90 Hari Menjadi Istrimu

90 Hari Menjadi Istrimu

Kunang-Kunang

...Kunang-kunang kecil menatap ke arah bulan. Merindukan bulan yang tidak menyadari keberadaannya....

...Andai dirinya adalah bintang, maka bulan akan dipeluk olehnya. Tapi dirinya adalah kunang-kunang kecil, yang mati memeluk bayangan bulan di atas telaga....

...Bukankah cinta itu indah? Biarkan aku memeluk cintamu yang dingin....

Laverna

Bagaikan bunga lavender yang indah, menyebarkan wewangian ke semua penjuru, begitulah seharusnya.

Namun dirinya menatap ke arah saudara tirinya. Mengepalkan tangannya berucap dengan nada serius."Aku akan melepaskan hak warisku, tapi aku ingin menikah dengan pacarmu."

"Kamu serius? Dia hanya seorang bartender." Sang kakak terkekeh, menertawakan adik tirinya.

"Putuskan hubungan dengannya. Lagipula hanya 90 hari maka aku akan berpisah dengannya. Setelahnya, dia dapat kembali menjadi milikmu. Biarkan aku hidup selama 90 hari dengan cinta pertamaku." Ucap sang adik, berusaha tersenyum dengan air mata yang mengalir.

"Jeremy, dia memang yang tertampan dari pacar-pacarku yang lain. Tapi kamu tau kan?Uang lebih penting. Aku berikan dia selama tiga bulan padamu." Ucap sang kakak, wanita yang benar-benar cantik, melangkah meninggalkannya.

Laverna menitikkan air matanya. Ini dimulai dari 12 tahun lalu, dirinya dan kakaknya mendatangi yayasan amal setiap hari minggu, atas keinginan orang tua mereka. Kala itulah dirinya berkenalan dengan Jeremy, seorang remaja buta.

Bermain bersamanya, tertawa setiap hari. Namun, kala Jeremy bertanya tentang wajahnya, Laverna akan berbohong mengatakan dirinya benar-benar cantik, dengan rambut kecoklatan.

Rambutnya memang kecoklatan, tapi dirinya tidak secantik kakaknya Jasmine. Hingga kala dewasa, Jeremy datang kembali dengan mata yang telah sembuh dari kebutaan. Mencari brownies kecil (panggilan Laverna kecil) kesayangannya. Pria yang menganggap Jasmine yang cantik sesuai penjabaran ketika mereka muda adalah brownies nya.

Kala Laverna kembali dari menjalani pendidikan di luar negeri. Jeremy dan Jasmine telah menjalin hubungan. Kakaknya yang play girl, dengan seorang bartender rupawan.

Berusaha menjelaskan? Siapa yang akan percaya? Mengingat Jasmine mengetahui apa saja yang dilakukan Laverna dan Jeremy ketika remaja. Laverna tidak memiliki bukti, cinta pertamanya beralih pada kakaknya.

Dirinya hanya dapat diam, kala Jasmine menjadikan Jeremy sebagai salah satu pacarnya.

Tapi kali ini tidak, karena waktu hidupnya yang semakin sempit. Kanker hati, dokter mengatakan dirinya tidak dapat bertahan lebih dari empat bulan tanpa donor. Donor? Mencari pun akan sulit, mengingat dari keluarga hanya mendiang ibunya yang memiliki golongan darah sama dengannya.

Dirinya telah mengupayakan, tapi tidak mudah menemukan seseorang yang bersedia membahayakan nyawanya untuk menjadi donor. Karena itu, menikmati masa hidup 120 hari yang tersisa menjadi keputusannya. Wanita yang hanya bekerja dan berbuat baik sepanjang hidupnya. Tidak bolehkah dirinya bahagia, walaupun hanya sebentar?

Menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak. Dirinya terkadang mengalami muntah darah. Bertahan dengan obat-obatan yang mungkin malah memperburuk kondisinya.

"Aku ingin menjadi istrinya, walaupun hanya tiga bulan. Setelahnya biarkan kami bercerai, dia kembali bahagia dengan kakak. Dan aku memiliki kenangan sebelum menutup mata." Gumamnya, berusaha tersenyum, dirinya akan bahagia walaupun hanya sebentar. Mungkin di akhir hidupnya setelah proses perceraian akan dihabiskannya dengan berlibur di tempat terpencil.

Kala matahari senja perlahan tenggelam, wanita itu melajukan mobilnya menuju club' malam. Tempat yang tidak cocok dikunjungi wanita yang sakit-sakitan sepertinya. Dirinya melihat ke arah Jeremy tersenyum, meracik minuman untuk pelanggan.

Kemudian Laverna duduk di kursi depan bar, merasa sesak setiap mengingat hati pemuda ini adalah milik kakak tirinya.

