BAB 20.

Mobil pun melaju dengan semestinya, tanpa di duga jalanan Ibu Kota saat itu macet. Tidak ada percakapan sedikitpun suasana saat itu sangat hening.

Kayra enggan melihat ke arah Raka, ia lebih memilih untuk memperhatikan air hujan yang baru saja turun membasahi jalanan ibu kota.

Beberapa waktupun di tempuh oleh Raka, hingga akhirnya sampai lah di perumahan elit milik keluarga Raka.

Kayra turun, walaupun Raka belum mempersilahkannya turun. " Ayo masuk ! "

"Emmm ... " Jawab Kayra simple.

Bi Sari yang pertama melihat kedatangan Mayor Raka, terkejut karna baru kali ini Raka datang bersama seorang wanita.

"Bu, " Sapa Raka pada Ibunya yang asik menonton salah satu siaran tv nasional.

"Bang ! Sudah pulang ? " Jawab Ibu Raka langsung melihat sosok wanita yang ada di belakang Raka.

"Bu dia akan membantu BI Sari ! "

"Apa ? tapi ibu kan tidak menyuruh kamu untuk ..... "

"Bu, ini rekomendasi dari Raka. Tolong jangan debat sekarang ya Bu ! " Raka tidak ingin menjelaskan secara lebih jauh lagi tentang alasan kenapa dia membawa Kayra ke rumahnya.

Kayra menatap punggung lebar Raka, yang begitu saja meninggalkannya di hadapan orang asing yang sama sekali tidak pernah ia temui.

Kayra tersenyum canggung, entah bagaimana dia harus memulai percakapan dengan sosok Ibu yang sedang memperhatikannya dari atas sampai bawah.

"Bi ... Bi ... " Seru IBu Maya pada BI Sari pembantu yang sudah lama bekerja dengannya.

"Iya Bu, " Jawab BI Sari dengan nafas tersengal-sengal.

"Perkenalkan dia ..... Siapa nama kamu ? " Tanya Ibu Maya pada Kayra dengan wajah datar dan kacamata minus nampak di bawah matanya.

"Emm .. Kayra Bu, " Jawab Kayra ragu.

"Dia Kayra BI, sekarang dia akan membantu pekerjaan Bibi. Alasannya apa Bibi jangan tanya sekarang ! Karna saya pun belum mendapatkan jawaban dari alasan Raka membawa wanita ini. " Jelas Ibu Maya duduk di posisinya semula.

"Baik Bu, " Jawab BI Sari ramah.

"Ayo .. Ikut saya Neng, " Ajak BI Sari mempersilahkan Kayra untuk mengikutinya.

"Rumahnya besar banget, " Batin Kayra memperhatikan setiap ruangan yang ia lewati.

"Neng ini dari mana, Uhuk ... Uhuk ...? " Tanya BI Sari di ikuti suara batuk yang beberapa hari ini menyerang tenggorokannya.

"Emm .. Saya dari bandung BI, " Jawab Kayra tak berani bertanya belik asal usul BI Sari.

"Emmm ... Bi, rumah sebesar ini Bibi yang kerjakan sendiri ? " Tanya Kayra, setelah ia berhasil duduk di sebuah ruangan yang berisikan satu ranjang tempat tidur, meja rias kecil beserta kursi kecilnya dan satu lemari susun yang berada di samping ranjang tempat tidur itu.

"Iya Neng, Kadang Bibi suka kewalahan. Berhubung umur BI Sari ini sudah tidak muda lagi ! " Jawab BI Sari mengambil kain berupa seprai yang akan membalut kasur kecil yang sedang Kayra duduki.

"Saya lihat BI Sari lagi sakit, kenapa tidak berhenti saja Bi ? " Tanya Kayra yang mulai nyaman dan cocok saat berbicara dengan BI Sari.

"Saya masih punya tanggungan cucu di kampung Neng, Ibu dan Ayahnya sudah meninggal dan Cucu BI Sari masih sekolah. " Jelas BI Sari sendu.

Jawaban BI Sari berhasil membuat perasaan Kayra tersentuh, " Ya Alloh BI, Semoga BI Sari sehat selalu ya BI ! Saya janji akan membantu Bibi di sini Bi Sari tenang aja. "

Bi Sari menatap Kayra dengan tatapan embunnya, BI Sari duduk di samping Kayra yang sedang tersenyum sendu ke arahnya. " Terimakasih Neng, semoga kehadiran Neng Kayra bisa membantu Bibi. Tapi ... Bibi juga berharap kehadiran Neng Kayra tidak akan membuat Bibi di keluarkan dari pekerjaan Bibi. "

Ternyata Bi Sari mempunyai ketakutan atas hal itu, Walaupun BI Sari sudah tak mempunyai tenaga yang banyak tapi tekad BI Sari masih besar untuk bekerja.

Kayra memegang tangan BI Sari yang masih memegang kain itu, " BI Sari tenang saja, itu tidak akan terjadi. Saya berjanji untuk itu, Dan asal Bibi tahu Saya bekerja di sini bukan kemauan saya, tapi ...... "

"Tapi apa neng .... " Tanya BI Sari penasaran, namun Kayra tak menjawabnya ia masih ragu untuk memberikan kepercayaan pada BI Sari.

"Ya ... Ya tapi saya pun butuh seperti bibi. " Alibi Kayra berharap Bi Sari mau mempercayai nya.

"Gila tuh Cowo gak pikir apa gue kan harus kuliah, kerja ... Di tambah sekarang harus bekerja di rumah ini ! Dia pikir gue robot. " Kecamatan Kayra tak habis pikir dengan abdi negara yang satu itu.

"Kenapa Neng ? " Tanya BI Sari yang mendapati Kayra sedang mengomat ngamitkan bibirnya tanpa suara.

"Aaaahhh .. Tidak Bi, " Jawab Kayra tersenyum dengan terpaksa.

"Ya sudah Neng Kayra sekarang istirahat, biar besok bertemu dengan Den Raka dan Ibu besar Neng Kayra tidak ngantuk ! Keluarga ini sangat disiplin, jadi tidak suka dengan namanya kata terlambat. " Jelas BI Sari memberikan kain seprai itu pada Kayra.

"Oh ya Bi, terimakasih ya BI Sari? Bi Sari mau menyambut saya dengan kebaikan, dan seperti apa yang tadi saya ucapkan. Bi Sari jangan khawatir, saya tidak akan merebut Posisi Bibi di sini. Jikalau pun saya harus bekerja saya pasti akan menunggu perintah Bibi. " Jawab Kayra lembut menenangkan hati BI Sari.

Bi Sari yang mendengarnya sangat lah tenang, sehingga ia beranggapan bahwa Kayra bukan lah Wanita sembarangan. Karna dari parasnya pun tidak mengatakan bahwa profesi Kayra bukanlah seorang pembantu rumah tangga seperti dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!