[Bab 8-1] Akhir Kisahku

Mata itu bagai mempunyai kekuatan sihir pengikat, yang bisa membuat korbannya membeku tidak bergerak. Seakan tengah dijerat kencang oleh rantai baja yang terpasak ke tanah. Begitulah keadaanku saat ini.

Terdiam kaku beberapa meter dari pohon raksasa, yang dicelahnya dihuni oleh makhluk entah apa bermata tajam. Mungkin dia lah monster pemakan manusia yang diisukan itu. Ya Tuhan, kenapa saat tinggal selangkah lagi misiku selesai, malah harus dihadapkan pada monster macam ini.

Sialan! Sebenarnya apa maunya buku ini? Sampai membuat cerita dengan banyak twist yang membuat nyawa tokohnya selalu berada di ujung tanduk. Hei, tidak tahu kah kau hidupku sudah cukup terbebani dengan PR Matematika dan tugas sekolah yang bejibun? Tolong jangan tambahkan lagi dengan hal menakutkan seperti ini.

"Growl!" Dia kembali menggeram, dengan volume yang makin dinaikkan.

Embun pekat menyusul berhembus dari sana. Jauh memang, tetapi dinginnya menjalar sampai kepadaku. Makin meremangkan bulu kuduk, dan memangkas habis nyali yang hanya tersisa sesenti.

Tidak berhenti sampai di situ. Sekelebat gumpalan berwarna perak meluncur keluar. Terbang cepat mengelilingi sekitar lembah sambil memancarkan pendar cahaya keperakan.

Sekali waktu dia meluncur sangat dekat hingga mengenai wajahku. Lembut seperti kemoceng bulu (yang pernah juga Mama pergunakan memukulku saat kelewatan menggoda Chiya). Sekaligus juga dingin seperti es, hingga menusuk sampai ke sumsum tulang.

Tidak kuat lagi berdiri karena hal itu, aku langsung jatuh terduduk dalam genangan air. Gemetaran semakin kencang, dan mungkin sedikit lagi mengompol. Sumpah, aku benar-benar ketakutan. Entah sebuas apa monster berbulu dingin yang meluncur bebas di udara layaknya pesawat jet tempur tersebut.

Makhluk itu memutari pohon tiga kali, sebelum sesaat mengambang dan memancarkan sinar begitu terang. Menyilaukan mataku yang tak berhenti menatapnya. Buta sesaat.

Setelah akhirnya mulai pulih, aku mengerejapkan mata demi menyempurnakan penglihatan. Terus, sampai akhirnya dapat aku menangkap sosok besar yang berdiri penuh ancaman dengan keempat kaki bercakarnya. Berdiri angkuh di dekat pohon raksasa.

Sosok misterius dari dalam rongga pohon itu kini menunjukkan sosok sejatinya. Seekor serigala raksasa berbulu perak berkilauan tertimpa sorotan cahaya bulan purnama.

"Aowgh!" Serigala setinggi sepuluh meter itu melonglong keras ke arah bulan yang ada di langit malam.

Kembali pikiranku buntu. Gelap tanpa bisa berpikir bagaimana cara keluar dari masalah yang mempertaruhkan nyawa ini. Hanya gema berulang di kepala yang mendesakku untuk lari. Tetapi lari ke mana!?

Serigala raksasa itu kembali menatapku tajam setelah puas melolong. Menggeram pelan dengan napas berembun dingin tersembur dari lubang hidungnya. Tenang, namun terasa benar penuh ancaman maut.

Bagaimana tidak. Dengan menatap matanya saja, mungkin penyakit jantung Nenek Eli akan kambuh. Saking seramnya. Belum lagi kuku-kuku panjang di kaki depannya yang mencuat berkilauan bagai pedang di film samurai. Dan, semua kengerian itu makin sempurna dengan sepasang taring besarnya yang mencuat keluar walau mulutnya terkatup.

Apa jadinya jika dia menerjang, lalu menancapkan kuku-kukunya menembus daging di tubuhku. Bisa jadi juga sekaligus meremukkan tulang di dalamnya. Setelah menggelepar tidak berdaya, akhirnya taring itu akan merobek tiap kerat daging di tubuh ini hingga habis. Atau bisa juga dia langsung melahapku utuh.

Gila! Dengan membayangkannya saja, tubuhku sudah berasa ngilu. Apalagi jika ....

Tidak!

Aku mohon, Tuhan. Jangan sampai riwayatku harus habis dengan menjadi cemilan monster raksasa tersebut. Janji, aku tidak akan lagi malas beribadah jika Engkau mengabulkannya.

Entah karena doaku yang kurang tulus, atau mungkin serigala itu telah lebih dahulu memanjatkan doa sebelum makan. Nasibku sebagai menu makan malamnya masih berlanjut.

