BAB 18.

Kini Kayra sedang dalam perjalanan menuju kantornya, ia harus menginfut data dan foto dari hasil kerjanya terlebih dahulu sebelum ia pulang ke kostnya.

"Kay ... Kamu baik-baik saja kan ? " Sapa atasan Kayra yang sudah akrab dengan Kayra.

"Bu Vina ! Entahlah Bu hari ini cobaan nya sungguh berat. " Keluh Kayra menyalakan komputer kerjanya.

"Oh ya kenapa ? " Tanya Vina mengelus pundak Kayra, Vina sudah menganggap Kayra seperti adiknya sendiri.

Kayra membalas tatapan teduh Vina dengan lesu, "Malas untuk di ceritakan Bu, saya ingin segera pulang saja ! "

"Ya sudah, tinggal input saja kan ? "

"Iya Bu. "

"Saya permisi dulu untuk bersiap pulang, kamu hati-hati ya ? "

"Siap Bu, terimakasih. "

Kayra pun segera membereskan pekerjaannya, kini bebannya bertambah lagi saat ia di minta pertanggungjawaban oleh Mayor Raka karna sudah merusakkan ponsel nya.

Saat pekerjaannya sudah selesai Kayrapun bergegas pulang, tak perduli jika di luar sedang hujan. Ia akan menerobos derasnya hujan yang mengguyur jalanan ibu kota itu.

"Neng baru pulang ? " Tanya Mang Ehan saat Kayra sampai di gerbang hitam kost khusus Putri itu.

Kayra tak punya tenaga untuk bercanda dengan Mang Ehan, Ia hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Saya langsung ke atas ya Mang ? " Ucap Kayra pamitan pada Mang Ehan.

Tersirat rasa kasihan pada diri Mang Ehan, saat melihat Kayra dengan wajah pucatnya. Gurat rasa lelah terlihat jelas di wajahnya.

Kayra pun langsung beristirahat, tanpa mengingat jika perutnya masih kosong. Malam pun berlalu.

"Awwww .... " Ringis Kayra saat hendak bangun dari tidurnya. " Badan ku sakit semua, kepala ku pusing ! "

Kayra meraih ponselnya untuk meminta ijin tidak masuk kuliah dan juga ijin tidak bisa kerja, ia merasakan bahwa badannya kini tidak bisa di ajak kompromi.

Ini lah derita anak Kost, saat dirinya sakit tidak ada yang bisa merawatnya. " Aaaaaaaa .. Sttttt ! " Rintih Kayra sungguh merasakan pusing di kepala dan sakit di seluruh badannya.

Singkat cerita Kayra sudah tiga hari tidak bisa kuliah ataupun bekerja, tubuhnya masih terkulai lemas. Ia pun belum bisa memeriksakan dirinya ke Dokter.

Sementara sudah beberapa hari tugas Mayor Raka belum merima itikad baik dari Kayra, Raka tak bisa terima itu. "Dasar wanita tidak bertanggungjawab, Mau coba-coba lari rupanya. " Dengus Mayor Raka saat dirinya tak melihat Kayra di sekitarnya.

Senyuman licik tercurah di wajah Tampan Mayor Raka, alamat tempat tinggal Kayra sudah ia dapatkan. Di hari weekendnya ia memutuskan untuk memberi teguran pada Kayra.

"Ada yang bisa saya bantu Pak ? " Tanya Mang Ehan di gerbang depan saat melihat ada sebuah mobil hitam di berhenti di depan Gerbang.

Mayor Raka kala itu mengenakan masker, kacamata dan juga Topi untuk menyamarkan dirinya. Namun tetap saja tubuhnya yang kekar tidak bisa ia sembunyikan.

"Apa benar ini rumahnya Kayra ? " Tanya Mayor Raka yang masih ada di dalam mobil.

"Ini tempat Kost Pak, bukan Rumah ! " Jelas Mang Ehan ramah.

"Baik, tapi benarkan di kost ini ada salah satu penghuni yang bernama Kayra ? " Tanya Raka dengan nada suara yang berat dan tegas.

Mang Ehan memperhatikan gerak gerik Mayor Raka dengan seksama, ia takut jika yang ia temui itu bukan orang baik-baik.

"Saya bukan orang jahat Pak, tenang saja ! Bisa antarkan saya menemui Kayra ? " Pinta Raka membuka maskernya.

"Baik-baik Pak, silahkan masuk ! " Mang Ehan membukakan pintu gerbang nya lebar-lebar, agar kendaraan yang di bawa Raka bisa masuk dengan leluasa.

"Terima kasih Pak, " Ucap Raka Tutun dari mobilnya.

