"Lah memang cantik. " Jelas Rian yang merasa perkataannya itu benar.
"Ya memang cantik. " Jawab Raka beranggapan bahwa semua wanita itu memang cantik, " kenapa tidak kamu pacari ? "
Rian pun memperhatikan salah satu jari nya, terlihat sebuah cincin polos putih melingkar di jarinya.
"Oh ya sampai lupa kalau bocah ini sudah bertunangan. " Dengus Raka.
"Sudah 28 tahun kok masih di anggap bocah sih Bang. " Pungkas Rian tegas.
" Iya di mata orang lain kamu memang sudah dewasa, di mata Abang kamu tetap saja bocah yang selalu menangis saat bermain kalah. " Raka mengingatkan masa kecil Rian.
Mereka pun kembali tertawa.
"Memangnya kalau kamu belum bertunangan kamu mau sama dia ? " Tanya Raka.
"Jelas mau lah Bang. Kalau Ibu tahu pasti Ibu lebih setuju Rian sama dia di bandingkan sama Ria. " Jawab Rian membuat Raka tak percaya.
"Ibu itu ? Kamu bilang mau sama dia ? "
"Iya Kek ... Sebentar. " Teriak keras Kayra dari luar yang menjawab sahutan Kakek Rusman dari dalam rumahnya.
Seketika Raka menoleh ke arah sumber suara, terlihat Kayra sedang melepaskan pakaian taninya yang berupa kemeja milik kakeknya, sepatu boots nya dan juga penutup kepalanya.
Terlihat kini seorang gadis muda sedang mengingat rambut panjangnya dsn menyeka debu yang menempel di pakainya.
Wajah Kayra kini terlihat jelas meski terlihat di atas balkon oleh Raka.
"Hahaha ... Cantik kan Ibu itu ? " ujar Rian menggoda Raka.
"Abang kira tadi Ibu-ibu tani loh Yan, makanya abang menyela perkataanmu. " Jawab Raka.
"Dia cucuk Kakek Rusman. Tipi ian tidak tahu siapa namanya, dia jarang ada di rumah Kakek Rusman. " Jelas Rian.
"Oh ... " Jawab Raka.
" Cuma Oh saja Bang ? "
"Lantas apa yang harus Abang Jawab ? "
"Ya cari tahu dong dia siapa, dia gadis baik Kok Bang. Mana ada gadis sekarang yang mau mencari rumput membantu kakeknya. " Sambung Rian.
"Ah diam saja kau bocah. " Dengus Raka.
Rian tertawa, " Kalau kagum ya bilang saja Bang. "
Raka pun terdiam, sesekali dia melirik Kayra yang hendak masuk ke dalam rumah Kakek Rusman.
Di hari libur panjangnya itu Raka habiskan di kota kembang bandung, ia mempunyai 4 hari libur saat itu.
Di satu kesempatan Raka sedang duduk di sebuah kursi dan meja tunggu yang ada di depan bengkel. Ia melihat Kayra baru saja datang dari kampusnya.
Kayra menyempatkan diri untuk pulang terlebih dahulu ke rumah Kakeknya karna waktu kerjanya di Cafe masih 7 jam lagi.
Saat memasuki halaman bengkel menuju rumah Kakeknya, Kayra tak sengaja tersandung sehingga buku yang ia dekap terjatuh ke atas tanah.
Raka sigap berjalan ke arah Kayra dan membantu mengambilkan buku itu.
Raka sekilas membaca judul buku tebal milik Kayra, buku itu tentang Hukum rupanya.
" Dia kuliah ? " Batin Raka.
"Ya ampun, terima .... " Ucapan Kayra terhenti saat melihat sosok Raka berdiri tegap di hadapannya sambil memberikan sebuah buku tebal.
Tatapan Raka dan Kayra terkunci. Sampai terdengar suara usil dari Rian menekan klakson sebuah mobil yang ada di dalam bengkel itu.
Kayra pun langsung mengambil buku itu dan menundukkan kepalanya. " Terima kasih ... Pak. "
Kayra pun berjalan tanpa menunggu jawaban Raka, ia berjalan melewati tubuh Raka Sampai-sampai baik Raka ataupun Kayra mampu mencium aroma wangi dari tubuh mereka masing-masing.
Raka menoleh ke arah Rian mendapatkan senyuman dari sikap usilnya itu.
Raka menggelengkan kepalanya, saat mendapatkan sikap usil dari adiknya itu.
Raka seketika merasa bosan jika harus terus berada di dalam bengkel. Karna semua pekerjaan baik mengecek laporan dan lainnya sudah selesai.
Raka berjalan ke sekitar bengkel itu, ia melihat Kakek Ruslan sedang menganyam sebuah bambu tipis yang Raka pun tidak tahu akan di buatkan apa bahan benda itu.
"Pak Raka, silahkan duduk Pak. Sudah lama sekali saya tidak melihat Pak Raka. " Sapa Kakek Ruslan membersihkan tempat duduk yang akan di duduki Raka.
"Tidak usah di bersihkan Kek, ini kan sudah bersih. " Ucap Raka yang mengingat bahwa terakhir dia bertemu dengan Kakek Ruslan itu saat dirinya hendak berangkat ke luar negri untuk pendidikan militernya.
Raka duduk di samping Kakek Ruslan, Raka menanyakan kabar Kakek Ruslan yang kini sudah sangat terlihat tua jauh sebelum Raka melihat Kakek Ruslan beberapa tahun kebelakang.
Perbincangan pun terjalin antara Kakek Ruslan dan juga Raka.
"Neng buat kan Kopi. " Teriak Kakek Ruslan.
Raka tersenyum di sudut bibirnya.
"Tidak usah Kek. " Ucap Raka padahal dalam hatinya itu adalah salah satu tujuan Raka mendekati Kakek Ruslan.
Sebuah gelas berisikan kopi panas yang masih terlihat kepulan asapnya Kayra bawa dari dapur Kakeknya menuju halaman depan rumahnya.
Langkah Kayra terhenti saat melihat punggung dan pundak yang lebar duduk di samping Kakeknya.
Kayra menghela nafas dan melanjutkan langkahnya.
"Ini Kek. " Ucap lembut Kayra hadir di antara Kakek dan Raka.
"Silahkan di minum Pak. " Tutur Kakek Ruslan .
"Iya kek, maaf merepotkan. " Jawab Raka memperhatikan sosok Kayra.
Kayra pun kembali berjalan ke dalam rumahnya. Sesekali Kayra menoleh ke arah Raka begitu pun Raka sesekali menoleh ke arah Kayra.
"Dia cucuk Kakek, cuma dia satu-satunya cucuk yang perduli sama Kakek. Yang lain pada sibuk dengan urusannya. " Jelas Kakek Ruslan memperkenalkan cucuknya.
Raka menganggukkan kepalanya, sambil menyeruput kopi hangat buatan Kayra.
"Dia kuliah Kek ? " Tanya Raka.
" Iya Pak, dia kuliah. Semester Akhir, dia juga kerja mungkin hari ini dia kerja bagian malam i pulang terlebih dahulu. " Jawab Kakek Ruslan.
"Kerja dimana Kek ? " Tanya Raka ingin tahu banyak tentang Kayra.
"Di sebuah tempat yang semua orang meminum kopi atau makanan lainnya. " jawab Kakek Ruslan.
"Cafe ? " sambung Raka.
"Iya Pak. " Jawab Kakek Ruslan.
Raka pun mendapatkan informasi tentang Kayra.
Raka pun pamit kepada Kakek Ruslan, karna ia ada janji ada makan bersama dengan kakaknya.
Kakek Ruslan tidak tahu siapa Raka sebenarnya, yang ia tahu bahwa Raka adakah pemilik bengkel itu.
Saat malam tiba Raka mendapatkan ajakan dari Rian untuk datang ke sebuah Cafe.
Raka seakan lupa bahwa Kayra pun bekerja di sebuah Cafe. Raka memenuhi ajakan adiknya itu.
Tanpa di duga Raka mendapati Kayra bekerja di cafe itu.
"Bukanya itu cucuk Kakek Ruslan ya Bang ? " Tanya Rian pada Raka yang langsung menoleh kearah yang di maksud oleh Rian.
Raka memperhatikan Kayra, Kayra sangat berpenampilan beda sekali. Yang sebelumnya Raka melihat Kayra dengan pakaian tertutupnya. Kini Raka melihat Kayra mengenakan Dress selutut dengan apron menutupi bagian baju depannya di sertai sebuah syal menutupi sebagian rambut di kepalanya.
Kayra sangat terlihat memukau saat itu. Raka terlihat tidak tertarik pada Kayra di hadapan Rian, karna jika Raka tidak menutupi rasanya itu Rian akan semakin menjadi menggodanya.
"Mungkin. " Jawab Raka seolah-olah tak perduli.
Sementara Rian terus memuji kecantikan Kayra saat itu, membuat Raka jengah mendengarnya.
"Mau kemana Bang ? " Tanya Rian melihat abangnya berdiri dari duduknya.
"Toilet sebentar, " jawab Raka.
Saat Raka berjalan ke arah Toilet, beberapa wanita menghadangnya meminta foto bersama.
Dengan gaya dingin dan penuh karismanya Raka menuruti apa yang para wanita itu inginkan.
Rian dari kejauhan tak tahan saat menahan tawanya. Beberapa detik Raka tertahan melayani beberapa permintaan foto, Raka bingung atas permintaan foto itu.
"Loh ada apa ini ? " Gumam Raka dalam hatinya, ia langsung melanjutkan langkahnya cepat.
Saat hendak menuju toilet, Raka tak sengaja melihat Kayra sedang di tarik paksa oleh seseorang.
"Lepas ... Sakittt .... " Pekik Kayra yang tidak mendapatkan pertolongan dari siapapun.
Raka yang mengingat Kakek Ruslan ia langsung berniat untuk membantu Kayra.
"Ada apa ini ? " Tanya Raka membuat Kayra syok.
Kayra langsung mendekat ke arah Raka, Kayra menarik lengan Raka.
"Anda pergi saja Pak, jangan ikut campur urusan ini. Dan satu lagi jangan ceritakan masalah ini pada Kakek. " Ujar Kayra menatap Raka dalam.
Raka mengartikan tatapan Kayra, Kayra memintanya untuk tidak ikut campur namun tatapan itu mengartikan bahwa dirinya sedang butuh pertolongan.
"Siapa dia ? " Tanya laki-laki bertubuh besar pada Kayra.
Kayra menoleh ke arah Raka dengan tatapan gugup. " Di-dia bukan siapa-siapa. "
Kayra pun di tarik kembali oleh laki-laki itu, tanpa sepengetahuan Kayra. Raka mengikuti Kayra terlihat sebuah amarah saat laki-laki itu berbicara pada Kayra.
Kayra terus menyatukan tangannya seperti sedang meminta maaf.
Tamparan keras pun Kayra dapatkan. Laki-laki itu pergi sementara Kayra duduk di belakang gedung cafe itu, ia duduk sambil memeluk kedua lututnya ia benamkan wajahnya itu di atas lututnya sambil menangis sesenggukan.
Raka sangat emosi saat melihat seseorang mendapatkan perlakukan keras seperti itu apalagi ini seorang wanita.
Raka mendekati Kayra dan duduk di samping Kayra.
"Ada masalah apa sebenarnya ? " Tanya Raka membuat Kayra terperanjat kaget langsung menyeka air matanya itu.
Kayra menatap marah ke arah Raka, ia tidak mau lebih lama lagi berada di dekat Raka. Kayra takut jika nanti Raka akan memberitahukan masalah ini pada Kakek nya.
"Kamu bisa jawab pertanyaan saya tidak ? " Ucap tegas Raka mengehentikan langkah Kayra.
Kayra menoleh, Raka melihat sebuah nama di sebelah kanan pakaian Kayra.
"Kayra. " Gumam Raka dalam hatinya .
"Saya tidak mengenal anda Pak ! Kan sudah saya bilang jangan ikut campur. " Ucap Kayra dengan pipi merah bekas tamparan dan mata di penuhi amarah.
" Saya memang tidak mengenal kamu sebelumnya, tapi saya yakin kamu butuh pertolongan. " Jawab Raka.
" Saya tidak butuh pertolongan siapa pun, terimakasih. " Ucap keras kepala Kayra pada Raka.
Saat Kayra membalikan badannya kembali, langkah Kayra terhenti saat laki-laki tadi kembali. Kali ini laki-laki itu kembali dengan dua orang laki-laki lainnya.
Kayra dengan langkah mundur menjauh dari mereka, sampai langkah mundurnya terhenti karna tertahan oleh tubuh kekar Raka.
Lengan Kayra di tarik oleh Raka, sehingga ia kini berada di belakang tubuh kekar Raka.
"Oh jadi sekarang ada yang mau lagi lindungi wanita ini. Kamu tidak kapok dengan hal buruk apa jika ada yang coba melindungi kamu, Hah ? " Ucap garang Laki-laki bertubuh besar itu. Wajah laki-laki seram dengan tato dimana-mana bahkan sampai menutupi kulit tangan dan wajahnya.
Kayra hendak berjalan agar berada di depan tubuh kekar Raka, " Pergi Pak ... Pergi. " Bisik Kayra pada Raka.
Raka menahan gerakan Kayra agar tetap berada di belakangnya. " Pak anda dalam bahaya kalau seperti ini. " Bisik Kayra kembali.
"Ada maslah apa anda dengan wanita ini ? Saya tidak akan tinggal diam jika ada seorang wanita di perlakukan semena-mena seperti ini. " Tutur tegas Raka menunjukan kesatria nya. Dengan tatapan elangnya Raka memperhatikan setiap wajah para preman itu.
"Kami tidak ada urusan dengan anda, wanita itu milik Bos kami. Orangtuanya lah yang menyerahkan wanita itu pada Bos kami. " Jelas salah satu preman dengan tato tengkorak di lehernya.
Kayra kali ini benar-benar bergerak untuk berada di depan tubuh Raka.
Sebelumnya ada seseorang yang berusaha melindungi Kayra, namun mereka dengan ganasnya menusuk orang yang mencoba melindunginya.
"Sudah saya bilang beri saya waktu untuk melunasi semua hutang Ayah saya, tolong jangan seperti ini. Itu bukan uang sedikit untuk saya lunasi dalam waktu dekat ini. " Jelas Kayra semakin membuat Raka Paham jika itu masalah hutang piutang.
Para preman itu tertawa bersama, " Bos saya tidak butuh uang kamu. Yang dia butuhkan itu tubuh kamu. "
Kayra bergetar kala mendengar ucapan itu, "Saya tidak mau. Saya mampu membayar hutang Ayah saya tapi tidak sekarang. "
Ucap keras Kayra sudah lelah terus menerus di incar oleh para preman itu.
Preman itu hendak membawa Kayra dengan paksa, namun tangan Kayra lebih dulu di tarik oleh Raka. Sehingga kini Raka yang berhadapan langsung dengan preman ini.
Perkelahian pun terjadi, Raka sedikit terkena sayatan pisau di perutnya namun tidak begitu parah, itu hanya goresan.
Kayra terus meminta tolong namun tidak satu pun orang yang mau melerai perkelahian itu, sesekali Kayra menarik salah satu preman yang hendak melukai Raka namun tubuh Kayra terpental karna tenaganya tak cukup kuat.
"STOP ... Bawa saya sekarang. " Teriak Kayra tidak mau ada korban lagi.
Saat Kayra berteriak, para Preman itu berhenti berkelahi dengan Raka. Kini fokus para Preman itu pada Kayra.
Raka tidak terima jika Kayra harus di bawa oleh para Preman itu, air mata Kayra sagat mengalir deras saat ia sadar bahwa semua impiannya akan berakhir saat dirinya di bawa oleh para preman itu.
Tanpa Kayra duga Raka menarik tangan Kayra, sehingga tubuh lemas Kayra mendarat dalam pelukan Raka.
"Jangan bawa dia, berikan kartu nama ini pada Bos kalian. Hubungi saya. " Bentak keras Raka dengan wajah memerah karna emosinya belum tersalurkan sepenuhnya.
Salah satu preman pun berbisik, kala melihat kalung yang di kenakan Raka terlihat jelas. Kalung itu mengartikan lambang kemiliteran.
"Bos bawa saja kartu namanya ,dia TNI urusannya akan panjang. " Bisik salah satu preman itu.
Mereka pun membawa kartu nama itu. Raka mendekap tubuh lemas Kayra, Kayra menangis dalam pelukan Raka.
