[Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian

Enam pasang mata, moncong aligator dengan ratusan gigi tajam tersusun berhimpitan, dan tubuh laba-laba dengan ekor ular derik yang selalu berbunyi nyaring. Semua ketakutan itu masih ditambah lagi dengan sepasang tangan bercapit kalajengking yang dapat merobek tubuhmu menjadi dua bagian jika diapitnya.

Itu dia monster dari film "Teror Mutan Pemakan Anak" yang berhasil membuatku bermimpi buruk selama tiga hari. Dan kini monster mengerikan itu kembali mengejarku di lorong sempit, sambil terus berderik juga menjulurkan capitnya untuk menangkapku.

Ya, mutan pemakan manusia itu kembali hadir, walau hanya di dalam mimpi. Membuatku tersentak bangun dari tidur, untuk sesaat kemudian bengong menerawang ke sekitar. Entah di detik keberapa, akhirnya aku tersadar, kalau sekarang aku ada di dunia dalam buku pemberian Tama.

Ya. Di tengah Lembah Sunyi. Tepatnya di atas gundukan tanah tempat pohon besar tumbuh. Pohon yang seharusnya ada lubang di tengahnya, di mana senjata sakti untuk mengalahkan naga tersimpan. Seperti kata Artapatu, yang ternyata hanya kebohongan belaka.

Aku mencoba lagi berdiri. Bisa! Tidak seperti tadi di mana aku benar-benar dibuat lemas tanpa sebab. Mungkin aku dibius secara gaib oleh makhluk halus.

Bulu kudukku meremang. Bukan semata karena kemungkinan akan munculnya hantu menyeramkan, tetapi juga akibat lingkungan lembah yang akhirnya aku sadari telah sedikit berubah.

Kabut putih pekat mengambang sebatas mata kaki menutupi lantai lembah. Membawa aroma segar dedaunan, yang bukannya memberikan rasa tenang, tetapi malah justru menciutkan nyaliku.

Sedetik kemudian akhirnya aku tersadar. Lembah ini benar-benar sunyi. Tidak ada suara hewan, desauan angin sore menjelang malam, bahkan gemerisik dedaunan pun tidak ada. Bagai ada orang yang iseng menekan tombol mute di remot tivi. Membuat suara benar-benar hilang.

Ini bukan pertanda baik! Pasti akan ada sesuatu yang terjadi setelah ini. Seperti di film horor, perubahan mendadak pasti menjadi awal munculnya sang pembunuh atau hantu gentayangan yang berusaha mencekik korbannya.

Aku harus pergi sekarang juga! Bodoh jika terus berada di sini, sementara tanda bahaya sudah jelas terasa. Dengan jantung berdebar kencang tidak karuan aku mulai melangkah.

Sialan! Aku terjatuh ke lantai lembah yang penuh kerikil. Lengan kiriku berdenyut sakit karenanya. Tidak patah, hanya sedikit memar. Itu bisa terjadi karena aku lupa kalau di sekeliling pohon itu terdapat parit kering. Walhasil kakiku terjeblos dan terantuk di sana.

"Argh!" Ternyata kakiku terkilir. Sangat sakit jika harus berpijak menggunakannya. Walau begitu, aku tetap meneruskan perjalananku. Meski harus berjalan sambil melompat dengan hanya menggunakan kaki kanan. Pokoknya aku harus segera keluar dari sini.

Tanaman sialan! Habis badan dan tanganku tergores duri dan tepian tajam dedaunannya. Sudah mana aku harus berjalan memutar untuk sampai ke ujung lembah karenanya.

Setelah banyak perjuangan dan luka, akhirnya aku sampai di ujung lembah. Dengan dindingnya yang hampir tegak berdiri. Memisahkan dasar lubang berkabut ini dari dunia luar.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah aku mampu untuk memanjat naik. Keluar dari lubang menyeramkan, yang semakin mencekam di penghujung sore menjelang malam. Semoga tangan berotot milik Sam kuat menggenggam rerumputan itu untuk membawaku sampai ke atas.

Tidak masalah bagaimana melanjutkan perjalanan atau perkara bekal. Sekarang yang penting aku bisa keluar sebelum benar-benar monster pemakan manusia, seperti yang diisukan, muncul untuk mencari mangsa.

Sejenak aku menarik napas panjang, agar berhenti terengah-engah, sambil menggoyang-goyangkan tangan. Pemanasan sebelum memanjat keluar dari tempat menyeramkan ini.