Dia melangkah perlahan mendekatiku. Menciptakan riak besar di kolam lembah, yang meresonansikan rasa takut. Menembus dan meluluhlantakkan jiwaku.

Tidak tahu apa yang mendorongku saat itu. Tanpa diperintah, tangan ini menggenggam batu yang menjadi alas lembah, lalu melemparkannya sekuat mungkin.

Tepat sasaran. Lemparan serauk kerikil itu berhasil mengenainya. Bahkan, pasir yang ikut terbawa menelusup masuk ke dalam matanya.

Tetapi, memang hanya sebatas itu. Alih-alih membuatnya takut. Serigala raksasa itu justru menggeram penuh amarah.

Dia menatapku dengan kedua mata nanar yang merah menyala. Moncongnya terbuka lebar, memamerkan deretan gigi tajam besar berliur deras. Siap mencabikku dan menjadikannya santapan.

"Wrogh!" Monster itu menggonggong keras, untuk selanjutnya mulai menerjang.

Aku reflek melompat berdiri didorong ketakutan yang besar. Berlari sekencang mungkin tanpa tujuan, demi kabur menjauh darinya. Tidak peduli lagi rasa sakit di kakiku yang terkilir. Malah kini tak terasa lagi. Mungkin karena rasa takut ini lebih besar dari kesakitan.

Salakan kencang yang menyakitkan gendang telinga itu terus terdengar. Semakin dekat di tiap detiknya. Aku tidak berani menoleh, dan berusaha lolos dari kematian yang dibawa oleh taring berikut cakar terasah si serigala perak.

"Wrogh!" Salakan terakhir yang teramat dekat itu, akhirnya memaksaku untuk menoleh.

Gila! Moncong dengan deretan gigi tajam itu hanya berjarak lima senti dariku. Hanya butuh satu loncatan kecil baginya untuk dapat melahapku utuh.

Karena keterkejutan itu, kakiku bersilangan saat bermaksud menambah lagi kecepatan. Jatuh terjerembab dengan dagu yang langsung menghantam kerikil beraneka warna di dasar kubangan. Pusing, dan hampir hilang kesadaran, kalau saja suara tubrukan keras itu tidak menghentakku.

Serigala perak itu terkapar di sana. Memepet dinding lembah setelah menghantamnya dengan keras. Mungkin dia juga terkejut, sehingga melompat sewaktu aku terjatuh, sehingga dirinya terhempas menabrak dinding pembatas lembah.

Jangan kira tubuhnya berdarah-darah karena luka tertusuk rumput tajam di dinding lembah. Malah yang terjadi, rumput-rumput itu sepah berguguran menjadi serpihan. Layaknya pecahan kaca yang ditumbuk benda keras.

Gila! Seberapa kuat sebenarnya serigala raksasa itu!?

Tapi itu bukan pertanyaan yang harus aku jawab sekarang juga. Karena, serigala itu mulai bangun, dan aku yakin dengan kemarahan yang lebih besar lagi. Aku harus lari lagi dari kebuasannya. Secepat mungkin sebelum kesadarannya pulih kembali.

Tapi ke mana!?

Jalan keluarku hanya dengan memanjat dinding lembah, yang saat ini masih dipenuhi oleh rumput-rumput tajam di permukaannya. Bisa sih aku melompatinya, jika saja di awal cerita tadi aku sudah digigit oleh laba-laba.

Argh! Apa sih yang aku pikirkan? Aku harus mencari jalan keluar, bukannya malah mengkhayal tidak jelas.

Tunggu. Ada satu tempat di mana aku bisa menghindari serigala raksasa itu. Tidak jauh, dan aku bertaruh bisa mencapainya sebelum dia menerkamku. Ya. Di rongga besar pohon raksasa itu.

Entah benar atau tidak, tetapi menurut perhitunganku, tubuh besarnya sekarang tidak akan muat untuk masuk ke dalam rongga pohon itu. Terkecuali dia kembali berubah ke wujud gumpalan berbulunya, yang aku berani bertaruh, tidak memiliki taring dan cakar. Mungkin.

Ya, hanya mungkin, tetapi patut dicoba. Karena, hanya itu satu-satunya harapan yang tersisa untuk bisa lolos dari kematian. Beruntung kalau aku bisa menemukan senjata pembunuh naga, yang mungkin juga berefek kepadanya.

Aku melompat berdiri. Mulai berlari walau terpincang-pincang. Sakit di kakiku kembali terasa. Dengan sangat dipaksakan, aku memburu ke arah di mana pohon raksasa itu berada. Terus, walau napas terengah-engah tidak karuan. Hanya lubang di pohon itu menjadi fokusku.

Dua puluh, lima belas, sepuluh, lima, tiga, satu meter lagi aku sampai di sana. Memasuki lubang itu dan terhindar dari menjadi santapan si serigala buas.

