15. Markus menyukai Sintya.

Permainan akhirnya dimenangkan oleh tim Markus lagi.

Para siswi kembali riuh meneriakkan nama Markus sampai histeris.

Yang diteriakin cuek saja tidak menunjukkan wajah tersenyum, sikap Markus bukannya membuat cewek-cewek tersebut kesal, malah semakin tergila-gila dengan sikap dingin Markus.

Angela dengan langkah cepat menghampiri Markus yang tampak akan meninggalkan lapangan basket.

" Markus...ini aku bawakan handuk kering untukmu!" kata Angela menyodorkan handuk leher pada Markus.

Markus melirik kearah Angela sebentar, tapi kemudian melengos mengabaikannya.

" Markus!" panggil Angela.

Yang dipanggil tidak menjawab, Markus tetap melangkah mengabaikan Angela.

Angela sangat kesal diabaikan oleh Markus, dia pun berlari mengejar Markus.

Sekali sentak ditariknya tangan Markus agar melihat ke arah dirinya.

" Markus!" ujar Angela kesal.

" Jangan buat aku marah!" kata Markus datar pada Angela.

Dia benar-benar tidak senang dengan tingkah Angela, dia merasa Angela lama-kelamaan semakin membuatnya kesal.

Markus merasa kalau cewek yang satu ini benar-benar tidak tahu malu, sudah dia katakan kalau dia tidak menyukainya, tapi masih terus saja mengganggunya.

" Markus!" dari arah samping ada seorang lagi memanggil namanya.

Maisha datang dengan senyuman manisnya menghampiri Markus.

Wajah Markus semakin dingin saja melihat dua orang cewek yang tidak disukainya tersebut.

Markus tidak tahu mau bagaimana lagi untuk menyingkirkan pengganggu ini.

" Dengar ya, aku tidak suka diganggu oleh kalian berdua...jangan mendekatiku, aku sudah mempunyai seseorang yang aku sukai!" kata Markus dengan datar dengan wajah dinginnya.

Setelah berkata begitu, diapun berbalik meninggalkan kedua cewek tersebut.

" Tidak, Markus...tunggu!" teriak Angela.

Markus tidak memperdulikan teriakan Angela, dia tetap melangkah mengabaikan mereka dan juga para siswi lainnya yang mencoba untuk mendekatinya.

" Ini gara-gara kau!" teriak Angela pada Maisha.

" Enak saja menuduh aku...salahmu sendiri kenapa malah aku yang kau salahkan, dasar sok imut!" Maisha berbalik pergi meninggalkan Angela yang memerah karena marah.

Angela menghentakkan kakinya kesal, dia benar-benar tidak suka telah diabaikan oleh Markus.

Terlebih lagi dengan Maisha, dia merasa cewek yang satu itu harus disingkirkan agar tidak ada lagi saingannya untuk bisa mendekati Markus.

Sementara itu Markus terlihat senang melihat Sintya ternyata tidak pergi dari tempat duduknya.

Markus menghenyakkan bokongnya duduk disebelah Sintya.

" Bagaimana penampilanku, bagus tidak?" tanya Markus sambil tersenyum meminta pendapat Markus.

Sintya menoleh memandang pada Markus.

" Aku tidak tahu " kata Markus menggeleng.

Wajah Markus langsung cemberut mendengar perkataan Sintya tersebut.

" Ayo!" katanya menarik tangan Sintya untuk berdiri.

" Mau kemana?" tanya Sintya.

Markus mengambil tasnya.

" Hei, Markus..!" ujar Sintya merasa kesal asal ditarik saja sama Markus.

" Aku mau ganti baju!" kata Markus.

Sintya menghentikan langkahnya, dia menahan tubuhnya agar tidak bisa ditarik oleh Markus.

" Kalau mau ganti baju kenapa kau membawaku...lepas, aku mau pergi ke kelas, Jessi menunggu aku " kata Sintya menarik tangannya dari pegangan tangan Markus.

" Tidak, kau harus ikut...nanti kau melarikan diri lagi!" kata Markus tidak mau melepaskan tangan Sintya.

" Markus...kau gila ya, masak aku masuk ke ruang ganti pria!" ujar Sintya marah.

" Siapa bilang aku mau ganti baju di ruang ganti pria!" kata Markus dengan santainya.

Dia kembali menarik tangan Sintya, menggenggamnya dengan erat keluar dari aula olahraga.

Mata para siswi memandang mereka yang pergi tanpa memperdulikan siapapun melihat mereka.

" Dasar penggoda!" gumam Angela begitu kesalnya melihat Markus menarik tangan Sintya pergi.

Markus membawa Sintya kebelakang sekolah.

" Hei, mau kemana kita, lepaskan aku!" Sintya merasa ada yang salah.

Kalau mau ganti baju kenapa malah perginya kebelakang sekolah.

Markus tidak menjawab perkataan Sintya, dia terus saja menarik tangan Sintya menuju gudang penyimpanan alat olahraga raga.

" Markus!" teriak Sintya menarik paksa tangannya.

Ini kan gudang tempat dimana Markus menciumnya, jangan katakan dia ingin menciumnya lagi.

Sintya benar-benar tidak rela kalau Markus akan melakukan lagi kejadian waktu itu.

Markus membuka pintu gudang, lalu menguncinya.

" Duduk disini, aku akan ganti baju dibalik lemari itu, kau jagalah pintu...jangan biarkan siapapun masuk!" kata Markus memberikan tasnya pada Sintya.

Markus menarik satu kursi untuk tempat duduk Sintya.

Lalu diapun pergi kebalik lemari disudut gudang tersebut, dan mengganti bajunya disana.

Sintya merasa malu dengan apa yang dipikirkannya tadi, ternyata Markus benaran mau ganti baju, bukan ada maksud lain padanya.

Tidak lama kemudian Markus telah selesai berganti baju, lalu memasukkan baju olahraganya kedalam tas.

" Ayo kita bolos...kita nonton bioskop!" kata Markus menarik tangan Sintya untuk berdiri.

" Tidak mau, masih ada dua mata pelajaran lagi, aku tidak mau bolos!" kata Sintya mendorong tubuh Markus.

" Kalau begitu aku tunggu di perpustakaan..setelah pulang sekolah datanglah ke perpustakaan!" kata Markus akhirnya mengalah.

" Tidak mau, aku mau langsung pulang " kata Sintya, lalu berbalik menuju pintu.

" Kau harus datang...aku menunggumu!" kata Markus tegas, dia menahan Sintya didepan pintu gudang.

" Markus...aku tidak mau, aku mau langsung pulang...tanteku hari ini cepat pulang dari kantornya "

" Baiklah, aku akan menunggumu dipintu gerbang sekolah, aku akan antar kau pulang!"

" Terserah!" kata Sintya malas untuk berdebat dengan Markus.

Sintya melangkahkan kakinya untuk membuka pintu gudang.

Tapi Markus malah berdiri tepat bersandar dipintu, wajahnya terlihat berbinar memandang Sintya.

" Awas, aku mau keluar...kalau kau masih mau disini, jangan halangi jalanku " kata Sintya meraih gagang pintu gudang.

Markus meraih tangan Sintya, lalu menggenggamnya kedalam kedua tangannya.

" Kalau kita lagi sendiri tolong jangan bersikap galak sama aku...aku sakit hati " kata Markus memelas.

Sintya merasa tidak percaya dengan tampang Markus yang selama ini dikenal sebagai cowok dingin dan angkuh, bisa terlihat menyedihkan didepan seorang gadis yang rendahan seperti dirinya.

Sintya mengerjabkan matanya tidak percaya.

" A..apa yang kau lakukan, aku mau lewat, awas!" kata Sintya.

" Dengar Sintya...aku ingin kau jadi kekasihku, aku menyukaimu!" kata Markus menggenggam tangan Sintya erat-erat seraya menatap mata Sintya begitu dalam.

Sintya balas menatap Markus.

" Markus, kita berbeda....akan banyak orang yang akan menentang hubungan kita " kata Sintya mengingatkan akan status mereka.

" Aku tidak perduli apa yang orang katakan, aku dan perasaanku siapa yang berhak mengaturnya...hanya aku yang bisa mengendalikan apa yang kuinginkan!" kata Markus tegas.

" Tapi aku tidak bisa, akan banyak yang orang akan menindasku karena bersamamu...aku gadis yatim-piatu yang tidak punya pendukung!"

" Jangan katakan itu lagi....aku akan melindungi mu, jangan takut...aku akan selalu ada untukmu!" kata Markus seraya mendekat pada Sintya.

Markus menarik tangan Sintya, lalu mengalungkannya ke lehernya.

Markus melingkarkan tangannya kepinggang Sintya, dan kemudian memeluk Sintya erat-erat.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

Rosita Amelia

Rosita Amelia

up lagi dong thor

2023-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!