NovelToon NovelToon

Jodoh Abdi Negara

BAB 1.

"Semua tentang dia ! Tiktok, Facebook, Instagram dan semua media sosial menampilkan wajah dia. Sampai-sampai Emak-emak yang beli sayurpun ghibah nya tentang dia. " Kayra menepuk jidatnya saat berada di dalam kampus.

"Kenapa Lo Ay ? " Tanya Heran teman satu kampus Kayra.

"Lo liat deh, semua tenang Dia coba ! " Kayra menunjukan ponselnya pada Hera yang tak aneh dengan apa yang akan Kayra tunjukan padanya.

"Oh, si gagah dan si tampan Mayor Raka rupanya. " Timpal Hera santai.

"Ya begitulah, semua membicarakannya sampai-sampai Emak-emak pun ingin terlihat muda kembali saat melihat dia. " Sambung Kayra.

"Siapa sih yang tidak terkesima dengan apa yang ada pada dirinya ? Gue pun yang sebentar lagi mau nikah rela tuh melepaskan calon gue ! asalkan di mau nikahin gue, " Timpal Hera membuat Kayra tak percaya dengan ucapannya.

"Woyyyy ... Gila loh, " Kayra menepuk jidat Hera.

Merekapun tertawa bersama, sampai jam mata kuliahpun tiba. Kayra memang termasuk orang yang pandai dan pintar bisa di bilang wanita bertalenta, namun ia sama sekali belum memikirkan tentang pendamping hidup. Ia hanya fokus dengan karirnya sebagai mahasiswi dan juga seorang fotografer.

Kayra merupakan seorang tulang punggung keluarganya di kampung, namun dengan begitu Kayra tak patah semangat untuk menjalani hidupnya, karna dia yakin bahwa semuanya pasti akan ada jalan.

Prinsip hiduplah yang harus Kayra tetapkan dalam hidupnya. Ikhlas, jujur, dan semangat adalah tiga kata kunci kehidupan Kayra.

Tak jarang ada beberapa laki-laki menganguminya, namun Kayra yang tak punya waktu untuk berpacaran selalu menolak secara halus beberapa laki-laki yang telah mengutarakan isi hatinya pada Kayra.

Kayra memang berpenampilan sederhana, sesekali Kayra pun suka mengambil tawaran model pakaian di beberapa perusahaan fashion. Itulah Kayra wanita muda yang tak pernah mengenal kata lelah dalam hidupnya.

Sepulang nya di kampus Kayra langsung memenuhi panggilan meeting tempat ia bekerja Di PT. SININDO yang bergerak di dunia percetakan seperti media cetak dan yang lainnya.

"Sore Mas ? Saya tidak terlambat kan ? " Ucap Kayra saat tiba di sebuah ruangan yang ada beberapa orang yang hadir.

"Tidak Ko Ay, silahkan duduk ! " Timpal Mas Azis kakak senior di tempat kerja Kayra.

Kayra saat bekerja sebagai fotografer ia selalu berpenampilan casual, dengan dalaman kaos yang pas di badannya, celana jeans panjang dan juga kemeja yang ia gunakan sebagai blazer.

Tak lupa topi kesayangan dan kamera handalannya ikut serta bersamanya, Kayra di tugaskan untuk memotret kegiatan sebuah kampanye yang saat itu sedang ramai di perbincangkan.

Kayra sudah paham, meeting pun usai. Kini giliran ia membuktikan kemampuannya dalam hal memotret.

Keesokan harinya Kayra sudah mempersiapkan diri untuk segera pergi ke lokasi yang di tunjukan oleh atasannya. Kayra dengan sepeda motor maticnya keluar dari kosan yang selama ini ia tempati.

"Selamat pagi neng Kayra ? Mau kemana jam segini sudah rapih, cantik lagi. " Goda Mang ehan yang merupakan petugas keamanan di kosan nya itu.

Kayra menyodorkan kantong plastik pada Mang Ehan, kantong plastik yang di dalamnya ada satu bungkus nasi goreng yang ia buat sebelum ia pergi.

"Saya mau kerja Mang, ini ada nasi goreng tadi sengaja saya buat lebih untuk sarapan Mang Ehan. " Sahut Kayra tersenyum hangat pada Mang Ehan.

Mang Ehan yang sudah lama menjadi petugas keamanan itu tersenyum senang, karna ia pun belum mendapatkan sarapan untuk ia makan di pagi hari itu.

"Terimakasih Neng, inilah yang selalu mang Ehan rindukan jika Neng Kayra pulang kampung. " Canda Mang Ehan tersenyum pada Kayra.

"Bisa aja Mang, ya sudah di makan ya Mang. Nanti basi lagi. Seperti omongan mantan yang selalu Basi saat berbicara, " Canda Kayra sambil mengenakan helm berwarna merah di kepalanya.

Mang Ehan tertawa lebar, sampai-sampai giginya yang tinggal beberapa itu terlihat jelas. Kayra pun tertawa kecil dan langsung melajukan kendaraannya.

"Hati-hati Neng, jangan sampai bertemu mantan yang selalu Basi ya Neng ! " Teriak Mang Ehan pada Kayra.

Kayra menoleh sebentar ke belakang, dan tersenyum tipis mendengar candaan Mang Ehan.

Lokasi yang di tunjukan oleh atasan Kayra ternyata di sebuah lapangan besar di pusat kota. di sana sudah ada beberapa penonton, wartawan dan juga kru acara tersebut.

Kayra bersiap dengan alat kerjanya, ia memakain nametag sebagai kartu pengenal agar dia di bolehkan mendekat ke area acara.

Tak sedikit orang memperhatikan Kayra yang berperawakan tinggi dan juga sedikit berisi, sehingga ia terpakai sebagai model fashion di beberapa brand di kota tersebut.

Kayra mulai memotret sekitar area acara, tak jarang ia memotret penonton yang terlihat asyik di matanya.

"Wow .. Ramai sekali, antusias sekali mereka. " Penilaian Kayra saat melihat keramaian di sekitarnya.

Musikpun mulai terdengar, tanda acara akan di mulai. Saat Kayra melihat ke arah panggung ia melihat seseorang laki-laki yang berpakaian hijau loreng dengan baret merah yang ia kenakan sedang mempersiapkan beberapa lembar kertas yang ia taruh di phodium. Laki-laki tersebut pun mengecek mikropon yang ada di phodium tersebut.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa .... " Teriak salah satu penonton yang ada di samping Kayra.

Kayra sontak kaget dan menjauh dari sumber suara, " Busettt Bu, Toa mesjid mana yang ibu bawa ? kok suaranya sampai menusuk gendang telinga saya ! "

"Jangan berisik Neng, lihat saja pemandangan yang mengagumkan itu. " Jawab Ibu itu.

"Ok Bu, hati-hati Vita suaranya putus ya Bu. Ngeri saya mendengarnya itu urat leher sampai tiga dimensi seperti itu Bu-bu. " Ujar Kayra menggelengkan kepalanya.

"Aaaaaaaaaaaaaaaa .... Pak MAYORRRRR ...... !!! " Teriak Emak-emak yang lainnya.

"Busetttt Bu ... ! " Umpat Kayra heran akan sikap emak-emak yang ada di sekitarnya.

Kayra mendekat ke arah panggung, Kamerapun sudah siap bekerja di tangan Kayra. "Oh ini toh yang lagi Viral, "

Kayra memotret seseorang yang di tunggu oleh penonton, seorang yang sangat penting yang ingin menyampaikan ucapannya di dekat phodium itu.

Hasil potret Kayra pun sangat jelas dan jernih, sesekali Kayra iseng memotret seseorang yang sedang Viral itu, ia sedang berdiri tak jauh dari orang penting tersebut berada.

Ya laki-laki yang sedang di potret Kayra adalah seorang ajudan bernama Raka bimasena, ia berpangkat Mayor infanteri Raka bimasena saat itu, ia di tugaskan untuk menjadi salah satu ajudan orang penting di negara tersebut.

"Pak Mayorrrr I LOVE YOU ! " Teriak salah satu penonton yang tidak di gubris sama sekali oleh Mayor Raka, Raka yang saat itu sedang bertugas hanya fokus pada ke amanan komandannya.

Sorak Sorai semua tentang Mayor Raka, ke gagahan dan ketampanannya membuat semua kaum hawa terhipnotis saat melihatnya.

BAB 2.

"MAYOR ... MAYOR ...Aaaaaaaaaaaaa,Pak MAYOR .... ! " Sorakan itu terdengar dari berbagai sudut di lapangan besar itu.

Kayra memperhatikan wajah Mayor Raka dengan seksama, ia menilai bahwa dirinya merasa tak nyaman dengan sorakan dari para fansnya. Mayor Raka sesekali memberikan tatapan tajam pada sekitaran tempat ia berdiri.

Sesekali ia berlari kecil menghampiri komandannya, karna komandannya ingin menyalami para pendukung yang terus mengulurkan tangannya penjagaan ketat di lakukan olah seorang ajudan yang sedang menjadi rebutan kaum hawa itu.

"Hati-hati Pak ! " Ucap kecil Mayor Raka pada Komandannya.

Tak ada senyuman sedikitpun yang tertoreh dari wajah tampan itu, Sesekali Kayra memotret wajah datar dan tegas Mayor Raka.

Mayor Raka dengan spontan melihat Kayra sedang memotretnya, namun yang Kayra dapatkan bukanlah senyuman melainkan tatapan tajam dan juga rasa tak perduli yang di perlihatkan oleh Mayor Raka.

Mayor Raka selalu membuang muka, sebagai seorang Mentor keamanan yang penuh tanggungjawab atas apa yang di embankan kepadanya Mayor Raka tak mau ambil pusing atas apa yang sedang terjadi padanya.

Jam istirahat pun tiba, acara tersebut di pending terlebih dahulu dan isi oleh beberapa penyanyi yang di undang di acara tersebut.

Kayra menjauh dari tempat ia berada, Kayra menjauh dari keramaian dan dia ingin mengecek hasil potretnya untuk ia serahkan nantinya.

"Huh, panas sekali hari ini. " Keluh Kayra sambil membuka topi dan menyeka keringat yang membasahi wajahnya.

Kayra membuka penutup botol minuman mineral untuk ia minum, Kayra menikmati setiap rasa lelah yang ia nikmati setiap harinya.

Setiap mata tetap tertuju pada satu sosok yang sedang sibuk melakukan tugasnya sebagai Mentor keamanan, Mayor Raka terus memerintahkan beberapa anak buah nya untuk bersiap di berbagai sisi wilayah itu. Dengan tatapan elang nya Mayor Raka menunjuk di setiap sisi yang harus di amankan.

Anak buah Mayor Raka pun seketika mengerti dan segera berlarian mendekati wilayah yang di tunjuk oleh Komandannya.

Kayra pun memotretnya kembali, Mayor Raka yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya dan Kayra pun memotretnya lagi.

"Hahahaha .... " Kayra tersenyum melihat wajah dingin yang di tunjukan oleh Mayor Raka.

Saat orang penting tersebut hendak keluar dari tenda peristirahatan khusus, beberapa orang dan Wartawan menyerbunya. Tentunya Kayra pun ikut serta dalam hal itu.

Tangan Mayor Raka pun sangat aktif saat menertibkan wartawan yang menghalangi jalan orang penting tersebut.

Tanpa kata Mayor Raka menepis tangan beberapa wartawan yang hendak mengambil foto terlaku dekat, hanya tatapan mata dan raut wajahnya sajalah yang berbicara dengan itupun mereka paham jika prilaku nya tidak di sukai oleh Mayor Raka.

"Galak bener Woyyy ... " Batin Kayra saat melihat tingkah laku Mayor Raka.

Beberapa sesi Foto sudah memenuhi target Kayra saat itu, sehingga iapun akan mengakhiri jam kerjanya di hari itu. Kayra tak terpesona sama sekali saat pertama berpapasan langsung dengan Mayor Raka.

"Mau kemana Ay ? " Tanya salah satu wartawan yang menghentikan langkah Kayra.

"Eh Mas Rudi, mau ke kantor Mas. Pekerjaan sudah selesai. " Jawab Kayra ramah.

Rudi bertepuk tangan karna ia salah satu orang yang mengagumi hasil jepretan yang Kayra punya, " Memang fotografer handal kamu ini. "

"Ah Mas Rudi bisa saja, semua orang juga bisa kok Mas hanya sekedar menekan tombol untuk mengambil Foto. " Jawab Kayra merendah diri.

"Tetap saja semua ada Skil khusus Dek, ya sudah kalau mau ke kantor hati-hati ya ! " sambung Mas Rudi salah satu wartawan stasiun Tv ternama.

Kayra pun pamit dan berjalan menuju kendaraan kesayangannya, " Lo gak nonton dulu Ay ? " Suara itu tiba-tiba terdengar dari salah atu rekan kerja nya yang bertugas sebagai wartawan.

