[Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit

Dulu aku mempunyai seekor anjhing kecil bernama Woofy. Aku temukan di pasar dengan tubuh yang kotor dan penuh luka. Hanya sendiri tanpa induk melindungi. Sebatang kara.

Ayah mengizinkan aku memeliharanya, setelah aku merengek seharian. Dibantu ibu yang berpendapat kalau anjhing kecil berbulu coklat itu bisa digunakan untuk menjaga lahan pertanian kami saat sudah dewasa.

Aku senang bukan kepalang saat ayah memberikan izin, walau setengah hati. Begitupun Woofy yang tidak berhenti menggerakkan ekornya karena kesenangan.

Selayaknya bocah umur tujuh tahun, hampir setiap hari aku bermain bersamanya. Terkadang Kord ikut, meskipun dia tidak begitu suka dengan anjhing. Aku bahagia karena kebersamaan kami.

Setidaknya sampai di waktu itu. Saat festival kerajaan dihelat untuk merayakan berdirinya kerajaan Capitor, yang diadakan setiap tahun.

Perayaan diadakan meriah dengan arak-arakan kerajaan sebagai pembukanya. Aku pun tidak mau ketinggalan untuk menyaksikan perayaan itu. Apa lagi Kord mengatakan kalau ada pembagian permen madu saat acara berlangsung. Yang akhirnya aku tahu hanya kebohongan si sialan itu.

Aku membawa Woofy dalam gendongan ke sana. Menerobos lautan manusia yang mengular sepanjang jalan utama kerajaan. Bersorak-sorak saat para penghibur melakukan atraksi sambil jalan di lajur depan, yang dibayangi oleh kawalan prajurit berbaju besi.

Setengah jalan, sosok para penghibur dengan riasan badutnya sudah menghilang. Berganti sepenuhnya dengan prajurit berkuda yang membawa tombak besar sebagai senjata.

Bukan tanpa alasan pengawalan itu bertambah ketat. Karena, di belakang mereka ada kereta kencana berhias sulur bunga indah yang ditarik oleh sepasang kuda putih. Kendaraan putri kerajaan Capitor bernama Asaru, yang kalau kata Kord, putri itu secantik kue tart keju di toko Madam Fonte. Entah bagaimana cara dia membandingkannya.

Aku berdebar menunggu lewatnya kereta kencana tersebut. Bukan karena dorongan sebagai seorang cowok, karena jelas waktu itu aku belum masuk masa pubertas. Semata-mata hanya karena taruhan konyol untuk membuktikan perkataan Kord yang menurutku kelewat ngaco.

Mataku fokus memerhatikan kereta kencana itu mendekat. Sehingga tidak menyadari akan kehadiran seekor burung kecil berbulu merah, yang entah karena dorongan apa, mulai mematuki Woofy dalam pelukanku.

Keusilan burung tersebut menyebabkan Woofy kesal, sehingga dia melompat lepas dari gendongan. Demi mengejar burung merah tersebut, dia menerobos di sela-sela kaki penduduk dan mulai menimbulkan keributan. Tidak ketinggalan, aku pun turut mengejar Woofy dengan panik.

Puncak kejar-kejaran terjadi saat kereta kencana tersebut berada tepat di dekat kami. Si burung kecil itu meluncur kencang di hadapan sepasang kuda penarik kereta Sang Putri. Menyebabkan keduanya melonjak kaget.

Semua menjadi lebih runyam, karena Woofy melompat, demi berusaha menerjang si burung berbulu merah. Bukan mangsa incaran yang didapatnya, Woofy justru menerkam tubuh si kuda putih. Membuatnya melonjak-lonjak lebih liar karena kesakitan.

Arak-arakan menjadi buyar tidak karuan. Para penonton berhamburan melarikan diri dari amukan si kuda yang menular ke kuda lainnya. Aku yang berada di tengah lautan manusia itu terkatung-katung dan hampir saja celaka karenanya. Untung aku berhasil menerobos sampai ke tengah jalan.

Yah, bukan sepenuhnya keberuntungan sih. Karena, tanpa disadari, aku berada di tengah pusat kekacauan. Dengan pikiran polos mencari Woofy yang mungkin masih coba mengejar si burung merah.

Kereta kencana milik Sang Putri terlepas kaitnya dari sepasang kuda penarik. Terpelanting keras melewati depan batang hidungku.

Brak!

Kereta kencana itu menabrak dinding rumah. Pintunya menjeblak terbuka karena momentum hantaman yang dihasilkan. Selanjutnya, sekelebat sosok bergaun putih terlempar keluar.

Tanpa pikir panjang, aku langsung berlari menyambutnya. Merentangkan tangan dan memasang kuda-kuda demi dapat menangkap sosok yang akan mendarat keras di tanah berlapis bebatuan.

Bruk!

Aku jatuh terjerembab demi menangkapnya. Tubuhku menjerit kesakitan, ditambah lagi wajahku telak menghantam jalanan batu. Dari sinilah asal luka di dahi dan hidung yang patah. Namun, usahaku berhasil. Tubuh berbalut gaun sutra itu dapat mendarat mulus dalam dekapanku.

Kord kalah telak! Jangankan seloyang kue tart keju di toko Madam Fonte. Bahkan jika kue terbaik yang ada di seluruh kerajaan disatukan, belum mampu untuk menandingi kecantikan Putri Asaru.

"A-a ... k-ka-kau .... To-tolong ...." Sekilas kami bersitatap.

Ucapannya terhenti tanpa pernah aku tahu apa kelanjutannya, disebabkan gonggongan Woofy yang kembali sambil menggoyangkan ekor, dengan mulut yang tersangkut beberapa helai bulu merah. Mungkin dia berhasil menerkam si burung kecil.

Sambil menggendong Woffy dalam dekapan erat, aku beranjak secepat mungkin. Kepala sengaja aku tundukkan sambil menutup hidung dengan sebelah tangan. Demi menahan pusing dan mimisan, juga berharap wajah ini tidak dikenalinya. Saat itu aku berpikir, mungkin putri tahu kalau akulah yang membuat serentetan kejadian berujung petaka tersebut. Bisa jadi dia hendak berteriak minta tolong agar pengawal kerajaan menangkapku. Jika itu sampai terjadi, maka itu berarti hukuman mati bagi aku sekeluarga.

Aku kena damprat dan tampar oleh ayah. Dimarahi habis-habisan dari siang hingga menjelang malam. Beliau yang juga menyaksikan parade itu, ternyata juga melihat bagaimana ulah Woofy yang menjadi awal peristiwa kerusuhan.

Takut keluarga terkena bala. Malam itu pula ayah membuang Woofy entah ke mana. Aku tidak bisa menolaknya, karena sadar nyawa keluarga kami sebagai taruhan.

Langkah yang tepat telah diambil ayah, karena esok harinya, prajurit kerajaan mendatangi rumah setiap penduduk desa demi mencari bocah si pemilik anjhing coklat. Dan, kami lolos dari hukuman mati yang mungkin akan dikenakan karena ulah Woofy. Walau, terkadang aku masih merasa kalau terkadang anjhing kecil itu mengunjungiku.

***

Begitulah kira-kira mimpi yang kudapati semalam. Tidak murni mimpiku sebenarnya, karena itu berasal dari kenangan Sam. Tokoh yang saat ini aku perankan di dunia antah berantah dalam buku kutukan kiriman sepupuku.

Sedikit banyak aku sudah bisa memahami alur cerita si Sam. Tentang kisahnya dengan Putri Asaru, dan takdirnya untuk menjadi kesatria penyelamat. Begitulah setidaknya. Macam cerita murahan di game atau film tak laku. Ceritanya terlalu dipaksakan.

Oh ya, aku berharap plot cerita di buku ini bisa seperti di game. Karena dengan begitu, jalan manapun yang aku ambil, nantinya akan sampai pada penyelamatan si putri.

Walau begitu, aku tidak menyesal menolak ajakan Kord untuk ikut bersama rombongan bangsawan Arson. Keputusan itu murni aku pilih karena memang keinginanku. Di saat masih gamang dengan pilihan yang akan aku ambil, aku melihat sendiri bagaimana sombong dan tengilnya sifat bangsawan itu. Persis seperti tingkah orang kaya baru.

Bagi Kord mungkin tidak masalah, tetapi tidak denganku. Sifat seperti yang dimiliki Yugo, kakak kelas di sekolah, yang paling tidak aku sukai.

Jadilah aku sekarang berpetualang sendiri menuju tempat yang diberitahukan Artapatu. Menuju lembah sunyi yang berada di Barat kota Tres. Berlawanan arah dari mayoritas para pengikut sayembara yang mengambil jalur selatan, untuk sampai di desa Fugal.

Jujur, walau sebenarnya masih terganjal keraguan atas arahan si pengemis sakti Artapatu, tetapi kalau mengikuti alur cerita game, maka jalan inilah yang paling baik untuk diambil.

Sore hari usai membuat api unggun. Aku beristirahat di bawah pohon besar, sambil menghabiskan bekal pemberian pemilik penginapan. Katanya sih sebagai bonus karena telah membantu mereka melayani tamu yang membeludak, walau upah yang diberikan hanya tiga kep. Potong biaya menginap dan makan.

Dari kejauhan aku melihat bukit hijau yang memancarkan aura angker. Bukit Lojom, gerbang menuju Lembah Sunyi. Tempat angker dengan monster pemakan manusia sebagai penghuninya. Begitulah yang aku dengar.

Gentar memang. Tetapi, kalau di sana tersimpan senjata penakluk naga, demi menyelesaikan cerita ini, maka tidak ada pilihan lain selain memasukinya.

Semoga benar senjata yang dimaksud adalah dua senjata legendaris seperti yang dikira Kord. Aku juga berharap besar besok, semua bisa berjalan lancar, tanpa harus aku menjadi cemilan monster yang ada di sana.

Semoga saja. Harapku.

Terpopuler

Comments

PotatoYubitisfira

PotatoYubitisfira

Woofy, dia kasihan:(

2020-11-23

0

BEE (@tulisan_bee)

BEE (@tulisan_bee)

Ya ampun ciyan bets Woofy 🙄

2020-05-15

0

Fujoshii

Fujoshii

ngantuk bakal bablas bobok nih😴😪
saking menikmatinya kayak di dongengin

2020-04-27

3

lihat semua
Episodes
1 [Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2 [Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3 [Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4 [Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5 [Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6 [Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7 [Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8 [Bab 8-1] Akhir Kisahku
9 [Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10 [Bab 10-1] Dan Ternyata
11 [Bab 11-1] Aku dan Woofy
12 [Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13 [Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14 [Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15 [Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16 [Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17 [Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18 [Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19 [Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20 [Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21 [Bab 21-1] Bertahan Melawan
22 [Bab 22-1] Marabahaya Besar
23 [Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24 [Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25 [Bab 25-1] Pata dan Tura
26 [Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27 [Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28 [Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29 [Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30 [Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31 [Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32 [Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33 [Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34 [Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35 [Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36 [Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37 [Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38 [Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39 [Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40 [Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41 [Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42 [Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43 [Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44 [Bab 44-1] Duka Kota
45 [Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46 [Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47 [Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48 [Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49 [Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50 [Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51 [Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52 [Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53 [Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54 [Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55 [Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56 [Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57 [Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58 [Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59 Prolog 2
60 [Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61 [Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62 [Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63 [Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64 [Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65 [Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66 [Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67 [Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68 [Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69 [Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70 [Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71 [Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72 [Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73 [Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74 [Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75 [Bab 16-2] Malam Terhangat
76 [Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77 [Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78 [Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79 [Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80 [Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81 [Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82 [Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83 [Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84 [Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85 [Bab 26-2] Parodi Leo
86 [Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87 [Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88 [Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89 [Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90 [Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91 [Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92 [Bab 33-2] Skenario Terburuk
93 [Bab 34-2] Labirin Kematian
94 [Bab 35-2] MeHiBi
95 [Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96 [Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97 [Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98 [Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99 [Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100 [Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101 [Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102 [Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103 [Bab 44-2] Reuni Tragedi
104 [Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105 [Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106 [Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107 [Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108 [Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109 [ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110 [Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111 [Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112 [Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113 [Bab 54-2] Nona Rushka
114 [Bab 55-2] Jalan Berkabut
Episodes

Updated 114 Episodes

1
[Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2
[Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3
[Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4
[Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5
[Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6
[Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7
[Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8
[Bab 8-1] Akhir Kisahku
9
[Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10
[Bab 10-1] Dan Ternyata
11
[Bab 11-1] Aku dan Woofy
12
[Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13
[Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14
[Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15
[Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16
[Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17
[Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18
[Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19
[Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20
[Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21
[Bab 21-1] Bertahan Melawan
22
[Bab 22-1] Marabahaya Besar
23
[Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24
[Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25
[Bab 25-1] Pata dan Tura
26
[Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27
[Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28
[Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29
[Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30
[Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31
[Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32
[Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33
[Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34
[Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35
[Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36
[Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37
[Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38
[Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39
[Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40
[Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41
[Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42
[Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43
[Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44
[Bab 44-1] Duka Kota
45
[Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46
[Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47
[Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48
[Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49
[Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50
[Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51
[Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52
[Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53
[Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54
[Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55
[Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56
[Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57
[Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58
[Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59
Prolog 2
60
[Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61
[Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62
[Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63
[Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64
[Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65
[Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66
[Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67
[Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68
[Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69
[Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70
[Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71
[Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72
[Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73
[Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74
[Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75
[Bab 16-2] Malam Terhangat
76
[Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77
[Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78
[Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79
[Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80
[Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81
[Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82
[Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83
[Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84
[Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85
[Bab 26-2] Parodi Leo
86
[Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87
[Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88
[Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89
[Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90
[Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91
[Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92
[Bab 33-2] Skenario Terburuk
93
[Bab 34-2] Labirin Kematian
94
[Bab 35-2] MeHiBi
95
[Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96
[Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97
[Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98
[Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99
[Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100
[Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101
[Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102
[Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103
[Bab 44-2] Reuni Tragedi
104
[Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105
[Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106
[Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107
[Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108
[Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109
[ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110
[Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111
[Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112
[Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113
[Bab 54-2] Nona Rushka
114
[Bab 55-2] Jalan Berkabut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!