XX : Kak Stevi Jahat !!!

Danisha masih ragu, apakah akan ikut dengan orangtuanya ke rumah Om Heri, atau pergi dinas besok pagi.

Namun, kemungkinan besar dia tidak akan bisa membatalkan perjalanan dinasnya besok pagi, meskipun amarah semakin menjadi ke sosok Widi.

Mama Ajeng terus bolak balik ke kamar Danisha, untuk memastikan anak bungsunya ini tidak mengalami depresi di dalam kamar.

Danisha yang melihat Mama Ajeng cemas, mencoba menguatkan diri, dengan pura-pura tidak terjadi apa-apa.

“Tenang aja ma, Danisha tadi cuma syok aja. Sekarang udah aman kok. Apalagi besok kan mau dinas ke luar kota,” senyum Danisha langsung merekah, mencoba untuk menenangkan mamanya.

“Mama tau kan, ini penelitian yang adek tunggu-tunggu. Karena menambah portofolio Danisha untuk dapat beasiswa S2 nanti. Bonusnya juga lumayan ma, untuk tambahan biaya kuliah nanti,”

Mama Ajeng yang tertipu dengan wajah girang Danisha, langsung memeluk anaknya dan mengelus punggung Danisha.

Di balik punggung mamanya, Danisha berusaha menahan air matanya. Dia tidak ingin kedua orangtuanya kepikiran dia nantinya.

“Yaudah, siapin kebutuhan kamu untuk besok ya sayang. Kalau ada apa-apa, panggil mama ya,”

“Siap ma,” jawab Danisha singkat.

Mama Ajeng lalu melangkah keluar dari kamar Danisha. Danisha pun langsung menutup pintu kamarnya dan menguncinya. Dia tidak ingin, Mama Ajeng melihatnya menangis.

Danisha juga sempat ingin menceritakan apa yang Papa Albi ceritakan ke Kak Stevi dan Aira. Namun, akhirnya dibatalkannya. Karena Aira tadi pagi chart Danisha, kalau Kak Stevi mau balik ke rumah orangtuanya di Ogan Ilir.

Setelah semua kebutuhan untuk berangkat besok sudah lengkap. Danisha langsung memasang alarm di jam 5 pagi. Dia bergegas tidur, untuk menenangkan pikirannya.

*****

Di taman belakang rumahnya, Danisha bertemu dengan Kak Stevi. Wajah Kak Stevi yang ganteng dan berkharismatik, membuat Danisha di mabuk kepayang.

Dia dan Kak Stevi duduk di kursi taman. Suasana terasa sunyi, karena malam itu hanya ada mereka berdua.

Lalu, Kak Stevi mencoba merayu Danisha dengan semua gombalannya yang membuat Danisha tidak bisa berkata apa-apa.

Ciuman langsung mendarat di pipi Danisha. Tidak ada rasa kaget, hanya malu yang tergambar di wajah Danisha.

Lama-kelamaan, tangan Kak Stevi mulai menggerayangi tubuh Danisha hingga ke bagian intim. Danisha pun merasakan nikmat yang luar biasa, hingga akhirnya mereka sama-sama melepaskan pakaiannya.

Kak Stevi juga berusaha untuk melakukan 'hubungan terlarang' dengan Danisha. Ketika mereka akan memulai 'beraksi', tiba-tiba datang satu sosok pria di hadapan mereka.

Pria itu adalah Kak Stevi !!!

Danisha kaget. Mengapa ada Kak Stevi berwujud dua orang di hadapan Danisha. Tiba-tiba Danisha sudah berpakaian.

Kak Stevi yang duduk di sampingnya, tiba-tiba berubah menjadi makhluk berbulu, hitam dan menyeramkan. Danisha lalu berteriak kencang.

Dia langsung terjaga dari tidurnya, tepat pukul 3.30 subuh. Keringat membasahi seluruh pakaiannya. Danisha masih ingat betul, bagaimana kengerian yang dialaminya di mimpi buruknya itu.

Belum sempat berpikir jernih usai terjaga. Tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi. Danisha langsung meraih ponselnya dan melihat kontak Aira yang meneleponnya.

"Aira.. Aira..., Kamu bisa ke sini gak?," Danisha langsung membuka percakapannya dengan permintaannya ini.

