Ingin aku satu waktu bisa mengintrograsi Sam. Menanyakan kepadanya, tentang dosa apa yang telah dia perbuat, sehingga kemalangan dan cobaan terus datang silih berganti.
Buktinya, baru saja aku terlelap, tiba-tiba ada angin kencang berhembus. Membuat selimut yang kugunakan terhempas entah ke mana. Memadamkan api unggun dan menebarkan abunya tak karuan. Bahkan seakan mau mencabut pepohonan di hutan ini hingga ke akar-akarnya.
Woofy yang telah terlebih dahulu terbangun, menggeram dengan mata nanar dan keempat kaki yang menancapkan kukunya menghujam tanah. Menahan tubuh kecilnya agar tidak dihempas angin kencang.
Aku pun tidak mau ambil resiko. Lekas memeluk pohon yang sebelumnya kujadikan sandaran. Meraih tubuh kecil Woofy, yang mulai terseret dipermainkan amukan angin. Di dalam pelukanku, dia merapatkan diri sambil terus menggonggong kencang. Aku yakini, dari gelagatnya pasti ada bahaya yang sebentar lagi akan datang.
Amukan angin berhenti mendadak. Sebagai gantinya, cahaya menyilaukan merambat cepat di gumpalan awan, disusul gelegar keras memekakkan telinga. Berkali-kali, dan terus berulang saling bersahutan satu sama lain.
Kegelapan ganjil di sekitarku retak saat kilat menyambar. Ke tanah, pohon, dan batu, secara acak. Aku berlari panik tak tentu arah, agar kami tidak menjadi sasaran kilat mematikan tersebut. Sampai akhirnya aku jatuh tersungkur.
"Guk!" Woofy menggonggong. Dia kesakitan karena terhimpit dalam dekapanku.
Seketika. Semua tenang. Seakan tidak pernah terjadi apa pun. Cahaya bulan pun kembali berpendar memberikan penerangan malam. Tanpa tirai awan hitam, yang begitu saja tersibak. Memberiku bantuan menyadari perubahan drastis yang terjadi di sekitar.
Mengingat aku berada di dalam dunia buku ajaib, maka bisa kupastikan apa yang kulihat sekarang bukanlah khayalan. Dari bekas sambaran petir gila tadi, muncul sekitar dua puluh ekor kadal seukuran orang dewasa, yang berdiri dengan dua kaki belakangnya.
Mereka mengenakan baju besi dan menenteng aneka macam senjata di tangan berjari tiganya. Mulai dari pedang, gada beduri, hingga panah juga tombak. Nanar matanya menatapku tanpa berkedip. Sadar, mereka menyasarku penuh nafsu membunuh.
Tidak ada tempat untuk berlari. Aku sepenuhnya terkepung. Kalaupun mau nekat menerobos, bisa dipastikan dengan mudahnya mereka dapat mengeroyok, dan menghujani tubuhku dengan lentingan anak panah, bacokan pedang, pukulan gada berduri, dan tusukan tombak tanpa ampun.
Mau melawan pun, apa yang bisa aku pergunakan? Hanya ada sebilah pisau batu, yang kalaupun aku paksakan, pasti tidak akan mampu menembus baju besi yang mereka pakai.
Aku akan mati! Rasa takut itu membuat tubuhku kebas tanpa daya. Hanya bisa bersimpuh mematung, menyambut rombongan prajurit kadal itu berjalan perlahan mendekat.
"Guk!"
Salakan kencang penuh keberanian itu menyadarkanku. Masih ada Woofy yang mampu menghadapi gerombolan siluman tersebut.
Anjing coklat milik Sam melompat dari dalam pelukanku. Tidak mendarat, tetapi seketika tubuhnya diselimuti cahaya. Mengembang menjadi gumpalan bulu yang meluncur cepat, membuyarkan kepungan para kadal.
"Aauuwwgghh!" Lolongan Woofy bergema saat wujudnya sempurna berubah menjadi serigala raksasa berbulu perak. Berdiri gagah di sebelahku.
Para kadal berbaju besi itu seketika gentar. Tidak berani maju mendekat dengan pongah seperti tadi. Diam di tempat sambil mememasang ancang-ancang mau menyerang.
