BAB 11.

Jam kerja pun kembali datang, dimana tandanya waktu istirahat pun sudah habis.

Semua wartawan termasuk fotografer berkumpul, dalam lubuk hati Kayra masih tersimpan emosi atas sikap arogan Mayor Raka padanya.

Kayra melihat Mayor Raka terlalu arogan saat bertugas, namun jika di lihat dari sisi kemiliteran. Memang itu adalah salah satu bukti loyalitas Mayor Raka saat bekerja.

Berdesak-desakan pun kembali terjadi, Tubuh Kayra terhuyung terus kedepan hingga akhirnya memposisikan dirinya di depan. " Aishhh ... Kenapa harus berdesak-desakan terus sih ? Ini mau berburu orang penting itu pada ajudannya ? Memang pesona Mayor Raka mampu membuat emak-emak menolak untuk tua. "

Kayra dengan cepat melaksanakan tugasnya, "Tolong beri jalan, Tolong beri jalan. Tolong atur kerja kalian jangan begini ! " Dengus Mayor Raka terus aktif menggerakan tangannya, ia seperti sedang tantrum kali ini.

Kayra hanya terdiam, sesekali ia terdorong dan menabrak punggung kekar Mayor Raka yang ada di hadapannya. " Istttt .. Ini punggung atau batu sih ? " Gumam kecil Kayra sambil mengelus dahinya yang saat tadi terus terbentur Punggung kekar Mayor Raka.

"Ihhh .. Jangan dorong-dorongan dong, sabar ! " Cerca Kayra pada beberapa orang yang ada di belakangnya.

"Bukan saya yang mendorong, sekumpulan wanita-wanita dan wanita jadi jadian di belakang yang mendorong ! " Bela salah satu rekan kerja Kayra dari belakang.

"Wanita jadi-jadian ? " Pekik Kayra pelan.

"Iya, seorang laki-laki yang menolak kodratnya sebagai laki-laki yang mengaku dirinya perempuan, Seperti ekke ! " Jawab rekan kerja Kayra yang di akhir kata memperagakan seorang banci pada umumnya.

Kayra seketika Terkekeh, " Banciiiii maksud nya ? "

"Emmmmm, " Jawab rekan kerjanya lagi.

"Jadi bukan hanya emak-emak saja yang menolak tua, laki-laki pun menolak kodratnya sebagai Pria. Hahahahahaha " ledek Kayra yang merasa bahwa dirinya tidak termasuk dalam kategori apapun.

"Stttttttttt ... " Tiba-tiba tatapan tajam menoleh dari raut wajah Mayor Raka yang tak jauh dari tempat Kayra berada.

Seketika Kayra terdorong hebat, hingga tubuhnya benar-benar terhuyung kedepan.

Mayor Raka berdecak kesal, saat tubuhnya hampir ambruk oleh tekanan tubuh Kayra dari belakang. Kayra mendapatkan tatapan tajam dan gahar lagi dari Mayor Raka,

"Bukan mau saya Pak, kalau ada jalan saya sudah putar balik dan pergi dari sini. Semua jalan di boykot oleh fans anda Pak ! " Gumam kecil Kayra tak terima jika di pelototi oleh Mayor Raka terus menerus.

"Stttttt .. Cerewet ! " Gerutu Mayor Raka yang hanya bisa di lihat dan di dengar oleh Kayra.

Kayra terdiam dan langsung menundukkan kepalanya, saat iya sadar bahwa celetukannya bisa di dengar oleh Mayor Raka.

"Beraninya dia mengataiku Cerewet ! Siapa dia, dia tidak berhak atas itu. " Gerutu Kayra mengeraskan rahangnya.

"OK .. SUDAH CUKUP YA, PERMISI. " Ucap berat Mayor Raka saat merasa wawancara dan sesi foto sudah selesai.

Mayor Raka yang tadinya membelakangi wartawan dan fotografer kini Mayor Raka memutar tubuhnya dan menghadap ke arah mereka, Seketika Jeritan para fans Mayor Raka bersorak kegirangan saat ketampanan Mayor Raka terpanggang nyata di hadapan mereka, Mayor Raka langsung di suguhkan oleh wajah Kayra yang menatap acuh pada dirinya.

Kayra tetap Fokus pada kerjanya, meskipun kini wajah yang di soraki kagum oleh semua wanita terpangpang nyata dekat di hadapannya.

Saat semua mengambil potret Mayor Raka, Kayra masih Fokus pada orang penting tersebut. Tidak ada tatapan terpesona sedikitpun dari Kayra begitupun dari Mayor Raka yang selalu menatap tajam dan gahar ke arah manapun.

Sementara di tempat lain sedang ada sosok wanita yang harap-harap cemas akan nasib anaknya, dia adalah seorang wanita bernama Maya.

Maya adalah Ibu dari Mayor Raka, Maya sedang memikirkan tentang usia Mayor Raka yang belum juga memiliki pendamping hidup. Teman satu angkatannya sudah ada yang memiliki satu, dua bahkan tiga. Tapi Mayor Raka masih betah dengan statusnya yang masih sendiri.

Di hari itu Mayor Raka pulang lebih cepat, karna kegiatan tidak begitu menyibukkannya ia pun memutuskan untuk pulang ke kediamannya.

Mayor Raka hanya memiliki seorang Ibu dan Adik , Ayah Mayor Raka yang juga Aparatur Negara harus di si panggil oleh sang Maha kuasa terlebih dahulu. Ayah Mayor Raka gugur di Medan perang saat bertugas di Lebanon saat itu.

Walaupun begitu Mayor Raka tetap ingin menjadi seorang Prajurit yang mengabdi pada Nagara.

"Abang sudah pulang ? " Tanya Ibu Maya pada anak sulungnya.

"Emmm .... " Mayor Raka meraih punggung tangan Maya dan mengecupnya, di ikuti rangkulan rindu dari sang Ibu.

"Saya masuk dulu ya Bu ? " mayor Raka berjalan gagah menaiki anak tangga menuju kamar pribadinya.

"Kakak ! " Teriak Sonia adik kesayangannya yang kini sedang mengenyam pendidikan kedokteran di Universitas ternama di Kotanya.

Mayor Raka hanya menggerakan kedua alisnya saja. Meskipun Mayor Raka seorang Kakak yang selalu menyayangi adiknya ia tetap terlihat dingin dan datar.

Sonia memeluk Kakaknya dengan keras, " Kak ! Ajak jalan-jalan dong, aku bosan. " Rengek Sonia.

"Ahhh ... Sana-sana, Kakak capek ! Lain kali saja ya ? " Decak Mayor Raka mematahkan hati wanita cantik yang merupakan calon Dokter itu.

"JANGAN GANGGU KAKAK MU ! " teriakan nyaring terdengar oleh semua penghuni Rumah mewah itu.

"Ibuuuuuuu .... " Rengek Manja Sonia menghentakkan kakinya.

"Aaaaaaaahhhhhhh Kakak, Ya sudah aku pergi sendiri saja ! Biar semua laki-laki bisa bebas menggodaku. " Rengek Sonia kesal dan berlaku ke arah kamarnya.

Seketika mata Mayor Raka membulat sempurna, kala mengingat adiknya akan pergi seorang diri dan tak rela jika ada laki-laki yang menggodanya.

"Ok ... Ok, beri kakak waktu 2 jam untuk beristirahat. Setelah itu Kakak akan menunggu mu di bawah, jika kamu telat maka Kakak akan mengurungkan niat Kakak untuk mengantarmu ! " Jelas Mayor Raka menggelengkan kepalanya sambil berkaca pinggang.

"Ok Siap Komandan ! " Sonia teriak kegirangan, saat mesin ATM berjalan akan mengantarnya jalan-jalan.

"Hufttt .. Kira-kira aku harus beli apa saja ya nanti ! Emmmm .... apapun itu, hahahahaha " Sonia memang ingin memanfaatkan kelemahan Kakak nya.

Sonia tahu jika Mayor Raka paling tidak suka kalau adiknya dekat-dekat dengan laki-laki tidak jelas.

Mayor Raka masuk kedalam kamarnya, dan menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur yang selalu membuat ia Marasa nyaman dan selalu ia rindukan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!