[Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona

Langkah kaki ramping itu terus mengayun. Mendekati si naga tanpa rasa ragu sedikitpun.

"Hei, Nona, berbahaya!" pekik Kord. Melihat sang naga menoleh dengan mulut terbuka ke arah si gadis.

Acuh tak acuh, gadis itu menoleh sekilas ke arah kami tanpa ada niat memelankan langkahnya. Sampai akhirnya dia berhenti di dekat si naga.

"Kau ingat kan apa yang aku minta, Shege?" tanya si gadis pada naga.

"Growl." Naga itu menjawab dengan gerungan pelan sambil menggerakkan kepalanya ke arah luka di badan.

Mata hijau itu berkeling sedih. Tanpa ragu, dia kemudian memeluk si naga yang telah duduk di atas keempat kakinya. Linang air mata turun membasahi pipi si gadis yang gembil. Sekilas aku teringat Woofy.

"Hei, apa mungkin gadis itu adalah wujud lain petapa jahat yang waktu itu kita temui di rumahmu?"

"Hah?" Aku melongo mendengar pertanyaan absurd Kord. Karena, sejauh yang aku tahu, Artapatu tidak pernah berubah wujud jadi seorang gadis. Bahkan aku ragu dia punya keahlian itu.

Jadi, siapa pula gadis itu? Atau jangan-jangan ....

Brak!

Pintu ganda besar, jauh di seberang kami, menjeblak terbuka didorong kekuatan beberapa pria besar berotot. Bangsawan Arson dan rombongan para peserta sayembara datang dengan tampang beringas.

"Growl!" Si naga yang mungkin bernama Shege itu menggeram penuh ancaman ke arah mereka.

Si gadis berlari ke tengah keduanya. Dia merentangkan tangan, lalu dengan suara yang parau mulai berkata, "Sudah! Cukup dengan semua pertarungan bodoh ini. Letakkan senjata kalian dan pergi dari sini. Aku tidak membutuhkan pertolongan kalian. Aku mohon, pergilah."

Suara gaduh dari rombongan itu terdengar. Mereka berbicara sambil menunjuk-nunjuk si gadis, dan kalau tidak salah dengar, beberapa kali nama Asaru disebut oleh mereka.

Apa benar gadis cantik itu adalah putri Asaru? Yah, kalau dilihat penampilan dan kecantikannya sih, memang dia seperti seorang putri. Tetapi, kalau benar seperti itu, kenapa dia malah bersahabat dekat dengan naga yang menculiknya?

Belum terjawab pertanyaanku itu, Bangsawan Arson maju sampai ke hadapan. Hanya berjarak beberapa hasta dari si gadis. Dengan sikap angkuhnya, dia menarik pedang yang tersarung dan menodongkannya ke arah Putri Asaru.

Hei! Apa maumu sebenarnya, Bodoh? Dia adalah putri kerajaan yang mau kita selamatkan!

Melihat itu, Sang Naga meraung marah. Mulutnya terbuka lebar siap menerjang, walau senjata yang bisa melukainya teracung di hadapan.

"Tenang, Shege. Dia tidak akan berani mendekat," ujarnya menenangkan sang naga.

"Hei, kenapa kau todongkan senjata itu? Bukankah dia Putri Asaru?" Salah seorang anggota rombongan berteriak. Menyuarakan keherananku, atau mungkin malah kebingungan seluruh orang di sini.

"Apakah kalian buta!? Lihat bagaimana naga sialan yang telah membunuh beberapa orang dari kita, malah berhubungan dekat dengan orang yang menyamar menjadi Putri Asaru! Dialah petapa busuk yang hendak menghancurkan kerajaan Capitor kita tercinta!" ucap si bangsawan. Menggema ke telinga semua orang.

Kasak-kusuk kembali terdengar di antara kumpulan itu. Ada yang percaya dan ada juga yang tidak pastinya. Itu wajar. Aku pun sebenarnya bingung dengan jalan cerita kisah ini. Terlalu banyak ketidakcocokkan yang saling bertabrakan. Bingung menentukan mana yang benar dan mana yang salah.

Si Gadis bungkam. Tidak menampik tuduhan Arson. Aku melongok melewati tubuh besar si naga, demi mendapati linangan air mata kembali mengalir di pipinya.

