14. Kecemburuan para Siswi.

Markus melihat para siswi banyak yang mendekatinya dengan membawa air mineral dan camilan.

Dia terlihat tidak senang, wajahnya yang dingin semakin dingin saja.

Markus tidak suka melihat para siswi yang terlihat, begitu tidak tahu malunya mencoba mencari perhatiannya.

Angela dan Maisha juga ada diantara mereka, dua cewek tersebut menghalangi para siswi yang berebutan ingin mendekati Markus.

Sementara itu, diatas podium penonton.

Sintya dan Jessi melihat kerumunan siswi yang mendekati Markus, hanya bisa terbengong-bengong saja melihat begitu antusias sekali para gadis tersebut.

" Ya ampun, mereka memang penggemar berat Markus, lihatlah begitu bersemangatnya mereka untuk mendapatkan perhatian Markus!" kata Jessi memandang ke lapangan basket.

" Iya kau benar Jes...karena itu aku takut dekat dengan Markus, bisa kau bayangin bagaimana mereka akan menyerbumu kalau mengetahui bahwa kau dekat dengan Markus? bisa bonyok kau dihajar mereka!" kata Sintya sambil memakan camilannya.

" Aduh, pasti aku sudah tidak berbentuk lagi kena keroyok!" kata Jessi.

" Nah, makanya...lain kali jangan datang lagi untuk datang kemari melihat Markus bertanding....bisa gawat kalau tiba-tiba Markus menghampiri kita, para fans nya akan cemburu!" kata Sintya.

Sintya melihat kerumunan para pengagum Markus mulai mendekati Markus, dan pasti perhatian Markus tertuju pada mereka.

" Ayo kita pergi, mumpung Markus sibuk melayani para penggemarnya...cepat!" sahut Sintya bangkit menarik tangan Jessi untuk pergi dari sana.

Sementara dibawah, lapangan basket Maisha dan Angela saling memandang dengan tatapan penuh benci.

" Kau tidak tahu malu...mau merebut tunangan ku ya!" kata Angela pada Maisha yang datang menghampiri Markus membawa minuman dalam tangannya.

" Markus belum menikah, siapa saja bisa mengejarnya...dan dia berhak menentukan siapa yang akan dia sukai, jangan karena kalian sudah bertunangan...kau menganggap Markus adalah milikmu seorang?!" kata Maisha membalas perkataan Angela dengan berani.

" He...kau dasar tidak tahu malu, aku dan Markus akan menikah...kau kira hubungan kami hanya sekedar bertunangan saja? orang tua kami yang mengatur perjodohan kami....aku dan Markus sudah direstui oleh kedua orang tua kami!" kata Angela dengan lantangnya.

Semua siswi yang ada disana mendengar perkataan Angela tersebut, sehingga mereka tanpa sadar menghentikan langkah mereka untuk mendekati Markus.

Sementara Markus sendiri tidak ada minat sama sekali dengan para gadis-gadis tersebut, matanya mencari seseorang diantara para penonton di podium.

Dari semenjak Markus memasuki lapangan, dia tidak ada melihat Sintya.

Dia dari tadi mencoba mencari keberadaan Sintya diantara penonton, karena itu dia tidak fokus bermain tadi.

Dia merasa kecewa pada Sintya, gadis itu mengabaikannya.

Markus menyingkir dari para siswi-siswi yang mulai ribut mendengar kata-kata Angela, dia tidak tertarik sedikitpun dengan apa yang dikatakan Angela.

Mata Markus terus sibuk mencari keberadaan Sintya, dan dia pun melihat Sintya dan Jessi terlihat buru-buru meninggalkan aula olahraga.

Dasar! ternyata kau mau bersembunyi dari ku ya! bisik hati Markus kesal melihat Sintya yang tidak perduli padanya.

Dengan langkah cepat Markus mengejar Sintya yang tengah menarik Jessi keluar dari aula olahraga.

Tidak akan kubiarkan! bisik hati Markus sangat kesal pada Sintya, dia tidak suka diabaikan oleh Sintya.

Tangan Markus akhirnya berhasil menangkap tangan Sintya yang menarik tangan Jessi.

" Markus?" Jessi terkejut melihat Markus ternyata bisa menyusul mereka.

Sekali sentak, Sintya mundur menghantam tubuh Markus.

" Eh..!!" Sintya terkejut merasakan tubuhnya melayang kebelakang dan membentur seseorang.

