[Bab 4-1] Petualangan Dimulai

Sesuai arahan Pengemis Tua bernama Artapatu, yang ternyata bukan hantu atau sejenisnya, aku dan Kord memulai perjalanan. Berbekal dua kep yang dikembalikan pria tua itu, kami membeli bekal seadanya untuk perjalanan. Makanan, botol minum yang baru, kain murahan untuk digunakan sebagai selimut, dan lain-lain. Tanpa senjata sama sekali.

Yah, kalau pisau untuk mengupas buah dan memotong daging bisa dianggap senjata, maka itulah senjata kami satu-satunya.

Sebenarnya, Artapatu bukan memberitahukan tempat persembunyian si Naga. Pengemis tua itu justru bertanya, "Jika aku memberi tahu kalian tempat persembunyian naga itu, apa yang akan kalian pergunakan untuk melawannya?"

Sontak aku terdiam mendengar pertanyaannya. Naga dengan sisik yang pasti sekeras berlian--sekedar perkiraan, sesuai deskripsi game petualangan yang pernah kumainkan--sudah barang tentu tidak mungkin bisa dikalahkan hanya dengan bermodalkan cangkul atau sekop milik kami.

"Ka-kami bisa menggunakan senjata yang terjatuh milik orang lain."

Artapatu tertawa kencang mendengar jawaban jenius Kord. "Bisa kau menggunakan cara itu, jika kau cukup berani mendekati si naga yang mampu menyemburkan api sejauh 7 meter."

Serentak kami berdua terdiam pucat pasi, karena mendengar ucapan Artapatu yang terkesan meyakinkan. Benar-benar meyakinkan malah. Seakan-akan dia mengenal baik naga tersebut.

Aku mungkin tidak akan percaya ucapannya, jika tadi tidak melihat sendiri bagaimana kehebatan pria kurus tersebut--mendekati sakti malah. Lepas dari fakta dia bisa menghilang dalam sekedipan mata sewaktu di jalanan pasar.

Bermula saat aku memberi tahu Kord kalau Artapatu lah orang yang kuberikan duit untuk mengganti rotinya yang terjatuh karena tidak sengaja kutabrak. Setelah mendengar penjelasanku, Kord langsung menerjang pria tua brewokan itu sambil berteriak meminta duitnya dikembalikan. Artapatu menyambut tandukan Kord tanpa bergeser sedikitpun dari tempatnya berdiri, dan berhasil dengan mencengangkan mementahkan terjangan maut itu. Menjatuhkan kord sekaligus mengunci tubuh gemuknya, tanpa kesulitan sama sekali.

Kord merengek minta ampun sebelum akhirnya Artapatu, yang duduk santai sambil tertawa di atas tubuh gempal Kord, melepaskan kunciannya.

"Atas kebaikan dan keramahan kalian, maka sebagai gantinya akan aku beri tahu letak senjata yang dapat kalian gunakan untuk menjalankan tugas ini. Dengarkan baik-baik, karena aku tidak akan mengulanginya lagi!" Berhias senyuman lebar, Artapatu menatap kami bergantian demi memberi efek dramatis, sebelum melanjutkan perkataannya. "Pergilah ke Danau Jernih yang berada di Utara kota. Dari situ, kalian berbelok ke Timur untuk memasuki Hutan Padang Rumput, dan teruskan berjalan hingga sampai di Kota Tres. Tunggulah sampai sehari sebelum bulan purnama penuh untuk melanjutkan perjalanan menuju Bukit Lojom, yang menjadi gerbang ke Lembah Sunyi. Di sana kau akan menemukan pohon besar berlubang. Setelah itu masuklah ke dalamnya, untuk menemukan senjata bertuah legendaris."

Setelah semua penjelasan panjang--yang untungnya bisa aku ingat--Artapatu menyerahkan dua koin perak, sebelum pergi keluar rumah, untuk kemudian kembali menghilang tanpa jejak. Seperti di pasar tadi.

Di sinilah kami. Setelah tiga hari perjalanan penuh keributan, terutama soal pembagian bekal makanan dan istirahat, akhirnya kami berhasil memasuki Hutan Padang Rumput. Hutan yang benar-benar sesuai dengan namanya, karena dari luar hutan saja, kami sudah disuguhi pemandangan padang rumput setinggi leher, yang di sekitarnya ditumbuhi pula pohon-pohon tinggi. Membuat kami kesulitan bergerak saat melaluinya.

Kami berhasil keluar dari dalam hutan dalam waktu dua hari dengan penuh perjuangan. Konyolnya, kami ditertawakan oleh warga kota yang memberitahukan kalau ada jalan memutar, tidak jauh dari tempat kami memasuki hutan. Katanya, dengan menggunakan jalan itu, kami akan sampai di Kota Tres hanya dalam waktu kurang dari setengah hari!

Kami yang kehabisan bekal karena tersesat di hutan terkutuk itu, akhirnya harus mengemis-ngemis kepada beberapa pemilik penginapan agar bisa bekerja dan mendapat tempat untuk menginap. Setidaknya sampai waktu mendekati bulan purnama yang masih seminggu lagi.

Setelah beberapa kali diusir dan dibentak, akhirnya seorang pemilik penginapan mau berbaik hati mengizinkan menginap di kandang kuda, dan memperkerjakan kami dengan upah yang dipotong biaya makan. Pekerjaan menguras tenaga, karena sedang banyak pengunjung di penginapan, yang rata-rata adalah para peserta sayembara.

"Tadi siang aku ditawari oleh rombongan dari Kota Oks untuk bergabung. Katanya, mereka mengetahui di mana sarang Naga Bersisik Merah Delima berada, dan besok pagi akan berangkat ke sana." Kord berbaring di atas jerami dengan tangan terlipat di belakang kepala sebagai bantalan.

"Lalu kau mau ikut?" tanyaku tanpa melepaskan pandangan di luar kandang, dari bulan yang sedikit lagi menjadi bulat sempurna.

"Tentu saja. Tenang, kawan, aku juga bilang kalau kau akan ikut bergabung dengan mereka. Pimpinan kelompok itu bahkan berjanji akan memberikan bayaran sebanyak seribu dem kepada masing-masing anggota, asal dia menjadi pahlawan yang mengalahkan si naga dan menyelamatkan tuan putri. Adil menurutku, karena dengan seribu dem, kita bisa membeli rumah di luar kota, dan hidup makmur di sisa umur ini."

Aku menatap Kord yang berwajah ceria dengan senyum sumringah. Aku tergoda dengan tawaran menarik itu. Jika ikut rencananya, masih ada kemungkinan lebih besar untuk mengalahkan naga, daripada mengikuti arahan si tua Artapatu yang tidak jelas. Lagi pula, tidak ada jaminan aku akan keluar dari dunia di dalam buku ini setelah mengalahkan Naga Bersisik Merah Delima. Seribu koin emas sebagai ganti menjadi seorang bangsawan di tanah pertanian, dengan resiko yang lebih kecil, mungkin sesuai. Seandainya pun aku tidak bisa kembali ke dunia nyata, aku masih bisa hidup senang di dunia ini.

"Jadi bagaimana kawan? Kau pasti mau bergabung, kan?" Kord menatapku langsung dengan mata berbinar. "Dari pada kau mengikuti petunjuk tidak jelas dari si Kakek Pengemis sialan itu, yang membuat kita tersesat di hutan, barang tentu lebih jelas jika menerima tawaran ini. Asal kau tahu ya, Arson, yang memimpin kelompok itu adalah seorang bangsawan. Pastinya dia ahli berperang dan memainkan senjata kan."

Tawaran yang makin menggoda itu tentunya akan aku setujui. Namun, sebelum sempat berbicara, tiba-tiba saja, muncul perasaan sedih dan tidak rela, diikuti rasa nyeri dari bekas luka di dahi dan patah di hidungku.

"Akan aku pikirkan nanti. Sekarang kita tidur biar tidak kesiangan." Aku menjawab begitu, karena didorong rasa bimbang di hati, yang tiba-tiba saja muncul.

"Ah! Kau ini selalu seperti itu. Plin-plan kalau menentukan pilihan." Kord berguling untuk kemudian memunggungiku. "Katakan saja iya, dari pada harus bekerja dua hari lagi di penginapan Neraka ini, demi mengikuti petunjuk bohong si tua sialan itu. Asal kau tahu ya, pedang cakar merah dan tombak taring perak yang menjadi lambang kerajaan, hanyalah dongeng pengantar tidur. Tidak mungkin senjata itu nyata."