"Kalian lihat! Penipu ini tidak dapat berbicara, karena topeng kebohongannya sudah terbongkar! Apa lagi yang kalian tunggu? Bersiaplah! Angkat senjata kalian demi kemenangan dan kejayaan Kerajaan Capitor! Bunuh penipu itu dan naga jahatnya, lalu kita selamatkan putri Asaru yang asli!" Arson berucap dengan menggebu-gebu. "Percayalah! Ini semua sudah diberitahukan Peri Hutan kepadaku!"

Riuh rendah pecah. Ada banyak pria yang maju ke muka dengan senjata teracung. Walau ada juga beberapa orang kulihat masih ragu melangkah. Anak panah sudah ditarik dan diarahkan langsung kepada si gadis yang dituduh sebagai peniru Putri Asaru. Sementara, sang naga menggeram dalam posisi siap menerjang sambil menaungi sobatnya tersebut.

Aku terpaku. Ada dorongan untuk bertindak dan masuk dalam konflik mereka. Tetapi, bingung memutuskan harus memihak ke mana.

"Hei, apa yang kau lakukan!?" Kord menjerit kaget saat aku mengambil pisau yang tersarung di pinggangnya. Tindakan spontan dari keputusan yang aku ambil sekilas.

Aku berlari menghampiri mereka dan menempatkan diri di dekat si gadis. Menatap kedua kubu bergantian, dengan tangan tergenggam gemetaran memegang pisau.

"Hahaha. Bagus, sekarang kau tusuk si palsu itu dengan pisau, biar aku nanti yang mengurus naganya. Lakukan! Bukankah kau teman si gendut itu? Untuk kalian berdua akan aku berikan serat ...."

Arson bungkam saat melihat aku mengacungkan pisau ke arahnya. Sementara, Shege si naga kembali mengarahkan fokusnya kepada rombongan sang bangsawan. Menyudahi geraman penuh ancamannya kepadaku.

"Kau ...," kata si gadis dengan suara bergetar.

"Aku Sam. Yah ... dan, hai." Jujur, aku tidak tahu mau mengucapkan apa. Yah, setidaknya dia sudah tahu namaku.

"Bodoh! Bisa apa kau dengan sebilah pisau di hadapanku dan para prajurit pemberani di belakang. Hahaha. Seperti yang sudah kuduga dari cerita temanmu, ternyata kau benar sudah bersekutu dengan si petapa jahat itu!"

Aku menelan ludah dengan napas tertahan. Kembali berpikir, apa yang mendorongku hingga berada di posisi ini. Apakah dorongan Sam, atau memang benar gadis itu mempunyai sihir pemikat? Dan bisa jadi, mungkin itu adalah dorongan hatiku yang entah kenapa lebih memihak kepada sang gadis dan naganya. Lepas dari fakta aku tidak menyukai bangsawan cerewet itu.

"Aku masih berbaik hati. Kuberi kau waktu sampai hitungan ke sepuluh. Bunuh penipu itu, dan akan aku berikan kejayaan juga kemuliaan kepadamu. Atau bersiaplah mati sebagai pengkhianat kerajaan," ancam Arson dengan penuh kemurahan hati. Walau aku tahu dia berusaha keras menutupi ketakutannya karena melihat Shege sudah siap menghembuskan napas api.

Aku masih diam terpaku saat Arson memulai hitungannya. Tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan hanya bermodal sebilah pisau. Berharap Shege bisa lebih dahulu menyemburkan api, sebelum Arson menerjang dengan pedang berpendar ungu miliknya. Kalau sampai dia yang lebih dahulu menyerang, aku tidak yakin pisau ini mampu menandinginya.

"Guk!"

Atau, Yah ... Woofy muncul dan membantuku menghadapi mereka.

Eh, tunggu dulu. Suara gonggongan itu terasa nyata. Tidak seperti tadi yang hanya gema kenangan di kepalaku.

"Sembilan!"

"Guk!"

Sosok kecil berbulu coklat tiba-tiba meloncat demi menggapai bokong sang bangsawan yang tidak tertutup pelindung. Membuatnya berteriak kaget karena kesakitan.

Aku tersenyum melihatnya. Woofy masih hidup, meskipun tubuhnya kotor dan dipenuhi luka juga bercak darah. Dia pasti berjuang keras demi dapat ke kastil ini.

Shege tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia langsung menanduk tubuh Arson hingga terpental. Woofy melepas gigitannya saat itu terjadi. Anjing kecil berbulu coklat itu langsung berdiri menantang sambil menggeram ke arah para peserta sayembara

"Growl!" raung Shege. Ternyata bangsawan sialan itu masih sempat menyarangkan serangan dan melukai kepala si naga.

Shege jatuh terkapar dengan darah yang mengucur.

"Shege!" pekik si gadis dengan suara bergetar.

"Tunggu apa lagi? Serang sekarang!" Perintah Arson sambil meringis kesakitan menahan luka di pantat, dan sesak di dada.

Pasukan dengan senjata teracung bergerak mengikut perintah. Setidaknya sampai setengah jalan, sebelum gumpalan bulu putih besar memporak-porandakan barisan mereka.

"Wrough!" Woofy menyalak begitu sudah berada dalam bentuk serigala peraknya di dekat kami.

Mendengar suara menggelegar penuh ancaman itu, mereka langsung lari tunggang-langgang. Kaget plus ketakutan. Tidak peduli lagi dengan senjata yang tadi mereka bawa penuh kebanggaan.

"Shege, bertahanlah," lirih si gadis.

Aku menoleh demi menemukan kesedihan di sana. Gadis itu menangis bersimpuh di samping kepala bersisik merah yang tergeletak.

Aku hampir ikut terbawa, sampai tubuh si naga terurai menjadi jutaan bulu merah yang membumbung ke atas. Untuk kemudian hilang menguap. de javu!

Dan benar saja. Persis seperti Woofy, naga itu berubah wujud menjadi makhluk yang jauh lebih kecil. Seekor burung berbulu merah, yang terkapar lalu diangkat dalam tangkupan tangan si gadis.

Sebentar! Burung itu jangan-jangan. Ya, kalau ingatan Sam benar, burung itu yang memulai kekacauan di parade. Mematuk Woofy dan membuat kejar-kejaran dua hewan absurd hingga parade kacau balau dan hampir membuat Putri Asaru celaka.

Eh, kalau begitu, apakah semuanya berhubungan?

"Sialan! Mati kau!"

Aku tidak lagi sempat memikirkan jawaban dari pertanyaan yang mengganjal itu. Karena saat aku menoleh ke arah sumber suara, Arson sudah berlari kalap mendekatiku dengan pedang saktinya teracung. Jelas sekali dia hendak menyerang. Aku mati langkah. Tidak tahu harus berbuat apa.

"Wrough!"

Woofy menerjang dan menanduk Arson dari belakang. Membuatnya terpelanting jauh dan jatuh tersungkur tak sadarkan diri.

Woofy kemudian menyapukan ekornya ke arahku, sampai mencapai Putri Asaru yang masih bersimpuh sedih dengan tangan mengatup di dada. Sapuan lembut itu ternyata cara Woofy mengangkat tubuh kami berdua untuk ditempatkan di punggungnya.

"Tunggu, Woofy. Bawa juga Kord di sana!" perintahku sambil menunjuk si tambun yang melongo sambil gemetaran.

"Wwwaaa! Ampuni aku! Jangan makan aku!" Itu teriakan terakhir Kord, sebelum dia pingsan.

Setelah mengangkut Kord menggunakan mulutnya, Woofy langsung menjebol tembok kastil. Demi membawa kami kabur dari sana. Menerobos hutan di malam dingin dengan laju yang begitu cepat. Berusaha lari dari marabahaya yang aku yakin masih bernafsu memburu kami. Dengan alasan yang entah apa.

Terpopuler

Comments

PotatoYubitisfira

PotatoYubitisfira

Sempat-sempatnya dia teriak :"(

2020-11-24

0

BEE (@tulisan_bee)

BEE (@tulisan_bee)

Good job Woofy

2020-05-16

1

Honey

Honey

masih berharap Woofy adalag kucing. Hhhh.

