13. Markus tidak menyukai Angela.

Markus membawa Sintya sampai depan kelas Sintya.

" Nanti siang saat jam istirahat aku ada ikut lomba basket lagi dengan sekolah tetangga, datanglah bersama Jessi untuk melihatku bermain...aku tunggu ya!" kata Markus seraya mengelus kepala Sintya.

Sintya tidak menjawab Markus.

" Jangan dekat-dekat dengan cowok yang bernama Donni ya, sampai jumpa nanti siang!" kata Markus sebelum pergi meninggalkan Sintya.

" Memangnya aku sudah jadian denganmu, aku bebas mau berteman dengan siapa saja!" kata Sintya cemberut, lalu masuk kedalam kelas.

Markus tidak mendengar perkataan Sintya tersebut.

Markus anak kelas 12, letak kelasnya dengan Sintya cukup jauh juga.

"Hei bro...aku dengar kau jalan dengan Sintya ya, bukankah kau sudah ditunangkan dengan Angela!" kata Nico teman sekelas dan juga teman akrab Markus.

Markus tidak menjawab perkataan Nico tersebut, dia meletakkan tasnya dimeja.

Dan masuklah Angela kedalam kelas Markus.

Ya, Angela pindah ke sekolah Markus menjadi teman sekelas Markus.

Angela meminta pada orang tuanya agar bisa satu kelas dengan Markus.

Orang tua Angela salah satu donatur disekolah Markus juga, karena itulah Angela bisa satu kelas dengan Markus.

Dan Angela juga meminta duduk dekat dengan Markus.

Markus cuek saja dipandangi oleh Angela, dia mendengarkan terus apa yang dikatakan Nico.

" Bro...sepertinya lawan kita kali berat, mereka sudah memenangkan pertandingan tiga kali berturut-turut!" kata Nico.

Markus memandang Nico.

" Apa kau takut untuk melawan mereka?" tanya Markus.

" Ada sedikit ragu!" kata Nico.

" Baiklah, nanti kau tidak usah ikut bermain...biar Roy yang menggantikanmu!"

" Eh, bukan begitu...aku kan hanya kasih tahu saja!" kata Nico merasa tidak enak, tentu saja dia harus ikut.

" Kalau begitu, jangan mengeluh!"

" Baiklah!"

Sementara itu Angela mencoba mencari perhatian Markus.

Dia terus melirik kearah Markus.

" Eh...,itu tunanganmu, asik lihat kearah sini terus!" kata Nico.

" Diamlah! dia sebenarnya bukan tunanganku...dia saja yang merasa bertunangan denganku!"

" Maksudnya?" Nico bingung.

" Dia menyukaiku dari sejak SMP, tapi aku tidak menyukainya sama sekali...tapi dia terus mengejarku, sungguh merepotkan memang menghadapi cewek yang seperti ini!" kata Markus.

" Oh begitu, aku dengar kalau cewek yang terlalu obsesi pada seseorang bisa berbuat nekad!" kata Nico.

Markus terdiam mendengar perkataan Nico tersebut, dia pernah mendengar tentang seseorang yang bunuh diri karena cintanya ditolak.

" Sungguh merepotkan, ck!" Markus sangat kesal memikirkan keadaannya yang disukai gadis yang tidak disukainya.

Dia mengambil kembali tasnya, lalu mendorong kursinya kebelakang.

Kemudian pergi keluar dari kelas, dia akan bolos hari ini.

Dia akan istirahat di perpustakaan, dia sangat risih karena diperhatikan Angela terus.

" Mau kemana bro!" teriak Nico pada Markus yang keluar dari kelas.

" Mau pulang!" kata Markus berbohong.

Angela melirik terus kearah Markus yang pergi tanpa menoleh sedikitpun padanya.

" Tunggu bro...!" teriak Nico menyambar tasnya, lalu berlari mengejar Markus.

Angela tampak kesal ditinggalkan Markus tanpa peduli dengan kehadirannya.

Angela menghentakkan kakinya dengan kesal, dia diabaikan oleh Markus.

Angela mengepalkan tangannya dengan ketat, dia sangat membenci situasi ini.

Maksud hati ingin mengejar Markus, malah selalu gagal total.

Dia harus cepat-cepat bertindak, mencari tahu siapa sebenarnya Sintya.

Dan akan memberitahukan pada Markus, bahwa Sintya cewek yang tidak pantas untuk Markus.

