Between Love and Obsession

Between Love and Obsession

Bagian 0: Prolog

Tak ada yang lebih menentukan nilai seorang manusia lebih dari kemampuannya untuk berpikir. Tak akan ada lampu listrik jika Thomas Alva Edison tidak berpikir. Tak akan ada generator jika Robert J. Van de Graaff tak berpikir. Tak akan ada perkembangan terhadap peradaban jika orang-orang yang terdahulu tak berpikir. Kemampuan untuk berpikir, itu adalah alasan satu-satunya mengapa zaman modern itu ada.

Lebih dari itu, kemampuan berpikir adalah hal terpenting dalam diri setiap makhluk berakal. Pikiran adalah alat untuk berusaha agar tetap hidup. Semakin tajam pikiran seseorang, semakin besar pula kemungkinannya untuk menguasai kehidupan miliknya. Sejak dunia masih dalam masa primitif hingga masa modern saat ini, kemampuan berpikir seorang individu adalah poin terpenting yang akan menentukan keberhasilan hidup seseorang.

Kendati kemampuan berpikir adalah hal utama yang membuat manusia berada di puncak hirarki, setiap manusia sejatinya tidak dilahirkan dengan kemampuan berpikir yang sama. Orang-orang yang mengklaim kalau setiap manusia dilahirkan dengan potensi yang sama itu hanyalah orang-orang yang mencari pembenaran; tak ada satu pun manusia yang memiliki potensi yang sama; setiap individu tak ada yang sama.

Tentu saja pernyataan itu bisa dibantah dengan mudah. Namun, Savier benar-benar memercayai kalau manusia dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda. Karena kalau tidak begitu, lantas mengapa ia sangat kesusahan dalam menggambar, bahkan setelah dirinya menghabiskan waktu berhari-hari untuk itu?

Jawabannya simpel: ia tidak memiliki bakat dalam bidang itu.

Tentu saja Savier mengerti kalau bakat bukanlah segalanya, tetapi itu adalah kunci yang akan mempermudah melewati suatu gerbang keahlian. Kerja keras memang penting, tapi bakat membuat perbedaan yang sangat jelas. Mungkin kerja keras dapat membuat seseorang bagus dalam suatu hal, tetapi seseorang tersebut tidak mungkin akan lebih baik dari orang berbakat yang juga bekerja keras.

Savier benci untuk mengakuinya, tapi itulah kenyataan yang harus ia terima: setiap orang dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda.

Savier menghela napas pelan dan kembali ke tempat duduknya dengan selembar kertas sketsa di tangan.

Nilai yang tertulis di kertas tugasnya ini hanya delapan puluh dua, padahal ia sangat berharap untuk bisa mendapatkan sembilan puluh di tugas terakhir ini. Tapi apadaya, kemampuannya tak cukup untuk memberinya sembilan puluh. Savier harus puas dengan nilainya itu, karena segitulah batas kemampuannya.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Savier langsung bergegas meninggalkan ruang kelas dan melesat menuju perpustakaan sekolah. Waktunya di sekolah dasar ini hanya tinggal sekitar satu setengah bulan lagi, karena itu ia ingin memaksimalkan waktunya selama mungkin di perpustakaan sederhana itu.

Namun, semangatnya yang menggelora langsung padam begitu ia tiba di depan perpustakaan – pintu yang biasanya terbuka hingga sore ini saat ini terkunci rapat.

Apa guru perpustakaan tidak hadir?

Savier mengernyitkan kening memandang pintu biru yang tertutup rapat di hadapannya. Ia sangat benci ketika perpustakaan ditutup seperti saat ini. Jika guru tersebut memang berhalangan hadir, mengapa dia tidak memberikan kunci itu ke guru yang lain agar perpustakaan tetap buka? Savier jadi tidak menyukainya.

Menghela napas pelan, Savier berbalik badan dan dengan enggan melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah.

Ia tak langsung pulang ke tempat ia tinggal. Untuk menghilangkan rasa kesal yang menyelimuti dirinya, Savier memutuskan untuk mengunjungi taman yang terletak tak terlalu jauh dari sekolah dasar tempatnya belajar. Itu adalah taman yang sederhana namun sangat rindang dan menyamankan, Savier selalu ke situ sepulang sekolah kala kegiatan sekolah membuatnya sebal.

Setibanya di taman, Savier langsung mendudukkan diri di bangku terdekat dari arah ia datang.

Bangku tersebut terletak tepat di depan sebuah pohon beringin. Belasan meter di depan bangku tersebut terdapat sebuah kolam kecil yang tak ada ikannya. Kolam tersebut dikelilingi oleh berbagai macam bunga yang berdiri rapi membentuk semacam pagar seolah-olah melindungi kolam dari makhluk asing. Meskipun taman ini secara keseluruhan tidak bisa dibilang sebagai taman yang berkelas, tetapi Savier cukup menyukai suasana di sini, terlebih semilir angin yang menerpa wajahnya sangatlah terasa menyejukkan.

Savier mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya, lalu dengan perlahan meletakkan tas itu di pinggir bangku.

Ia membuka buku tersebut dengan lembut, seolah-olah itu adalah benda yang sangat berharga baginya. Ah, bukan seolah-olah, buku itu memang adalah benda yang berharga bagi Savier. Karena, buku itu adalah buku pertama yang ia beli dengan menggunakan uangnya sendiri. Dan dengan senyum sumringah di bibirnya, Savier tenggelam dalam dunia bukunya yang penuh warna.

Setelah belasan menit Savier duduk sendirian di salah satu bangku taman, seorang gadis berkacamata yang terlihat sebaya dengan Savier duduk di ujung bangku yang Savier duduki. Gadis itu sama sekali tidak memerhatikan sosok Savier – mata kosongnya memandang hampa pada kolam kecil yang terlihat tak terawat itu.

“…Stupid parents,” lirih gadis itu.

Savier mengernyitkan keningnya, biasanya ia tak pernah terganggu dengan suara siapa pun jika sedang membaca. Namun, entah kenapa suara pelan gadis itu mampu membuat fokusnya terganggu, padahal ia sama sekali tak pernah terganggu dengan teriakan-teriakan di kelas. Menyebalkan. Savier tak suka diganggu ketika membaca. Tapi ia tak bisa mengatakan itu pada cewek yang duduk di ujung bangku; ini bukan perpustakaan di mana ia bisa memarahi orang lain jika mereka berisik.

“Ck,” kesal Savier. “Hidup ini singkat, kalau kau tidak mau menikmatinya, lebih baik mati saja; tidak ada artinya hidup jika tersenyum saja tidak bisa. Kau sama sekali tidak dilahirkan untuk menyenangkan orang lain, karenanya, tidak perlu ambil pusing dengan perkataan sok tahu mereka. Hidupmu adalah milikmu, suara yang harus kau dengar hanyalah suaramu, keinginan yang harus kau wujudkan hanyalah keinginanmu, dan yang benar-benar mengerti dirimu hanyalah dirimu sendiri. Selama kau tidak mengusik orang lain maka tidak ada yang berhak untuk mengusikmu, jika mereka mengusikmu maka kau berhak membalas mereka. Hiduplah seperti apa yang kau inginkan, bukankah itu sudah cukup?”

Savier tak menunggu respon siapa pun itu yang telah duduk di ujung bangku. Ia bangkit dari tempatnya duduk dan langsung beranjak dari situ sembari tetap memfokuskan pandangannya pada novel. Ia tak ingin membaca di situ; ia tak pernah merasa seterganggu ini sebelumnya, bisa-bisa ia kehilangan minat untuk menyelesaikan novel ini jika terus di situ.

“Hidup seperti yang kuinginkan, apa itu boleh?”

Savier tak berbalik, tetapi ia sempat berhenti sebentar, sebelum akhirnya kembali berjalan setelah menjawab pertanyaan gadis itu dengan pertanyaan miliknya: “Memangnya, siapa yang berhak melarangmu?”

“Oi!”

Ck, dengan enggan Savier menghentikan langkah dan berbalik memandang gadis berkacamata itu. “Apa?” tanyanya malas.

“Kau sama sekali tidak tahu masalahku, tapi mengapa kau sangat percaya diri kalau kata-katamu itu berpengaruh?” tanya gadis itu dengan senyum pongah.

Savier menaikkan sebelah alisnya mendengar pertanyaan tersebut. “Sepertinya kau salah sangka,” responnya enteng dengan ekspresi datar. “Untuk perkataan-perkataan pertama tadi, aku hanya mengulang kata-kata tokoh yang ada di novel yang kubaca, aku sama sekali tak berniat menujukannya padamu. Sedangkan untuk pertanyaanku tadi, itu adalah jawaban atas pertanyaanmu sebelumnya. Kesimpulannya, kau yang terlalu percaya diri karena telah berpikir kalau aku berbicara padamu.”

Gadis itu menaikkan sebelas alisnya dengan ekspresi tidak percaya. “Hanya aku orang yang berada di dekatmu tadi,” komentarnya malas.

Savier berusaha mati-matian untuk mempertahankan ekspresi datarnya; ia tidak punya argumen untuk mengelak dari pernyataan cewek itu. Tapi, ia tak mau mengakuinya…, itu akan sangat memalukan. “A-Aku berbicara pada diriku sendiri!” serunya dengan tidak meyakinkan. Dan menyadari betapa tidak meyakinkannya kilahannya barusan, Savier langsung berbalik arah dan pergi dari situ dengan terburu-buru.

