X - Kembalikan Batu Mustika

Belumlah selesai kekagetan Danisha terhadap rencana busuk terselubung Widi. Kali ini, dia juga kelimpungan, karena tak tahu jika batu tersebut adalah mustika gaib.

 

“Ayo kita ke rumah pak Salim. Dia tak jauh dari rumahku,” ajak Danisha.

 

Mereka secepat kilat ke luar rumah dan mengendarai sepeda motor Danisha menuju ke rumah Pak Salim. Beruntungnya, Danisha kenal akrab dengan cucu Pak Salim, yang masih menghuni rumah Pak Salim.

 

“Assalamualaikum, Kak Arda,” Danisha mencoba memanggil cucu Pak Salim.

 

“Walaikumsallam. Eh Danisha,” Kak Arda yang berada di teras rumah, langsung menyapa hangat Danisha dan Aira.

 

Kak Arda memang ramah. Dia juga yang selama ini mengurus Pak Salim ketika sakit. Sedangkan keluarga Pak Salim lainnya, kebanyakan sudah pindah ke luar negeri.

 

“Gimana Danisha, ada yang bisa kakak bantu,” tanya Kak Arda sambil mempersilahkan Danisha dan Aira duduk di bangku teras rumahnya.

 

“Kak, gini. Maaf sebelumnya, mungkin Danisha langsung saja ya ngomong. Dulu, Danisha pernah memberikan batu cincin warna biru muda ke almarhum kakek Salim, sebelum kakek meninggal dunia,”

 

“Hemm.. gimana ya bilangnya...,” Danisha bingung bagaimana cara meminta kembali batu itu.

 

Belum saja Danisha mengutarakan maksudnya, Kak Arda langsung berdiri dari kursinya dan masuk ke dalam rumah.

 

Tak berapa lama, Kak Arda kembali lagi dan membawa kotak kayu kecil. Dia kembali duduk dan membuka kotak itu.

 

“Ini kan maksud kamu. Batu ini kan, Danisha,” entah mengapa, nada bicara Kak Arda mulai berat, tak ramah seperti sebelumnya.

 

Danisha dan Aira langsung melihat batu itu. Tangan Danisha terasa gatal ingin meraih batu itu, tapi dia tidak mau kurang ajar. Karena batu itu bukan miliknya lagi.

 

Kak Arda lalu mengambil batu itu dari dalam kotak dan menggenggamnya kuat-kuat sambil memejamkan mata. Urat tangannya terlihat menonjol, seperti ingin menghancurkan batu itu di tangannya.

 

Danisha dan Aira tampak saling pandang sejenak dan kembali melihat Kak Arda. Saat Kak Arda membuka matanya, tatapan Danisha dan Arda seperti buyar entah kemana. Namun sepertinya Kak Arda menangkap sorot mata kedua perempuan itu.

 

“Ini kakak kembalikan kepadamu. Alhamdulillah, akhirnya batu ini kembali kepada yang punya. Selama ini kakak simpan, karena kakak tahu, suatu saat pasti orang yang punya akan mengambil batu ini ke rumah,” Kak Arda langsung memasukkan batu itu ke kotak kayu dan menyerahkan ke tangan Danisha.

 

Danisha meraih dengan tangan yang gemetar. Antara takut, menyesal, malu dan merasa bersalah, akhirnya Danisha menerima kotak itu.

 

Kak Arda lalu bercerita tentang batu itu. Sebelum meninggal dunia, Pak Salim sempat berpesan ke Kak Arda agar mengembalikan batu ini ke orang yang punyanya.

 

Kakek Salim yang sudah sakit-sakitan saat itu, memang sering dijenguk oleh Danisha. Keramahan Kakek Salim-lah yang membuat Danisha nyaman bercerita tentang apapun, termasuk tentang masa lalu.

 

“Sebenarnya saat itu, memang bukan kamu kan yang memberi batu itu ke kakek, tapi kakek yang meminta sendiri,”’ tanya Kak Arda ke Danisha.

 

Danisha hanya mengangguk pelan, sembari mengingat-ingat pertemuannya beberapa tahun lalu dengan Kakek Salim.

 

“Kakek Salim sebenarnya tahu, batu ituadalah mustika gaib yang belum bisa kamu simpan. Kamu tidak seharusnya mendapatkan batu itu, karena akan berpengaruh buruk terhadap hidup kamu, Danisha,”

 

“Salah satunya bisa mengancam nyawakamu. Kakek punya kemampuan untuk melihat itu. Dia akhirnya meminta dengan kamu kan, sebagai hadiah ulang tahunnya. Kamu juga dengan senang hati memberikannya, karena ingin membuang kenangan bersama mantanmu,”

 

Danisha lalu terdiam. Rasa malu sepertinya sudah menutupi wajahnya. Dia baru ingat ketika itu, semasa dia SMA, semuanya dia ceritakan ke Kakek Salim.

 

Tidak hanya itu saja. Kakek Salim juga merasa usianya sudah tidak panjang lagi. Dia ingin batu mustika itu diredamnya dengan sisa kekuatannya di akhir hayat.

 

“Jadi.. Kakek Salim meninggal dunia karena meredam aura jahat dari batu itu ya kak,” Danisha semakin merasa

bersalah. Dia men-judge dirinya lah yang bertanggungjawab terhadap kematian Kakek Salim.

