Raka sudah merasa segar kala guyuran air hangat membasahi tubuhnya. Raka duduk di tepian tempat tidur itu sambil mengecek ponselnya.
Mata Raka seketika beralih kala Kayra masuk ke dalam kamar. Kayra merasa gerah ingin membersihkan tubuhnya karna hanya ada satu kamar mandi di Villa itu. Kamar mandi itu terletak di dalam kamar.
"Di dalam kamar mandi ada sebuah kotak, mungkin itu isinya pakaian ganti yang di hadiahkan calon istri Rian untuk mu. Pakailah. " tutur Raka tanpa tahu seperti apa pakaian itu.
Kayra merasa senang, karna dari tadi ia bingung tidak membawa pakaian ganti.
Saat Kayra masuk dan membersihkan diri di dalam kamar mandi, ia mengenakan handuk dan membuka kotak persegi itu.
Mata Kayra menatap tak percaya saat membuka pakaian itu, sebuah pakaian tidur Lingerie di hadiahkan calon istri Rian kepada Kayra.
"Ya ampun pakaian apa ini ? Apa calon istri Rian lupa membeli luaran baju dan celana ini. Ini sih sangat menerawang sekali. Kalau tidak pakai celana ya ini baju sebatas paha saja. Bagaimana aku memakainya ? Mana pakaian itu sudah aku masukan ke dalam cucian lagi. " Gumam Kayra di dalam kamar mandi. " Ya sudah aku pakai saja. "
Kayra pun memakai pakaian itu, namun ia langsung memakai handuk kimono Yanga di sediakan di sana.
Sebelum Kayra keluar dari kamar mandi, Kayra mencuci bajunya dan baju Raka untuk ia kenakan besok. " Kalau tidak aku cuci dan aku keringkan sekarang, besok aku mau pake baju apa ? Tidak mungkin aku terus pakai baju yang kekurangan bahan ini. " gerutu Kayra.
Beberapa potong pakaian dirinya dan juga Raka sudah berhasil di cuci dan di keringkan menggunakan mesin cuci kecil dan pengering yang ada di sana. Kayra menggantung pakaian itu berharap besok bisa langsung ia kenakan kembali.
Kayra keluar dari dalam kamar mandi dengan mengenakan Handuk kimono. Beruntung Kayra tak melihat Raka di dalam kamar, mungkin Raka sedang berada di luar kamar.
Raka sedang melakukan sambungan telpon Virtual dengan komandannya, Raka menjelaskan seraya meminta maaf dan meminta solusi pada komandannya itu.
"Sekarang nikmati saja dulu bulan madu mu, sebelum kamu mendapatkan hukuman dari perbuatan mu itu. " Ucap mengejek komandan Raka.
"SIAP KOMANDAN LAKSANAKAN. " jawab Raka kembali menggerakan tangganya yang ia taruh di ujung alisnya seraya memberikan hormat pada komandannya itu.
Dengan bebasnya Kayra bergerak di dalam kamar itu, memakai beberapa wewangian yang ia pakai pada kulit tubuhnya.
Namun saat Kayra duduk di depan meja rias, dan hendak melepaskan handuk di kepalanya. Tanpa mengetuk pintu Raka membuka pintu kamar, seketika langkah Raka terhenti saat melihat Kayra sedang duduk di depan meja Rias itu.
Tangan Kayra pun terhenti saat melihat Raka melalui pantulan cermin itu. Aroma wewangian yang di pakai Kayra mampu membangunkan gairah Raka.
Raka berjalan ke arah tempat tidur seraya menetralisir hawa yang ada dalam dirinya.
Kayra yang hendak menyalakan hairdryer untuk mengeringkan rambutnya seketika bingung dan tidak tahu bagaimana cara menyalakannya.
Jelas Raka memperhatikan Kayra melalui sudut matanya, Raka berjalan ke arah Kayra. " Kalau tidak bisa ngomong dong. " umpat Raka pada Kayra.
Kayra menatap wajah tampan Raka melalui cermin yang ada di hadapannya. Ketampanan Raka mampu membius mata Kayra saat itu.
Saat Raka yang mendapati Kayra hanya terdiam setelah hairdryer itu menyala, Raka menggenggam rambut Panjang Kayra dan mulai mengeringkannya.
Kayra hendak mengambil alih hairdryer itu namun Raka menolaknya. Kayra pun membiarkan Raka melakukannya, Kayra sungguh terpana akan sosok yang ia lihat di cermin itu.
Dengan membungkukkan tubuhnya Raka berbisik di daun telinga Kayra, " Sudah selesai tuan putri. "
Kayra seketika merasa geli dan tersenyum malu, Raka mulai beraksi saat itu.
Raka menuntun tubuh Kayra untuk berdiri di hadapannya, Raka menarik tangan Kayra agar menjauh dari meja dan kursi rias itu.
Raka yang lebih tinggi sedikit dari Kayra membuat Kayra harus sedikit mengangkat wajahnya saat menatap wajah Raka.
Raka menatap dalam wajah Kayra, Kedua telapak tangan Raka ia tempelkan di kedua pipi Kayra.
Kayra menatap lembut wajah Raka yang kini berapa tepat di hadapan wajahnya. Perlahan penyatuan bibir itu terjalin kembali, kini sentuhan itu benar-benar menuntut. Raka dan juga Kayra sangat menikmati sensasi yang sedang mereka rasakan.
Kini tangan Kayra berada di kedua pinggang Raka, Raka melepaskan sentuhannya dan berbisik di telinga Kayra.
"Mas akan memintanya sekarang, * setelah berbisik Raka kembali menatap mata Kayra.
Kayra hanya menggerakan bibirnya sedikit dan menatap lekat Raka. Raka pun tersenyum dan kembali melakukan penyatuan bibirnya pada Kayra.
Perlahan namun pasti Raka sudah melepaskan handuk kimono yang di kenakan Kayra. Saat kain handuk itu turun Raka tak percaya dengan pemandangan yang ia lihat.
Kayra menjadi malu saat itu. " Hadiah yang tepat dan indah di pakai orang yang tepat pula. "
Kayra malah ingin menutupinya lagi dengan kain handuk itu, jelas Raka mengehentikan Kayra saat mengambil kain handuk itu. Raka membawa tubuh Kayra ke atas tempat tidur, "Sekarang Mas akan meminta hak Mas yang ada pada diri kamu. "
Kayra merasa itu memang sudah menjadi hak Raka, Kayra menganggukkan kepalanya. Dengan bebas Raka membuka satu persatu kain penutup tubuh Kayra begitupun dengan kain yang menutupi tubuh kekarnya.
Sehingga mereka kini tidak mengenakan kain sehelai pun.
"Aku takut. " bisik kecil Kayra.
"Mas akan melakukannya perlahan. " jawab Raka mengecup wajah Kayra.
Saat melakukan penyatuan itu Kayra di buat tak berdaya sesekali suara aneh keluar dari mulut Kayra, membuat Raka semakin ingin melakukannya lebih kuat lagi.
Dan pada akhirnya keduanya mencapai klimaks secara bersamaan, tetesan air mata terlihat di sudut mata Kayra saat merasakan perih di area sensitifnya.
Raka bisa merasakan dan menikmati keperawanan Kayra dengan sadar.
"Terimakasih Sayang, sekarang kamu benar-benar sudah menjadi istri ku. " ucap Raka menatap Kayra.
Raka mengecup wajah Kayra sebelum ia menjatuhkan tubuhnya di samping Kayra.
Kayra memiringkan tubuhnya dan memeluk tubuh kekar Raka. Raka tersenyum dan membalas pelukan itu.
Malam itu mereka melakukan aktivitas itu beberapa kali, sehingga Kayra menyerah dan meringis meminta Suaminya itu untuk menyudahi aktivitas itu, Raka pun menuruti permintaan istrinya.
Mereka pun beristirahat sampai pagi menjelang.
Saat penyatuan itu sudah terjadi, Raka sudah berjanji akan mempertahankan Kayra di dalam hidupnya. Walaupun ia tidak tahu separah apa cobaan yang harus di lalui nantinya.
"Maaf kan aku Bu, kali ini tidak bisa memenuhi kemauan ibu. Biarkan Raka hidup dengan pilihan Raka sendiri. " Dalam hati Raka saat tubuh Kayra berada di dalam dekapannya.
Raka pun memejamkan matanya tanpa mau melepaskan tubuh mungil Kayra dalam dekapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments