My Wild Rose
Dengan tergesa-gesa Cladia keluar dari kamarnya.
Besok hari wisudanya, dan itu artinya laki-laki itu hari ini akan datang ke rumahnya, bertemu dengan semua anggota keluarganya dan membicarakan pernikahan mereka, hal yang paling ditakuti oleh Cladia.
Cladia melirik jam di tangannya, masih jam 4 sore, masih ada waktu, 1 jam untuk dia melarikan diri sebelum bertemu dengan laki-laki itu.
Cladia segera menuruni anak tangga rumahnya, berusaha tidak mengeluarkan suara, tapi...
"Sore Cladia." Sebuah suara terdengar memanggil namanya lembut namun tegas, sontak Cladia langsung memalingkan wajahnya ke arah sumber suara, dan sudah bisa diduga, Cladia harus menghentikan langkahnya dan melihat laki-laki itu, yang langsung tersenyum begitu mata mereka bertemu.
Seorang laki-laki tampan, ah, sebenarnya kalo Cladia mau mengakui laki-laki yang sangat tampan, sedang duduk dengan menyilangkan kakinya, kedua telapak tangannya menyatu di atas lututnya, di sebelah kanannya duduk seorang laki-laki juga yang usianya hampir sama, cukup tampan juga walaupun masih kalah dibanding laki-laki yang menyapanya tadi.
"Sore." Cladia menjawab dengan ogah-ogahan.
Benar-benar sial, padahal harusnya dia datang jam 5.
Umpat Cladia dalam hati. Dia sama sekali tidak menyangka kalo laki-laki itu akan datang 60 menit lebih awal, tidak memberinya kesempatan untuk mencari alasan melarikan diri.
"Hai, sudah lama Ad?" Sebuah suara membuat Cladia kembali memalingkan wajahnya. Dengan senyum lebar Jeremy, kakak Cladia satu-satunya berjalan dengan langkah lebar, tangan kanannya memberi salam pada laki-laki tampan yang dipanggilnya "Ad", sedang tangan kirinya memeluk laki-laki itu dengan hangat.
Hah, melihat mereka sudah seperti melihat kakak adik lama tidak bertemu.
Cladia berkata dalam hati sambil menarik nafas panjang.
"Eh, Cladia, ayo duduklah disini, kenapa berdiri bengong disana? Apa kamu sudah tidak sabar menikah dengan pangeranmu sampai bengong sendiri disana?" Mata Cladia sedikit membeliak mendengar candaan Jeremy, sedang Ornado Xanderson, laki-laki yang dipanggil Ad itu hanya tersenyum.
Dan harus diakui sebenarnya senyum laki-laki itu sungguh menawan, tapi tidak bagi Cladia.
Dengan langkah malas Cladia berjalan menuju kursi kosong di depan Ornado, di sebelah kanan Jeremy yang sudah duluan duduk.
"Hai, apa kabar juga James?" Jeremy menyapa pria yang duduk di sebelah Ornado, saudara sepupu sekaligus tangan kanan Ornado Xanderson, CEO dari grup Xanderson yang menguasai berbagai bidang usaha baik manufaktur, properti dan fashion.
"Seharusnya hari ini aku harus menghadiri meeting dengan klien di Ausie, tapi apa daya bos besar merajuk minta diantar menemui calon istri tercinta." Tanpa menunggu lama perkataan James Xanderson sukses membuat James meringis karena serangan dari Ornado di tulang keringnya.
Jeremy hanya tertawa melihat kejadian di depannya. Tapi tidak dengan Cladia, wajahnya tetap datar tanpa ekspresi, berharap bisa melarikan diri dari tempat itu secepatnya.
Pembicaraan mereka selanjutnya didominasi oleh ketiga pria itu, Ornado, James dan Jeremy.
Mereka sibuk membicarakan persiapan pernikahan antara Cladia dan Ornado.
Cladia lebih banyak melamun dan berusaha tidak mendengarkan pembicaraan mereka yang semakin membuatnya tidak nyaman dan ingin lari.
Cladia tahu, dia tidak akan bisa menghindari pernikahan itu, tapi tetap saja dia terus berusaha mencari jalan keluar.
Kalo saja bukan karena wasiat almarhum orangtuanya, Cladia tidak akan sudi menikah dengan Ornado.
Kedua orang tua Cladia bersahabat dengan kedua orang tua Ornado, bahkan jauh saat Grup Xanderson belum sehebat sekarang, bahkan di masa-masa sulit, mereka saling membantu, sampai terjadi kesepakatan yang bagi Cladia benar-benar tidak masuk akal.
Mereka sepakat menjodohkan anak mereka, supaya tali persaudaraan mereka menjadi lebih kuat. Benar-benar perintah dari orangtua yang tidak bisa ditolak mentah-mentah oleh Cladia.
Ibu kandung Ornado asli wanita cantik asal Indonesia, 15 tahun yang lalu meninggal karena penyakit kelainan jantung dan kanker paru-paru. Dulunya Ornado tinggal bersama ibunya di Indonesia, ayahnya yang asli orang Itali sebulan sekali selama seminggu pasti datang mengunjungi istri dan anaknya.
Tapi begitu ibu Ornado meninggal, ayah kandung Ornado membawa Ornado ke Italia. Sedangkan orangtua Cladia, meninggal 6 tahun lalu karena kecelakaan mobil.
Sekilas Cladia mencuri pandang ke arah Ornado, dan dia menarik nafas panjang. Laki-laki di depannya, dengan darah Italia dan Indonesia asli yang dipadukan, benar-benar harus diakui menjadikannya laki-laki paling tampan yang pernah dia lihat.
Benar bila ada orang yang pernah berkata perpaduan dari dua ras yang berbeda akan menghasilkan anak yang tampan dan cantik, itu terbukti dengan adanya Ornado, peranakan Eropa dan Asia.
Ornado, dengan tinggi sekitar 180 cm lebih, tepatnya 186 cm, hidung mancung, mata biru gen dari ayahnya, dan rambut hitam legam gen dari ibunya, benar-benar perpaduan yang sempurna.
Tapi Cladia benar-benar tidak ada minat melihat laki-laki itu, bahkan pernah terbersit dalam otaknya, berapa banyak wanita cantik yang bisa dia pilih dari negara asal ayahnya, tapi kenapa dia tetep mau mengikuti surat wasiat orangtuanya untuk memilihnya yang jelas-jelas tidak pernah bersikap bersahabat sejak mereka bertemu 3 bulan lalu.
Kalaupun dia bisa memilih, memang bagi Cladia pria yang paling mungkin membuatnya jatuh cinta adalah Ornado
Laki-laki itu, tampan, sukses, lembut tapi tegas, mau mencari info dengan cara apapun tidak pernah akan ditemukan kabar miring tentang laki-laki itu, baik skandal percintaan ataupun skandal dalam bisnisnya, padahal Cladia sudah berusaha mengorek info dari berbagai sumber untuk menemukan kekurangan Ornado, sehingga itu bisa menjadi alasan untuk membatalkan surat wasiat itu.
Sampai dengan detik ini tidak ada satupun yang dia dapat, yang ada justru berita-berita tentang kehebatan laki-laki itu, tapi bagi Cladia dia tidak akan pernah membiarkan dirinya jatuh cinta pada Ornado, atau pria manapun, selama itu adalah makhluk yang dinamakan pria.
Tanpa sadar Cladia merasakan badannya panas dingin gara-gara pikirannya yang melayang kemana-mana, sehingga tidak menyadari ada sepasang mata yang memandangnya dengan lembut.
Penantianku selama 15 tahun.... akan segera berakhir, dan kita akan segera bisa hidup bersama selamanya.
Ornado berkata dalam hati sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya dari Cladia, tidak ingin gadis itu sadar ada yang mengamatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Uni Alif Mahmud
ceritanya seru dan membuat penasaran..sehat selalu untuk mu Author 🤲🤲 Maaf sebelumnya mampir juga yah di karyaku. Single Parent rebutan para CEO Tampan dan Masihkah harus memilihmu sayangku..Author Munira 🙏🙏
2023-04-17
0
Salma Suku
Mampir thor
2022-12-22
1
Nailott
ohh gitu ceritanya.dladia tinngal duks sama ornand,yg twmown dan sukses,ksmu bdkdl nyesel cla nolsk ornado.
2022-08-13
0