BAB 2.

"MAYOR ... MAYOR ...Aaaaaaaaaaaaa,Pak MAYOR .... ! " Sorakan itu terdengar dari berbagai sudut di lapangan besar itu.

Kayra memperhatikan wajah Mayor Raka dengan seksama, ia menilai bahwa dirinya merasa tak nyaman dengan sorakan dari para fansnya. Mayor Raka sesekali memberikan tatapan tajam pada sekitaran tempat ia berdiri.

Sesekali ia berlari kecil menghampiri komandannya, karna komandannya ingin menyalami para pendukung yang terus mengulurkan tangannya penjagaan ketat di lakukan olah seorang ajudan yang sedang menjadi rebutan kaum hawa itu.

"Hati-hati Pak ! " Ucap kecil Mayor Raka pada Komandannya.

Tak ada senyuman sedikitpun yang tertoreh dari wajah tampan itu, Sesekali Kayra memotret wajah datar dan tegas Mayor Raka.

Mayor Raka dengan spontan melihat Kayra sedang memotretnya, namun yang Kayra dapatkan bukanlah senyuman melainkan tatapan tajam dan juga rasa tak perduli yang di perlihatkan oleh Mayor Raka.

Mayor Raka selalu membuang muka, sebagai seorang Mentor keamanan yang penuh tanggungjawab atas apa yang di embankan kepadanya Mayor Raka tak mau ambil pusing atas apa yang sedang terjadi padanya.

Jam istirahat pun tiba, acara tersebut di pending terlebih dahulu dan isi oleh beberapa penyanyi yang di undang di acara tersebut.

Kayra menjauh dari tempat ia berada, Kayra menjauh dari keramaian dan dia ingin mengecek hasil potretnya untuk ia serahkan nantinya.

"Huh, panas sekali hari ini. " Keluh Kayra sambil membuka topi dan menyeka keringat yang membasahi wajahnya.

Kayra membuka penutup botol minuman mineral untuk ia minum, Kayra menikmati setiap rasa lelah yang ia nikmati setiap harinya.

Setiap mata tetap tertuju pada satu sosok yang sedang sibuk melakukan tugasnya sebagai Mentor keamanan, Mayor Raka terus memerintahkan beberapa anak buah nya untuk bersiap di berbagai sisi wilayah itu. Dengan tatapan elang nya Mayor Raka menunjuk di setiap sisi yang harus di amankan.

Anak buah Mayor Raka pun seketika mengerti dan segera berlarian mendekati wilayah yang di tunjuk oleh Komandannya.

Kayra pun memotretnya kembali, Mayor Raka yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya dan Kayra pun memotretnya lagi.

"Hahahaha .... " Kayra tersenyum melihat wajah dingin yang di tunjukan oleh Mayor Raka.

Saat orang penting tersebut hendak keluar dari tenda peristirahatan khusus, beberapa orang dan Wartawan menyerbunya. Tentunya Kayra pun ikut serta dalam hal itu.

Tangan Mayor Raka pun sangat aktif saat menertibkan wartawan yang menghalangi jalan orang penting tersebut.

Tanpa kata Mayor Raka menepis tangan beberapa wartawan yang hendak mengambil foto terlaku dekat, hanya tatapan mata dan raut wajahnya sajalah yang berbicara dengan itupun mereka paham jika prilaku nya tidak di sukai oleh Mayor Raka.

"Galak bener Woyyy ... " Batin Kayra saat melihat tingkah laku Mayor Raka.

Beberapa sesi Foto sudah memenuhi target Kayra saat itu, sehingga iapun akan mengakhiri jam kerjanya di hari itu. Kayra tak terpesona sama sekali saat pertama berpapasan langsung dengan Mayor Raka.

"Mau kemana Ay ? " Tanya salah satu wartawan yang menghentikan langkah Kayra.

"Eh Mas Rudi, mau ke kantor Mas. Pekerjaan sudah selesai. " Jawab Kayra ramah.

Rudi bertepuk tangan karna ia salah satu orang yang mengagumi hasil jepretan yang Kayra punya, " Memang fotografer handal kamu ini. "

"Ah Mas Rudi bisa saja, semua orang juga bisa kok Mas hanya sekedar menekan tombol untuk mengambil Foto. " Jawab Kayra merendah diri.

"Tetap saja semua ada Skil khusus Dek, ya sudah kalau mau ke kantor hati-hati ya ! " sambung Mas Rudi salah satu wartawan stasiun Tv ternama.

Kayra pun pamit dan berjalan menuju kendaraan kesayangannya, " Lo gak nonton dulu Ay ? " Suara itu tiba-tiba terdengar dari salah atu rekan kerja nya yang bertugas sebagai wartawan.

"Gak ah Nis, Gue langsung ke kantor saja. Masih banyak tugas kampus yang belum gue selesaikan. " Jawab Kayra sambil mengenakan Helm yang selalu ia kenakan.

"Ehh, Kutu buku dasar ! Gak ngeces Lo liat ketampanan yang sedang Viral ! " Ejek Nisa yang sama-sama bernaung di PT yang sama dengan Kayra.

Kayra tersenyum, " Gak Ah, terlalu banyak saingannya ! Berat saingan nya emak-emak semua. Hahahahaha .... " Canda Kayra walaupun ia sadar gadis seumuran dia pun atau di bawah umur pun banyak sekali yang mengagumi ketampanan Mayor Raka.

"Hahahahaha ... ya sudah gue lanjut kerja dulu ya ? " Sahut Nisa melambaikan tangannya pada Kayra, dan di sambut lambayan tangan pula oleh Kayra yang hendak pergi dari lokasi tersebut.

Kayra pun melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang menuju kantor tempat ia bekerja, sesampainya di sana ia merapihkan sedikit hasil kerjanya yang akan ia serahkan nantinya ke atasannya.

Usaha Kayra pun tidak sia-sia, iapun mendapatkan pujian dari hasil jepretan yang ia serahkan pada atasannya. Sementara hasil jepretan Mayor Raka masih ia simpan di galeri kameranya. Untuk ia hadiahkan pada Sahabatnya yang sangat menggilai Mayor Raka.

"Saya pamit pulang Bos ! " Ucap Kayra pada atasannya.

Atasannya itupun memberikan ijin pada Kayra, dan memberikan pesan jika dia harus on time saat di butuhkan lagi. Kayra pun dengan sigap memberikan janji bahwa dia akan selalu on time saat bekerja ataupun saat di butuhkan.

Karya pun pergi dari gedung perkantoran itu, sepedah motor matic selalu setia menemaninya kemana pun Kayra pergi selalu di antar oleh sepeda Matic yang di hadiahkan oleh Ayahnya sebelum wafat.

Tidak ada garis lelah di wajah Kayra, karna ia sadar itu bukan akhir dari segalanya. Setelah ia menyelesaikan satu pekerjaan masih ada pekerjaan lain yang harus ia selesaikan juga.

"Ok ... Baiklah saatnya kita pergi ke kampus kawan ! " Tepuk hangat Kayra pada motor Matic kesayangannya itu.

"Semoga di setiap lelah menjadi lillah. " Doa Kayra dalam hatinya.

Ia pun melajukan kembali kendaraannya menuju sebuah kampus ternama di kota tersebut, ada satu mata kuliah yang harus dia ambil di hari itu. Dan Kayra tidak ingin melewatinya.

Sementara Mayor Raka, masih mantap tajam komandannya yang masih mengutarakan niatnya di atas panggung besar yang di kerumuni banyak orang.

Pandangan dan juga tangan nya selalu aktif mengatur keamanan di tempat tersebut. Ia selalu sigap dalam segala hal, untuk itu ia dinobatkan sebagai salah satu Prajurit terbaik di dalam kesatuannya.

Walaupun begitu ia tidak silau dengan popularitas yang sedang menerpanya saat itu, ia masih terlihat santai dan masih pada pendiriannya sendiri sebagai prajurit yang di miliki oleh Negara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!