Rumah Sakit

Aku kembali berbaring, mencoba melupakan mimpi yang baru saja aku alami. Aku mengubah posisi tidur ku menghadap kanan, dengan harapan mendapatkan kenyamanan, atau setidaknya ketenangan.

Namun lagi-lagi tubuhku di buat menegang. Wanita di dalam sumur itu lagi, kini tepat berada di samping ku dengan senyum yang membuat kesadaran ku segera kembali.

“Aaaaaaaaa!!!!!pecel lele, kerupuk kulit, nasi goreng!!!”  teriakku kencang lalu bangkit dari tempat tidur. Ya Allah ni latah nggak tau kondisi orang lagi takut apa.

Aku ingin berlari, kabur sejauh mungkin. Tapi badan ku masih terasa lemas.

Dan juga infus sialan ini begitu mengganggu.Aku kembali melihatnya berharap apa yang aku lihat tadi Cuma sebuah imajinasi.

Tapi lagi-lagi dia tersenyum ke arah ku, membuat seluruh bulu tubuh ku berdiri.

“Tolong setidaknya kalau mau mucul ngasih aba-aba dulu, biar aku nggak takut. Lah ini main nongol-nongol aja!”  batin ku menggerutu.

Aku mendengar dia tertawa, setan laknat malah ngetawain. Ya Allah maafkan hambamu yang nggak bisa jaga ucapan.

Apa yang harus aku lakukan dalam posisi saat ini ? bentar, mungkin ini mimpi kayak tadi, fikiran ku mulai mengandai-andai.

Tapi gimana mau mimpi baru aja aku bangun. Aku kembali teriak berusaha menghabiskan suara yang aku punya.

“ Ra! Woe sadar woe!!” aku tidak memperdulikan teriakkan itu, aku terus saja berteriak histeris sambil melafadz kan do’a-doa yang ku ingat. Entah do'a apapun itu sampai do'a makanpun aku baca.

Terlalu banyak suara yang aku denger saat ini. Suara tangis, ketawa, raungan bahkan jeritan silih berganti meracuni telingaku

“Audzubillahiminasyyaithonirrojiim…”  

“ Ra istigfar Ra,, sadar ini ustadzah!” aku merasakan tubuh ku di guncang keras. Aku memberanikan diri untuk membuka mata. Karna Suara itu perlahan-lahan menjauh.

Yang pertama kali aku lihat adalah wajah ustadzah Salma dan seorang perawat yang berusaha membuat aku sadar. 

Aku langsung memeluk ustadzah Salma, aku benar-benar takut.

Seumur-umur baru lihat kayak gitu, sampai dua kali lagi .

Ustadzah mengusap pundak ku lembut, berusaha menenangkan

“ Kamu kenapa teriak?” Tanya ustadzah

“ Se-se-setan” lirihku dengan pelukkan yang semakin erat

“ Ah setan,  dimana Ra? Kamu jangan nakutin. Ini udah malem”

Aku melepas pelukan ku dari tubuh ustadzah, dan segera berbalik menghadap sumber suara.

“Dela? Loh kamu bukan setan?” tanya ku polos sembari menoel-noel muka Dela.

"Naudzubillah! bener-bener kamu ya, muka teman mu secantik ini di samain sama setan?, kok aku gemesy pengen nyekik."

"Dela" panggil ustadzah mengingatkan. Dela hanya nyengir kuda, dia lupa kalau ada ustadzah disini.

Aku masih bengong, mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Apakah aku mulai halu?.

Karna nggak mendapatkan respon dari ku, Dela mulai meraba kepalaku yang tertutup jilbab.

"Ustadzah, kayaknya ada kecebong yang nyangkut di telinga Rara, makanya jadi long loading gini" Aku menepis lembut tangan Dela.

" Syukurlah kita semua senang kamu sudah sadar, sekarang mendingan kamu istirahat dulu. Jangan kebanyakan mikir dan bengong" kata ustadzah.  Oh ayolah otak, ngeloading nya agak cepat napa . Aku sekarang benar-benar bingung apa yang sebenarnya terjadi. Ustadzah izin pergi keluar meninggalkan aku dengan Dela di dalam ruangan.

"Ra, ikan di dalam sumur itu nggak nyangkut kan di dalam tenggorokan kamu?" Entahlah antara benar-benar bertanya atau Dela hanya menggoda ku.

" Ngawur kamu!" gerutuku, lalu kembali merbahkan diri.

"Ngawuran mana sama kamu yang nyamain aku sama setan?" ah iya, aku sampai lupa. Jelas-jelas yang aku lihat tadi bukan Dela tapi wanita itu. Atau mungkin memang dari tadi yang ada di sini Dela dan aku hanya berhalusinasi.

"Del,,,"

"hmmm,," Jawabnya malas, karena kelihatannya Dela sudah ngantuk.

"Kenapa aku ada di sini?" Tanya ku pelan sembari mataku menatap lekat ke arah Dela. Aku tak akan mengungkit ataupun menanyakan apa yang tadi aku lihat.

"Menurut kamu? kalau orang di rumah sakit dengan selang infus yang nancap kayak gini ngapain? main drama?" Emang susah punya teman kayak gini, kudu nyiapin stok sabar yang banyak.