Malam sudah terbit. Untungnya, bulan purnama penuh memberikan cahaya yang cukup untuk membantu penglihatan. Jadi, aku tidak perlu meraba-raba saat mencari pegangan.

Siap! Saatnya merayapi dinding layaknya cicak.

Tetapi tunggu dulu. Ada yang aneh dengan rumput di depanku itu. Mereka seperti bergoyang-goyang pelan, padahal sedari tadi sama sekali tidak ada angin.

Apakah itu hanya halusinasi? Seperti gambar-gambar ilusi bergerak yang pernah dikirim Fio di beranda pacehook-nya?

Tidak! Sama sekali bukan ilusi! Rumput panjang menjuntai itu memang benar-benar bergerak. Seakan hidup, seperti kumpulan cacing yang mengeliat-geliat.

Hei, jangan-jangan rumput ini adalah monster ular yang tertidur, dan akan keluar dari tanah saat malam, untuk menangkap mangsanya. Atau, bisa jadi lembah ini adalah kantong semar raksasa--tahu kan tanaman pemakan serangga itu?--yang menjebak mangsanya untuk dijadikan makan malam.

Jika benar seperti itu, aku telah tertipu oleh si kakek sialan. Dia mengumpankanku pada makhluk berbentuk lembah ini. Padahal, aku sudah berbaik hati memberinya uang untuk makan.

Rumput itu bergerak makin cepat. Begitu cepat, seperti tengah terjadi gempa. Dan, akhirnya serentak--dengan tanpa suara sama sekali--ratusan ribu rerumputan di dinding lembah menjulur ke depan.

Sakit! Ujung rumput itu menusuk hidungku.

Aku terlonjak. Reflek melompat ke belakang, demi menghindari terjangan rumput gila itu. Terjatuh di lantai berbatu, yang untungnya punggungku tidak sampai menyentuh semak-semak berduri.

Untung saja hanya menancap sedikit. Kalau lebih dekat lagi, bisa tembus kepalaku ditusuk rumput gila itu.

Tapi tunggu! Jika rumput di dinding tebing menjadi setajam pisau, bagaimana caraku bisa memanjat naik? Aku terjebak di lembah terkutuk ini kalau begitu!

Artapatu sialan! Kakek tua kurang ajar! Apa maksud dia mengumpankan aku kepada lembah jahanam ini? Jangan-jangan sejak awal aku memang mau dijadikan tumbal agar kesaktiannya meningkat. Seperti pada cerita-cerita legenda penyihir zaman dahulu.

Masih aku kaget dengan kejadian gila sebelumnya, tiba-tiba saja kabut yang mengambang di lantai lembah mulai bergerak. Menuju pohon besar di sana.

Kabut-kabut itu berkumpul. Membumbung naik satu per satu. Membentuk gumpalan awan mini yang mengelilingi pohon, mulai dari dasar hingga ke pucuknya.

Andai aku membawa ponsel pintar. Akan langsung aku posting fenomena ajaib ini. Pasti menjadi viral. Sayang tertinggal di kamar.

Tapi, bukan itu yang penting sekarang. Pasti ada maksud dari rentetan kejadian di lembah yang tengah memerangkapku ini. Dan aku yakin, itu bukan hal yang baik. Berani bertaruh.

Cahaya berkilatan di beberapa gumpalan awan itu. Tetap tanpa suara. Mereka kemudian mulai bergerak melingkar. Berotasi pada pohon itu, bagai menari-nari dengan cahaya flash yang terus menyala bergantian.

Hujan turun deras. Tetapi, hanya di sekitar pohon. Gumpalan-gumpalan awan menurunkan hujan lokal yang membasahi batang, ranting, dedaunan dan tanah merah di sana. Terus mengisi parit yang mengelilingi pohon hingga meluap. Merembes di sela-sela bebatuan dan mulai membentuk genangan di lantai lembah.

Genangan air itu terus mengalir. Menjalar mengenai semak belukar berduri yang telah banyak memberikan luka padaku. Saat itu aku terperangah, karena tanaman perdu itu perlahan meleleh direndam air yang menggenang. Seperti potongan mentega di atas wajan panas.

Gila! Apa-apaan ini?

Jangan-jangan yang dikeluarkan awan itu adalah hujan air keras. Cairan berbahaya yang katanya bahkan bisa melelehkan besi. Mati aku! Kalau sampai kena, aku akan meleleh dan berubah menjadi makanan bagi lembah jahanam ini.

