Markus memeluk Sintya dengan erat, dia sangat prustasi entah harus mengatakan apa lagi pada Sintya.
Dia benar-benar serius dengan apa yang dikatakannya, dia menyukai Sintya sejak pertama kali melihatnya.
Waktu itu Sintya terlihat begitu sangat polos sekali saat pertama kali masuk ke sekolahnya, menjadi murid baru yang pendiam.
Sintya terlihat sangat berbeda dengan para siswi yang dikenalnya, tidak banyak bicara, suka menyendiri dan sangat imut di pandangan Markus.
Dan juga tidak terlihat heboh saat melihat siswa tampan yang digilai para murid siswi.
Tidak bermuka dua yang pura-pura baik didepan, tapi bagaikan serigala dibelakang.
Markus menyukai sifat alami Sintya yang biasa-biasa saja, dan juga kepintaran Sintya.
Dan juga sikap dingin Sintya, saat yang lain begitu tergila-gila padanya ingin mendapatkan perhatiannya, tapi Sintya tidak tertarik sedikitpun.
Jadi ada keinginan yang dalam ingin mengenal Sintya.
Saat pertama kali mereka saling bertegur sapa, Sintya bersikap biasa saja padanya.
Dan itu membuat Markus semakin ingin mendekati Sintya, seakan dia ingin mendapatkan perhatian Sintya.
Dan memang, ternyata sangat sulit untuk menarik perhatian Sintya, dia cewek yang terlalu dingin.
Membuat Markus jadi tertarik padanya.
Setelah menyelidiki siapa Sintya sebenarnya, Markus semakin ingin mendekati Sintya.
Sintya gadis yang mandiri dan dewasa dari usia sebenarnya, dikarenakan kehidupannya yang keras setelah orang tuanya meninggal.
Membuat Sintya jadi gadis dewasa sebelum waktunya.
Markus mengelus kepala Sintya.
Lalu merenggangkan pelukan mereka, dan menatap wajah Sintya lekat-lekat.
" Dengar, aku akan mengejarmu sampai kau mau menerimaku...aku tidak mau kau menjauhiku, percayalah padaku...aku tidak peduli latar belakangmu seperti apa, aku mau kau jadi pacarku!" kata Markus.
Jemari Markus membelai pipi Sintya dengan lembut, lalu menundukkan wajahnya dan mengecup bibir Sintya sekilas.
Sintya masih tidak bergeming dari posisinya yang masih melingkarkan tangannya dileher Markus.
Tidak tahu entah kenapa, Sintya jadi tidak berontak dari cengkraman Markus.
Mendengar perkataan Markus barusan membuat dia jadi terdiam, respon dari tubuhnya menuruti apa yang dikehendaki oleh Markus.
Mereka saling menatap satu sama lain.
Markus menarik tubuh Sintya semakin merapat ke tubuhnya, dia tersenyum senang merasakan Sintya tidak menolak apa yang diperbuatnya.
Kembali Markus menundukkan wajahnya, lalu mencium kembali bibir Sintya.
Sintya diam saja dicium oleh Markus, Sintya merasakan bibirnya dikulum oleh bibir Markus.
Reaksi tubuh Sintya tidak tahu entah kenapa merasa terbuai oleh tindakan Markus tersebut.
Perlahan dia memejamkan matanya untuk merasakan ciuman Markus, tanpa sadar bibirnya terbuka untuk menyambut ciuman Markus.
Ini adalah ciuman keduanya yang diambil Markus, setelah waktu lalu digudang ini juga ciuman pertamanya diambil oleh Markus.
Markus sangat senang Sintya menyambut ciumannya, tangan Markus menarik tengkuk Sintya untuk memperdalam ciumannya.
Markus dengan perasaan senang mengulum bibir Sintya perlahan, menelusuri gigi Sintya dengan lidahnya.
Suara decakan ciuman mereka terdengar didalam gudang tersebut.
Membuat Markus semakin bersemangat mencium Sintya, sampai lidah mereka bertemu dan saling memilin.
Sintya sampai kehabisan nafas barulah Markus melepaskannya.
Nafas Sintya memburu setelah dilepaskan Markus.
Bibirnya terlihat membengkak, dan basah.
Markus sangat puas melihat pemandangan bibir Sintya yang memerah karena perbuatannya.
Sekali lagi dia mengecup bibir Sintya, lalu melepaskannya dengan perasaan enggan.
Wajah Sintya terlihat merona membuat dia semakin imut dalam pandangan Markus.
