Part 3 - “Jejak yang Tertinggal di Peron Lima”
(Cerpen dari Seri: “Di Mana Kita Bermula? Bukan Titik, Tapi Lingkaran.”) *** Peron Lima Stasiun Tua bukan lagi tempat orang menunggu kereta. Setelah revitalisasi, peron itu berubah menjadi ruang pam
0
0
Part 2 - "Rembulan di Atap Stasiun"
(Cerpen dari Seri: “Di Mana Kita Bermula? Bukan Titik, Tapi Lingkaran.”) *** Di antara gedung-gedung lama yang direstorasi, ada satu tempat yang sering luput dari perhatian pengunjung: atap Stasiun
0
0
Part 1 - "Lingkar Jam di Peron Lima"
(Cerpen dari Seri: “Di Mana Kita Bermula? Bukan Titik, Tapi Lingkaran.”) *** Stasiun Tua itu kini tak lagi bernapas dengan suara mesin besi, tapi dengan musik akustik, aroma kopi, dan langkah-langka
0
0
“Rumah yang Tumbuh dari Awan-awan”
--- 🌤️✨ Happy Reading, Pendengar Awan… Sebelum kamu tenggelam dalam kisah ini, izinkan aku menyapamu. Bagaimana pun harimu sebelumnya, semoga ini menjadi ruang kecil untuk bernapas. Cerita ini ti
0
0
“Kompas yang Berputar Saat Namamu Disebut”
--- 🌑✨ Happy Reading, Penjelajah Kata… Sebelum kamu masuk ke cerita ini, tarik napas perlahan. Kisah ini bukan tentang cinta yang berisik, bukan tentang pertemuan yang terang— tapi tentang dua jiwa
0
0
Padang Senja di Balik Jendela
--- 🌙✨ Happy Reading, Dear Reader… Selamat membaca, pembaca yang baik hati. Tarik napas pelan… biarkan dunia luar mereda sejenak. Hari ini kamu akan masuk ke sebuah kisah tentang dua hati yang ber
0
0
🖤 “Sungai Malam di Dadamu” — Potongan
Malam turun seperti tirai hitam yang basah, meneteskan dingin ke bahuku saat aku melangkah ke aula tua itu. Lilin-lilin di sepanjang dinding bergetar kecil, seakan takut padanya—sosok yang berdiri di
0
1
Khayalanku atau Bukan Ini Terasa Benar² Nyata
Aku Aurora Alexander Morgan, satu satunya putri dari keluarga Morgan keluarga terkaya nomor 1 di dunia, aku memiliki sesuatu yang berbeda dari orang orang pada umumnya dan keluargaku membenciku karna
1
1
Imajinasiku
Setiap mau tidur atau lagi bosen pasti gw bakal ngehalu atau imajinasi. Gw suka berimajinasi karna dunia gw yang kurang menarik dan hampa gw selalu memakain topeng dibanyaknya orang. gw selalu. Ceria
0
0
Bukan Pangeran, Cuma Adrian
Suara ban mobil sport itu mendecit pelan saat meninggalkan gerbang besi setinggi tiga meter yang selama empat belas tahun terakhir mengurung Adrian. Tidak ada drama teriakan, hanya keheningan dingin d
0
1
Senja
Senja selalu datang dengan cara yang pelan. Seakan ia mengerti bahwa beberapa hal di dunia perlu waktu untuk mereda sebelum berubah menjadi sesuatu yang baru. Begitu pula dengan kisah antara Rendra da
0
0
LOVE IN THE RAIN
Hujan turun tanpa ampun di perbatasan Aceh–Sumatra Utara hari itu, seolah langit menumpahkan seluruh kesedihannya ke bumi. Sungai-sungai meluap, menenggelamkan rumah, jalanan, dan seluruh aktivitas ma
0
5
I HAVE LOST YOU
Malam itu Tina duduk di kursi makan, tangannya masih menggenggam ponselnya erat. Matanya menatap kosong ke layar, menunggu balasan Romeo, menunggu sesuatu yang bisa membuatnya percaya lagi. Tapi bena
2
3
TERIKAT MISI, TERJEBAK MANTAN
--- Langit ibu kota sore itu berwarna abu-abu, seolah menandai betapa kacau hatinya Arini saat langkahnya memasuki Rumah Sakit Kemiliteran Pusat. Suruhan pemindahan tugasku dari Semarang terasa mendad
0
2
“Sampai Suara Hati Kita Bertemu”
--- — “Sampai Suara Hati Kita Bertemu” Hujan turun dengan suara yang begitu rapat malam itu—seperti sedang mengetuk setiap jendela kota yang belum benar-benar siap untuk tidur. Di lantai dua se
0
0
“Ruang Senyap Kita”
“Ruang Senyap Kita” --- I. Senja yang Tidak Selesai Hujan turun dari sore menuju malam seperti seseorang yang tidak tahu harus berhenti di mana—pelan, ragu-ragu, lalu kembali deras. Grace berdir
0
0
“Sampai Lampu Kota Padam”
--- “Sampai Lampu Kota Padam” --- PROLOG Malam itu, kota seakan menahan napas. Jalanan padat yang biasanya berisik tiba-tiba terasa lengang, seolah tahu bahwa ada sesuatu yang sedang bergerak
0
0
“SENJA YANG MENJAGA RAHASIA”
--- CERITA 6 — “SENJA YANG MENJAGA RAHASIA” Angin senja berembus pelan dari balik bukit, menciptakan gelombang tipis yang menari di antara batang-batang ilalang. Cahaya jingga yang mulai memudar
0
0
Saat Kita Belajar Menggenggam Cahaya
--- CERITA 5 — “Saat Kita Belajar Menggenggam Cahaya” --- 1. Prolog: Rumah yang Belajar Bernapas Lagi Ada momen-momen kecil yang sering dilewatkan orang: bunyi ketel mendidih, suara angin yang
0
0
“Ruang Tamu Tanpa Kursi”
--- Cerita 4 — “Ruang Tamu Tanpa Kursi” --- 1. Prolog: Sebuah Rumah Tanpa Tempat Duduk Ada rumah yang tampak biasa dari luar: cat dindingnya pastel, pagar besi dicat biru, pot bunga diletakkan
0
0