Apa yang harus aku lakukan? Di depanku ada cairan pencernaan lembah terkutuk ini, sementara di belakangku sudah menunggu ribuan rumput tajam. Aku benar-benar terkurung tanpa ada kesempatan lagi untuk melarikan diri.

Bagaimana kalau aku mati di sini? Apa aku akan mengulang cerita dari awal? Atau keluar dari buku ini? Tapi tidak menutup kemungkinan kalau aku akan benar-benar mati. Awas saja, kalau sampai itu terjadi, akan aku gentayangi Tama seumur hidupnya.

Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan? Cairan itu semakin mendekat. Aku berjalan mundur demi menghindarinya. Terus melakukannya tanpa bisa berpikir apa-apa lagi. Aku akan mati di sini.

"Akh!" Ujung rumput tajam menusuk punggungku. Sudah tidak ada lagi tempat untuk berlari. Sementara, di depanku hanya tersisa satu senti lagi, sampai genangan air itu menyentuh ujung alas kaki.

Terasa. Air itu sudah mengenaiku. Merembes ke dalam sepatu kulit yang aku gunakan. Membasahi bagiannya yang sudah terendam.

Tunggu! Air ini terasa dingin. Tidak menimbulkan rasa sakit terbakar seperti yang sebelumnya aku sangka. Hei! Ini hanya air hujan biasa. Seperti pada umumnya.

Berarti, tanaman perdu itu bukannya meleleh karena genangan ini adalah air keras, tetapi karena memang sudah menjadi sifatnya seperti itu. Mungkin seperti semacam tanaman putri malu, tetapi dalam kelas yang lebih ekstrim lagi. Benar-benar lawakan yang tidak lucu.

Sejenak semua tenang. Aku bisa bernapas lega, begitupun detak jantung yang kembali teratur. Setidaknya sampai tetes terakhir hujan, sebelum seluruh awan mini menghilang.

Gempa kencang tiba-tiba saja muncul. Aku melompat ke depan, dan mendarat bersimpuh di atas genangan air. Lututku sakit, tetapi memang harus begitu, dari pada aku jatuh terjerembab ke belakang dan tertusuk rumput tajam di dinding lembah.

Satu hal akhirnya aku sadari. Gempa itu berasal dari si pohon di tengah lembah. Dia tumbuh membesar dan semakin menjulang tinggi. Dua, bahkan mungkin tiga kali dari ukuran sebelumnya. Menjadi sebuah pohon raksasa, yang melahap habis bagian tanah merah di sekelilingnya.

Aku terperangah. Bukan hanya karena pertumbuhan ajaib si pohon di tengah lembah, tetapi juga karena kemunculan lubang besar di sana. Di badan pohon raksasa itu.

Ah. Mungkin itulah maksud dari Artapatu menyuruhku mendatangi lembah ini saat bulan purnama. Karena, hanya di malam ini, pohon itu membesar dan membuka pintu masuknya, menuju tempat tersimpannya senjata untuk menaklukan sang naga.

Aku berdiri dan mulai melangkah. Masih terpincang-pincang, tetapi sudah tidak sesakit sebelumnya. Mungkin efek rasa senang karena menemukan yang aku cari setelah berhari-hari perjalanan penuh perjuangan. Atau mungkin, sebenarnya air yang menggenang di lembah ini, adalah air ajaib yang dapat menyembuhkan luka.

Entahlah. Sekarang lebih baik aku bergegas ke pohon itu. Memasuki rongga besar yang ada di sana, dan mengambil senjata yang tersimpan di dalamnya. Mungkin juga menginap semalam, sampai dinding tebing bisa aku panjat keluar.

Selangkah demi selangkah aku bergerak. Lebih mudah karena bisa langsung menuju ke tujuan. Tidak perlu lagi memutar jauh menghindari semak belukar tajam berduri.

Akan tetapi, semakin aku mendekati pohon raksasa, rasa cemas di dada semakin membesar. Apa tidak cukup dengan serentetan komedi tidak lucu yang hampir membuat jantungku berhenti?

Entah apa yang akan muncul nanti, tetapi semoga bukan hal buruk. Sebab, aku sudah setengah mati menghadapi semua kekonyolan tak berprikemanusiaan ini.

Pupus semua! Aku diam berhenti membantu sebelum sempat melanjutkan langkah yang sudah setengah perjalanan. Keringat dingin bercucuran, dan tubuhku gemetaran tak terkendali.

Bagaimana tidak. Di seberang sana. Di dalam rongga pohon raksasa itu, sepasang mata seukuran telapak tangan, bersinar menatap langsung ke arahku. Begitu tajam memicing tanpa kedipan. Seakan tengah menargetkan mangsa yang akan dilahapnya. Dalam hal ini mangsanya adalah aku.

"Growl!"

Suara geram yang menggema ke sekeliling lembah itu, sudah pasti bukan pertanda baik. Benar kan?

Sialan! Mungkin benar kali ini aku akan mati!

Terpopuler

Comments

PotatoYubitisfira

PotatoYubitisfira

Daritadi aku kasihan mulu :"(

2020-11-23

0

nur aisayah

nur aisayah

ufgr

2020-04-27

0

nur aisayah

nur aisayah

8rr

2020-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 [Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2 [Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3 [Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4 [Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5 [Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6 [Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7 [Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8 [Bab 8-1] Akhir Kisahku
9 [Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10 [Bab 10-1] Dan Ternyata
11 [Bab 11-1] Aku dan Woofy
12 [Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13 [Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14 [Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15 [Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16 [Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17 [Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18 [Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19 [Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20 [Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21 [Bab 21-1] Bertahan Melawan
22 [Bab 22-1] Marabahaya Besar
23 [Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24 [Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25 [Bab 25-1] Pata dan Tura
26 [Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27 [Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28 [Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29 [Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30 [Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31 [Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32 [Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33 [Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34 [Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35 [Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36 [Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37 [Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38 [Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39 [Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40 [Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41 [Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42 [Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43 [Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44 [Bab 44-1] Duka Kota
45 [Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46 [Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47 [Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48 [Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49 [Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50 [Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51 [Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52 [Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53 [Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54 [Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55 [Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56 [Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57 [Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58 [Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59 Prolog 2
60 [Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61 [Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62 [Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63 [Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64 [Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65 [Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66 [Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67 [Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68 [Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69 [Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70 [Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71 [Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72 [Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73 [Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74 [Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75 [Bab 16-2] Malam Terhangat
76 [Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77 [Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78 [Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79 [Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80 [Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81 [Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82 [Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83 [Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84 [Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85 [Bab 26-2] Parodi Leo
86 [Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87 [Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88 [Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89 [Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90 [Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91 [Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92 [Bab 33-2] Skenario Terburuk
93 [Bab 34-2] Labirin Kematian
94 [Bab 35-2] MeHiBi
95 [Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96 [Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97 [Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98 [Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99 [Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100 [Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101 [Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102 [Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103 [Bab 44-2] Reuni Tragedi
104 [Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105 [Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106 [Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107 [Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108 [Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109 [ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110 [Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111 [Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112 [Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113 [Bab 54-2] Nona Rushka
114 [Bab 55-2] Jalan Berkabut
Episodes

Updated 114 Episodes

1
[Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2
[Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3
[Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4
[Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5
[Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6
[Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7
[Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8
[Bab 8-1] Akhir Kisahku
9
[Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10
[Bab 10-1] Dan Ternyata
11
[Bab 11-1] Aku dan Woofy
12
[Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13
[Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14
[Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15
[Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16
[Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17
[Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18
[Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19
[Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20
[Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21
[Bab 21-1] Bertahan Melawan
22
[Bab 22-1] Marabahaya Besar
23
[Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24
[Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25
[Bab 25-1] Pata dan Tura
26
[Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27
[Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28
[Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29
[Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30
[Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31
[Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32
[Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33
[Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34
[Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35
[Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36
[Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37
[Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38
[Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39
[Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40
[Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41
[Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42
[Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43
[Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44
[Bab 44-1] Duka Kota
45
[Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46
[Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47
[Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48
[Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49
[Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50
[Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51
[Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52
[Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53
[Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54
[Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55
[Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56
[Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57
[Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58
[Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59
Prolog 2
60
[Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61
[Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62
[Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63
[Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64
[Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65
[Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66
[Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67
[Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68
[Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69
[Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70
[Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71
[Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72
[Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73
[Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74
[Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75
[Bab 16-2] Malam Terhangat
76
[Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77
[Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78
[Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79
[Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80
[Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81
[Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82
[Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83
[Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84
[Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85
[Bab 26-2] Parodi Leo
86
[Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87
[Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88
[Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89
[Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90
[Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91
[Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92
[Bab 33-2] Skenario Terburuk
93
[Bab 34-2] Labirin Kematian
94
[Bab 35-2] MeHiBi
95
[Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96
[Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97
[Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98
[Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99
[Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100
[Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101
[Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102
[Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103
[Bab 44-2] Reuni Tragedi
104
[Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105
[Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106
[Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107
[Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108
[Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109
[ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110
[Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111
[Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112
[Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113
[Bab 54-2] Nona Rushka
114
[Bab 55-2] Jalan Berkabut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!