Buku Petualangan Ajaib

Buku Petualangan Ajaib

[Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama

"Rawang!" Jauh di dalam perut bumi, teriakan peringatan agar menjauh itu menggema. Disusul ledakan kencang yang menghancurkan reruntuhan batu cadas.

Kelima petualang yang dipimpin seorang pemuda tampan bermata coklat, berteriak senang. Jalan mereka menuju harta terpendam di kota yang hilang sudah terbuka.

Setelah debu ledakan menipis. Mereka memasuki lorong yang tercipta dari ledakan. Sampai di ujung jalan, empat orang asli daerah situ, yang berprofesi sebagai penjarah makam, tercengang melihat tumpukan emas dan batu berharga yang terhampar di hadapannya.

Berbeda dari yang lainnya. Pemuda berhidung mancung dan berwajah oval itu justru tidak peduli dengan gunungan harta karun, yang dia lewati begitu saja. berjalan sampai ke ujung ruangan, di mana sebuah peti batu berada.

"Ini dia," ucapnya dengan senyuman lebar.

dari kantongnya, dia keluarkan sebuah kunci emas. Memasukkannya ke dalam lubang di bawah tutup peti, yang kemudian dia putar beberapa kali. Tak lama, kotak batu itu terbuka lebar.

"Hei, Genius Boy!" panggil salah satu penjarah makam yang berbadan besar. "Kau yakin hanya mau mengambil sampah itu?"

Pemuda itu tidak menggubris sampai selesai dia memasukkan seluruh isi peti ke dalam tasnya. "Ya, hanya sampah ini. Tidak lebih. Lagi pula, tidak mungkin kan aku bawa harta itu keluar dari negara ini."

Pria berbadan besar itu tertawa. "Kau terlalu merendah, untuk ukuran orang yang bisa membuat pejabat daerah kami menunduk hormat di depanmu. aku yakin kalau kau mau, kau bisa membawa pergi semua harta ini sampai ke rumahmu."

"Hei, Bos. Jangan-jangan yang dia ambil itu adalah harta yang paling mahal dari semua yang ada di sini," bisik salah seorang penjarah makam yang berkaki pincang. Tidak sadar kalau suaranya dapat didengar yang lain karena gema.

"Hahaha. Kata mahal dan berharga memiliki arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Ya, ini adalah harta yang mahal dan paling berharga bagiku. Tetapi, aku pastikan kalau ini hanyalah sampah bagi kalian." Si pemuda berambut kuncir itu menyampirkan tasnya ke pundak.

"Tidak usah dengarkan si bodoh ini, Genius Boy. Seandainya pun kau minta setengah bagian harta ini, pasti akan aku berikan. Aku berhutang budi padamu karena telah menyelamatkan istri dan anakku." Pria berbadan besar berkata dengan senyum di wajah. Setelah menempeleng kepala anak buahnya.

"Tidak perlu berterima kasih. Justru aku yang seharusnya yang berterima kasih. Karena, dengan ini aku dapat memenuhi janjiku kepada si Cebol." Pemuda itu menghampiri si pria berbadan besar, lalu bersalaman dan merangkulnya sebagai tanda perpisahan. "Aku duluan, Sobat. Bai laew na ka."

Tanpa beban, pemuda itu pergi meninggalkan keempat rekannya yang mulai mengangkut harta berharga di sana. Tidak ada penyesalan sedikitpun di wajahnya. Hanya ada senyum lebar yang menggambarkan kebahagiaan karena telah menemukan harta yang dia inginkan. Harta yang bukan untuk dirinya, tetapi seseorang, yang sekali lagi akan menjadi korban keusilannya.

***

[Beberapa minggu kemudian, jauh dari tempat si pemuda berada]

Aku Wanara, seorang murid SMP, yang baru saja merayakan ulang tahun ke empat belas. Setelah pesta kecil di rumah selesai--yang sebenarnya tidak aku inginkan--tinggal tersisa satu bagian paling penting dari perayaan ini. Membuka kado dari teman, tetangga, dan saudara! Ini yang aku tunggu-tunggu.

Satu momen yang akhirnya memberikanku kejutan tidak terkira. Lebih dari apa yang bisa kalian bayangkan dan juga alami sendiri. Entah aku harus marah atau berjoget kegirangan karenanya.

Semua kado dipindahkan oleh ayah ke atas, ke kamarku, agar Chiya--adikku yang kepo dan super usil--tidak mengganggu saat aku membukanya. Dengan sedikit mengomel, ayah mengabulkan permintanku. Terburu-buru karena sore ini dia berencana menonton pertandingan sepakbola, antara tim kesayangannya melawan musuh bebuyutan, demi merebut peringkat klasmen teratas.

Selesai semua kado dipindahkan, aku bertengkar dengan Chiya yang memaksa masuk ke kamar. Meminta dan memohon dengan paksa agar aku mau mengijinkannya membantu membuka kado. Harap dia sih bisa meminta satu atau dua hadiah yang disukainya. Tetapi tidak!

Bocah kelas empat sekolah dasar itu baru menyerah saat Mama datang. Merayunya dengan mengiming-imingi biskuit coklat kesukaannya, dan janji untuk membelikan boneka beruang madu raksasa untuk ulang tahunnya nanti. Dia menjulurkan lidahnya kepadaku sebelum pergi. Masa bodo. Dasar pipi bakpao.

Satu persatu aku buka bungkus beraneka warna dan pola yang terhampar di kamar. Di dalamnya, aku mendapatkan bermacam-macam hadiah.

Ada komik dibungkus sampul buku sekolah, yang aslinya punyaku (Kerjaan Zacky pasti, karena dulu dia yang meminjam komik ini), kaset video game dari tante Sophie, hingga selembar slayer butut, yang ternyata terdapat tanda tangan personel Band Kamvret Hitam, band metal yang sedang terkenal sekarang. Aku yakin ini hadiah dari sahabat Ayah yang suka mengurusi konser musik.

Semua hadiah telah aku buka. Dari yang kecil hingga besar. Semua selesai aku periksa, kecuali satu kotak besar, yang sengaja aku sisakan untuk dibuka terakhir. Berukuran seratus sentimeter persegi, dan dibungkus kertas coklat tebal, yang di atasnya terdapat sehelai pesan dilapisi plastik transparan, dengan tulisan tangan;

"Hei, Wanara! Selamat ulangtahun. Ini hadiah spesial dariku. Kudoakan kau sehat selalu dan semoga tinggimu bisa bertambah saat aku kembali ke sana. -Tama di Pedalaman Asia."

Tama. Dia sepupuku yang terpaut umur sepuluh tahun, namun kalau sudah bertemu, kami akan seru bermain dan mencoba berbagai macam hal, yang dia dapatkan selama perjalanannya sebagai Travel Blogger. Saudara sekaligus teman yang asyik, walau berbeda usia, jika saja sifat usilnya yang suka meledekku "Si Cebol" dihilangkan.

Tidak sabar, aku langsung merobek kertas pembungkusnya, hingga kardus tebal tersingkap. Di dalam pikiranku, hadiah yang diberikan pasti luar biasa. Entah seri papan permainan dunia yang selalu dia tunjukan setelah mengunjungi negara tertentu, (beberapa diberikan kepadaku sebagai kenang-kenangan), atau mungkin artefak kuno seperti yang pernah aku lihat di saluran Discovery Channel (tapi setahuku itu kejahatan, jadi tidak mungkin). Entah apa, tetapi aku tahu pasti, ini bukan hadiah biasa.

Semangatku tiba-tiba gembos hingga mengkerut, saat mengetahui isi di dalamnya. Di sana hanya ada sederetan buku bersampul kulit beraneka warna. Tidak ada yang menarik, kecuali garis-garis hiasan timbulnya yang tercetak berwarna emas di punggung buku. Terlihat seperti hasil bordiran.

Saat aku bilang tidak menarik, itu kesimpulanku pribadi, karena aku sama sekali tidak suka membaca buku. Mungkin jika ini dihadiahkan kepada Fiona, si kutu buku penguasa perpus dan ketua kelas tergalak seantero sekolah, dia pasti akan melonjak kegirangan. Tidak bagiku yang lebih menyukai permainan, apapun bentuknya.

Aku meninggalkan hadiah Tama, yang aku pikir bagian dari keusilan dan kegigihannya dalam mengajak aku menyukai membaca. Jendela dunia yang akan membawa pembacanya menyelami dunia pikiran si penulis yang luas. Itu promosinya saat menawariku membaca buku Si Penyihir Petir setebal lima ratus halaman! Tidak pernah aku baca, dan tersimpan rapi di bagian terdalam lemari pakaian. Lagi pula buat apa membaca cerita yang filmnya sudah aku tonton? Itu adalah kegiatan percuma ya kan?