" iih bukan gitu. Maksud aku, aku sakit apa?" Dela menarik nafasnya pelan. Kemudian memperbaiki tempat dusuknya.

" Kamu itu hampir saja buat kami semua gila" Aku mengerenyitan dahi tanda tak mengerti.

"Maksudnya?" Aku benar-benar penasaran. Yang aku ingat, aku cuma jatuh kedalam sumur dan melihat wanita itu di sana. Setelah itu aku benar-benar nggak tau.

"Kamu pasti ingat kalau kamu jatuh ke dalam sumur, ah bukan jatuh tepatnya di dorong." ralat Dela. Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Aku sama yang lain di sana lagi makan. Tiba-tiba Nisa datang histeris ngasih tau kalau kamu tenggelam" Dela menunduk mengambil nafas yang terlihat berat.

" Langsung saja kita kesana, dan nemuin Himmi yang juga pingsan di pinggir sumur. Aku nggak tau apa yang terjadi Sama kalian. Nisa juga nggak cerita banyak karna dia juga nggak tau."

Ia aku ingat, sampai aku didorong Nisa belum keluar. tapi kenapa Himmi bisa pingsan?

"Kamu tau, sumur langsung ramai di kelilingi santri. Bahkan abah langsung meminta bantuan sama santriwan buat menyelam nyariin  kamu. Kamu tau siapa yang menyelam? malik Ra, tapi apa sampai seharian full kamu nggak di temuin." Aku melihat Dela mengusap air matanya. Malik? ah nama itu benar-benar membuat jantung aku terganggu.

" Aku kira kamu sudah jadi ******, gara-gara sudah dua hari kamu juga belum di temuin"

apa, dua hari? kagak salah tuh. Dua hari di dalam sumur,tanpa oksigen,tanpa makan, tanpa mandi. eh kalau mandi nggak penting, soalnya kan udah di dalam air. Dan sekarang aku masih hidup, masih bisa nafas bahkan aku merasa Dela mengada-ada.

"Kamu lagi main drama ya Del?" tentu saja pertanyaan ku langsung di hadiahin jitakan keras oleh Dela.

"sakit tau!, main jitak aja"

"Lagian kamu, aku lagi dalam mode serius" Wah berarti benar dong.

"Terus kenapa aku bisa di sini? jangan jawab kayak tadi. Aku juga lagi dalam mode serius nanyak"

"Selama dua hari itu, tuh sumur benar-benar sepi. nggak ada yang berani lewat apa lagi mandi di sana. Kita semua pada takut, apa lagi kalau nanti tiba-tiba mayat mu ngapung, kan serem"

"Jadi kalian do'ain aku mati?" benar-benar orang-orang ini. nggak ada perasaan sama sekali.

" siapa coba yang bakalan ngira kamu masih hidup! Aku aja nggak percaya, kalau aku nggak ngomong langsung sama kamu sekarang" Bener juga sih kata Dela

"Gimana caranya aku bisa di temuin?"

" Nah di sini tempat anehnya, tiga hari yang lalu sekitar jam 4 pagi, ada adek santri yang keluar buat pergi wudhu, kamarnya di nomer 10 tepat di depan kolam, Ustadzah sudah ngingetin kita kalau mau keluar kamar malam-malam jangan sendiri." Dela diam sejenak mengusap tengkuknya, yang aku sendiri tak tau kenapa.

"Tapi tuh adek santri nggak ngehirauin. Pas dia buka pintu tiba-tiba tubuh kamu langsung jatuh menimpa adek itu. Otomatis dia langsung teriak histeris, jadinya semua orang pada bangun.  Kalau aku jadi dia udah aku buang dah kamu ke kolam. Bikin kaget aja" kata Dela mengakhiri cerita.

Aku terdiam, Kayaknya ada yang nggak beres ini batin ku membenarkan apa yang ada di fikiran ku sekarang.

"Apa ada hubungannya sama wanita itu?" lirih ku pelan.

"Kamu bialang apa Ra?" Dela bertanya memperjelas. Aku buru-buru menggeleng. Lebih baik aku diam dan nggak menceritakan apa yang aku lihat.

"Tapi alhamdulillah sekarang kamu sudah sadar,aku udah lega. Tapi kayaknya kamu makin gesrek. mungkin gara-gara kelamaan berendam di dalam air. Udah ah aku mau tidur, kamu juga istirahat"

Aku mengangguk mengiyakan ucapan Dela.

Aku menatap Dela yang sudah tertidur pulas di ranjang sebelah. sedangkan aku sama sekali nggak bisa memejamkan mata. Cerita Dela menimbulkan banyak pertanyaan di kepala ku.

Tok,,,Tok

Aku mendengar suara jendela di ketok. Langsung saja aku menoleh dan benar apa yang aku tebak. Wanita itu lagi, dan dia lagi-lagi tersenyum sebelum menghilang di balik Jendela.

"Aku nggak boleh takut, Aku harus memperjelas ini semua. Dari pada nanti aku mati penasaran"

Tekadku sudah bulat, jika wanita itu kembali muncul aku akan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!