Sintya membersihkan bajunya dari tepung ditoilet bersama Jessi, dengan handuk kecil yang telah dibasahi.
Sementara Markus menunggu mereka diluar toilet.
" Aku tidak menyangka Angela bisa berbuat begitu, sepertinya dia semakin membencimu karena dibela sama Markus " kata Jessi seraya membersihkan tepung di seragam sekolah Sintya.
Sintya diam saja tidak menjawab perkataan Jessi, dia merasa sangat kesal dikerjai oleh Angela.
" Sudah bersih, ayo!" kata Jessi setelah melihat seragam Sintya bersih dari debu.
Markus langsung menyambut Sintya begitu keluar dari toilet, dia melihat pakaian Sintya sudah bersih.
" Terimakasih Jessi telah membantu Sintya " kata Markus.
" Tidak masalah...yang penting Angela bisa kau kontrol jangan berbuat jahat lagi pada Sintya, dia hanya takut padamu...dia sangat mencintaimu karena itulah dia ingin melakukan hal yang buruk terus pada Sintya " kata Jessi mengingatkan Markus, bahwa Angela tidak akan berhenti akan terus mengerjai Sintya.
" Ya, kau benar...aku sudah membicarakan masalah Angela dengan orang tuaku agar bicara pada orang tua Angela " kata Markus.
" Sudahlah...ayo Jessi kita masuk kelas, sebentar lagi bel berbunyi " kata Sintya menarik tangan Jessi untuk beranjak dari sana.
" Nanti kita makan sama jam istirahat ya...aku tunggu dikantin " kata Markus.
Sintya tidak menjawab Markus, dia menarik tangan Jessi untuk bergegas pergi.
Hari ini ulangan matematika, untung semalam Sintya telah belajar.
Dia sangat beruntung ternyata soal matematika yang diberikan oleh guru tidak begitu sulit.
Sintya memang mempunyai keunggulan dalam hal ingatan, dia selalu bisa menyelesaikan ulangan dan ujian dengan nilai bagus.
Dalam hitungan lima menit dia bisa menyelesaikan soal ulangan matematika, membuat tema-teman satu sekelasnya tidak percaya kalau Sintya bisa menyelesaikan ulangan matematika tersebut.
Jessi melongo melihat Sintya sudah menyerahkan hasil ulangannya pada guru mereka.
Murid siswi yang meremehkan Sintya karena miskin mulai mengubah pandangan mereka terhadap Sintya.
" Aduh, kau cepat juga menyelesaikan ulangan matematika tadi, aku begitu kesulitan untuk menyelesaikan nya, tidak tahu apakah aku dapat nilai bagus " kata Jessi lemas setelah pelajaran matematika selesai.
Sintya tersenyum saja mendengarkan Jessi.
Sementara murid perempuan sekelas Sintya terlihat curi-curi pandang melihat kearah Sintya, mereka terlihat seperti merasa malu untuk menggosip tentang Sintya lagi.
" Hasilnya besok akan keluar...yok ke kantin, Markus menunggumu untuk makan sama dikantin " kata Jessi menarik tangan Sintya untuk berdiri.
Sintya dengan setengah enggan menyeret kakinya mengikuti Jessi menuju kantin.
" Aku dengar Markus ngajak double dating denganmu nanti malam ya!"
Terdengar di Koridor kelas seorang siswi berbicara dengan Angela dan beberapa temannya.
" Iya, dia mengajak aku kencan untuk meminta maaf bersama Nico dan pacarnya!" kata Angela dengan suara yang begitu senang.
Sintya dan Jessi yang tanpa sengaja mendengar pembicaraan Angela bersama geng nya tersebut, membeku ditempat mereka.
Bukankah tadi Markus begitu marahnya pada Angela karena mengerjai Sintya, tapi sekarang kenapa sudah berbaikan pada Angela.
Apa yang terjadi? pikir mereka berdua tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.
Jessi memandang Sintya.
" Kita makan ditaman saja " kata Sintya memutar tubuhnya berbalik menuju ke arah taman.
" Baik " kata Jessi setuju.
Dia langsung setuju setelah mendengar apa yang dikatakan Angela barusan.
Ternyata Markus hanya manis didepan Sintya saja, pura-pura baik dan perhatian pada Sintya.
Tapi diam-diam masih menaruh perhatian juga pada Angela.
Mereka duduk di bangku taman dibawah pohon besar.
" Aku bawa bekal lebih hari ini, kita berbagi yuk " kata Jessi membuka kotak bekalnya.
Sintya melihat bekal Jessi terlihat sangat enak.
" Oke, aku juga mau berbagi juga sedikit makananku padamu " kata Sintya membagi bekalnya pada Jessi.
Mereka pun kemudian menikmati makan siang mereka setelah berbagi satu sama lain.
" Aku tidak menyangka Markus seperti itu, dia ternyata merasa bersalah pada Angela karena telah kasar tadi padanya...menurutmu apakah Markus sebenarnya punya perasaan pada Angela?" tanya Jessi di sela-sela makan mereka.
" Tidak tahu...itu bukan urusanku dia mau suka atau tidak pada Angela, aku tidak ada perasaan apa-apa padanya...dia yang selalu mengganggu ku " kata Sintya cuek.
" Ya, kau benar..jangan dipikirin, sekarang kau sudah tahu kalau Markus ternyata tidak sepenuhnya menyukaimu...lebih baik diabaikan saja dia " kata Jessi.
Mereka menghabiskan bekal mereka dengan tenang sambil menikmati angin siang yang menyegarkan.
" Nanti malam mau ikut denganku tidak, kita pergi kepasar malam...malam ini pasti ramai " sahut Jessi saat mereka membereskan kotak bekal mereka yang kosong.
" Oke, jumpa di mana?" tanya Sintya.
" Dipintu masuk ya, aku akan chat kalau sudah sampai " kata Jessi.
" Oke!" angguk Sintya.
Sintya merogoh saku rok nya untuk mengambil ponselnya.
Dia membuka ponselnya dengan iseng hanya sekedar ingin melihat sosial media.
Dia terkejut melihat banyak sekali panggilan tidak terjawab di ponselnya, dan juga chat.
" Kenapa?" tanya Jessi heran melihat wajah Sintya yang terlihat terkejut melihat isi ponselnya.
" Markus menelepon ku, dan juga chat " kata Sintya tidak percaya melihat layar ponselnya.
Dia membuat mode senyap tadi sewaktu dikelas, jadi lupa untuk mengubah kembali ke nada dering.
Sintya memasukkan lagi ponselnya kedalam saku rok nya.
Tiba-tiba ponselnya bergetar.
Sintya menarik kembali ponselnya dari saku, dan melihat nama Markus dilayar ponselnya.
Sintya mengabaikannya, dia memasukkan kembali ponselnya kedalam saku rok nya.
Jessi tidak mempertanyakan lagi mengenai siapa yang menelepon, dia sudah tahu melihat Sintya tidak menanggapi nya.
Mereka kembali mengobrol mengenai kemana saja nanti malam mereka akan pergi.
Akhirnya Jessi mengusulkan akan pergi nonton dulu baru pergi kepasar malam, dan Sintya mengangguk setuju.
" Sintya...kenapa kau disini, bukankah kita janjian dikantin?"
Tiba-tiba sebuah suara lelaki terdengar dari belakang mereka.
Mereka menoleh melihat kearah suara tersebut.
Tampak Markus datang bersama temannya Nico, wajahnya terlihat begitu kesal menghampiri mereka.
Sintya meraih kotak bekalnya, lalu berdiri dari duduknya.
Dia merasa tidak senang dengan kehadiran Markus, Sintya tidak ingin lagi terlalu dekat dengan Markus.
Markus mendekati Sintya.
" Kenapa kau makannya disini? aku menunggumu begitu lama dikantin....dan teleponku juga tidak kau angkat!" kata Markus dengan tatapan bingung melihat Sintya.
Sintya tidak menjawab perkataan Markus, dia diam saja lalu berjalan pergi meninggalkan Markus.
" Sintya!" panggil Markus semakin heran melihat Sintya yang terlihat dingin padanya.
Markus menangkap tangan Sintya, dia merasa pasti ada sesuatu yang terjadi makanya Sintya begitu dingin padanya.
" Katakan ada apa? apakah aku ada salah padamu?" tanya Markus.
" Markus, biarkan Sintya sendiri...kau jangan ganggu lagi dia!" kata Jessi.
" Apa? apakah aku berbuat salah?" tanya Markus dengan kening berkerut.
" Kau pikirkan saja sendiri, kami pergi dulu!" kata Jessi menarik tangan Sintya.
" Tidak tunggu, Sintya ada apa ini!" Markus mengejar Sintya, dan menarik tangan Sintya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments