BAB 9.

Kini tiba saatnya berada di puncak acara, dimana para team berkumpul di satu titik dimana Kayra akan mengambil foto mereka.

Mayor Raka mengatur beberapa posisi para orang-orang yang akan ikut ber foto, Tergambar jelas sebuah kewibawaan dari raut wajah Mayor Raka. Semua terkesan canggung saat melihat Mayor Raka.

Mayor Raka memberikan istirahatnya pada Kayra, Kayra mengangguk paham. Sementara Mayor Raka berdiam di samping tempat Kayra ingin mengambil potret mereka.

" Ok ... Siap ya, satu ... dua ... tiga ! " Ucap Kayra.

Beberapa Potret pun di ambil oleh Kayra, " Sudah ? " Tanya Mayor Raka membuyarkan fokus Kayra saat melihat galeri di kameranya.

" Sudah Pak ! " Jawab Kayra tak berani menatap mata Mayor Raka.

" Kirimkan ke email saya, " Pinta Mayor Raka.

"Baik Pak. " Jawab Kayra langsung mencari kesibukan lain, agar ia tidak merasa grogi saat itu.

Kayra masih malu dengan sikapnya yang terlalu percaya diri saat mengulurkan tangannya pada Mayor Raka, Sementara Mayor Raka tak memperdulikan uluran tangannya. Itulah yang membuat Kayra malu dan merasa tak mempunyai harga diri.

Mereka pun bubar, sementara para penggemar Mayor Raka menyerbu ke arah Mayor Raka yang sedang mengamankan jalan untuk orang penting tersebut.

" Ajudan yang butuh ajudan rupanya ! " ucap Kayra menggelengkan kepalanya lalu pergi menuju parkiran, dimana kendaraannya di simpan.

" Duh mana mendung lagi ! " Keluh Kayra cepat-cepat mengamankan camera kesayangannya, Kayra membiarkan para rombongan yang memakai beberapa mobil mewah itu lewat terlebih dahulu.

Mayor Ararya yang duduk di samping sopir, memperhatikan Kayra yang sedang sibuk mengenakan jas hujan, Sementara Kayra tak sadar jika ada yang sedang memperhatikannya di dalam mobil mewah itu.

" Sepertinya ada pemandangan indah Pak diluar ! Sehingga Mayor Raka tak menjawab saat di panggil, " Celetuk Parhan yang ada dalam satu mobil bersama Orang penting dan juga Mayor Raka.

"Kenapa apa ada masalah ? " Tanya orang penting tersebut dengan nada beratnya.

"Ada Pak, masalah hati. " Ledek Parhan yang suka bercanda sekalipun di hadapan orang penting tersebut.

"SIAP .. tidak ada Pak, semua aman ! " Jawab tegas Mayor Raka, menatap tajam ke arah Parhan.

Sementara Parhan hanya membungkam mulutnya, dari suara tawa yang ingin ia keluarkan.

Mobil mereka pun sudah berlalu, dan kini giliran Kayra menjalankan laju kendaraannya. Ia harus segera cepat sampai kantornya setelah itu barulah ia bisa pulang ke tempat kos nya.

Benar saja apa yang di perkirakan oleh Kayra terjadi, hujan deras mengguyur jalanan. Walaupun begitu ia tidak boleh berhenti hanya karna derasnya air hujan.

"Lihatlah Bu, dulu aku melawan derasnya air hujan hanya untuk bersenang-senang ! Sekarang aku melawan deras nya air hujan hanya untuk suatu kebutuhan ! Semoga ibu sehat selalu di sana. " Batin Kayra tersenyum tatkala mengingat masa kecilnya dulu. "Tapi berkat doa Ibu, sampai detik ini aku baik-baik saja Bu. " Sambung Kayra mengingat wajah ibunya saat tersenyum.

Hingga sampai akhirnya Kayra pun sampai di kantornya, menyerahkan opa yang seharusnya ia serahkan atas hasil kerjanya. Setelah itu dia pun berpamitan untuk pulang, tanpa menunggu lama Kayrapun mengenakan jas hujan nya kembali karna sebelumnya ia membuka jas hujan itu saat memasuki kantor tempat ia bekerja. Setelah siap iya pun pergi.

Perjalanan yang ramai lancar itu membuat Kayra tak harus memakan waktu terlalu lama hanya untuk sampai di kostan nya, pagar besi tinggi itu terbuka dengan sendirinya tanpa harus Kayra ketuk terlebih dahulu.

Ternyata Mang Ehan sudah mengetahui kepulangan Kayra dari dalam jendela kaca posnya, Mang Ehan dengan menggunakan payung menghampiri Kayra.

"Terima kasih Mang ! " Ucap Kayra saat sampai di dalam pelataran kostan itu.

"Sama-sama neng ! Kenapa tidak neduh dulu, hujan deras banget. " Tanya Mang Ehan hawatir.

"Tanggung Mang, hujan begini entah kapan redanya. " Jawab Kayra sedikit berteriak karna suara air hujan yang begitu deras.

Mang Ehan menggelengkan kepalanya. " Ya sudah, cepat istirahat Neng. Jangan sampai sakit ! "

"Iya Mang, Terima kasih saya masuk dulu ya ? " Jawab Kayra saat semua perlengkapan sudah ia buka.

"Neng, terimakasih. " Teriak Mang Ehan berterimakasih atas kebaikan yang di lakukan Kayra pagi tadi padanya.

Kayra hanya menoleh dan tersenyum.

Saat ia sampai di dalam kamarnya, dengan cepat ia ingin membersihkan dirinya. Ingin rasanya ia mandi dengan sentuhan air hangat namun Kayra tak mau memasak air hangat terlebih dahulu karna ia tak mau menunggu waktu lama.

Kayrapun membersihkan dirinya dengan air dingin yang hanya tinggal memutar kerannya saja. "Huhhh dinginnya ! Sehat yuuu badan sehattt ... " Ucap Kayra pada dirinya sendiri.

Syukurlah setelah ia membersihkan dirinya, Kayra merasakan bahwa dirinya baik-baik saja. Tidak ada rasa pusing ataupun menggigil pada dirinya.

Ia langsung mengerjakan pekerjaan rumah yang sedikit itu, Tiba-tiba wajah Mayor Raka terlintas di pikirannya. " Aduhh kenapa harus muncul sih hah ? Iya tau aku bodohhhhhh ... "

Kayra menepuk jidatnya beberapa kali, andai Kayra bisa memutar waktu ia tidak akan melakukannya.

Setelah selaku mengerjakan pekerjaan rumah, ia pun langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Ia membuka laptop pribadinya, membuka materi pelajaran yang di kirimkan oleh Dosen padanya. Kayra mempelajari materi itu.

Namun saat ia fokus pada mata kuliahnya, ia pun teringat bahwa ia harus mengirimkan beberapa foto pada email Mayor Raka, alamat email sudah ia dapatkan sebelumnya.

Tanpa berpikir panjang ia pun langsung mengirimkan beberapa Foto itu menggunakan email yang dia punya, Beberapa foto itu pun berhasil dikirim.

Dan di tempat lain Mayor Raka yang sedang duduk santai melihat ponselnya yang berdenting, Sebuah email masuk ke ponselnya.

Email itu dari Kayra, Mayor Raka tersenyum. "Hasil foto yang bagus ! " Ucap Mayor Raka melihat hasil potret yang di lakukan oleh tangan Kayra.

Setelah beberapa menit Kayra menanti jawaban dari Mayor Raka, " Tidak ada terimakasih atau apa kek!m ! " Karana balasan tidak kunjung datang ke emailnya. Kayra pun menutup emailnya dan kembali fokus pada materi yang sedang ia pelajari.

Saat Materi sudah selesai, Kayra menyempatkan diri untuk mengecek isi rekeningnya melalui aplikasi m-banking di ponselnya.

"Semoga cukup ! Tinggal nyari buat biaya Ibu di kampung. " Gumam Kayra yang memikirkan biaya semesteran nya dan juga biaya ibunya di kampung.

Kayra menganggapnya semua itu sebagai tanggungjawab, bukan sebagai beban. Jika saja ia menganggap semuanya sebagai beban pasti akan berat bagi siapapun yang memikulnya.

Kayra pun beristirahat, sementara Mayor Raka kini sedang sibuk menyusun kegiatan yang akan ia hadapi di hari esok.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!