BAB 10.

Seperti biasa Kayra selalu di hadapkan dengan para penggemar yang selalu antusias saat melihat Mayor Raka saat mengawal orang penting tersebut.

"Bu tolong geser sedikit ya ! Saya sedang bekerja di sini. " Pinta Kayra karna terus di dorong oleh seorang wanita yang terus berteriak.

Kayra seketika kesal karna badannya terasa sakit akibat menahan dorongan dari belakangnya. Kayra tetap bertahan demi pekerjaannya.

"Tolong beri jalan ... permisi. " Tiba-tiba suara tegas khas itu terdengar.

Orang penting itu hendak masuk ke sebuah gedung, namun di jalan menuju gedung itu di padati oleh para pendukung, penggemar dan juga pekerja.

"TOLONG BERI JALAN ! " Suara keras itu terdengar dari Mayor Raka bersama temannya berusaha keras membuat jalan bagi orang penting tersebut.

Wajah Mayor Raka saat itu sedang benar-benar kesal, karna sebelum ia turun dari kendaraannya ia langsung di serbu oleh para fansnya. Mayor Raka sungguh tidak enak pada komandannya.

"TOLONG BERI JALAN ! " Suara keras dan tegas keluar lagi dari mulut Mayor Raka dengan gerakan mendorong pada setiap orang yang terus berdesakan ke arah orang penting tersebut.

Mayor Raka tak bisa melihat dengan jelas dan fokus, bahwa siapa saja yang terkena dorongannya.

Akibat dorongan dari Mayor Raka, camera yang sedang di pakai Kayra hampir saja terjatuh. Kayra sungguh kesal di awal pekerjaannya, walaupun begitu Mayor Raka dan team terus saja berusaha mendorong orang-orang yang terus berdesakan.

"Sabar dong Pak ! Bapak lihat tidak dari tadi saya pun berusaha mendorong orang di belakang saya. " Kayra berbicara dengan kesal pada Mayor Raka.

Mayor Raka terkejut karna wanita tempo hari yang bekerja sama dengannya, kini sedang menatap nya dengan kesal.

"Tolong mundur, jadikan satu titik kalau mau ambil foto jadi tidak begini ! " Jawab Mayor Raka pada beberapa pekerja yang bertugas sebagai fotografer itu termasuk Kayra.

Kayra menurunkan kameranya, ia mundur dan tak mau mendengarkan arahan Mayor Raka. Kini tidak ada rasa kagum sama sekali pada diri Kayra untuk Mayor Raka.

Kayra perpindahan posisi sehingga dia tidak terkena dorongan dari Mayor Raka lagi, " Aduh kalau di sini, mana bisa aku memotret moment di dalam sana. Ya sudahlah biarkan saja mereka masuk dulu. "

Kayra mengambil pekerjaannya dari jauh, dengan skill yang Kayra punya, potret yang selalu dia ambil selalu memukau.

Panas dari sinar matahari membuat Kayra tak tahan, Kayra memutuskan untuk kembali ke tempat nya berasal. Dimana para fotografer berkumpul untuk melakukan pekerjaannya.

"Lo berani sekali membentak Mayor Raka ! Hati-hati loh nanti di serang penggemar Mayor Raka. " Ujar salah satu teman Kayra.

"Lah gue kan melakukan hal yang benar ! Mereka aja yang arogan, kalau sampai kamera gue tadi jatuh. Huhhh .... Bentakan gue bakal lebih dari yang Lo liat. " Jawab Kayra dengan wajah juteknya.

"Sudah .... sudah ... Ayo kerja ! " Ujar teman Kayra lagi.

Kayra pun mengambil posisi dimana gambar yang akan dia ambil akan terlihat sempurna, Saat kamera nya melihat Mayor Raka ia langsung menurunkan nya lagi.

"Mulai sekarang, aku tidak akan mau mengambil potret dia. " Dengus Kayra yang tidak mau lagi melihat wajah Mayor Raka di Kameranya.

Kayra tidak rela jika Kameranya rusak, karna dia belum mengumpulkan dana untuk membeli kamera baru, itulah kenapa dia sempat emosi dan kesal.

Saat Mayor Raka menghalangi pekerjaannya, Di situlah Kayra akan berpindah posisi agar gambar Mayor Raka tak ikut ter potret olehnya.