"Aku akan memberikan hadiah luar biasa di hari ulangtahunmu nanti. Janji."

Kalimat Tama empat bulan lalu, sebelum dia berangkat untuk melanjutkan perjalanannya mengelilingi dunia, tiba-tiba saja terngiang. Mengusik konsentrasiku dari game teka-teki kayu di tumpukan hadiah.

Rasa penasaranku menang. Aku beranjak kembali ke kotak kardus, dan mengambil satu buku yang memiliki sampul kulit berwarna merah.

"Wa!" jeritku sambil melempar buku itu ke sembarang arah.

Aku terkejut karena saat mengambil buku dari dalam kotak, aku melihat motif emas di punggung buku bergerak. Bukan sekadar ilusi mata, karena telapak tanganku pun turut merasakannya.

Sialan! Apa yang Tama berikan sebenarnya? Jangan bilang itu sejenis barang yang digunakan untuk prank seperti yang kusaksikan di internet.

Aku mendelik ke arah buku bersampul merah yang tergeletak terbuka di sana. Membelalak saat melihat halaman putih buku tersebut.

Kosong! Tidak ada sedikitpun tulisan tertera di sana, apalagi gambar. Putih bersih tanpa noda sedikitpun. Hei, itu buku cerita atau buku tulis?

Aku benar-benar kesal. Di hari istimewa ini, dia malah mengerjaiku dengan prank konyol tidak lucu seperti ini. Lihat saja kalau nanti bertemu, akan aku buat dia membayar semuanya.

Tapi tunggu. Sekonyol dan seabsurd apa pun Tama, dia tidak pernah sekalipun mengingkari janji. Jika dia bilang akan memberikan hadiah istimewa dan spesial, pasti akan dia berikan. Bagaimanapun caranya, dan seperti apa pun bentuknya.

Dan juga, ada sifat dia yang tidak pernah hilang. Selalu menyukai misteri, permainan, petualangan, dan teka-teki--juga usil yang kelewatan. Pasti ada sesuatu di sana yang dia sembunyikan untuk menuruti sifatnya itu.

Aku mengambil penggaris panjang dari meja belajar. Mendekat secukupnya, sejauh penggaris yang kupegang menyentuh deretan buku di dalam kotak. Hal yang wajar kan aku bertingkah seperti itu? Karena mungkin saja motif emas di punggung sampul akan melompat keluar seperti ular lalu membelitku.

Aku geser satu persatu buku yang tersisa di sana. Berharap ada sesuatu yang tertinggal di dasar kotak. Dua kali bolak-balik aku melakukan itu, tetapi tidak sedikit pun kumenemukan petunjuk. Kosong.

Ada sedikit niat untuk mengeluarkan semua buku, agar dapat memeriksanya lebih detil lagi. Aku jadikan opsi terakhir saja sepertinya. Mungkin di tempat lain yang bisa dijadikan Tama untuk meninggalkan petunjuk. Di kotak, di kertas pembungkus, atau ....

Aku memungut kembali sobekan kertas pembungkus itu. Mengacak-acaknya untuk menemukan apa yang kucari. Ketemu! Secarik pesan yang dilapisi plastik. Kalau aku perhatikan lagi, kertas itu seperti dilipat, bukan sekadar sobekan kecil berisi tulisan tangannya yang seperti ceker ayam.

Srak!

Aku robek kertas pembungkus yang dikelilingi selotip, lalu mengeluarkan kertas itu dari tempatnya berada.

Tepat! Itu adalah lipatan kertas yang di baliknya terdapat satu pesan lagi dari Tama. Lebih panjang dari yang ada di depan.

"Hahahaha... Kau pasti kaget, takut, bercampur kesal kan, Adik Kecil? Aku berani bertaruh kau bisa memecahkan teka-teki dariku dalam waktu singkat. Itu pun kalau kau tidak mengompol sebelumnya. Oh iya, soal janjiku yang akan memberimu hadiah istimewa. Sekarang kau buka buku itu, yang kutebak pasti kau lempar karena terkejut, di halaman manapun juga. Tunggu sesaat, sampai muncul tulisan di halaman kosong yang kau buka, lalu ikutilah instruksi yang tertera. Selamat berpetualang, Sobat."

Ya, begitulah Tama. Orangnya sangat menyebalkan, sampai-sampai Mama pernah memarahinya karena bersifat kekanak-kanakan, dan tidak sesuai dengan umurnya yang sudah dewasa.

Akan tetapi, lepas dari ledekannya di surat yang jujur membuatku sedikit emosi, keterangan soal buku yang dia berikan sedikit ganjil.

Bagaimana mungkin bisa muncul tulisan dari kertas yang kosong seperti itu? Beda hal kalau itu adalah tablet dan ponsel pintar sejenisnya. Atau mungkin, itu adalah teknologi baru yang membuat kertas biasa memunculkan tulisan secara otomatis?

Kalau ada yang seperti itu aku bersyukur sekali. Tidak perlu lagi capek-capek menulis, dan tinggal pikirkan saja. Voila! Catatan dan tugas bisa selesai dalam sekejap.

Percuma menebak.

Aku merangkak mendekati buku yang tergeletak itu. Menyentuhnya dengan ujung penggarisan--yang kuambil lagi dari lantai--beberapa kali. Tidak ada yang terjadi.

Bugh!

Aku tutup buku itu dengan bantuan penggaris. Memicingkan mata dengan dahi berkerut. Berpikir keras.

"Alkisah Naga Bersisik Merah Delima."

Walau sekilas, aku jelas sekali mengingatnya. Tulisan berwarna emas itu sama sekali tidak ada di sampul depannya. Dan, bukankah huruf yang tersusun membentuk judul itu, persis sekali dengan motif yang ada di punggung buku.

Benar saja. Motif itu hilang dari tempat awalnya berada. Mungkin benar berpindah dan tersusun menjadi huruf bertuliskan "Alkisah Naga Bersisik Merah Delima" yang bisa saja judul buku tersebut. Ajaib!

Perlahan aku kembali mendekati buku itu. Mengambilnya, setelah meletakkan penggaris di sembarang tempat. Sesaat aku teringat soal petualangan di surat yang dituliskan Tama. Petualangan seperti apa? Apakah itu hanya pengandaian saja?

Sebelum makin banyak tanda tanya bermunculan di kepala, aku membuka halaman buku "Alkisah Naga Bersisik Merah Delima," seperti perintah Tama.

Aku pelototi halaman kosong tersebut. Sedikit berharap apa yang dituliskan Tama benar terjadi, walau ada keraguan juga tersempil di hati.

Napasku tertahan.

Demi apa! Sebaris demi sebaris kalimat muncul di atas kertas putih di depan mataku. Seakan ada tangan tak terlihat sedang menuliskannya. Setengah tidak percaya, aku mengucek mata berulang kali, namun deretan kata itu terus muncul hingga akhir halaman. Ini nyata! Bukan ilusi!

Benar apa yang dikatakan Tama.

"Engkau adalah Sam Daker, si petani miskin yang sebatang kara di kerajaan Capitor. Suatu hari kerajaan tiba-tiba gempar, karena Putri Asaru hilang diculik seekor naga bersisik merah delima. Raja mengadakan sayembara untuk menemukan Putri Asaru. Bagi siapa saja yang dapat membawa putri kerajaan kembali dengan selamat, maka dia akan diberikan hadiah besar sesuai yang ditentukan sayembara.

Untuk kau yang akan menjadi Sam Daker. Sentuhlah halaman buku lalu ucapkan di dalam hatimu dengan bersungguh-sungguh, 'Aku (sebutkan namamu) berjanji sepenuh hati, jiwa, dan raga, untuk menjadi Sam Daker si petani miskin. Menuliskan cerita Alkisah Naga Bersisik Merah Delima hingga selesai, dan tidak akan melanggar janji, walau apa pun yang terjadi.'

Masukilah dunia Alkisah Naga Bersisik Merah Delima, dan selamat berpetualang hingga akhir cerita. Semoga beruntung."

Aku terdiam dihinggapi perasaan antara percaya dan tidak percaya. Mungkin akan langsung aku buang buku di tangan ini seperti tadi, jika seandainya kejadian munculnya tulisan tadi tidak diberitahukan Tama di suratnya.

Takut, ya. Namun, akhirnya itu dikalahkan oleh rasa penasaran yang besar. Aku mulai mengikuti instruksi di dalam buku. Apa pun hasilnya, tidak ada salahnya mencoba kan?

"Aku Wanara berjanji sepenuh hati, jiwa, dan raga, untuk menjadi Sam Daker si petani miskin. Menuliskan cerita Alkisah Naga Bersisik Merah Delima hingga selesai, dan tidak akan melanggar janji, walau apa pun yang terjadi."

Sejenak lengang. Tidak terjadi apa pun juga. Apa hanya seperti ini? Lalu di mana asiknya?

Sehembusan napas. Semua berubah!

Tenaga tak kasat mata yang besar keluar dari buku itu. Mencengkeram lalu berusaha menarikku masuk. Terkejut dan tanpa bisa melawan, tubuhku dihisap masuk ke dalam buku.

Tidak sakit. Namun, sekilas kemudian, kesadaranku menghilang. Semua hitam, dan benar-benar tak tahu apa yang terjadi dengan diriku.

Tama sialan!

Terpopuler

Comments

xiao ciee

xiao ciee

b

2024-01-01

0

nath_e

nath_e

menarik, msk tak dl🤗

2022-10-13

0

Ita Widya ᵇᵃˢᵉ

Ita Widya ᵇᵃˢᵉ

semangat kak

2021-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 [Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2 [Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3 [Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4 [Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5 [Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6 [Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7 [Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8 [Bab 8-1] Akhir Kisahku
9 [Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10 [Bab 10-1] Dan Ternyata
11 [Bab 11-1] Aku dan Woofy
12 [Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13 [Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14 [Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15 [Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16 [Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17 [Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18 [Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19 [Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20 [Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21 [Bab 21-1] Bertahan Melawan
22 [Bab 22-1] Marabahaya Besar
23 [Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24 [Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25 [Bab 25-1] Pata dan Tura
26 [Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27 [Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28 [Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29 [Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30 [Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31 [Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32 [Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33 [Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34 [Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35 [Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36 [Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37 [Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38 [Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39 [Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40 [Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41 [Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42 [Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43 [Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44 [Bab 44-1] Duka Kota
45 [Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46 [Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47 [Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48 [Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49 [Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50 [Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51 [Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52 [Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53 [Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54 [Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55 [Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56 [Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57 [Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58 [Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59 Prolog 2
60 [Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61 [Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62 [Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63 [Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64 [Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65 [Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66 [Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67 [Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68 [Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69 [Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70 [Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71 [Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72 [Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73 [Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74 [Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75 [Bab 16-2] Malam Terhangat
76 [Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77 [Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78 [Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79 [Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80 [Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81 [Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82 [Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83 [Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84 [Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85 [Bab 26-2] Parodi Leo
86 [Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87 [Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88 [Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89 [Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90 [Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91 [Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92 [Bab 33-2] Skenario Terburuk
93 [Bab 34-2] Labirin Kematian
94 [Bab 35-2] MeHiBi
95 [Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96 [Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97 [Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98 [Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99 [Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100 [Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101 [Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102 [Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103 [Bab 44-2] Reuni Tragedi
104 [Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105 [Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106 [Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107 [Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108 [Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109 [ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110 [Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111 [Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112 [Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113 [Bab 54-2] Nona Rushka
114 [Bab 55-2] Jalan Berkabut
Episodes

Updated 114 Episodes

1
[Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2
[Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3
[Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4
[Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5
[Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6
[Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7
[Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8
[Bab 8-1] Akhir Kisahku
9
[Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10
[Bab 10-1] Dan Ternyata
11
[Bab 11-1] Aku dan Woofy
12
[Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13
[Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14
[Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15
[Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16
[Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17
[Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18
[Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19
[Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20
[Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21
[Bab 21-1] Bertahan Melawan
22
[Bab 22-1] Marabahaya Besar
23
[Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24
[Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25
[Bab 25-1] Pata dan Tura
26
[Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27
[Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28
[Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29
[Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30
[Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31
[Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32
[Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33
[Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34
[Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35
[Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36
[Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37
[Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38
[Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39
[Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40
[Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41
[Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42
[Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43
[Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44
[Bab 44-1] Duka Kota
45
[Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46
[Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47
[Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48
[Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49
[Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50
[Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51
[Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52
[Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53
[Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54
[Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55
[Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56
[Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57
[Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58
[Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59
Prolog 2
60
[Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61
[Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62
[Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63
[Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64
[Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65
[Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66
[Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67
[Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68
[Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69
[Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70
[Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71
[Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72
[Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73
[Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74
[Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75
[Bab 16-2] Malam Terhangat
76
[Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77
[Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78
[Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79
[Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80
[Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81
[Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82
[Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83
[Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84
[Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85
[Bab 26-2] Parodi Leo
86
[Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87
[Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88
[Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89
[Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90
[Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91
[Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92
[Bab 33-2] Skenario Terburuk
93
[Bab 34-2] Labirin Kematian
94
[Bab 35-2] MeHiBi
95
[Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96
[Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97
[Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98
[Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99
[Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100
[Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101
[Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102
[Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103
[Bab 44-2] Reuni Tragedi
104
[Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105
[Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106
[Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107
[Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108
[Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109
[ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110
[Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111
[Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112
[Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113
[Bab 54-2] Nona Rushka
114
[Bab 55-2] Jalan Berkabut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!