Bragh!

Saat aku sadari, serigala itu sudah melompat dan mendarat tepat di hadapanku. Memalangi jalan menuju lubang pohon yang jaraknya sudah tidak jauh lagi.

Sial!

"Wrogh!"

Salakan kencang itu membuatku limbung, dan jatuh terjerembab ke belakang. Tanpa daya, kepalaku menghantam dasar kubangan berkerikil aneka warna. Pandanganku berputar, dan tubuh ini tidak kuasa lagi aku gerakkan.

Di setetes terakhir kesadaran. Aku lihat dia mulai mengendusku. Mungkin mencoba membaui hasil buruan sebelum menyantapnya.

Aku pasrah. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Tetapi, setidaknya dia memakanku dalam kondisi tak sadarkan diri. Semoga tidak terlalu sakit.

Terpopuler

Comments

PotatoYubitisfira

PotatoYubitisfira

Wow, mikirnya itu Woofy :") Kenapa badannya berubah, jadi Sam nggak mengenali? Wkwk

2020-11-23

0

Honey

Honey

Rameeeee.

2020-03-09

2

Nina Karmila

Nina Karmila

lanjut

2020-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 [Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2 [Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3 [Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4 [Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5 [Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6 [Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7 [Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8 [Bab 8-1] Akhir Kisahku
9 [Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10 [Bab 10-1] Dan Ternyata
11 [Bab 11-1] Aku dan Woofy
12 [Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13 [Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14 [Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15 [Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16 [Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17 [Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18 [Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19 [Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20 [Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21 [Bab 21-1] Bertahan Melawan
22 [Bab 22-1] Marabahaya Besar
23 [Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24 [Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25 [Bab 25-1] Pata dan Tura
26 [Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27 [Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28 [Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29 [Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30 [Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31 [Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32 [Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33 [Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34 [Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35 [Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36 [Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37 [Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38 [Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39 [Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40 [Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41 [Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42 [Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43 [Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44 [Bab 44-1] Duka Kota
45 [Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46 [Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47 [Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48 [Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49 [Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50 [Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51 [Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52 [Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53 [Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54 [Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55 [Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56 [Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57 [Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58 [Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59 Prolog 2
60 [Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61 [Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62 [Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63 [Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64 [Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65 [Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66 [Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67 [Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68 [Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69 [Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70 [Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71 [Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72 [Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73 [Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74 [Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75 [Bab 16-2] Malam Terhangat
76 [Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77 [Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78 [Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79 [Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80 [Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81 [Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82 [Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83 [Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84 [Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85 [Bab 26-2] Parodi Leo
86 [Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87 [Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88 [Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89 [Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90 [Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91 [Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92 [Bab 33-2] Skenario Terburuk
93 [Bab 34-2] Labirin Kematian
94 [Bab 35-2] MeHiBi
95 [Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96 [Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97 [Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98 [Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99 [Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100 [Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101 [Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102 [Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103 [Bab 44-2] Reuni Tragedi
104 [Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105 [Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106 [Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107 [Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108 [Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109 [ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110 [Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111 [Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112 [Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113 [Bab 54-2] Nona Rushka
114 [Bab 55-2] Jalan Berkabut
Episodes

Updated 114 Episodes

1
[Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2
[Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3
[Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4
[Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5
[Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6
[Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7
[Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8
[Bab 8-1] Akhir Kisahku
9
[Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10
[Bab 10-1] Dan Ternyata
11
[Bab 11-1] Aku dan Woofy
12
[Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13
[Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14
[Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15
[Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16
[Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17
[Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18
[Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19
[Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20
[Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21
[Bab 21-1] Bertahan Melawan
22
[Bab 22-1] Marabahaya Besar
23
[Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24
[Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25
[Bab 25-1] Pata dan Tura
26
[Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27
[Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28
[Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29
[Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30
[Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31
[Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32
[Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33
[Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34
[Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35
[Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36
[Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37
[Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38
[Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39
[Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40
[Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41
[Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42
[Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43
[Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44
[Bab 44-1] Duka Kota
45
[Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46
[Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47
[Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48
[Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49
[Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50
[Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51
[Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52
[Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53
[Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54
[Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55
[Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56
[Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57
[Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58
[Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59
Prolog 2
60
[Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61
[Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62
[Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63
[Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64
[Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65
[Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66
[Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67
[Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68
[Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69
[Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70
[Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71
[Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72
[Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73
[Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74
[Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75
[Bab 16-2] Malam Terhangat
76
[Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77
[Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78
[Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79
[Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80
[Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81
[Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82
[Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83
[Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84
[Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85
[Bab 26-2] Parodi Leo
86
[Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87
[Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88
[Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89
[Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90
[Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91
[Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92
[Bab 33-2] Skenario Terburuk
93
[Bab 34-2] Labirin Kematian
94
[Bab 35-2] MeHiBi
95
[Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96
[Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97
[Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98
[Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99
[Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100
[Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101
[Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102
[Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103
[Bab 44-2] Reuni Tragedi
104
[Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105
[Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106
[Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107
[Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108
[Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109
[ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110
[Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111
[Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112
[Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113
[Bab 54-2] Nona Rushka
114
[Bab 55-2] Jalan Berkabut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!