Kini mata Kayra fokus pada satu orang yaitu orang penting tersebut, ia tak mau memperhatikan ataupun melirik ke arah Mayor Raka yang sedang menjadi pusat perhatian banyak orang saat itu.

Kayra duduk sejenak di sudut ruangan itu, melihat beberapa sesi foto yang sudah dia ambil. Kayra tersenyum karna dia bisa mengambil potret orang penting tersebut dengan baik.

Tiba-tiba ponsel Kayra bergetar, tanda ada panggilan masuk. Ternyata itu sahabat ya Hera, Hera menanyakan keberadaan Kayra. saat Kayra menjelaskan bahwa ia sedang bekerja. Dan saat itupun Hera ingin meminta tolong untuk memotret idolanya secara dekat.

Dan seketika Kaya menolak dengan keras kemauan sahabatnya itu, Hera yang mendengar jawaban Kayra yang terdengar emosi itu langsung terdiam. Karna Kayra langsung menutup sambungan telpon itu.

"Loh kenapa Dia ? Kesambet kali ya ? " Uja Hera menatap layar ponselnya.

Kayra tiba-tiba ingin memotret kembali, ia mengangkat kameranya. Namun saat ia melihat fokus kamera itu tertuju pada Mayor Raka, ia langsung menurunkan kembali kameranya.

Sialnya Mayor Raka melihatnya, tidak ada senyuman Kayra yang ia lihat. Hanya wajah marah dan kesal yang Raka lihat di wajah Kayra.

Beberapa kali Mayor Raka melihat, jika Kayra terus menurunkan Kameranya. Mayor Raka tak mempermasalahkan masalah itu, karna baginya yang lebih penting adalah Komandannya.

Sementara Kamera lain terus memotret wajah Mayor Raka. saat dia mengusap wajahnya, saat dia menggaruk punggung hidungnya, bahkan saat Mayor Raka sembunyi-sembunyi ingin memakan permen pun berhasil di abadikan oleh Kamera yang berniat ingin mengabadikan setiap gerak gerik Mayor Raka.

Semua itu tidak bagi Kayra, sekarang ia engga. menyimpan sedikitpun potret wajah Mayor Raka di galeri kameranya.

Di satu waktu, Kayra tidak sadar jika keberadaan Mayor Raka dekat dengannya.

" Mbak tolong fotoin saya bersama Mayor Raka. " Pinta salah satu pekerja penting di gedung itu.

Kayra menoleh ke belakang, dan melihat wajah Mayor Raka. " Maaf Bu, saya sibuk ! Bisa minta tolong pada teman saya. "

Kayra pun pamit, melewati Mayor Raka dan Wanita yang meminta tolong padanya dengan sopan.

"Ko ada ya wanita seperti itu, di mintai tolong kok gak mau. Berapa sih bayaran dia hingga terus fokus pada pekerjaannya ! " Celetuk Wanita itu yang dapat di dengar oleh Mayor Raka.

Mayor Raka tersenyum dalam hatinya, ia pun kembali fokus pada pekerjaannya.

Hingga jam istirahat pun Kayra lebih memilih untuk tidak bergabung di tengah keramaian gedung itu, dimana para crew yang bertugas sebagai fotografer di perbolehkan beristirahat di dalam gedung menikmati hidangan makanan yang di sediakan.

Kayra lebih memilih untuk keluar gedung menghindari keramaian, tanpa ia sadari ada salah satu laki-laki yang berpenampilan rapih seperti pengusaha.

"Kenapa tidak di dalam gedung di sini kan Panas ! " Ucap laki-laki itu.

Laki-laki itu ternyata sama-sama seorang prajurit negara, namun berbeda dengan Mayor Raka. Tugasnya pun berbeda.

"Say lebih suka di sini Pak ! " Jawab Kayra sopan.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya saat ingin berkenalan dengan wanita yang ada di sampingnya.

"Saya Haris. " Ucap laki-laki tampan dan gagah itu.

Kayra tersenyum, " Saya Kayra Pak ! " Jawab Kayra menyambut uluran tangan itu.

Mereka pun saling berbincang satu sama lain, sambil menikmati minuman kaleng dingin yang sengaja Haris bawa dari dalam gedung saat ingin menghampiri Kayra.

Senyuman sesekali terlihat di wajah Kayra, saat Haris memuji diri Kayra. Kayra tersenyum karna ia tidak mau di anggap sombong oleh siapapun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!