“Hahahahaha… lu-hahahaha-cu sekali, hahahaha.…”

Kening Savier berkerut mendengar gelak tawa cewek itu, tetapi ia sama sekali tidak berhenti atau pun meneriakkan kekesalannya. “Cih, cewek menyebalkan,” decihnya kesal sambil meningkatkan laju jalannya. Aku tidak akan pernah ke taman itu lagi, batin Savier sambil berusaha melupakan kata-kata memalukannya tadi. Dan itu tidak pernah terjadinya!

Sibuk dengan gerutuannya, Savier tidak menyadari…. Ia sama sekali tidak menyadari kalau gadis berkacamata itu mengikutinya diam-diam dengan muka berseri dan senyum lebar di bibir tipisnya.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

hati-hati awalnya benci bisa jadi sayang lho ..

2022-09-11

0

Cam

Cam

👍🏼

2022-02-01

0

Cam

Cam

👍

2022-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 0: Prolog
2 Bagian 1: In between Us, part 1
3 Bagian 1: In between Us, part 2
4 Bagian 1: In between Us, part 3
5 Bagian 1: In between Us, part 4
6 Bagian 1: In between Us, part 5
7 Bagian 1: In between Us, part 6
8 Bagian 1: In between Us, part 7
9 Bagian 1: In between Us, part 8
10 Bagian 2: Sense of Betrayal, part 1
11 Bagian 2: Sense of Betrayal, part 2
12 Bagian 2: Sense of Betrayal, part 3
13 Bagian 2: Sense of Betrayal, part 4
14 Bagian 2: Sense of Betrayal, part 5
15 Bagian 2: Sense of Betrayal, part 6
16 Bagian 2: Sense of Betrayal, part 7
17 Bagian 2: Sense of Betrayal, part 8
18 Bagian 3: A Wavering Heart, part 1
19 Bagian 3: A Wavering Heart, part 2
20 Bagian 3: A Wavering Heart, part 3
21 Bagian 3: A Wavering Heart, part 4
22 Bagian 3: A Wavering Heart, part 5
23 Bagian 4: A Real Promise, part 1
24 Bagian 4: A Real Promise, part 2
25 Bagian 4: A Real Promise, part 3
26 Bagian 4: A Real Promise, part 4
27 Bagian 4: A Real Promise, part 5
28 Bagian 5: The Truth and Marriage, part 1
29 Bagian 5: The Truth and Marriage, part 2
30 Bagian 5: The Truth and Marriage, part 3
31 Bagian 5: The Truth and Marriage, part 4
32 Bagian 5: The Truth and Marriage, part 5
33 Bagian 5: The Truth and Marriage, part 6
34 Bagian 5: The Truth and Marriage, part 7
35 Bagian 5: The Truth and Marriage, part 8
36 Bagian 5: The Truth and Marriage, part 9
37 Bagian 5: The Truth and Marriage, part 10
38 Bagian 6: Epilog
Episodes

Updated 38 Episodes

1
Bagian 0: Prolog
2
Bagian 1: In between Us, part 1
3
Bagian 1: In between Us, part 2
4
Bagian 1: In between Us, part 3
5
Bagian 1: In between Us, part 4
6
Bagian 1: In between Us, part 5
7
Bagian 1: In between Us, part 6
8
Bagian 1: In between Us, part 7
9
Bagian 1: In between Us, part 8
10
Bagian 2: Sense of Betrayal, part 1
11
Bagian 2: Sense of Betrayal, part 2
12
Bagian 2: Sense of Betrayal, part 3
13
Bagian 2: Sense of Betrayal, part 4
14
Bagian 2: Sense of Betrayal, part 5
15
Bagian 2: Sense of Betrayal, part 6
16
Bagian 2: Sense of Betrayal, part 7
17
Bagian 2: Sense of Betrayal, part 8
18
Bagian 3: A Wavering Heart, part 1
19
Bagian 3: A Wavering Heart, part 2
20
Bagian 3: A Wavering Heart, part 3
21
Bagian 3: A Wavering Heart, part 4
22
Bagian 3: A Wavering Heart, part 5
23
Bagian 4: A Real Promise, part 1
24
Bagian 4: A Real Promise, part 2
25
Bagian 4: A Real Promise, part 3
26
Bagian 4: A Real Promise, part 4
27
Bagian 4: A Real Promise, part 5
28
Bagian 5: The Truth and Marriage, part 1
29
Bagian 5: The Truth and Marriage, part 2
30
Bagian 5: The Truth and Marriage, part 3
31
Bagian 5: The Truth and Marriage, part 4
32
Bagian 5: The Truth and Marriage, part 5
33
Bagian 5: The Truth and Marriage, part 6
34
Bagian 5: The Truth and Marriage, part 7
35
Bagian 5: The Truth and Marriage, part 8
36
Bagian 5: The Truth and Marriage, part 9
37
Bagian 5: The Truth and Marriage, part 10
38
Bagian 6: Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!