Mereka sepertinya paham bagaimana kuatnya Woofy dalam wujud tempur serigala raksasa peraknya. Berani bertaruh, taringnya dapat mengunyah baju besi layaknya kentang goreng, sementara serangan senjata mereka tidak akan mampu melukai tubuh Woofy barang sedikit pun.
Keyakinan akan dapat melalui rintangan berupa serangan makhluk gaib berwujud manusia kadal ini, membuatku mengembangkan senyum tanpa sadar. Merasa di atas angin, karena yakin dapat meraih kemenangan dengan mudah.
Setidaknya begitu, sampai debum keras mengguncangkan tanah hutan di atas gunung. Tempat kami berada.
Dari balik bayangan hutan yang tidak terjamah sinar rembulan. Tiga pasang mata haus darah menyorot ganas. Pepohonan roboh bersama debuman saat mereka mendekat. Bukan disebabkan getaran yang dihasilkan, tetapi karena kuatnya sibakkan mereka. Mampu merobohkan pohon besar hingga ke akar-akarnya.
Aku terperangah. Hilang sudah rasa tinggi hati untuk dapat memenangkan pertarungan ini dengan mudah. Bukan apa-apa, tetapi siapa sih yang tidak gentar melihat tiga ekor kadal raksasa setinggi delapan hingga sembilan meter muncul dengan nafsu membunuh yang pekat. Dan, itu semua tertuju kepada kami.
Crank!
Suara kencang besi beradu saat mereka melangkah. Berasal dari baju besi yang dikenakan. Entah berapa ton beratnya. Tentu tidak akan mudah ditembus cakar dan taring Woofy, karena aku yakin baju besi itu begitu tebal.
Ketiga kadal raksasa itu sebenarnya memiliki bentuk yang tidak jauh beda dengan kadal kecil bawahannya--aku bisa tebak begitu, karena kadal-kadal prajurit seukuran manusia dewasa normal jelas kekuatannya jauh dibandingkan mereka bertiga. Hanya saja, selain ukuran yang jauh lebih besar, kadal raksasa itu juga memiliki sebuh tanduk di kepalanya. Di ujung ekornya pun, terdapat semacam kuku-kuku tajam. Aku yakin, batu karang pun akan hancur terkena sabetannya.
Woofy menggeram dengan posisi tubuh yang sengaja direndahkan. Mengambil ancang-ancang untuk menerkam. Aku lihat kilat penuh kemarahan di matanya yang awas demi melindungiku.
Srang!
Suara sepasang pedang golok digesekkan oleh ketiga kadal raksasa itu, menjadi tandingan dari geramanan marah Woofy. Mengintimidasi kami.
"Wrogh!" Sentak Woofy dengan gonggongannya yang keras.
Sebagian kadal prajurit terkejut, lalu maju menyerang terburu-buru. Kesembronoan itu disambut kibasan ekor Woofy. Lima ekor kadal prajurit terlempar jauh untuk kemudian jatuh berguling di tanah, juga menghantam batu atau pohon. Berkelontang keras bunyinya.
"Huwarg!" pekik salah seekor kadal raksasa. Perintah tegas yang membuat mereka sentak maju merangsek menerjang kami dengan senjatanya.
Anak panah yang dilentingkan dari busur menjadi serangan pembuka. Namun, Hujanan panah itu terpantul begitu saja, karena tidak sanggup menembus bulu perak Woofy.
Tidak menunggu serangan susulan. Cakar peraknya dia ayunkan menyapu tiga ekor prajurit kadal yang melompat. Seekor tercabik baju besinya bagai sehelai kertas di hadapan kuku tajam Woofy, sementara dua lainnya terpental dihantam telapak tangan besar serigala.
Serangan balasan Woofy, tidak sedikit pun mengendorkan terjangan para kadal. Mereka tetap maju dengan beringas, seakan tidak takut mati.
Aku yang minim pengalaman berkelahi, dan tanpa memegang senjata, jelas pontang-panting di tengah medan pertarungan. Disergap kadal bertombak, dan nyaris terkena panah nyasar, membuat jantungku hampir saja copot ketakutan. Untung masih ada Woofy yang melindungiku.
Akan tetapi, hal itu pula yang membuat dia kewalahan. Menahan serangan brutal para kadal bersenjata, sekaligus menjagaku agar tidak terluka.
Ah, sial! Seandainya aku bawa saja skop atau arit sejak awal dari rumah, tentu aku bisa sedikit melawan. Setidaknya masih ada yang dipakai untuk melindungi diri.
"Wrogh!" Woofy memekik saat dua pedang besar kadal raksasa mengenainya.
Woofy memutar tubuhnya hampir selingkaran penuh. Melompat menerjang seekor kadal raksasa di depannya, yang hendak mengayun pedang demi memberikan serangan susulan.
Kadal raksasa itu terjungkal terkena terkaman Woofy. Lehernya yang tanpa pelindung besi digigit kuat, sehingga membuatnya tidak berdaya.
Cairan hijau bermuncratan, sewaktu Woofy menarik paksa taringnya dari leher si kadal. Tumbang satu ekor. Tetapi, karena itu pula posisiku terbuka tanpa pertahanan. Tiga ekor kadal prajurit melihatnya dan langsung berlari mendekat dengan senjata teracung.
Aku lari dari sergapan mereka. Masa bodo walau badanku bermandikan darah hijau si kadal raksasa yang ternyata berbau amis. Berkelit sambil berteriak histeris saat seekor kadal mencoba menusukku dengan tombak. Meleset, walau merobek baju dan menggoreskan segaris luka di pundak sebelah kiri. Masa bodo. Biarpun perih, yang penting tidak sampai membuatku mati.
Whush!
Tekanan angin kencang aku rasakan membuat sekujur badan ngilu. Berasal dari pedang golok seekor kadal raksasa yang ternyata menyasarku. Menyapu kencang penuh tenaga bercampur niat membunuh.
******! Bisa mati dengan tubuh terpisah aku kalau sampai kena!
Aku terjatuh karena terpeleset licinnya kubangan darah si kadal raksasa. Tepat sebelum golok itu sampai mengenaiku. Meluncur satu senti dari ujung hidung, membuatku benar-benar kebas dan kehilangan pikiran. Bahkan setelah bilah tajam itu mengayun jauh. Membabat ketiga kadal yang tadi mengejar.
Tidak tahu harus apa, karena sudah tidak bisa berpikir lagi. Aku terlentang diam di atas tanah, walau sadar bahaya tidak henti mendatangi. Ya, detik itu aku melihat kilauan pedang tengah diayunkan menyasar batok kepala.
Aku merasakan sentakan, lalu deru angin kencang dengan tubuh yang terasa sangat ringan. Tiga detik berlalu untuk akhirnya sadar kalau Woofy tengah berlari sambil membawaku dengan mulutnya. Mengigit bajuku tanpa merobeknya.
Dia berlari begitu cepat. Bagai menelusup di antara pepohonan. Meninggalkan jauh rombongan kadal di belakang. Mungkin jika aku tidak membebaninya, sudah sejak tadi Woofy menerobos keluar dari kepungan. Mendapat posisi yang menguntungkan, sehingga tidak perlu terluka seperti sekarang.
Entah sudah berapa jauh kami pergi. Sampai di ujung hutan, Woofy menghentikan langkahnya. Tempat dua puncak gunung berhadapan, dan hanya dihubungkan oleh jembatan gantung reyot. Sesuai seperti yang dikatakan Artapatu.
"Kenapa?" tanyaku, melihat dia kebingungan di pinggir jurang.
Mata kami bertatapan. Aku melihat bias sedih di sana. Kesedihan seperti kami akan berpisah.
Hei! Apa maksudnya?
Pertanyaan itu terjawab, saat dia melemparku melewati jurang. Lurus sampai ke daratan di seberang. Penuh perhitungan, sehingga aku tidak merasa begitu sakit saat mendarat. Berguling tak terkendali sampai terantuk batang pohon.
"Auwgh!" Lolongnya. Sebagai tanda perpisahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
PotatoYubitisfira
Tenang, nanti ada si Kucing kok :/
2020-11-23
0
ria rif'ah restiani
pisah mereka??
2020-06-27
0
rumytashann
ihhhh😢😢
2020-05-30
1