BAB 4.

Kayra hanya menggelengkan kepalanya, merasa heran dengan sahabatnya itu, " Hati-hati Gila loh ! "

"Emang cowok Lo gak cemburu dengan kesukaan Lo pada ajudan itu ? " Tanya Kayra.

Hera melirik Kayra, " Gue kan cuma kagum, bukan suka. Toh dia juga kagum sama aktris yang menurut dia cantik ko, "

"Sesimple itu kah ? " Tanya Kayra.

Hera hanya menganggukkan kepalanya.

"Alhamdulillah, kenyang juga gue ! " Ucap Kayra saat melihat mangkuk itu sudah kosong.

"Nanti kalau Lo kerja lagi, ajak gue ya please ! " Bujuk Hera.

"Agar ketemu prajurit itu ? " Tanya Kayra.

"Iya dong Ay, apalagi kalau bukan itu. " Jawab Hera sangat ingin bertemu dengan idolanya.

Kayra berpikir, " Baik, tapi dua Minggu traktir gue ya ? "

"Ihhh .. Matre banget sih Lo ! " Dengus Hera.

"Ya elah cuma semangkok mie instan kok. " Jawab Kayra enteng.

"Ok, tapi bantu gue untuk foto berdua ya nantinya. "Jelas Hera.

Kayra yang tau sifat Mayor Raka secara sekilas, sungguh mustahil jika dia harus mewujudkan kemauan sahabatnya itu. Tapi demi traktiran 2 Minggu, itu akan di pertimbangkan oleh Kayra.

"Kenapa Lo ? Gak sanggup ? " Tanya Hera.

"Gak yak aja gue, " Sambung Kayra.

"Demi traktiran 2 Minggu Loh. " Iming-iming Hera membuat Kayra berpikir, jika traktiran 2 Minggu bisa mengirit uang pribadinya.

"Akan gue pertimbangkan. " Jelas Kayra.

"Gitu Dong. " Sahut Hera menepuk lengan Kayra.

Kayra membayangkan wajah Mayor Raka saat berada di lapangan, ia merasa tidak yakin jika permintaannya untuk meminta foto berdua tidak akan di setujui.

Kayra dan Hera pun memutuskan untuk pulang, dan Hera sangat menunggu kabar baik dari Kayra untuk mengajaknya bertemu dengan Mayor Raka.

Hari sudah hampir gelap dan Kayra pun menikmati perjalanannya menuju rumah Kost yang selalu menantinya pulang.

Kayra sesekali berhenti di pinggir jalan untuk sekedar memotret hal yang menurutnya menarik dan bagus untuk di abadikan.

Terlihat jelas beberapa pengamen jalanan yang berbentuk grup bernyanyi dengan alat musiknya di pinggir jalan, alunan lagu yang terdengar sangat cocok menemani suasana malam di saat itu.

Pribadi Kayra bisa di bilang pribadi yang komplit, karna Kayra tipe orang yang selalu ingin belajar. Jadi apapun pasti dia bisa jikapun ada hal yang asing baginya, dia akan segera mempelajari hal asing tersebut sampai ia paham dan bisa dengan hal asing tersebut.

Kayra pun mengakhiri kesukaannya untuk memotret, ia melanjutkan perjalanannya.

Dan akhirnya perjalanan pulang pun terhenti saat pagar besi yang terlihat tinggi itu sudah terlihat jelas di hadapan Kayra.

"Selamat malam Neng ? " Sapa Mang Ehan penjaga kostan itu.

"Malam Mang, saya masuk dulu ya Mang. Semangat jaga malamnya. " Jawab Kayra.

Mang Ehan berdiri tegap dan memberikan hormat, " Siap laksanakan Neng ! " Jawab tegas Mang Ehan.

Kayra tersenyum dan berbisik kecil, " Jangan sampai tikus jantan masuk dengan lolos ke kamar tikus betina. "

"Hahahaha ... Siap Neng ! Sudah Mamang buatkan jebakan, " Sambung Mang Ehan yang selalu bersikap hangat pada Kayra.

Kayra pun masuk kedalam kamar pribadinya, kamar yang tidak besar. Di kamar itu hanya terdapat tempat tidur kecil, meja rias, lemari pakaian, beberapa alat memasak di dapur kecil nya dan juga lemari es kecil yang ia beli beberapa bulan lalu.

Kayra segera membersihkan dirinya dan tak lupa kewajibannya sebagai umat Islam selalu melaksanakan sholat nya.

Baju piyama pendek sudah ia kenakan, namun ia selalu penasaran apabila tidak bermain dengan laptop nya terlebih dahulu sebelum tidur.