"Gak ah Nis, Gue langsung ke kantor saja. Masih banyak tugas kampus yang belum gue selesaikan. " Jawab Kayra sambil mengenakan Helm yang selalu ia kenakan.

"Ehh, Kutu buku dasar ! Gak ngeces Lo liat ketampanan yang sedang Viral ! " Ejek Nisa yang sama-sama bernaung di PT yang sama dengan Kayra.

Kayra tersenyum, " Gak Ah, terlalu banyak saingannya ! Berat saingan nya emak-emak semua. Hahahahaha .... " Canda Kayra walaupun ia sadar gadis seumuran dia pun atau di bawah umur pun banyak sekali yang mengagumi ketampanan Mayor Raka.

"Hahahahaha ... ya sudah gue lanjut kerja dulu ya ? " Sahut Nisa melambaikan tangannya pada Kayra, dan di sambut lambayan tangan pula oleh Kayra yang hendak pergi dari lokasi tersebut.

Kayra pun melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang menuju kantor tempat ia bekerja, sesampainya di sana ia merapihkan sedikit hasil kerjanya yang akan ia serahkan nantinya ke atasannya.

Usaha Kayra pun tidak sia-sia, iapun mendapatkan pujian dari hasil jepretan yang ia serahkan pada atasannya. Sementara hasil jepretan Mayor Raka masih ia simpan di galeri kameranya. Untuk ia hadiahkan pada Sahabatnya yang sangat menggilai Mayor Raka.

"Saya pamit pulang Bos ! " Ucap Kayra pada atasannya.

Atasannya itupun memberikan ijin pada Kayra, dan memberikan pesan jika dia harus on time saat di butuhkan lagi. Kayra pun dengan sigap memberikan janji bahwa dia akan selalu on time saat bekerja ataupun saat di butuhkan.

Karya pun pergi dari gedung perkantoran itu, sepedah motor matic selalu setia menemaninya kemana pun Kayra pergi selalu di antar oleh sepeda Matic yang di hadiahkan oleh Ayahnya sebelum wafat.

Tidak ada garis lelah di wajah Kayra, karna ia sadar itu bukan akhir dari segalanya. Setelah ia menyelesaikan satu pekerjaan masih ada pekerjaan lain yang harus ia selesaikan juga.

"Ok ... Baiklah saatnya kita pergi ke kampus kawan ! " Tepuk hangat Kayra pada motor Matic kesayangannya itu.

"Semoga di setiap lelah menjadi lillah. " Doa Kayra dalam hatinya.

Ia pun melajukan kembali kendaraannya menuju sebuah kampus ternama di kota tersebut, ada satu mata kuliah yang harus dia ambil di hari itu. Dan Kayra tidak ingin melewatinya.

Sementara Mayor Raka, masih mantap tajam komandannya yang masih mengutarakan niatnya di atas panggung besar yang di kerumuni banyak orang.

Pandangan dan juga tangan nya selalu aktif mengatur keamanan di tempat tersebut. Ia selalu sigap dalam segala hal, untuk itu ia dinobatkan sebagai salah satu Prajurit terbaik di dalam kesatuannya.

Walaupun begitu ia tidak silau dengan popularitas yang sedang menerpanya saat itu, ia masih terlihat santai dan masih pada pendiriannya sendiri sebagai prajurit yang di miliki oleh Negara.

BAB 3.

Acara pun hampir selesai, kerumunan di bawah panggung semakin berdesakan. Mayor Raka memperhatikan sekitar dan mencoba turun untuk memberikan jalan untuk komandannya.

Sebagai seorang ajudan Mayor Raka mempunyai tugas yang cukup berat, mengatur semua keperluan komandannya saat ada di lapangan. Yang mengatur waktu Komandan nya pun yaitu Mayor Raka, ia harus bekerja extra karna dalam satu hari bukan satu tempat saja yang di kunjungi oleh Orang penting yang di anggap Komandannya itu.

"Tolong beri jalan, " Ucap tegas Mayor Raka mendorong kecil orang yang di anggap menghalangi jalannya.

Ada beberapa orang yang tak mau mendengar perintah Mayor Raka , Hingga Mayor Raka pun menindak tegas dan memasang wajah sangat tegas dengan sedikit dorongan.

Namun walaupun seperti itu Mayor Raka, tetap mendengar teriakan yang kagum terhadap dirinya.

"Sejak kapan saya memiliki fans sebanyak ini ? Ada apa ini ? " Raka bergumam di dalam hatinya.

Mayor Raka belum juga sadar jika dirinya kini sedang menjadi bulan-bulanan netizen, semua media sosial di penuhi dengan wajahnya dengan berbagai macam gaya.

Karna Mayor Raka memang tak memiliki aplikasi yang menunjukan bahwa dirinya kini sedang Viral, dan ia pun tak mempunyai waktu untuk melihat beberapa aplikasi di media sosial.

Baik Mayor Raka ataupun Kayra kini sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, Mayor Raka dengan kesibukannya menjalankan tugas sebagai Ajudan.

Sementara Kayra sibuk dengan statusnya yang kini menjadi Mahasiswa.

"Akhirnya ! " Kayra menggeliatkan tubuhnya saat ia sudah selesai mempelajari pembelajaran yang di sampaikan oleh Dosennya.

Sesekali Kayra menguap, Kayra merasa ngantuk saat itu.

"Dorrrr ... Kantin yuk ? " Ajak Hera sahabat Kayra.

"Traktir ya ? " Pinta Kayra.

Hera menatap Hera Kayra, " Ya sudah Ayok ! "

"Gitu Dong, jangan pelit-pelit kalau mau arsitek handal. " Sahut Kayra semangat karna ia akan di traktir.

Hera menatap Kayra, " Nah Lo emang Lo gak mau jadi arsitek handal ? "

"Ya mau lah, itukan cita-cita gue ! " Jawab Kayra.

"Nah terus kenapa Lo pelit ? " Perkataan itu di kembalikan oleh Hera kepada Kayra.

Kayra seketika diam dan memutar otaknya, " Ya-ya kan peraturan itu hanya berlaku untuk Lo, hahahaha ... Lagian gue itu bukan pelit. Pelit gue kambuh kalau isi dompet gue tidak berpenghuni. "

"Dasarrrrrr Lo, ghaib dong kalau tidak berpenghuni. Seperti hati Lo .... Hahahahahaha " Ledek Hera.

"Sudah ... sudah ... Panjang kali lebar kali tinggi sama dengan kusut sudah .. Kalau bicara masalah hati. " Kayra menarik lengan Hera agar cepat sampai di kantin kampusnya.

Sebuah mei hangat bertopingkan telor dan sayuran hijau telah tersaji di depan mata Kayra, walaupun di mangkuk itu hanya mie dan teman-temannya bagi Kayra itu adalah makanan terenak yang bisa menahan lapar di perutnya dalam beberapa waktu.

"Makan dulu Bestie .. Jangan sampai tu hp nyemplung kedalam kuah Mie. " Ujar Kayra melihat Hera yang sibuk bermain ponsel saat sedang makan.

"Eh jangan salah, karna liat Hp gue jadi nafsu makan. Soalnya mengandung Vitamin, " Jawab Hera.

"Hahahaha ... Lo ini ada ada aja, " Hardik Kayra.

"Nih Lo liat Vitamin gue, uhhhhhh jadi nafsu gue .... Nafsu makan maksudnya ! " Jelas Hera.

Mata Kayra melihat layar ponsel Hera, " Oh itu ? Oh ya gue ada hadiah buat Lo. "

"Apa ? Ah hadiah pa'an ! " Hera tak begitu tertarik dengan ucapan Kayra yang menurutnya itu hanyalah sebuah candaan saja.

Kayra mengambil cameranya dan mulai membuka galeri, terpanggang lah wajah seseorang yang di anggap Vitamin oleh sahabatnya itu.

"Nih Lo liat ! " Kayra memberikannya pada Hera.

Hera memalingkan tatapan nya pada Ponsel miliknya dengan malas, namun saat ia melihat wajah seseorang di dalam kamera Kayra. Membuatnya menjadi semangat dan membiarkan ponselnya tergeletak saja di atas meja.

"Aaaaaaaaa ... Cius Lo sedekat ini ? " Hera tak percaya dengan pengambilan gambar Kayra yang bersumber dari sang Idola.

"Serius lah neng, " Jawab Kayra.

"Dapet dari mana Lon ? Ko gak ngajak gue, " Hardik Hera kesal.

"Nah Lo, lu bilang gak ngajak Lo ! Gue kan kerja bukan Healing, " Jawab Kayra.

Sementara Hera terus menatap wajah yang sungguh ia idolakan, " Duhh kenapa ya ? Kena pirus apa ya gue ? " Rintih Hera.

"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!