"Sudah ... Sudah kamu aman sekarang, " ucap Raka yang beranggapan bahwa semua masalah beres setelah bos yang di maksud oleh para preman itu menghubungi Raka.
Kayra pun menjauh dari pelukan Raka, " Anda tidak apa-apa kan Pak ? Kemeja anda berdarah. Anda terluka Pak. "
Kayra merasa khawatir.
" Tidak apa-apa ini hanya luka goresan kok. Yang penting kamu aman. " Jawab Raka.
Kayra menatap malaikat penyelamat nya saat itu, Kayra tidak tahu apa jadinya jika Raka tidak ada. Mungkin kini Kayra sudah memakai pakaian pengantin untuk di nikahi oleh laki-laki tua itu.
Kayra mengambil air hangat dan handuk kecil untuk mengompres luka Raka.
" Ini yang saya takutkan Pak, saya takut ada yang terluka dan itu gara-gara ingin menolong saya. " Ucap Kayra membasuh darah segar yang ada di perut Raka.
Raka menatap wajah Kayra dalam, gadis polos itu berhasil menghidupkan kembali rasa cinta dari dalam hati Raka yang sudah ia bunuh beberapa tahun kebelakang.
" BANG .... ? " Teriak Rian syok melihat Raka berada di belang cafe itu.
Raka menjatuhkan pundaknya kesal. " Ya ampun kenapa ni anak datang di waktu yang tidak tepat sih. HAH ? " Dengus Raka kesal dalam hatinya.
Kayra mencoba menjelaskan, namun lengannya di genggam erat oleh Raka.
Rian menatap lengan Raka yang menyentuh lengan Kayra. Rian tidak paham dengan apa yang sudah terjadi antara Raka dan juga Kayra.
" Jangan melihat seperti itu, tidak ada apa-apa Kok. " Ucap Raka datar namun terdengar tegas.
"Kamu pulang jam berapa ? " Tanya kecil Raka.
"10 Pak, " jawab Kayra.
"Emang saya setua itu yah ? " Sambung Raka berhasil membuat Kayra tersenyum tipis.
"Saya tunggu kamu di parkiran cafe ini, kita pulang bersama. " Ucap Raka membuat Kayra menatap wajah Raka kembali.
" Tidak usah Pak , eh ... Mas saya bisa pulang sendiri Kok. " Jawab Kayra tidak mau merepotkan.
"Ini perintah, saya tidak suka jika seseorang yang sedang saya lindungi membantah ucapan saya. " Jelas Raka membuat Kayra semakin tak percaya.
"Tapi Mas. "
" Panggilan mas, lebih baik di banding Bapak. " Jelas Raka berlalu meninggalkan Kayra.
Kayra masuk kembali ke dalam cafe itu melalui pintu belakang, sementara Raka dan juga Rian berjalan menuju mobilnya.
" Kita tunggu Kayra pulang Yan , kita malam ini tidur di bengkel saja. " Imbuh Raka baru merasakan perih di bagian tubuhnya.
" Oh jadi dia namanya Kayra, emmm .. Kayra dan Rian namanya cocok ya Bang ? " Goda Rian ingin melihat reaksi Raka.
"Jangan macam-macam Yan. " Jawab tegas Raka.
Ria tertawa. " Iya ... Iya, nama Kayra cocoknya sama Raka deh. "
Raka menggelengkan kepalanya dengan senyuman samar di wajahnya.
" Wajah Abang lucu ya kalau sedang jatuh cinta. " Goda Rian.
"Yan ... Sudah-sudah, " pekik Raka tidak mau di goda lagi oleh adiknya itu.
Tiba-tiba suara ponsel Raka berdering, tanda ada panggilan masuk.
Raka sudah yakin bahwa yang menelpon dirinya itu adalah seorang bos dari para preman itu.
Raka mengangkat sambungan telpon itu, lalu ia keluar dari dalam mobil agar Rian tidak mendengar pembicaraannya . Benar saja dugaan Raka, " Saya akan membereskan masalah ini. "
Sambungan telpon itu terputus saat Raka menyuruh orang itu datang ke sebuah tempat, dimana di sana adalah Markas TNI di kota bandung.
Raka dan Rian hanya perlu waktu satu jam untuk menunggu Kayra.
Kayra menghampiri Raka yang sedang bersandar di belakang mobil putih itu.