Sejenak aku termenung. Masih bertanya mengenai maksud berikut sumber rasa bimbang gaib yang seketika melanda. Membuatku tidak bisa menjawab tawaran menggiurkan dari Kord. Bukan perkara soal senjata legendaris yang kami pikir akan diberikan Artapatu. Lebih dari itu. Aku terus berpikir mencari kejelasan, sebelum akhirnya kalah oleh kantuk, walau di sebelahku, Kord mendengkur sangat kencang. Efek karena lelah seharian bekerja keras.

Ah, sudahlah tidak ada gunanya dipikirkan terus tanpa ada petunjuk sama sekali.

Selamat tidur.

Terpopuler

Comments

PotatoYubitisfira

PotatoYubitisfira

Ouch, takut kalau dia tidak mengikuti perkataan Sang Kakek :"(

2020-11-23

0

BEE (@tulisan_bee)

BEE (@tulisan_bee)

Namanya bagus2 mah

2020-05-15

0

Fujoshii

Fujoshii

lanjut kakak 😇 baik

2020-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 [Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2 [Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3 [Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4 [Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5 [Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6 [Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7 [Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8 [Bab 8-1] Akhir Kisahku
9 [Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10 [Bab 10-1] Dan Ternyata
11 [Bab 11-1] Aku dan Woofy
12 [Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13 [Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14 [Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15 [Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16 [Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17 [Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18 [Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19 [Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20 [Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21 [Bab 21-1] Bertahan Melawan
22 [Bab 22-1] Marabahaya Besar
23 [Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24 [Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25 [Bab 25-1] Pata dan Tura
26 [Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27 [Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28 [Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29 [Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30 [Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31 [Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32 [Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33 [Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34 [Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35 [Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36 [Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37 [Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38 [Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39 [Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40 [Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41 [Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42 [Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43 [Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44 [Bab 44-1] Duka Kota
45 [Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46 [Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47 [Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48 [Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49 [Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50 [Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51 [Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52 [Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53 [Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54 [Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55 [Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56 [Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57 [Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58 [Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59 Prolog 2
60 [Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61 [Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62 [Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63 [Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64 [Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65 [Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66 [Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67 [Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68 [Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69 [Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70 [Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71 [Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72 [Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73 [Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74 [Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75 [Bab 16-2] Malam Terhangat
76 [Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77 [Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78 [Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79 [Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80 [Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81 [Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82 [Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83 [Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84 [Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85 [Bab 26-2] Parodi Leo
86 [Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87 [Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88 [Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89 [Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90 [Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91 [Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92 [Bab 33-2] Skenario Terburuk
93 [Bab 34-2] Labirin Kematian
94 [Bab 35-2] MeHiBi
95 [Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96 [Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97 [Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98 [Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99 [Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100 [Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101 [Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102 [Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103 [Bab 44-2] Reuni Tragedi
104 [Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105 [Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106 [Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107 [Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108 [Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109 [ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110 [Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111 [Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112 [Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113 [Bab 54-2] Nona Rushka
114 [Bab 55-2] Jalan Berkabut
Episodes

Updated 114 Episodes

1
[Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2
[Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3
[Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4
[Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5
[Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6
[Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7
[Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8
[Bab 8-1] Akhir Kisahku
9
[Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10
[Bab 10-1] Dan Ternyata
11
[Bab 11-1] Aku dan Woofy
12
[Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13
[Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14
[Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15
[Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16
[Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17
[Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18
[Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19
[Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20
[Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21
[Bab 21-1] Bertahan Melawan
22
[Bab 22-1] Marabahaya Besar
23
[Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24
[Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25
[Bab 25-1] Pata dan Tura
26
[Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27
[Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28
[Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29
[Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30
[Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31
[Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32
[Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33
[Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34
[Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35
[Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36
[Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37
[Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38
[Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39
[Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40
[Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41
[Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42
[Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43
[Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44
[Bab 44-1] Duka Kota
45
[Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46
[Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47
[Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48
[Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49
[Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50
[Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51
[Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52
[Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53
[Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54
[Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55
[Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56
[Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57
[Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58
[Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59
Prolog 2
60
[Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61
[Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62
[Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63
[Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64
[Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65
[Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66
[Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67
[Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68
[Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69
[Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70
[Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71
[Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72
[Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73
[Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74
[Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75
[Bab 16-2] Malam Terhangat
76
[Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77
[Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78
[Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79
[Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80
[Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81
[Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82
[Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83
[Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84
[Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85
[Bab 26-2] Parodi Leo
86
[Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87
[Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88
[Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89
[Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90
[Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91
[Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92
[Bab 33-2] Skenario Terburuk
93
[Bab 34-2] Labirin Kematian
94
[Bab 35-2] MeHiBi
95
[Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96
[Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97
[Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98
[Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99
[Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100
[Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101
[Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102
[Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103
[Bab 44-2] Reuni Tragedi
104
[Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105
[Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106
[Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107
[Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108
[Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109
[ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110
[Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111
[Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112
[Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113
[Bab 54-2] Nona Rushka
114
[Bab 55-2] Jalan Berkabut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!