10. Markus membawa Sintya lari.

Semenjak Sintya ditarik Markus kedalam gudang, dia berusaha untuk menghindari Markus.

Dia tidak ingin terlihat lagi didepan Markus, kalau dia melihat Markus, dia akan cepat-cepat menyembunyikan diri.

Dia tidak ingin terlibat lagi dengan Markus, semakin bahaya kalau terus berdekatan dengan Markus.

Dia sudah bertunangan tidak pantas kalau selalu ada disekitarnya, bisa menimbulkan pandangan curiga kalau terlihat oleh tunangan Markus.

Pagi ini Seperti biasa Sintya diantar Tante Diana kesekolah, dan berpesan kalau ada sesuatu jangan sungkan untuk menghunginya.

Begitu dia memasuki gerbang sekolah, para siswi terdengar sangat ribut berseru.

" Lihat itu Markus datang bersama cewek cantik, siapa dia? aku belum pernah melihatnya? apakah dia bersekolah disini?"

Sintya melihat Markus digandeng mesra dengan seorang gadis cantik.

Oh, tunangannya, bisik hati Sintya.

Kenapa dia ada disini? pikir Sintya heran.

Tapi kemudian dia tidak memperdulikannya, dia melangkahkan kakinya pergi menuju kelasnya.

Dia mendengar suara heboh para siswi dibelakangnya terus saja membicarakan Markus dan tunangannya.

Brukk!!

Sintya tanpa sengaja menabrak seseorang saat akan masuk kedalam kelasnya.

" Maaf " katanya dengan sopan.

" Tidak masalah " kata orang tersebut terdengar sangat ramah.

Sintya mendongak melihat orang tersebut.

" Hai Sintya...pagi, kita teman sekelas lo, apa kau tidak kenal dengan ku? aku Donni " kata Donni tersenyum melihat wajah Sintya yang merasa heran memandangnya.

" Oh..iya...pagi Donni " sapa Sintya.

" Namamu sangat cantik " ucap Donni.

" Terimakasih "

Sintya kemudian masuk kedalam kelas.

Donni yang tadi ingin keluar kelas, kembali lagi masuk.

Dia mengekor dibelakang Sintya.

Begitu Sintya meletakkan tasnya, dan duduk di kursinya.

Tiba-tiba Donni duduk di kursi yang ada didepan meja Sintya.

" Sudah punya pacar?" tanya Donni.

Sontak membuat Sintya melongo merasa tidak percaya dengan pertanyaan Donni tersebut.

Dia kemudian tidak mempedulikan pertanyaan Donni tersebut, dia mengambil buku komiknya.

Sintya membaca buku komiknya tanpa memperdulikan Donni yang memandangnya sambil tersenyum.

" Hei...ngapain kau disini!" Jessi tiba-tiba nongol menepuk punggung Donni.

" Mau godain Sintya " kata Donni dengan tenangnya.

" Kau jangan macam-macam ya " kata Jessi.

" Tidak, aku mau berteman dengan Sintya, bolehkan?" tanya Donni pada Jessi.

Sintya tidak memperdulikan pembicaraan Jessi dan Donni, dia lebih asyik membaca buku komiknya.

" Kamu suka baca komik ya...kakakku juga sangat suka baca buku komik, kalau kau mau aku akan pinjamkan untukmu " kata Donni.

" Benarkah?" tiba-tiba Sintya terlihat bersemangat mendengar perkataan Donni tersebut.

" Pulang sekolah bagaimana kalau kita pulang bersama?" tanya Donni.

" Oke!" jawab Sintya dan Jessi serentak dengan cepat.

Jessi terkejut dengan jawaban Sintya yang begitu cepat, beginilah kalau penggemar buku komik tanpa berpikir dua kali langsung setuju.

......................

Pulang sekolah mereka, Sintya dan Jessi ikut mobil Donni.

Sintya tampak bersemangat kalau menyangkut masalah dengan buku Komik, dia tersenyum terus mendengar perkataan Donni mengenai perpustakaan komik kakaknya yang sangat banyak.

" Dia penggila komik dari sejak umur lima belas tahun, satu ruang belajarnya penuh dengan buku komik " kata Donni bercerita.

" Apakah kamu penyuka buku komik juga?" tanya Sintya.

" Tidak begitu, aku hanya suka kalau ingin saja...tidak terlalu begitu minat " kata Donni seraya angkat bahu.

Siwa-siswi sekolah elite tersebut semuanya nyaris dijemput oleh sopir pribadi.

Jalan masuk dan diluar gerbang sekolah jadi ramai oleh siawa-siswi yang akan pulang.

Brukk!!

Karena begitu banyaknya siswa yang berdesakan pulang di pintu gerbang, Sintya jadi ditabrak seorang siswa.

" Aduhh!" kata Sintya spontan tanpa sadar.

Donni dengan cepat melindungi Sintya, dia menarik Sintya kedepannya.

" Kau tidak apa-apa?" tanyanya khawatir.

" Iya tidak apa-apa " kata Sintya tersenyum, dia tidak menyangka Donni begitu perhatian padanya.

" Hati-hati jalannya, jalan disampingku saja " kata Donni.

" Terimakasih " sahut Sintya, lalu menuruti perkataan Donni tersebut.

Tapi tiba-tiba ada yang menarik tangan Sintya, dan membawa Sintya lari dari sana.

Sintya tangannya yang ditarik seseorang itu sangat terkejut, dia tidak sempat protes lagi sudah dibawa berlari dengan kencang.

Dan tidak jauh dari pintu gerbang orang tersebut mengurangi larinya, dan menghampiri mobil yang terparkir tidak jauh dari mereka.

Orang tersebut menghentikan larinya, setelah sampai disamping mobil, dia membuka pintu mobil lalu mendorong Sintya masuk kedalam mobil.

Lalu kemudian dia pun masuk dan menutup pintu mobil dengan kencang.

" Siapa kau, jangan kurang ajar padaku ya!!" teriak Sintya marah, nafasnya masih tersengal-sengal karena berlari tadi.

Orang tersebut menoleh memandang Sintya.

" Markus?!" Sintya terkejut melihat wajah orang itu ternyata Markus.

" Mau apa kau!" bentak Sintya tidak senang, " Turunkan aku!"

Sintya mencoba membuka pintu mobil, ternyata terkunci.

" Kenapa? apa kau tidak sabaran ingin berduaan dengan cowok itu?!" tanya Markus dengan tatapan marah.

" Apa maksudmu!" kata Sintya bingung dengan perkataan Markus tersebut.

"Dengar Sintya...kau itu hanya boleh bersamaku saja, jangan coba-coba menempel pada cowok manapun!" kata Markus memegang pergelangan tangan Sintya dengan erat.

Sintya menarik tangannya dari cengkraman Markus, tetapi tidak bisa.

Markus mencengkram lengan Sintya dengan begitu eratnya.

" Lepaskan aku...kita tidak punya hubungan sama sekali, kau tidak ada hak melarang aku mau dekat sama siapapun!" teriak Sintya marah.

" Aku ada hak, kau adalah kekasihku!" kata Markus dengan tajam.

Mata Sintya terbelalak mendengar perkataan Markus tersebut, apa dia tidak punya rasa malu mengatakan gadis lain kekasihnya, sementara dia sudah bertunangan?

Sintya tentu saja sangat marah dengan perkataan Markus tersebut.

" Kau memang tidak punya malu ya? kau sudah bertunangan Markus...kau pikir aku perempuan apaan kau anggap? aku dan kau tidak memiliki hubungan apapun...ingat itu!!" kata Sintya dengan lantang.

" Sudah kukatakan, aku dan dia tidak seperti yang kau lihat...aku tidak menyukainya, kami dijodohkan karena ikatan bisnis...aku hanya menyukaimu!" kata Markus semakin mengeratkan genggaman tangannya di pergelangan tangan Sintya.

" Lepaskan aku..!!" teriak Sintya.

" Tidak!" kata Markus semakin mengeratkan genggamannya.

" Kau menyakitiku!" kata Sintya mulai meringis merasakan sakit akibat cengkraman tangan Markus.

" Maaf!" dengan cepat Markus melepaskan tangannya.

Dia memeriksa pergelangan tangan Sintya.

Ada bekas tangan Markus disana, terlihat memerah.

" Jack, ayo cari apotik terdekat!" sahut Markus pada sopirnya.

" Baik Tuan Muda!" angguk Jack.

Mobil pun dijalankan Jack mencari apotik terdekat.

" Markus, lebih baik kau turunkan aku disini...setelah itu kembalilah lagi menjemput tunanganmu, jangan membuat dia salah paham!" kata Sintya mengingatkan Markus akan tunangannya yang dia tinggalkan disekolah.

" Cepat Jack!" kata Markus tidak memperdulikan perkataan Sintya tersebut.

" Kau mau apa sih sebenarnya!!" teriak Sintya marah pada Markus, dia tidak mau dipermainkan oleh Markus.

Walau dia anak yatim-piatu, dia punya harga diri.

Dia tidak ingin dijadikan selingkuhan oleh Markus, dia tidak akan mau menjadi wanita kedua dalam kehidupan siapun, termasuk Markus.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Rosita Amelia

Rosita Amelia

cepat update enggak sabar ini cerita nya bagus banget aku suka cerita semangat terus thor

2023-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!