"Mari saya antar ke rumah tunggu tamu Pak, biar saya yang memanggil Neng Kayra. " Ujar Mang Ehan mempersilahkan Mayor Raka duduk di kursi tamu depan.

Mang Ehan menaiki anak tangga menuju kamar Kayra.

"Neng ... Neng .... " Panggil Mang Ehan mengetuk pintu kamar Kost Kayra.

Dengan lemas Kayra berjalan ke arah pintu, " Iya Mang sebentar ! " Pintu pun terbuka.

"Ada apa Mang ? Uhukk ... Uhuukkk ... " Tanya Kayra di ikuti suara batuk.

"Neng di bawah ada yang ingin bertemu, laki-laki Mang kira dia bukan laki-laki biasa. Mungkin atasan Neng di kantor ingin menjenguk. " Ujar Mang Ehan menjelaskan perihal tamu yang ingin menemui Kayra.

"Oh ya baik Mang, tolong suruh tunggu sebentar ya Mang ? Saya ambil jaket dulu. Mamang turun saja duluan. " Titah Kayra dengan lemas dan pucat. Pintu pun di tutup kembali oleh Kayra.

Kayra mengambil lipstik, untuk ia pakai agar tidak terlihat pucat pada wajahnya. Kayra pun kini menuruni anak tangga melihat sosok laki-laki yang sedang duduk dengan santai memainkan ponselnya.

"Permisi ? Uhukk ... Uhukkk .. " Sapa Kayra.

Mayor Raka mengangkat wajahnya, membuka masker dan juga kacamatanya.

"Anda Pak ? " Tanya Kayra syok karna kedatangan tamu yang tak di duga-duga.

"Mau lari dari tanggungjawab ya ? " Kata-kata itu terlontar dari mulut Raka begitu saja.

"Tentu saja tidak Pak ! Kalau saya berniat lari mana mungkin saya masih ada di sini, saya yakin anda bisa menemui saya. " Jawab Kayra duduk di sofa karna ia merasa pusing apabila harus berdiri terlalu lama.

"Pakai masker, kacamata dan topi anda Pak ! Jangan sampai penghuni lain di sini melihat anda. Nanti saya bisa pusing dengan keributan mereka, " Dengus kesal Kayra karna tak suka dengan ucapan Raka.

Kali ini Mayor Raka menuruti perkataan Kayra, " Saya memakai masker ini bukan karna takut akan yang kamu ucapkan, tapi saya takut ketularan. Kamu sakit ? "

"Ehhhhh ... Suruh siapa bapak datang kesini ! " Dengus Kayra menatap malas ke arah Raka.

"Sudah lah jadi bagaimana dengan persoalan handphone yang sudah kamu rusak kan ? " Raka langsung menodongkan Kayra dengan pertanyaan yang membuat Kayra pusing memikirkannya.

Kini Kayra menurunkan egonya, memasang wajah kasihan pada Mayor Raka. Kayra mendekat ke arah Mayor Raka dan memegang lengan Mayor Raka, " Pak beri saya waktu ya Pak ? Saya saat ini sedang tidak ada uang sebanyak itu. Saya tahu itu bukan HP biasa, harganya bisa mencapai jutaan ataupun puluhan juta. Ya Pak ... Ya ? " Bujuk Kayra membujuk Mayor Raka.

Namun kali ini ego Rana semakin terlihat, " Iya tapi sampai kapan ? Kan harus jelas. "

"Ya ... Ya sampai saya ada uang ny Pak ! " Rengek Kayra.

Raka menghela nafas panjang, " Ya sudah begini saja kamu bekerja di tempat saya ! Nah upahnya bisa buat bayar hutang kamu pada saya bagaimana ? "

Kayra membulatkan matanya, merubah tatapan sendunya menjadi tatapan tak percaya. " Apa ? "

"Bagaimana ? " Tanya Raka yang mengingat jika di rumanya kekurangan tenaga untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

"Bagaimana bisa Pak, saya ini pagi kuliah. Siang pun bekerja. Bagaimana saya punya waktu bekerja di tempat lain Pak ! " Ucap Kayra menatap intens wajah Raka.

"Ya sudah bayar dong kalau kamu bekerja. " Potong Raka tak memberikan toleransi.

"Hasil kerjaku hanya pas buat bayar uang semesteran Pak, belum lagi biaya ibu di kampung dan biaya hidup saya sehari-hari. " Keluh Kayra menekuk wajahnya.

Seketika Mayor Raka tersenyum licik di balik masker dan juga kacamatanya.

Terpopuler

Comments

anindita

anindita

lanjut up yg bnyak

2024-04-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!