2020-04-07

2

lihat semua
Episodes
1 [Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2 [Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3 [Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4 [Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5 [Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6 [Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7 [Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8 [Bab 8-1] Akhir Kisahku
9 [Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10 [Bab 10-1] Dan Ternyata
11 [Bab 11-1] Aku dan Woofy
12 [Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13 [Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14 [Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15 [Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16 [Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17 [Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18 [Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19 [Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20 [Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21 [Bab 21-1] Bertahan Melawan
22 [Bab 22-1] Marabahaya Besar
23 [Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24 [Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25 [Bab 25-1] Pata dan Tura
26 [Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27 [Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28 [Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29 [Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30 [Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31 [Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32 [Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33 [Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34 [Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35 [Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36 [Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37 [Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38 [Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39 [Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40 [Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41 [Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42 [Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43 [Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44 [Bab 44-1] Duka Kota
45 [Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46 [Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47 [Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48 [Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49 [Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50 [Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51 [Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52 [Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53 [Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54 [Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55 [Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56 [Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57 [Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58 [Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59 Prolog 2
60 [Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61 [Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62 [Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63 [Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64 [Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65 [Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66 [Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67 [Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68 [Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69 [Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70 [Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71 [Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72 [Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73 [Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74 [Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75 [Bab 16-2] Malam Terhangat
76 [Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77 [Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78 [Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79 [Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80 [Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81 [Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82 [Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83 [Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84 [Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85 [Bab 26-2] Parodi Leo
86 [Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87 [Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88 [Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89 [Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90 [Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91 [Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92 [Bab 33-2] Skenario Terburuk
93 [Bab 34-2] Labirin Kematian
94 [Bab 35-2] MeHiBi
95 [Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96 [Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97 [Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98 [Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99 [Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100 [Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101 [Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102 [Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103 [Bab 44-2] Reuni Tragedi
104 [Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105 [Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106 [Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107 [Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108 [Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109 [ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110 [Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111 [Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112 [Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113 [Bab 54-2] Nona Rushka
114 [Bab 55-2] Jalan Berkabut
Episodes