" Mau lari kemana? hemm...kau mau kabur ya!" kata Markus ditelinga Sintya.

" Markus?!" Sintya semakin terkejut, ternyata Markus mengejar mereka.

" Kenapa kabur?!" tanya Markus tidak senang, dia mencengkram tangan Sintya dengan erat.

" Aku....!"

" Mana air minumku!" kata Markus kesal, dia mengambil air minum yang ada dalam genggaman tangan Sintya yang satu lagi.

" Eh...itu air minumku!" kata Sintya.

Markus tidak mendengarkan Sintya, dia meminum air mineral bekas Sintya tersebut.

" Kau tidak tahu malu, itu air minumku!" teriak Sintya kesal.

" Salah sendiri, kenapa kau tidak bawa air minumku!" kata Markus masih dengan perasaan kesal pada Sintya.

" Kau kan bisa beli sendiri, kenapa mesti aku yang membawakan air minum mu...dan itu banyak yang memberikan air minum pdamu, kenapa kau malah mengejar aku minta air minum padaku?" kata Sintya tidak senang.

" Aku mau yang kau berikan...bukan yang dari mereka!" kata Markus.

" Kau mau aku dihajar sama para fans mu itu?" tanya Sintya marah.

" Siapa yang berani, aku akan menghajar mereka kalau coba-coba menyentuhmu!" kata Markus tajam, dia terlihat serius dengan ucapannya tersebut.

" Ck..!" Sintya merasa tidak senang dengan kata-kata Markus barusan.

Dia berbalik seraya menarik tangan Jessi untuk melanjutkan niat mereka meninggalkan aula olahraga tersebut.

" Eh...,tunggu mau kemana?" Markus menarik tangan sintya.

" Mau pergi!" kata Sintya.

" Tidak, aku masih ada satu babak lagi..ayo masuk lagi!" Markus menarik tangan Sintya untuk masuk lagi kedalam aula.

Markus menggenggam tangan Sintya, membawanya kembali kedalam aula.

Semua mata menatap kearah mereka, semua mata tersebut memandang Sintya bagaikan pisau yang tajam.

Mata mereka menatap tangan Markus yang menggenggam tangan Sintya dengan erat.

Markus membawa Sintya untuk duduk ditempat dia menaruh tasnya.

" Duduk disini, jangan pergi kemanapun...aku tidak akan bisa bermain dengan fokus kalau kau pergi!" kata Markus.

" Baiklah!" kata Sintya dengan nada kesal.

Markus tersenyum senang mendengar perkataan Sintya tersebut walaupun nadanya terdengar sangat kesal padanya.

" Calon istriku ternyata galak juga ya?" bisik Markus tersenyum senang ditelinga Sintya.

" Siapa calon istrimu? jangan sembarangan bicara!" kata Sintya semakin kesal.

" Jangan marah sayang, kau tambah cantik saja kalau marah!" kata Markus menggoda Sintya, lalu mengerlingkan sebelah matanya.

" Hah?!" mata Sintya terbelalak mendengar kata 'sayang' yang diucapkan Markus, dan wajah Sintya memerah melihat kerlingan mata Markus.

Markus semakin senang melihat pipi Sintya yang merona karena godaannya.

Sementara itu Angela dan Maisha terlihat sangat marah karena Markus ternyata lebih memilih Sintya dari pada mereka.

Angela tampak semakin membenci Sintya, dia begitu cemburu melihat Markus sangat perhatian pada Sintya.

Sementara Maisha juga terlihat begitu sangat cemburu, dia mengepalkan tangannya menahan rasa amarahnya yang mau meledak.

Begitu juga para siswi yang lain, mereka hanya bisa bengong melihat Markus begitu perhatian pada Sintya.

Mata mereka begitu tajam memandang pada Sintya tidak senang, mereka benar-benar cemburu pada Sintya.

Terdengar bisik-bisik diantara mereka.

" Dia memang penggoda, kenapa Markus bisa tertarik dengan cewek miskin itu, mengesalkan!"

" Apa sih yang menarik dari dia, aku merasa dia tidak ada spesial-spesialnya juga!"

" Huh, menjengkelkan...aku paling benci cewek sok imut kayak dia!"

Sintya tetap tenang mendengar bisik-bisik para siswi tersebut, dia tidak boleh terpengaruh dengan kecemburuan mereka.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Rosita Amelia

Rosita Amelia

up lagi dong Thor yg banyak🤗🤗semangat thor

2023-04-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!