"Iya aku langsung ke sana bareng Kak Stevi. Tadi Kak Stevi sudah cerita tentang mimpi kamu. Tunggu yaa.. kamu banyak-banyak zikir," jawab Aira menguatkan Danisha.

"Iya Aira, cepetan yaa..,".

Danisha semakin tidak bisa berpikir jernih. Di satu sisi, dia melihat jelas sosok Genderuwo yang menyamar jadi Kak Stevi di mimpinya. Namun, di sisi lain, Aira dan Kak Stevi sepertinya tahu apa yang ada di mimpi Danisha.

Satu jam penantian akhirnya terbayar. Mobil sedan Aira sudah terparkir di teras rumah Danisha. Mendengar suara klakson berkali-kali, Danisha bergegas keluar kamar menuju pintu ruang tamu.

Mama Ajeng dan Papa Albi yang selesai salat subuh di ruang tengah, merasa kebingungan. Tiba-tiba Danisha keluar dari kamarnya dengan terburu-buru.

“Dek.. ada apa kamu?,” tanya Mama Ajeng.

Danisha tidak menghiraukan pertanyaan Mama Ajeng. Dia langsung berlari menuju ke pintu ruang tamu. Ketika dia membuka pintu, Aira yang sudah berdiri di depan pintu langsung memeluk Danisha.

Air mata Danisha pun pecah di pundak Aira. Dia merasakan ketakutan yang luar biasa, meskipun hanya melalui mimpi. Terlebih gak ada satu orang pun di rumahnya.

"Yuk kita masuk dulu. Nanti kita ceritain semuanya," suara Kak Stevi memecah suasana haru tersebut.

Aira yang masih merangkul Danisha, membawa sahabatnya ini masuk ke dalam rumahnya. Kak Stevi kaget, ternyata Mama Ajeng dan Papa Albi ada di rumah.

“Assalamualaikum om, tante. Maaf kita gak tau apa om tante di rumah, langsung nyelonong masuk aja,” tangan Kak Stevi langsung ke Papa Albi dan sungkem.

Aira yang memapah Danisha yang masih menangis, juga turut kaget. Dia pun langsung menyalami kedua orangtua Danisha.

“Om tante, maaf nih kita subuh-subuh ke rumah. Kalau tau ada om tante di rumah, kita gak klakson gede-gede kayak tadi. Maaf ya om tante,” Aira merasa gak keenakan, karena lancang nyelonong aja masuk ke rumah Danisha.

“Gakpapa, yuk duduk dulu. Ada apa sih sebenarnya? Tiba-tiba Danisha kayak orang ketakutan, keluar kamar tanpa menghiraukan mamanya yang lagi ngajak ngomong. Langsung ke ruang tamu buka pintu,” ucap Papa Albi.

“Iya, tante juga kaget, ada yang klakson-klakson di depan rumah. Kirain tetangga depan,” kata Mama Ajeng.

Mereka pun langsung duduk di ruang tengah. Danisha yang masih sesegukan, dibawakan minum oleh Mama Ajeng. Dia lalu meminum air putih segelas sampai habis. Seperti orang yang baru berlari 7 keliling putaran saja.

Aira mencoba menenangkan Danisha, dengan mengelus-elus pundak Danisha. Setengah jam kemudian, Danisha sudah terlihat tenang. Akhirnya Kak Stevi perlahan menceritakan apa yang dilihatnya ke kedua orangtua Danisha.

Papa Albi dan Mama Ajeng pun kaget. Mereka tidak mengira, Genderuwo itu akan berbuat senekat itu, sampai mau mengajak Danisha berhubungan intim di dalam mimpi.

“Iya om, te, makhluk itu memang mempunya nafsu besar, apalagi untuk, maaf ya om te, untuk berhubungan seperti suami istri,”

Mama Ajeng yang tak bisa membendung kecemasannya, langsung memeluk tubuh Danisha. Tak terasa air mata jatuh di ujung mata Mama Ajeng.

"Danisha, kakak mencoba membuat benteng perlindungan untuk kamu, saat kamu tidur. Tapi kakak melihat, Genderuwo itu ada di kamar kamu," tutur Kak Stevi.

"Dia lalu masuk ke dalam mimpi kamu, karena kamu sebelum tidur gak baca doa dulu kan,"

Danisha mencoba mengingat-ingat beberapa jam yang lalu. Iya, dia memang lupa membaca doa tidur.