Sementara itu Markus masuk kedalam perpustakaan, dan mencari tempat yang cocok untuk tidur.

Pagi ini dia sangat malas mengikuti mata pelajaran, dan mata Angela seperti cctv berputar terus melihatnya.

Sungguh tidak nyaman.

Dia akan katakan pada orang tuanya nanti malam agar membatalkan pertunangan yang tidak pernah diinginkannya tersebut.

Markus meletakkan tasnya keatas meja disudut perpustakaan, tempat yang cocok untuk tidur.

Tempat itu terlihat sangat sepi dan siswa-siswi pasti tidak akan datang kepojokan tersebut.

Markus meletakkan bokongnya ke kursi.

Dia menarik kursi satu lagi untuk disatukan, agar tubuhnya bisa dibaringkan.

Dan Markus pun akhirnya bisa meluruskan tubuhnya.

" He bro...apa nanti tidak ketahuan sama guru?" tanya Nico.

" Kalau kau terus berisik, tentu saja akan ketahuan...pergi sana! jangan ganggu aku...kalau tidak kutendang nanti bokongmu!" kata Markus sembari memejamkan matanya.

" Baiklah...aku tidak berisik, aku juga mau tidur agar badanku fit, nanti siang akan melawan sekolah tetangga di aula olahraga!" kata Nico, lalu melakukan hal yang sama seperti yang diperbuat Markus.

Menyatukan dua kursi untuk tempat tidur.

Sampai jama istirahat Markus dan Nico tidur di perpustakaan, begitu bel tanda istirahat terdengar, merekapun bangun dan bersiap-siap menuju aula olahraga.

Dengan santai Markus merenggangkan tubuhnya yang baru bangun tidur.

Tubuhnya terasa segar.

Markus menyambar tasnya, lalu menyusun kembali kursi seperti semula.

Nico mengejar Markus yang keluar dari perpustakaan.

Mereka memasuki aula yang mulia dipadati oleh siswa-siswi.

Mereka menuju ruang ganti baju.

Disana sudah ada beberapa anggota pemain basket berganti baju.

" Ku kira kau tidak ikut hari ini, ada yang bilang kau pulang!" sahut teman se-tim Markus.

Markus diam saja tidak menanggapi perkataan temannya tersebut.

Dia meletakkan tasnya kedalam lemari lokernya, mengambil baju seragam basketnya.

Lalu menutup kembali lokernya.

Sementara itu dikelas Sintya.

Jessi terus saja membujuk Sintya yang tidak ingin ikut ke aula olahraga, untuk melihat pertandingan Markus dengan sekolah tetangga.

" Ayolah Sintya, ini pasti seru...kali ini lawan mereka sangat tangguh, kira-kira Markus bisa menang lagi tidak, kalau mereka menang...bisa ikut masuk ke kejuaraan nasional!" kata Jessi.

Karena Jessi membujuk dengan wajah memelasnya, terpaksa Sintya ikut juga keaula olahraga.

Sebenarnya tadi juga Markus sudah berpesan padanya agar datang melihatnya bertanding siang ini.

Lagi-lagi Sintya dan Jessi mendapatkan tempat duduk paling atas dan dipojok podium penonton.

Dan menurut Sintya, ini bagus agar Markus tidak melihat mereka.

Para siswa-siswi mulai terdengar riuh, terutama para siswinya.

Benar-benar sangat bising.

Dan pertandingan pun dimulai.

Murid siswi-siswi berteriak histeris sambil berteriak memanggil nama Markus.

Di sudut bawah podium Maisha juga berteriak memanggil nama Markus.

Dan Angela terlihat tidak senang memandang Maisha dengan tatapan tajam.

Angela tahu kalau Maisha sedang mengejar-ngejar Markus juga, dia sudah menyelidiki siapa Maisha.

Menurut Angela kalau Maisha adalah saingan terkuat karena memiliki latar belakang yang kaya dan orang tuanya juga orang terpandang dikota mereka.

Pertandingan ternyata sama-sama kuat.

Sama-sama seimbang.

Kedua tim kemudian dipersilahkan untuk beristirahat sebentar untuk melanjutkan babak berikutnya.

Para siswi berebutan untuk memberikan air minum pada idola mereka.

Maisha dan Angela bergegas menghampiri Markus.

Mereka membawa air minum untuk Markus dan juga camilan.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Rosita Amelia

Rosita Amelia

semangat terus thor up lagi yg ke 14

2023-04-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!