 

Hatinya berkecambuk begitu kuat. Air matanya tak terbendung lagi. Aira yang berada di sampingnya pun ikut meneteskan air mata. Namun, Aira berusaha tegar dan tidak menunjukkan kesedihannya di depan Danisha.

 

“Oh kamu jangan salah paham Danisha. Ingat, kematian itu sudah diatur yang di Atas. Jadi tidak ada alasannya batu itu yang menyebabkan Kakek Salim meninggal dunia. Itu yang harus kamu ingat,” Kak Arda bicara dengan tegas ke Danisha.

 

“Trus, kenapa reaksi kakak seperti tadi ketika Danisha menanyakan batu itu. Kenapa juga kakak menggenggamnya sangat kuat,” tanya Danisha yang sesegukan menahan air matanya keluar.

 

Kak Arda menghela nafas panjang. Dia seakan ingin menata satu per satu kalimat, agar Danisha dan Aira tidak salah paham dengan apa yang dia ucapkan.

 

Kak Arda menjelaskan dengan sangat detail, bahwa batu itu tidak ada hubungannya dengan Kakek Salim meninggal dunia. Namun batu itu memang belum tuntas dimusnahkan Kakek Salim sampai Kakek Salim meninggal dunia.

 

Selama menyimpan batu itu, ada banyak kejadian aneh yang dialami Kak Arda. Mulai dari suara gamelan setiap malam, wanita yang menjerit di belakang rumah, tawa anak-anak cekikikan hingga perabot rumah yang tiba-tiba terjatuh dan rusak.

 

“Batu itu terus menarik makhluk gaib untuk datang ke rumah ini. Namun kakak tidak punya kemampuan seperti Kakek Salim, untuk meredamnya. Aura gelap di batu ini sisa setengah saja, dan itu yang harus kamu tuntaskan Danisha,”

 

Kak Arda ingat belum malam hari sebelum Kakek Salim menghembuskan nafas terakhir, Kak Arda melihat batu itu berubah wujud menjadi wanita berjubah merah. Lalu tiba-tiba Kak Arda hampir pingsan usai melihat itu.

 

Namun sebelum meninggal dunia, Kakek Salim bilang bahwa batu ini tidak sekuat dulu. Yang ada di dalam batu ini, tidak akan bisa keluar lagi seperti yang Kak Arda lihat. Namun, masih butuh tenaga lebih untuk benar-benar menghancurkan aura gelap di batu ini.

 

Selama batu itu tersimpan di rumah Kak Arda, semua keluarga terpaksa pindah ke berbagai tempat. Sampai akhirnya mereka hijrah ke Eropa, karena ayah Kak Arda dipindahtugaskan ke sana.

 

“Kakak memang tidak ikut ke sana. Karena kasihan rumah ini, banyak kenangan di kakek. Kakak ingin mengajak kembali keluarga kakak kembali ke rumah ini. Salah satunya dengan menghilangkan teror-teror makhluk gaib itu,”

 

Kak Arda dengan sangat menyesal mengembalikan batu itu ke Danisha. Dia tidak punya pilihan apapun, selain membuat rumahnya kembali tenteram dan nyaman dihuni.

 

*****

Danisha dan Aira saling bertatapan di dalam kamar Danisha, sembari memegang kotak kayu berisi batu itu.

 

Aira lalu perlahan membuka kotak itu dan mengambil batu itu menggunakan tangan kirinya. Aira berdiri dan menjauh dari Danisha. Dia duduk di sudut kamar, seperti melakukan semedi.

 

Aira duduk bersila, memejamkan matanya, sembari menggenggam batu mustika itu. Cukup lama Aira tidak bergerak sedikit pun. Danisha yang menatap dari kejauhan, bingung mau melakukan apa.

 

Lalu, Aira bangkit dari semedinya dan mendekati Danisha. Dia meraih kotak kayu tersebut dan memasukkan kembali batu itu. Danisha bengong, kenapa dengan Aira. Raut wajahnya seperti kecewa.

 

“Maaf Danisha, aku tidak bisa menembus batu ini. Aku baru ingat, tadi pagi aku menstruasi. Jadi semua kemampuanku jadi kosong,” Aira menunduk sedih di hadapan Danisha.

 

Danisha langsung berdiri, memeluk Aira yang sudah berusaha membantunya. Dia tak menyangka, sahabatnya ini segitunya mau membantunya menyelesaikan teka-teki misteri ini.

 

Aira tiba-tiba mendorong tubuh Danisha.Sontak Danisha kaget. Apa Aira marah ke dia, itu yang langsung terpikir di benak Danisha.

 

“Danisha, besok malam kita ke rumah Kak Stevi yuk, dia ada di Palembang hari ini. Mau tidak mau, dia harus menjelaskan semua ke kita,”

 

Semangat Danisha kembali bangkit. Dia sangat ingin tahu ada apa sebenarnya. Apa ini ada hubungannya dengan sosok Genderuwo yang selalu mengikutinya?

 

*****

Terpopuler

Comments

malest

malest

baguss

2023-07-25

1

malest

malest

bagus

2023-07-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!