Kak Stevi ternyata berusaha masuk ke dalam mimpi Danisha, namun sangat sulit. Dengan berbagai cara, akhirnya ruh Kak Stevi bisa menembus dimensi itu dan langsung masuk ke dalam mimpi Danisha.

"Untung aja kakak tepat waktu masuk ke mimpi kamu. Kalau tidak, kakak gak tau mau bilang apa,"

Danisha hanya tertunduk malu. Karena, dia begitu terbuai dengan sosok Kak Stevi palsu di mimpinya.

"Kenapa Genderuwo itu harus menyerupai kakak ya. Padahal kan biasanya, makhluk gaib itu sering menyerupai suami dari korbannya," pertanyaan Aira, membuat Danisha semakin terdiam.

Kak Stevi hening seketika, karena dia gak mau memberikan jawaban yang membuat Danisha semakin terlihat malu di depan Aira.

"Ya, mungkin karena pria yang di dekat Danisha, yang dipercayai Danisha, saat ini cuma kakak, Aira," Kak Stevi berusaha memecahkan rasa penasaran Aira dengan alibi yang masuk akal.

"Oh iya juga ya, bisa jadi. Kamu harus hati-hati juga ya Danisha,"

Danisha hanya mengangguk.

*****

Jam menunjukkan pukul 6 pagi, mereka masih berusaha menenangkan Danisha. Lalu, Papa Albi mengajak Kak Stevi ke taman belakang, untuk mengobrol empat mata.

Di sana, Papa Albi juga menceritakan mimpi seramnya kemarin malam. Kak Stevi hanya terdiam. Dia tidak ingin terlihat sok tahu, karena sebenarnya Kak Stevi juga sudah tahu akan hal itu.

“Stevi, kamu kan sudah tahu sebelumnya tentang apa yang dialami Danisha. Ini kayaknya semakin menjadi aja, gimana caranya bisa bantu Danisha lepas dari makhluk itu?,”

“Iya om, Stevi juga kaget karena bisa sejauh ini dia berbuat. Kemungkinan karena dia marah, setelah Stevi membakar jimat itu dan mengusirnya,”

Kak Stevi pun menceritakan semua yang sudah dia lakukan untuk membantu Danisha. Papa Albi juga sudah mengutarakan, ingin membawa Danisha ke rumah Om Heri, saudara jauhnya yang pernah mengurus persoalan kayak ini.

“Boleh om, kapan mau ke rumah Om Heri?,” wajah Kak Stevi tampak bersemangat mendengar nama Om Heri.

Meskipun dia tidak mengenal sosok Om Heri, namun Kak Stevi merasa ada aura bagus dari Om Heri.

“Rencana om sih pagi ini, tapi Danisha gak bisa. Dia harus berangkat ke luar kota untuk dinas. Makanya om dan tante duluan yang ke sana untuk konsultasi,”

“Wah, gimana ya om. Kayaknya Danisha emang gak bisa dilepas sendirian lagi om, kalo kayak gini,”

“Iya, om juga tahu kalau dia pergi bareng Widi juga,”

“Itu yang ingin Stevi sampaikan om. Tapi gak enak, takutnya jadi menuduh orang lain,”

Pembahasan mereka yang cukup berat akhirnya selesai. Kak Stevi dan Papa Albi berjalan ke ruang tengah dan berusaha meyakinkan Danisha.

“Dek, bisa gak kamu tunda dulu perjalanan dinasmu ini. Ini udah mau jam setengah 7 pagi juga. Kamu pasti telat ke sana,” Papa Albi mencoba membujuk Danisha.

“Iya Danisha, kalo gini aku gak rela kamu pergi ke luar kota,” ucap Aira.

Danisha hanya terdiam. Dia berusaha menghapus air matanya dan mencoba berpikir jernih.

Tiba-tiba, Danisha menarik tangan Aira dan mengajaknya ke dalam kamar tidurnya. Aira pun mengikuti kemauan Danisha.

Danisha langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya. Dia melepas genggaman tangannya dan melangkah ke meja kerjanya.

“Aku telepon Widi aja, semua keputusan ada di tangan Widi, Aira,” tatapan Danisha ke Aira, seakan ingin meminta izin agar dia diperbolehkan menelepon Widi.

Aira pun mengangguk dan tersenyum. ***

Terpopuler

Comments

malest

malest

baguss

2023-07-26

1

malest

malest

bagus

2023-07-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!