melambaikan tangan sambil tersenyum menampakkan deretan giginya yang gingsul kepada anak kecil yang tak kunjung membalas senyuman dan ucapan terima kasih darinya.

"Padahal sudah besar, sudah tahu sedang turun hujan bukannya berteduh malah hujan-hujanan," ucap anak kecil itu dengan suara pelan dan tegas.

Tisha tergelak mendengarnya. Senyumnya langsung pudar. Lihatlah dia sedang dimarahi anak kecil di depannya ini.

"Seperti anak kecil saja!" lanjut anak kecil tersebut.

Tisha langsung memalingkan wajahnya ke depan. Tisha memang masih dalam mode terkejut, tapi dia mati-matian menahan tawa saat mendengar perkataan terakhir anak kecil itu

"Aku dibilang seperti anak kecil oleh anak kecil," batin Tisha sambil menahan tawa.

"Papi bilang kalau sedang hujan itu berteduh apalagi kalau malam hari. Seperti orang yang tidak punya kesibukan saja hujan-hujanan malam hari," ucapnya lagi.

Tisha tersenyum lalu menoleh kepadanya. "Kamu kenapa sendirian?" tanya Tisha.

"Kakak kenapa hujan-hujanan saat malam hari? Orang-orang lainnya berteduh tapi kenapa Kakak malah hujan-hujanan?" Bukannya menjawab pertanyaan Tisha, justru anak itu balik bertanya kepada Tisha.

Tisha tertawa kecil mendengarnya.

"Papi bilang kalau sedang bersedih itu cerita ke orang yang kakak percaya, bukannya hujan-hujanan seperti itu!" ucap anak kecil itu dengan bijak.

Tisha tergelak. Dia memutar posisi badannya menghadap anak kecil itu.

"Anak pintar. Pasti papi mu selalu mengajarkan hal baik ke kamu!" jawab Tisha kepadanya.

Anak itu hanya terdiam.

"Kalau cerita ke kamu boleh?" tanya Tisha dengan iseng.

Tidak disangka, anak itu mengangguk dengan serius dan membuat Tisha tidak bisa menyembunyikan tawanya.

"Aku aja bingung harus mulai dari mana kalau mau cerita ke orang lain," batin Tisha ditengah tawanya.

"Masalahku terlalu berat, tapi aku masih bisa tertawa seperti ini," batinnya lagi.

"Kamu jangan niru kakak ya, nggak boleh hujan-hujanan malem-malem, nanti masuk angin terus sakit!" Tisha mencoba menasehati anak kecil tersebut.

"Iya, papi juga melarang kalau hujan-hujanan!" jawabnya.

Sedari tadi cara bicara anak tersebut terkesan tegas tapi juga ketus.

Tisha melihat sekeliling, rupanya orang-orang numpang berteduh di tenda-tenda penjual makanan dan aksesoris di tempat ini.

Tisha sering pergi ke danau ini untuk sekedar duduk-duduk, merenung, atau mengerjakan tugas kuliahnya.

Rupanya anak itu membawa Tisha berteduh di tenda kuning milih penjual permen gulali yang bisa dibentuk-bentuk.

Ada bentuk kucing, naga, bunga, buah, dan bentuk lainnya yang lucu-lucu. Rasanya sayang jika harus dimakan karena lucu.

1
Susi Lawati
bagus alur ceritanya
siti Hasanah
kok lama bingit up nya thor
Wifqy Ridho
kok lama gak up ya, tiap hari ngecek gak nambah"episodd
Umi Hani
best
Suriyahlasminah Sari
kapan apdet nya mba 🙏🙏🙏 sy tunggu 🤭
Sunarti
mana lanjutannya...?
Sunarti
ceritanya bagus cepat lanjut Thor update 👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Wiwik Daryanti
ini knpa belim lnjut critanya jangan dganthung dong sdh 1minggu nhk up ni
Achmad Yuli
alurnya bagus.tidak muter² mudah di pahami..dan tidak terlalu banyak karakter yg harus di critakan
Bunga Ros
lanjut lagi thooooor jangan lama lama
Yani
Kasian sama yang tidak tau apa" menjadi korban ke egoisan papih nya
Yani
Bagus Mona biar Nizar bisa intropeksi diri
Yani
Ternyata Andre ingin membeti pelajaran sama Nizar 👍👍 semoga berhadil Andre
Yani
Semoga Tisha tidak dapat di temukan
Yani
Kalau benar Nizar dan orang tua srkokol kasian Tisha di bohongi
Yani
Tisha awas ketauan
Yani
Isi perut dulu jangan sampai sakit
Yani
Sudah Tisha tinggal laki" kaya gitu egois
Yani
Kasian Tisha
Yani
Papih Cean yang bikin bunda nagis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!