Markus mengelap bibir Sintya yang basah dengan jempolnya.
" Aku mencintaimu " gumam Markus ditelinga Sintya.
Sintya tidak menjawab ataupun membalas pernyataan cinta Markus.
Menurutnya ini terlalu cepat untuk mengungkapkan perasaan cinta, karena dia belum merasakan perasaan cinta pada Markus.
Kelihatannya Markus tidak mempersoalkan Sintya mau menjawab pengakuannya atau tidak, karena Markus langsung menarik tangannya untuk keluar dari gudang tersebut.
" Ayo, kau mau mengikuti mata pelajaran lagi...nanti terlambat "
Markus mengantarkan Sintya sampai didepan kelasnya.
" Masuklah, pulang sekolah aku akan menunggu di pintu gerbang sekolah "
Sintya masih mode diam karena tidak tahu mau berkata apa, hanya menurut saja apa yang dikatakan Markus.
Dia masuk kedalam kelas, dan sementara Markus kembali lagi ke perpustakaan.
Dia akan menghabiskan waktu untuk tidur lagi disana, dia malas masuk kelas.
Yang ada nantinya malah akan diganggu oleh Angela, dan dia tidak suka.
Dia tidak suka selalu diusik sama cewek yang satu itu, selalu saja mengganggunya.
Dengan bersiul kecil Markus berjalan menuju perpustakaan, wajahnya terlihat sangat senang.
Pikirannya teringat dengan reaksi Sintya tadi, membalas ciumannya.
Dan tentu saja membuat Markus sangat bahagia, Sintya sudah mulai menerimanya.
Dia akan tunggu Sintya untuk mengutarakan isi hatinya padanya.
Dia akan terus mengejar Sintya sampai Sintya menyatakan rasa cintanya.
Sementara itu dikelas, Sintya tidak fokus.
Selama mata pelajaran berlangsung, Sintya terlihat melamun.
Pikirannya terus berputar mengingat ciuman Markus didalam gudang tadi, dia masih merasakan bibir Markus menempel dibibirnya.
Tanpa sadar Sintya menyentuh bibirnya, terasa agak kebas karena ciuman Markus yang begitu dalam.
Apa yang telah kulakukan? pikir Sintya bingung sendiri dengan dirinya, tadi dia membalas ciuman Markus.
Sintya menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikirannya yang tidak fokus pada mata pelajaran yang tengah berlangsung.
......................
Pulang sekolah seperti apa yang dikatakan Markus, dia telah menunggu Sintya tidak jauh dari gerbang sekolah dengan mobilnya.
Tampak Markus berdiri disamping mobilnya, menyandarkan punggungnya ke mobil.
Banyak murid siswi yang melihatnya datang menegurnya dengan wajah berbinar-binar, tapi si tiran Markus mengabaikan mereka semua.
Begitu melihat Sintya keluar dari pintu gerbang, Markus dengan cepat menghampirinya.
Dan langsung menarik tangan Sintya untuk masuk kedalam mobil.
Angela yang melihat Markus menarik Sintya masuk kedalam mobil berteriak memanggil namanya.
Markus tidak memperdulikan teriakan Angela tersebut, dia langsung menutup pintu mobil setelah masuk kedalam mobil bersama Sintya.
Mobil pun bergerak meninggalkan sekolah mereka.
" Besok malam minggu kita kencan ya, kita nonton bioskop dan kepasar malam " kata Markus.
" Tidak tahu, aku tanya dulu Tanteku...aku tidak mau tinggalkan Tanteku sendirian dirumah, mungkin dia ada rencana untuk bawa aku jalan keluar " kata Sintya tidak bisa janji pada Markus.
" Kalau tidak bisa, kita kencan dirumahmu saja " kata Markus tidak kecewa dengan penjelasan Sintya tersebut.
Mau dimanapun tidak masalah yang penting dia bisa bersama dengan Sintya.
" Terserah " kata Sintya.
Markus tersenyum senang mendengar jawaban Sintya, dielus nya kepala Sintya lembut.
Setelah mereka sampai diparkiran apartemen Sintya, Markus turun membantu untuk membukakan pintu mobil buat Sintya.
" Kau tidak ajak aku masuk kedalam sebentar? aku haus, mau minum!" kata Markus cari alasan, dia masih ingin berduaan dengan Sintya.
" Baiklah, ayo masuk " kata Sintya.
Markus tersenyum senang, ternyata Sintya mau mengajaknya masuk kedalam rumahnya.
Hatinya begitu gembira sekali.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments