Setelah Markus memakan habis camilan Sintya, dia kemudian menarik tangan Sintya untuk bangkit berdiri.
" Ayo ke kantin, aku masih lapar " kata Markus menarik Sintya menuruni podium.
Semua mata melihat kearah mereka.
Mata para murid siswi terlihat bagaikan api, mereka sangat cemburu pada Sintya.
Tangan Markus menggenggam tangan Sintya dengan erat membawanya keluar dari aula olahraga.
Maisha yang melihat itu semuanya merasa sangat cemburu sekali, kepalanya bagaikan gunung berapi yang siap akan meledak.
Dia mengepalkan tangannya begitu erat sampai memutih.
Dia sudah lama menaruh rasa suka pada Markus, tapi yang dapat malah si anak baru Sintya.
Sepertinya dia perlu extra lebih lagi untuk mendapatkan Markus, dia akan buat perhitungan pada Sintya si murid baru yang miskin.
" Maisha...sepertinya Markus menyukai si murid baru itu " kata temannya tidak percaya melihat Markus menggandeng tangan Sintya pergi keluar dari aula olahraga.
" Diam!" bentak Maisha kesal, " Si murid baru itu yang menggoda Markus, dasar perempuan miskin...aku akan buat dia menjauh dari Markus!!"
Maisha mendengus dengan penuh amarah.
Sementara itu Sintya yang ditarik Markus menuju kantin berusaha berontak dari pegangan tangan Markus.
" Lepaskan...aku masih kenyang, aku tidak mau makan lagi " Kata Sintya sembari berusaha melepaskan tangannya.
" Temani aku makan " kata Markus tanpa peduli dengan tatapan para siswa-siswi yang melihat dia menyeret Sintya.
Dia membawa Sintya masuk kedalam kantin.
Lalu memesan hamburger dan minuman bersoda.
Membawa Sintya duduk di kursi kantin.
" Kamu kenapa? aku tidak lapar...semua mata melihat aku, kau membuat aku jadi dimusuhi para fans mu!" kata Sintya kesal.
" Siapa yang peduli dengan mereka, aku tidak ada keinginan di gilai para gadis yang bermuka dua seperti mereka " kata Markus cuek.
Dia memberikan satu hamburger pada Sintya.
" Tidak mau, aku masih kenyang " kata Sintya melambaikan tangannya dengan cepat menolak hamburger yang diberikan Markus.
Markus mengambil hamburger tersebut, lalu mengangkat tangannya untuk dilemparkan kedalam tong sampah.
" Eh... tunggu!" Sintya terkejut melihat Markus akan membuang hamburger tersebut kedalam tong sampah.
Dipegangnya tangan Markus yang terangkat memegang hamburger.
" Jangan!"
Markus tersenyum melihat Sintya memegang tangannya.
Dia menurunkan kembali hamburger tersebut keatas meja.
" Baiklah, aku makan " kata Sintya mengalah.
Dia pun memakan hamburger tersebut.
Markus menyodorkan satu botol minuman bersoda pada Sintya.
" Makannya pelan-pelan saja " kata Markus tersenyum.
Markus menepuk pelan kepala Sintya, dia senang Sintya akhirnya mau makan sama dengannya.
Mereka ditatap oleh para murid siswi dengan mata yang penuh dengan kecemburuan.
" Jangan pedulikan mereka " kata Markus menyadari tatapan cemburu para siswi pada Sintya.
" Jangan pedulikan katamu? tapi mereka peduli...kau membuat aku dimusuhi disekolah ini " kata Sintya kesal pada Markus.
" Jadi...apakah aku harus menyenangkan mereka? sementara aku tidak menyukai mereka satu pun!" kata Markus kesal pada Sintya.
Sintya jadi terdiam mendengar perkataan Markus tersebut.
Benar juga! pikir Sintya menyetujui ucapan Markus.
Kalau dia disukai oleh banyak lelaki, tentu saja dia tidak akan jalan dengan banyak lekaki tersebut kan?
" Besok apakah kau bawa bekal lagi? aku mau, bawa juga bekal untuk aku ya!" kata Markus dengan santainya.
Mata Sintya melotot memandang Markus tidak percaya dengan apa yang dikatakan Markus tersebut.
" Tidak mau!" kata Sintya dengan cepat.
" Kenapa?" tanya Markus menghentikan kunyahan nya.
" Memangnya kau siapa aku...seenaknya menyuruh aku bawa bekal untukmu!" kata Sintya kesal.
" Kau kan temanku " kata Markus dengan santainya lalu kembali mengunyah hamburgernya.
" Tidak mau!" Lagi-lagi Sintya menolak.
" Tidak mau ya?" tanya Markus.
" Iya!" jawab Sintya dengan tegas.
" Baik, aku akan menciummu..biar semua orang lihat!" kata Markus bangkit dari duduknya.
" Apa?!" mata Sintya terbelalak terkejut mendengar perkataan Markus tersebut.
Markus berjalan mengitari meja menuju Sintya.
" Tidak!" Sintya spontan berdiri dan mendorong kursinya kebelakang.
" Kau tidak mau bawa bekalku besok kan? jadi kita harus punya hubungan...baru kau mau bawa bekalku kan?"
" Kau gila Markus, berhenti!" teriak Sintya.
" Tidak!" kata Markus.
Dia berdiri tepat didepan Sintya, meraih tangan Sintya.
" Oke..aku akan bawa besok!" kata Sintya akhirnya.
" Bagus, gadis pintar!" kata Markus tersenyum senang, di elusnya kepala Sintya dengan lembut.
" Eh..." Sintya menjauhkan kepalanya dari usapan tangan Markus.
Kenapa dia ini? pikir Sintya semakin takut saja berdekatan dengan Markus.
Mata Maisha yang melihat adegan tersebut sudah merah karena cemburu tingkat tinggi.
Dia kemudian tersenyum sinis, dikepalanya terlintas ide yang bagus untuk mengerjai Sintya.
Dia yakin Markus pasti akan membenci Sintya dan menjauhi gadis miskin tersebut.
Tunggu saja kau! pikirnya dengan penuh dendam.
......................
Besok nya seperti yang dijanjikan Sintya, dia membawa bekal untuk Markus.
Pagi-pagi Sintya sudah bangun untuk memasak, membuat sarapan untuk Tante Diana, dirinya dan bekal untuk dibawa kesekolah.
" Kalau sayur sudah tidak ada lagi dikulkas, nanti malam kita akan pergi berbelanja ke supermarket " kata Tante Diana.
" Baik Tante " jawab Sintya.
" Terimakasih sarapannya, sangat enak " kata Diana memuji masakan Sintya.
" Ini bekal untuk Tante " kata Sintya memberikan satu bontot untuk Diana.
" Oh..oke, terimakasih " kata Diana menerima bekal makan siangnya.
" Ayo kita pergi " kata Diana sambil berjalan ke pintu.
"Ayo "
Sintya memasukkan dua bekal kedalam tasnya.
Lalu mereka pun berangkat.
Diana mengantar Sintya terlebih dahulu kesekolah, setelah itu baru dia berangkat kerja.
Sintya berjalan sendiri dihalaman sekolah.
Para murid sudah banyak yang datang
Sintya menuju kelasnya.
Didalam kelas teman sekelasnya sudah pada banyak juga yang datang.
Sintya menuju mejanya, menggantung tas disamping meja.
Jessi datang menghampirinya, seperti biasa menyapanya.
" Aku dengar Markus meminta padamu untuk membawa bekal ya?" tanya Jessi pelan.
"Aku tidak mau, dia yang memaksa aku untuk membawakan bekalnya " kata Sintya tidak semangat.
" Sepertinya Markus jatuh cinta padamu " bisik Jessi tersenyum menoel tangan Sintya, lalu mengerling menggoda Sintya.
" Tidak, itu tidak mungkin " kata Sintya menggeleng dengan cepat.
Tiba-tiba seorang siswi menyenggol meja Sintya, dia terjatuh ke lantai.
" Kau tidak apa-apa?" tanya Sintya bergegas bangkit untuk menolong siswi tersebut.
" Tidak apa, aku tidak terluka...aku tidak sengaja tersandung " kata siswi itu.
Tas Sintya terjatuh sepertinya akibat terjatuh nya siswi tersebut.
" Maaf aku tidak sengaja menjatuhkan tasmu" kata siswi itu memberikan tas Sintya yang terjatuh.
" Terimakasih " kata Sintya menerima tasnya.
Kemudian siswi itu pergi dari kelas Sintya.
" Siapa dia?" tanya Jessi baru tersadar, dia merasa siswi itu bukan teman satu kelas mereka.
" Bukankah teman sekelas kita?" tanya Sintya sembari menggantungkan kembali tasnya.
" Tidak!" Jessi menggelengkan kepalanya.
Sintya tidak menaruh curiga dengan kejadian tersebut, dia pikir itu kejadian tidak disengaja saja.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments