Mobil akhirnya berhenti di apotik terdekat.
Markus bergegas keluar dari mobil seraya menggenggam tangan Sintya.
Mereka masuk kedalam apotik, dan Markus meminta petugas apotik untuk memberikan obat salep untuk luka memar.
Setelah mendapatkan obat salep, Markus kembali membawa Sintya ke mobil.
Sintya mengikuti langkah Markus dibelakangnya seperti diseret karena tangannya digenggaman Markus.
Markus mengoleskan pergelangan tangan Sintya dengan salep setelah mereka berada di dalam mobil.
" Sudah...ayo pergi Jack "
" Baik Tuan Muda " Jack kembali menyetir.
" Mau kemana kita? turunkan aku didepan, aku bisa pulang sendiri " kata Sintya.
" Aku akan mengantarmu pulang " kata Markus.
" Tidak, aku mau pulang sendiri!" sahut Sintya marah.
" Jangan membuatku marah Sintya!" kata Markus tajam, dia mulai kesal.
" Kau gila Markus...kau sudah bertunangan, aku dan kau tidak ada hubungan apa-apa..kita hanya sebatas berteman, aku tidak ingin tunanganmu jadi salah paham padaku!" teriak Sintya marah pada Markus.
" Sudah kukatakan tadi padamu, aku tidak ada perasaan apa-apa padanya...aku tidak menyukainya, aku hanya suka padamu!" kata Markus ikut berteriak juga sama seperti Sintya.
" Kita baru beberapa kali saling mengobrol, bagaimana bisa kau langsung menyukai seseorang tanpa mengetahui latar belakang dan sifat orang tersebut " kata Sintya.
" Aku sudah tahu latar belakangmu " kata Markus pelan.
" Hah apa?!" Sintya tidak percaya dengan apa yang Markus katakan, ternyata dia sudah menyelidiki kehidupan Sintya.
" Aku sudah tahu tentang dirimu dan keluargamu " kata Markus.
" Kau menyelidiki kehidupanku? sungguh lancang!" kata Sintya tidak senang.
" Dengar...aku sangat menyukaimu, karena itu aku mencari tahu tentangmu "
"Nah, kau sudah tahu siapa aku...aku anak yatim-piatu yang miskin dari kampung, jadi aku rasa kita tidak cocok...kehidupan kita bagaikan langit dan bumi sangat jauh berbeda...,jadi lebih bagus kita tidak saling berdekatan, akan banyak yang tidak menyukai hubungan kita " kata Sintya.
" Aku tidak perduli apa yang dikatakan oleh orang lain, yang aku perdulikan hanya kau " kata Markus.
" Kau tidak perduli....,tapi aku perduli, aku tidak ingin membuat masalah dengan siapapun, aku tidak ingin mendapat musuh...tidak ada lagi yang dapat melindungiku, hanya diriku sendiri yang ku andalkan untuk menjaga diriku " kata Sintya.
" Aku yang akan melindungimu " kata Markus.
" Oh ya...kau masih dalam tanggung jawab orang tuamu, dan masih di biaya orang tuamu" kata Sintya.
" Aku sudah punya usaha sendiri " kata Markus.
Sintya tidak mau menanggapi perkataan Markus tersebut, percuma dia mau mengatakan apapun Markus tidak peduli.
Mobil Markus memasuki daerah parkir apartemen Tante Diana.
Ternyata dia juga menyelidiki tempat tinggalku, bisik hati Sintya.
Begitu mobil berhenti, Sintya langsung membuka pintu mobil dan cepat-cepat turun.
" Besok aku jemput kau berangkat sekolah " kata Markus saat Sintya menutup pintu mobil.
Sintya tidak perduli apa lagi yang dikatakan oleh Markus, dia terus saja melangkah tanpa menoleh kebelakang.
Markus didalam mobil masih terus memandang Sintya yang melangkah masuk kedalam apartemen, dia ingin memastikan kalau Sintya benar-benar masuk kedalam apartemen.
Baru setelah itu dia menyuruh sopirnya untuk pergi dari sana.
Sementara itu didalam apartemen, Sintya menghempaskan tubuhnya ketempat tidur.
Dia menghela nafas panjang.
Ternyata pesonanya telah memikat bintang idola sekolahnya tersebut.
Bagaimana caranya agar dia jangan terikat dengan Markus.
Sintya melamun memikirkan masalahnya, ini menyangkut banyaknya perasaan yang akan terluka.
Dan lagipula Markus sudah bertunangan, dia akan mendapatkan masalah kalau terus dekat disekitar Markus.
Dan lagipula Sintya tidak mencintai Markus, dia hanya menyukainya sebatas teman saja tidak lebih.
Dia sudah berjanji pada dirinya bahwa dia tidak ingin berpacaran dulu, dia ingin fokus belajar agar dapat nilai yang bagus.
Ada lima belas menit dia melamun, akhirnya dia pergi untuk membersihkan diri.
Setelah itu dia memasak untuk makan malam bersama Tante Diana.
Meletakkan masakannya diatas meja, dan menutupnya dengan tudung saji aluminium foil agar makanan tersebut tetap hangat.
Sintya kemudian mengerjakan tugas sekolah dan memeriksa mata pelajaran untuk besok.
Pintu apartemen terdengar berbunyi, Tante Diana sudah pulang.
" Sintya, Tante pulang...!" sahut Tante Diana dari ruang tengah.
Diana melihat meja makan beberapa menu makanan telah ditutup tudung saji.
" Aku dikamar " sahut Sintya dari dalam kamar dengan pintu kamar yang terbuka.
Diana melongokkan kepalanya kedalam kamar Sintya, tampak Sintya tengah belajar.
Diana tersenyum melihat Sintya sangat rajin.
" Tante mau mandi dulu " katanya lalu pergi ke kamarnya.
Tidak berapa lama mereka pun tampak duduk di kursi makan.
Mereka menikmati makan malam sambil bersenda gurau.
Setelah makan mereka sama-sama membersihkan meja makan dan peralatan makanan yang kotor.
Setelah itu mereka duduk diruang tengah menonton tivi bersama.
Sampai waktunya untuk tidur, merekapun masuk kekamar masing-masing.
......................
Ternyata seperti apa yang dikatakan Markus semalam, pagi ini Markus telah menunggu Sintya diparkiran apartemennya.
Begitu Sintya terlihat turun dari apartemennya, Markus langsung keluar dari dalam mobil dan menghampiri Sintya yang jalan bersama dengan Tantenya menuju mobil Diana.
Sintya kaget juga melihat Markus ternyata benar-benar menjemputnya berangkat sekolah.
" Kenapa kau disini?" tanya Sintya pura-pura heran.
"Aku mau berangkat bersama denganmu kesekolah " kata Markus.
" Aku diantar Tante Diana...kau tidak perlu repot-repot menjemputku " kata Sintya.
" Tante...aku mau berangkat bersama dengan Sintya kesekolah " kata Markus dengan berani kepada Diana.
" Oh..kalian satu sekolah ya " ujar Diana melihat seragam yang dipakai Markus.
" Iya Tante " angguk Markus dengan cepat, dia harus bisa menarik perhatian Diana.
Agar kedepannya dia bisa membawa dan mengunjungi Sintya dengan persetujuan Diana.
" Baguslah...Sintya jadi ada teman untuk berangkat bersama kesekolah " kata Diana tersenyum.
" Tidak! aku mau dengan Tante berangkat sekolah " kata Sintya lalu dengan langkah cepat menuju mobil Diana.
" Sintya!" panggil Markus mengejar Sintya.
Diana melihat kedua remaja tersebut sepertinya ada 'something' diantara mereka.
Diana melihat Markus begitu semangat berbicara pada Sintya dan mendesaknya agar pergi bersamanya, terlihat seperti seorang lelaki yang sedang jatuh cinta.
Diana berpikir memang ponakannya tersebut sudah besar.
Dengan umurnya yang masih enambelas tahun, Sintya terlihat sangat dewasa dalam bersikap dan tutur kata.
Ini dikarenakan kehidupan Sintya yang keras setelah orang tuanya meninggal, dia jadi bisa mandiri dan dewasa dengan sendirinya.
Diana melihat Markus membujuk Sintya dengan penuh kelembutan, agar mau diantarnya berangkat kesekolah dengan mobilnya.
" Berangkatlah bersama temanmu...Tante mau mampir sebentar kerumah teman " kata Diana pada Sintya.
" Tante?" wajah Sintya sangat kesal mendengar perkataan Tantenya yang menyetujui Markus untuk mengantarnya bersama kesekolah.
" Terimakasih Tante" sahut Markus begitu senangnya, akhirnya dia mendapatkan restu.
Wajah Sintya tampak sangat kesal sekali.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Rosita Amelia
up lagi dong kak seru banget cerita nya🤩
2023-04-13
0
Astrid_87
Boleh minta tambah up lagi, g kak?? Mash pengen begadang sama sintya n markus ... 😄😄
2023-04-13
0
Rosita Amelia
update lagi dong Thor yg ke 12😍
2023-04-13
0