Kayra membaca setiap artikel yang menarik untuk ia baca, sampai ia pun menyerah dan memutuskan untuk tidur. Karna besok ia harus ke kampus di pagi hari dan bekerja di siang hari.

Sementara Mayor Raka kini sedang duduk santai di temani segelas teh hangat di kursi kecil yang ada di balkon kamarnya.

Tidak ada yang berani masuk kedalam kamar yang di tempati Mayor Raka, meskipun ada beberapa rekan kerjanya yang selalu bersama saat bertugas.

Kamar yang di lengkapi dengan ruangan kerja milik Mayor Raka itu terlihat seperti ruangan rahasia. Mayor Raka mendapati ponsel pribadinya berdering tanda ada panggilan masuk.

Mayor Raka melihat layar ponsel nya, dengan cepat ia menggulingkan tanda ia ingin menerima sambungan telpon itu.

"Iya Mah ? " Sapa Mayor Raka, yang ternyata itu adalah ibu kandungnya.

"Sehat Nak ? " Tanya suara di sebrang sana yang merupakan Ibu kandung Mayor Raka.

"Sehat Mah, Mamah sehatkan sama keluarga? " Tanya balik Mayor Raka.

"Sehat Nak, Mamah lihat dan dengar dari tetangga semua orang sedang membicarakan kamu Nak. "

"Iya Kah ? " Tanya Mayor Raka santai.

"Iya, Ibu jadi khawatir kamu di culik oleh para emak-emak yang sangat mengidolakan kamu. " Goda Ibu Mayor Raka.

"Apapan sih Mah, Raka tidak mau tahu tentang itu ! Biarkan saja mereka melakukan apa yang mereka ingin lakukan, Biarkan mereka menyukai yang mereka ingin sukai. Jika itu tentang Raka, ya biarkan saja. Itu semua di luar kehendak Raka, " Jelas Mayor Raka dengan gaya santai, ia sangat terlihat berwibawa sekali.

"Ya sudah, kamu istirahat ya Nak. Hati-hati saat bertugas, jangan lupa berdoa. " Pesan seseorang Ibu pada anak bungsunya. Ia tahu dan sadar jika anaknya itu tidak gila popularitas.

" Iya Mah, sehat selalu Mah ! " Sambungan telpon pun berakhir.

Mayor Raka menatap langit yang begitu pekat dengan warna hitamnya, Mayor Raka tersenyum. Senyuman manis yang selalu di tunggu-tunggu oleh para penggemarnya. Rasa bersyukur Mayor Raka tercurah saat itu juga.

Beberapa pesan singkat datang ke ponselnya, memberitahukan bahwa kini dia sedang menjadi pembicaraan publik, hingga siapapun ingin bertemu dengannya.

Walaupun begitu Mayor Raka hanya menyikapinya dengan ketenangan, mau namanya terkenal ataupun tidak dia akan tetap menjadi diri nya sendiri. Diri yang selalu tertutup dan sangat menjaga privasi terkecuali orang yang sudah sangat mengenalnya.

Di usianya yang sekarang Mayor Raka belum gencar mencari pasangan, karna dia mempunyai prinsip dalam hidupnya. Ia tidak akan memanfaatkan situasi saat ini untuk mencari pendamping.

Justru bagi Mayor Raka posisi dan situasi yang sedang di hadapkan kepadanya saat ini, itu sangat menyulitkan dirinya untuk mencari pendamping yang benar-benar tulus padanya.

Bukan dia tidak berusaha, namun cintanya pernah di sia-siakan oleh satu wanita. Bukan tentang siapa yang salah, namun memang di antara keduanya belum bisa berada dalam satu pemahaman.

Jadi untuk itu Mayor Raka, memilih untuk fokus terlebih dahulu di karirnya sebagai anggota prajurit pasukan khusus yang di miliki oleh negara.

Suasana malam pun semakin terasa, hiliran angin sudah mulai berbeda menusuk ke sela-sela tubuh Mayor Raka. Sehingga iapun memutuskan untuk beristirahat, seraya mempersiapkan tenaganya untuk bertugas di ke esokan harinya.

Mayor Raka pun menjatuhkan badannya di atas tempat tidur yang sangat empuk, ia menumpahkan rasa lelahnya di atas tempat tidur itu. Sebelum ia memejamkan mata ia berharap saat ia membuka mata di ke esokan hari, ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Kini baik Mayor Raka ataupun Kayra sedang bermain di alam mimpinya masing-masing. Walaupun Mayor Raka sudah tertidur pulas, mata para penggemarnya di luar sana masih sibuk tersenyum-senyum sendiri saat melihat wajah Mayor Raka di beberapa Sosial media.

Mereka tak bisa memejamkan matanya, karna mereka selalu teringat tentang paras tampan Mayor Raka yang selalu mengganggu pikiran mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!