BAB 16.

Kayra hanya melihat tatapan muka antara kedua laki-laki itu penuh arti.

"Siapa Bos kalian ? " Tanya Kayra masih tenang, karna Kayra masih berpikir jika kedua laki-laki itu salah orang.

Salah satu dari laki-laki itu mencondongkan tubuh besar nya ke depan meja yang ada di hadapan Kayra.

"Kamu lihat ke arah sana, dia adalah bos Kami ! " Jawab salah satu laki-laki itu menunjuk ke arah Bram berada. Kayra menoleh nya, seketika tatapan Kayra membulat sempurna dan tak percaya.

"Saya tidak mengenal kalian, saya tidak mengenal bos Kalian ! Jadi tolong jangan ganggu saya. " Jawab Kayra yang masih bisa mengekspresikan wajah takutnya dengan ucapan menekan pada kedua laki-laki yang ada di hadapannya.

"Anda memang tidak mengenal bos saya, tapi bos saya yang ingin mengenal anda bahkan mengingatkan anda. " Jawab laki-laki yang bertugas sebagai body guard Bram.

Kayra mengencangkan wajahnya, di sela-sela rasa takutnya ia masih memberanikan diri untuk menggebrak meja. Namun karna di ruangan luas itu terdapat banyak orang, jadi suara gebrakan tangan Kayra tak bisa di dengar oleh banyak orang.

"Bilang pada Bos kalian, jangan berpikir bahwa saya mau memenuhi permintaannya camkan itu ! " Hardik Kayra yang langsung berdiri, ingin menghindari kedua laki-laki itu.

Bram melihat sikap Kayra yang semakin menantang dirinya, Bram memberikan kode untuk para bodyguard nya untuk membiarkan Kayra pergi.

"Kayra Syifa nazia, PT. SININDO ! " Ucap salah satu bodyguard Bram berbisik pada Bram.

"Bagus ! " Jawab Bram saat tahu siapa dan dimana tempat wanita yang ia ingin kan bekerja saat itu, sehingga ia bisa dengan gampangnya menemukan Kayra.

Kayra menjauhkan dirinya dari tempat sebelumnya ia duduk, Kayra terlihat cemas ia terus melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sesekali Kayra menggigit punggung tangannya berharap itu adalah mimpi, sampai ia sadar itu bukan lah mimpi.

Pekerjaannya di mulai kembali kini Kayra sadar jika beberapa pasang mata sedang memperhatikannya, sesekali ia menangkap wajah para bodyguard Bram terus mendekat padanya dan memperhatikannya tanpa ada satu orang pun yang mencurigainya.

Kayra yang merasa terancam terus menjauh, dan tidak diam pada satu titik saja. Lagi-lagi langkahnya hilang fokus, hingga tubuh gemetar Kayra menabrak tubuh kekar Mayor Raka yang sedang fokus menulis di buku kecilnya.

"Brruuukkkm ..... Prakkkk ! " Suara tubrukan antara tubuh Kayra pada Tubuh Kekar Mayor Raka di iringi suara jatuh ponsel Mayor Raka beriringan, ponsel yang sedang Mayor Raka genggam di telapak tangannya kini terjatuh dan terinjak oleh sepatu yang Kayra kenakan.

"CEROBOH SEKALI KAMU ! " Bentak Mayor Raka pada Kayra yang terus melihat ke arah belakang.

"Maaf Pak, Maaf ! " Ucap Kayra yang buru-buru jalan untuk sampai pada pintu keluar dari arah lain tanpa sepengetahuan Dua bodyguard itu.

Kayra tak menoleh kesalahan apa yang sudah ia perbuat, bukan saja handphone mahal Mayor Raka yang ia rusak. melainkan ia sudah berhasil membuat Mayor Raka marah karna data yang ia butuhkan hilang di dalam ponsel itu.

Terlebih saat Mayor Raka melihat wanita yang belum sempat ia lihat wajahnya pergi begitu saja, tanpa bertanggung jawab atas kecerobohannya. Bukan harga ponselnya yang Mayor Raka permasalahan namun semua data penting ada di ponsel itu, pastinya itu akan membuatnya tak bisa berkonsentrasi dalam bertugas.