Dengan langkah Ragu dan malu Kayra menghampiri Raka, baru saja Kayra ingin berucap Raka sudah mendahuluinya.
"Sudah pulang ? " Sapa Raka. " Ayo naik mobil. "
" Apa sebaiknya saya pulang pake ojeg online saja Pak, saya tidak enak. " Ucap Kayra.
"Saya sudah menunggu kamu satu jam lebih loh Kay. " Ujar Raka memasukan ponselnya ke saku celananya.
Kayra terdiam, dengan satu gerakan tangan Raka. Kaki Kayra pun melangkah mengikuti langkah Raka.
Kayra semakin canggung saat melihat Rian ada di dalam mobil itu.
"Sudah tidak apa-apa anggap saja dia supir online. " Ujar Raka membuat mata Rian membulat sempurna.
"Mas ... " Bisik kecil Kayra merasa tidak enak hati.
Rian semakin tak percaya setelah mendengar panggilan Mas dari mulut Kayra untuk Abangnya itu.
Saat Raka hendak duduk di samping kemudi Rian, " Maaf Tuan di belakang saja duduknya. Saya kan supir. "
"Oh baiklah, terimakasih Pak. " Jawab Raka sangat meladeni godaan Adiknya itu.
Raka pun duduk di samping Kayra, perjalanan kali itu sangat hening. Tidak ada yang berbicara sedikitpun.
Kayra sekilas menoleh ke arah lengan Raka yang semakin terlihat memar akibat perkelahian tadi. Kayra sangat merasa bersalah sekali.
Hari itu pun berlalu.
Raka sudah bertemu dengan orang yang memerintahkan para preman untuk membawa Kayra.
Raka menggelengkan kepalanya karna nominal hutang Ayah Kayra hanya 50 juta, tapi Ayah Kayra tega memberikan Kayra sebagai bayarannya.
Raka tidak begitu percaya dengan ucapannya, Raka memeriksa semua bukti yang di bawa orang itu.
Ternyata benar Ayah Kayra terlilit hutang sampai nominalnya mencapai 50 juta
Bos para Preman itu seketika terdiam, saat Raka dengan seragam kebesarannya duduk di hadapannya.
"Anda sadar tidak atas perilaku anda ini bisa melanggar hukum ? " Tanya tegas Raka.
"Saya hanya menagih janji seseorang yang sudah meminjam uang pada saya, dan semua itu ada perjanjiannya. Jadi dimana salah saya ? " Jawab berani laki-laki tua itu.
"Salah anda memaksa wanita untuk anda nikahi, anda itu sudah tua Pak. " Ujar Raka.
Laki-laki Tua itu pun tidak terima di nasehati oleh Raka. Laki-laki tua itu pun pergi.
"Anda melupakan ini Pak. " Ucap Raka menghentikan laki-laki tua itu.
Sebuah cek bertuliskan nominal 50 juta tercatat di sana.
Laki-laki tua itu pun pergi dengan cek 50 juta itu.
"Dasar laki-laki bodoh, mana mungkin saya mau melepaskan ikan segar. "
Ternyata dugaan Raka salah, meskipun hutang sudah di bayarkan para Preman itu akan tetap mendapatkan tugas untuk membawa Kayra ke hadapan bos nya itu.
Hari itu Tiba dimana Raka harus kembali ke Ibu kota untuk tugasnya. Setelah mengantar Kayra saat itu Raka belum menemui Kayra kembali.
Kayra di hadapkan oleh tugas penelitian di kampusnya, sehingga dia belum sempat pulang ke rumah Kakek Ruslan.
Saat Kayra pulang ke rumah Kakek Ruslan, Kayra mendapati sepucuk surat.
Dimana di sana tertulis, " Kamu sudah aman. Jika ada apa-apa hubungi nomor saya. " Sebuah beberapa digit nomor pun tertulis di sana, namun Kayra lebih fokus pada nama yang tertulis di bawah tulisan itu.
"Raka. " Ucap kecil Kayra dengan senyuman bahagianya.
Singkat cerita, Kayra pun beraktivitas seperti biasanya selang beberapa minggu dari kejadian itu. kayra mendapatkan masalah kembali. Para preman itu menggangu Kayra kembali.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!