Updated 114 Episodes

1
[Prolog 1 & Bab 1-1] Hadiah Gila Dari Tama
2
[Bab 2-1] Alkisah Naga Bersisik Merah Delima
3
[Bab 3-1] Sayembara yang Harus Diikuti
4
[Bab 4-1] Petualangan Dimulai
5
[Bab 5-1] Sebelum Menuju ke Puncak Bukit
6
[Bab 6-1] Yang Akhirnya Aku Sadari
7
[Bab 7-1] Terjebak di Lembah Kematian
8
[Bab 8-1] Akhir Kisahku
9
[Bab 9-1] Candaan yang Tak Lucu
10
[Bab 10-1] Dan Ternyata
11
[Bab 11-1] Aku dan Woofy
12
[Bab 12-1] Badai Malam Pembawa Celaka
13
[Bab 13-1] Penjarah dan Pejuang
14
[Bab 14-1] Bertemu Kembali, Sobat
15
[Bab 15-1] Pedang Sakti Pendar Ungu dan Penjerat Naga
16
[Bab 16-1] Menjerat Si Naga
17
[Bab 17-1] Perjalanan Singkat Bersama Sang Naga
18
[Bab 18-1] Naga dan Bidadari Berpipi Merah Merona
19
[Bab 19-1] Gubuk Para Pemburu
20
[Bab 20-1] Saat Semua Sudah Terlambat
21
[Bab 21-1] Bertahan Melawan
22
[Bab 22-1] Marabahaya Besar
23
[Bab 23-1] Di Titik Nadir Terakhir
24
[Bab 24-1] Penghabisan dan Tanya yang Ditinggalkan
25
[Bab 25-1] Pata dan Tura
26
[Bab 26-1] Petapa Bijak Rimba Gelap
27
[Bab 27-1] Sayembara Dua Bersaudara
28
[Bab 28-1] Kepercayaan dan Pertarungan
29
[Bab 29-1] Pertarungan Belum Berakhir
30
[Bab 30-1] Terdesak Ke Ujung Kematian
31
[Bab 31-1] Jangan Remehkan Seorang Wanita
32
[Bab 32-1] Cahaya Kekuatan Dua Bersaudara Legendaris
33
[Bab 33-1] Kisah yang Terbagi
34
[Bab 34-1] Potongan yang Menyusun Jawaban
35
[Bab 35-1] Kisah Berakhir, Petualangan Berlanjut
36
[Bab 36-1] Siapa Tuanmu Sebenarnya!?
37
[Bab 37-1] Dan Akhirnya Terbayar Tuntas
38
[Bab 38-1] Perjalanan Menuju Pertempuran
39
[Bab 39-1] Memasuki Gerbang Kota
40
[Bab 40-1] Rencana Tak Terduga
41
[Bab 41-1] Mog yang Perkasa
42
[Bab 42-1] Duel Jalanan di Tengah Perayaan
43
[Bab 43-1] Bencana Besar Kota Capitor
44
[Bab 44-1] Duka Kota
45
[Bab 45-1] Perbincangan Tentang Kebenaran
46
[Bab 46-1] Potongan Pelengkap Jawaban
47
[Bab 47-1] Malamku Bersama Putri Asaru
48
[Bab 48-1] Katakan Kepadaku!
49
[Bab 49-1] Menuju Pertempuran Penentuan
50
[Bab 50-1] Kami Lawan Mereka
51
[Bab 51-1] Mantra Pemanggil Satan
52
[Bab 52-1] Di Bawah Naungan Gaia
53
[Bab 53-1] Pertarungan Ulang yang Menentukan
54
[Bab 54-1] Dimulainya Teror Sang Penyihir
55
[Bab 55-1] Easter Egg Pamungkas
56
[Bab 56-1] Pengorbanan Sobat Terbaik Kami
57
[Bab 57-1] Berakhir di Nirwana
58
[Bab 58-1] Sekeping Hadiah di Akhir Kisah
59
Prolog 2
60
[Bab 1-2] Hari Baru Pembuka Kisah
61
[Bab 2-2] Kutukan Kutu Buku
62
[Bab 3-2] Jurnal Pelayaran Menuju Benua yang Hilang
63
[Bab 4-2] Cerita Macam Apa Ini!?
64
[Bab 5-2] Jangan Kau Nodai Aku!
65
[Bab 6-2] Rencana Dijalankan
66
[Bab 7-2] Kau Mau Membunuhku!?
67
[Bab 8-2] Dari Pelarian Menuju Pelarian
68
[Bab 9-2] Tunggu Aku, Teman!
69
[Bab 10-2] Selamat Datang di Kota Jarless
70
[Bab 11-2] Malam Remang Menakutkan
71
[Bab 12-2] Pergilah Kalian!
72
[Bab 13-2] Yenz si Pembuat Ulah
73
[Bab 14-2] Percayalah Kepada Dirimu Sendiri
74
[Bab 15-2] Gelora Jarless Dalam Kobaran
75
[Bab 16-2] Malam Terhangat
76
[Bab 17-2] Dari Oasis Menuju Lapalasa
77
[Bab 18-2] Kejutan Lapalasa
78
[Bab 19-2] Pemuda yang Unik
79
[Bab 20-2] Perang Dingin Bawah Tanah
80
[Bab 21-2] Pelarian Tersembunyi
81
[Bab 22-2] Masa Lalu dan Dendam
82
[Bab 23-2] Aku Lawan Mereka
83
[Bab 24-2] Jangan Salahkan Aku Pokoknya!
84
[Bab 25-2] Manusia Tak Berhati
85
[Bab 26-2] Parodi Leo
86
[Bab 27-2] De Javu Pulau Talse
87
[Bab 28-2] Kejanggalan Terlarang
88
[Bab 29-2] Margo, The Lady Killer
89
[Bab 30-2] Penentuan Nasib Margo
90
[Bab 31-2] Tamat Riwayat Margo!
91
[Bab 32-2] Cinta dan Peperangan Desa Lasete
92
[Bab 33-2] Skenario Terburuk
93
[Bab 34-2] Labirin Kematian
94
[Bab 35-2] MeHiBi
95
[Bab 36-2] Pulau yang Hilang
96
[Bab 37-2] Pemberian Tuan Besar Falcoa
97
[Bab 38-2] Kebenaran dan Kedamaian Sesungguhnya
98
[Bab 39-2] Pembelot Kurang Ajar
99
[Bab 40-2] Iblis Raksasa Merah Lautan
100
[Bab 41-2] Ide Brilian Dariku
101
[Bab 42-2] Pijat Plus-Plus Pinggir Pantai
102
[Bab 43-2] Tak Tahu Ke Mana
103
[Bab 44-2] Reuni Tragedi
104
[Bab 45-2] Velbar Sebenarnya
105
[Bab 46-2] Panggung Sandiwara Keadilan
106
[Bab 47-2] Di Atas Panggung Kematian
107
[Bab 48-2] Pelarian Pantai Cadas
108
[Bab 49-2] Selamat atau Celaka?
109
[ Bab 50-2] Memasuki Selatan Bahaya
110
[Bab 51-2] Tidak Ada Pilihan
111
[Bab 52-2] Melewati Kabut Angker
112
[Bab 53-2] Jauh dari Ekspektasi
113
[Bab 54-2] Nona Rushka
114
[Bab 55-2] Jalan Berkabut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!