"Aaaaaahhhhhh ... Siaaaallll, mana belum gue kirim ke email. Bagaimana ini ! " Gumam Mayor Raka emosi di dalam hatinya.

Mayor Raka tak ingin melampiaskan emosinya pada orang yang salah, Mayor Raka memberikan tugasnya sebentar pada asisten ajudannya. Mayor Raka mengejar langkah terburu-buru Kayra yang terlihat cemas, namun Mayor Raka tak melihat kecemasan di wajah Kayra karna dia sudah terlanjur emosi.

Mayor Raka memilih jalur lain untuk menghadang langkah cepat wanita itu, Sementara Kayra dengan terburu-buru melangkah napasnya kini sudah tak teratur.

"Aaaaaaaa ... " Pekik Kayra yang terkejut karna tangannya di tarik oleh seseorang yang tidak tahu itu siapa, Kayra beranggapan jika ia sedang di tarik oleh laki-laki yang berniat jahat padanya.

Kayra menutup matanya, sementara Mayor Raka membungkam mulut Kayra yang sempat teriak saat ia tarik ke ruangan kosong tanpa ada orang lain di sana.

Mata Mayor Raka tak percaya, ternyata wanita yang membuatnya emosi adalah wanita yang beberapa kali sudah ia temui.

"Heeeeeeehhhhhh .. Kamu lagi, kali lagi ! Tidak mengerti saya, " Teriak Mayor Raka membelakangi Kayra seraya melampiaskan rasa kesalnya.

Sementara Kayra masih memperhatikan keluar ruangan itu, berharap ia berhasil menghindar dari ancaman kejaran bodyguard itu. Namun saat Kayra mendengar pijakan kaki yang keras dari arah luar ia langsung melihat dari balik kaca, ternyata itu adalah para bodyguard itu.

Kayra yang baru sadar jika Mayor Raka kini sedang mengomeli dirinya, langsung melangkah memposisikan dirinya di depan tubuh tegap Mayor Raka, Kayra membungkam mulut Raka dengan wajah yang ia tenggelamkan di dada bidang di Mayor Raka. Kayra mendorong tubuh kekar Mayor Raka ke sudut tembok yang jauh dari kaca jendela ruangan itu.

Kayra memposisikan tubuh Mayor Raka membelakangi kaca jendela itu, sehingga ia bisa berlindung di balik tubuh kekar Mayor Raka.

Mayor Raka si laki-laki dingin yang enggan membuka hati untuk wanita manapun kini hanya terdiam, mengikuti kemana tubuh Kayra mendorong tubuhnya. Deruan nafas kencang Kayra bisa di rasakan oleh Mayor Raka, apalagi saat Kayra membenamkan kan wajahnya di dada bidangnya.

"Kenapa wanita ini ? kenapa dia katakutan ? " Saat pertanyaan itu terlontar di benak Mayor Raka, Rak berhasil menangkap keberadaan sua laki-laki besar di depan ruangan itu.

Kayra semakin mengeratkan tubuhnya untuk berlindung pada tubuh kekar Mayor Raka, Raka mengerti jika Kayra tidak ingin kedua laki-laki itu mengetahui keberadaannya. Mayor Raka dengan sigap menutupi tubuh Kayra dengan tubuhnya dengan sempurna. Beberapa menit adegan itu berlangsung.

"Huhhhh ... Uuuhhhh, untunglah ! " Ucap lemas Kayra menurunkan telapak tangannya yang dari tadi membungkam mulut Mayor Raka, ia mengelus dadanya dengan lemas. Kayra menjongkokkan badannya sejenak saat dirinya merasa lelah.

Namun saat itu Mayor Raka mengembalikan sifat kerasnya pada Kayra, dengan bekaca pinggang Raka melihat Kayra yang masih menenangkan dirinya.

"Cepat katakan apa yang ingin kamu ucapkan ! " Bentak Raka, berhasil membuat tubuh Kayra tegak kembali namun tangannya masih menyentuh dadanya yang terasa sakit akibat merasa ketakutan yang berlebihan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!