"Bang! Satu cendol bang! Jangan terlalu manis ya?" Ucap Laverna, membuat Jeremy mengernyitkan keningnya. Tapi harus bersabar, yang waras harus banyak-banyak mengalah.

"Sudah aku bilang disini tidak ada cendol." Ucap pria itu dengan raut wajah datar.

"Kalau bakso?" Tanya Laverna lagi.

"Gila!" Jeremy tidak habis fikir.

"Aku mau curhat, kucingku sakit keras. Dokter bilang tidak bisa mengobatinya lagi. Kucingku menyukai Royal Canin ( sejenis makanan kucing), aku baru saja menghabiskan uangku untuk memberikan makanan terbaik untuknya. Aku ingin dia mendapatkan semua keinginannya sebelum dia mati." Ucap Laverna pada Jeremy.

"Kamu lumayan baik juga ya? Semoga kariermu semakin naik, sehingga kamu tidak akan minder memiliki kakak ipar sepertiku." Ucap Jeremy tertawa, kemudian bungkam sejenak, merasa sudah salah bicara.

"Kamu yang seharusnya dapat hidup dengan baik. Jangan hanya jadi tukang es cendol saja." Laverna terkekeh.

"Aku bukan tukang es cendol! Bartender! Aku bartender paling tampan!" Tegas Jeremy, menunjukkan pose paling keren.

"Ya...ya...ya... yang waras harus banyak-banyak bersabar dan mengalah." Gumam Laverna menbuat sang bartender benar-benar murka. Mengguncang-guncang tubuh calon adik iparnya.

"Dasar kacamata tebal!" Kesal Jeremy, bahkan mencubit pipi Laverna.

*

"Jadi kakakmu sudah bersedia menikah denganku?" Tanya Jeremy antusias, setelah mereka berpindah ke ruangan lain. Dijawab dengan anggukan kepala oleh Laverna.

Dirinya berusaha tersenyum."Maaf mengecewakanmu. Tapi aku yang akan menikah denganmu. Biarkan aku bahagia, walaupun hanya sebentar," batinnya.

"Jadi karung mana yang akan tukang cendol sepertimu jahit untuk dijadikan tuxedo?" Tanya Laverna mengernyitkan keningnya.

"Aku bukan tukang cendol! Aku bartender B...A...R...T...E...N...D...E...R! Bartender! Tidak mengerti bahasa manusia?" Tanya Jeremy menuangkan minuman ke dalam gelas Laverna.

"Aku tidak bisa minum." Ucap wanita itu tersenyum.

"Kenapa? Bukannya di setiap perjamuan kamu mengkonsumsi wine?" Tanya Jeremy tidak mengerti, dengan wanita karier di hadapannya.

"Karena setiap detik berharga. Aku hanya berfikir seperti kunang-kunang. Kamu tau mereka hanya hidup 2-3 minggu dan itu hanya untuk kawin?" Laverna tertawa kecil, kemudian menatap ke arah Jeremy."Tapi itu sepadan, mereka dapat terlihat cantik seperti bintang. Dapat menemukan pasangan, bercinta, atau dapat juga hanya menunjukkan rasa kasih. Walaupun pada akhirnya sinar kecil mereka hilang. Mayat yang jatuh di atas rerumputan."

"Kamu membuatku hampir menangis!" Jeremy mengambil tissue, kemudian mengeluarkan ingusnya sendiri.

"Soal dekorasi pernikahan dan hal lainnya, aku yang akan mengambil alih, kamu hanya perlu hadir. Satu lagi, untuk cincin pernikahan kamu yang menyiapkannya." Tegas Laverna tersenyum padanya.

"Lalu Jasmine?" Jeremy mengernyitkan keningnya.

"Sudah! Kalian tinggal terima beres saja. Aku hanya takut kalau tukang es cendol sepertimu yang menyiapkannya, karung goni jadi setelan tuxedo, saringan tahu menjadi pelapis gaun pengantin." Ucap Laverna tertawa mengejek.

Namun kali ini Jeremy hanya tersenyum."Terimakasih...kita akan jadi keluarga."

"Siap! Kakak ipar!" Laverna memberi hormat."Carikan aku es cendol..." pintanya tersenyum.

"Dasar!' Jeremy terkekeh. Sejenak dirinya menghela napas kasar.

Cinta pertamanya, itulah Jasmine wanita yang menemani masa remajanya di yayasan sosial. Browniesnya yang selalu berkata, bagaikan ratu jahat, dirinya lah yang paling cantik di dunia.

Tapi memang benar bukan? Jasmine lah yang paling cantik.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

hadirrr... kyknya di part awal udah mulai syahdu

2024-06-26

0

yesi yuniar

yesi yuniar

baru hadir kak ☝️
besok dikebut lagi 🤗🤗

2024-01-07

1

🌠Naπa Kiarra🍁

🌠Naπa Kiarra🍁

Hadir, kak!
Ngebut banget kak?

2024-01-07

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!